Anda di halaman 1dari 10

Membaca tidak mengenal usia dan waktu.

Tidak ada istilah berhenti untuk menggali


ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya
adalah membaca, dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti,
orang yang rajin membaca adalah orang pintar.
Buku menjadi solusi memecahkan suatu kebodohan dan membaca adalah kuncinya.
Jadi tepat bila buku adalah jendela dunia membaca adalah kuncinya. Kata-kata bijak itu
sudah turun temurun kita dengar. Memang benar, dengan membaca kita bisa
memperoleh pengetahuan dalam bidang apapun.
Buku merupakan informasi segala kebutuhan yang diperlukan, dimulai dari Iptek, seni
budaya, ekonomi, politik, sosial dan pertahanan keamanan dan lain-lain. Upaya
membaca buku membuka wawasan dunia intelek sehingga dapat mengubah masa
depan serta mencerdaskan akal, pikiran dan iman.
Tanpa membaca buku, tanpa ada buku, dunia akan bodoh, dan buta huruf semakin
banyak. Buku dapat dibaca bila ada kemauan menjadi pintar, buku yang baik dapat
dicetak apabila artikelnya memuat wawasan yang dapat diterima akal sehat pembaca
sebagai penerima informasi.
Buku juga merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya. Uang bisa habis, harta,
kekuasaan bisa lenyap, tapi pengetahuan tidak bisa hilang. Jadi jelas, harga
pengetahuan yang bersumber dari buku sangat bernilai tinggi apabila kita manfaatkan
dengan serius.
Maka, teruslah menjalin persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan kehadiran
buku sebagai jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan. Jadikan keberadaan
sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Tuhan yang mencintai ilmu.
Minat baca
Gemar membaca dan menulis masih belum berkembang dengan sepenuhnya pada
anggota-anggota masyarakat khususnya bagi komunitas pelajar. Kecenderungan
mendapatkan informasi yang lebih instan dan juga melalui percakapan tampaknya
masih lebih kuat daripada melalui bacaan.
Kecenderungan ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa minat baca dan kebiasaan
membaca di kalangan siswa dan mahasiswa relatif masih lemah. Anjuran yang sering
terdengar dari pemerintah dan berbagai kalangan pemimpin masyarakat untuk
meningkatkan minat dan kebiasaan membaca hanyalah sebagai wacana dan tidak
dilakukan secara efektif.
Akibat perkembangan zaman dalam hal teknologi saat ini berpengaruh juga pada minat
membaca generasi muda. Sekarang ini kalangan remaja atau masyarakat lebih tertarik
menonton TV, mendengarkan musik, bermain game dan chating di internet daripada
membaca buku atau koran.
Ini terbukti dari data Human Development Report 2008/2009 yang dikeluarkan UNDP
menyatakan minat membaca Indonesia berada di peringkat 96 dari negara seluruh
dunia. Indonesia sejajar dengan Bharain, Malta dan Suriname. Di Asia Tenggara, hanya
ada dua negara di bawah Indonesia, yaitu Kamboja dan Laos. (Tribunnews.com, Senin
10-05-10).
Ada beberapa teori yang mempengaruhi minat baca. Pertama, sistim pembelajaran di
Indonesia belum membuat para pelajar harus membaca buku (lebih banyak lebih baik),
mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karyakarya ilmiah, filsafat, sastra.

Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang


mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet
walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana
membaca. Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, karaoke, mall dan lain-lain.
Keempat, budaya baca memang belum diwariskan nenek moyang kita, kita terbiasa
mendengar dongeng , kisah, adat istiadat secara verbal yang dikemukakan orang tua,
tokoh masyarakat dan penguasa pada zaman dahulu. Kelima, orang tua disibukan
dengan segala aktivitas dalam mencari nafkah untuk keluarga. Keenam, sarana dalam
memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan masih langka.
(Nyoman : Kata Hati)
Manfaat membaca
Kalau dipikir-pikir sangat luar biasa manfaat membaca dan itu harus ada kemauan kita
untuk melakukannya.Seorang yang cerdas mampu membaca buku dengan
menghadirkan konteks dan lingkungan yang mengelilinginya. Terhadap sebuah tulisan
pembaca perlu hadir, menyerap, menyimpulkan, mengulang, dan juga memperjelas.
Terkadang ada beberapa keinginan seseorang untuk membaca seperti ingin memahami
isi buku, tugas di sekolah ataupun di kampus, hiburan, panduan dan sebagainya. Ada
yang membaca sambil berimajinasi, mengambil intisari, atau yang menarik saja, dan itu
memang sudah karakter seseorang.
Menurut Bobbi DePoter dan Mike Hernacki dalam Quantum Learning membagi empat
macam ragam kecepatan membaca, yakni regular, melihat dengan cepat (skimming),
melihat sekilas (scanning), dan kecepatan tinggi (warp speed).
Ada beberapa manfaat membaca, pertama, mengusir keraguan, kecemasan, dan
kesedihan. Kedua, menebalkan keimanan, karena sesungguhnya bacaan pelajaran
yang paling besar, peringatan yang paling agung, pencegahan kemungkaran yang
paling efesien, dan perintah yang paling bijak.
Ketiga, melemaskan
lidah
dan
menghiasi
diri
dengan
kefasihan
berbicara. Keempat,mengembangkan
wawasan
berfikir
dan
memperbaiki
persepsi. Kelima, mengambil manfaat dari pengalaman orang lain. Keenam, menelaah
berbagai kebudayaan yang menumbuhkan kesadaran akan perannya dalam
kehidupan. Ketujuh, menjaga kalbu dari kekacauan, dan memelihara waktu dari ke siasiaan. (Eilan Rachman dan Sylvina Savitri).
Dengan membaca buku, selain pengetahuan akan semakin bertambah, pribadi akan
semakin kaya, yang kesemuannya jelas akan menurunkan efek negatif anak, yakni
kenakalan.Sedangkan anak yang tidak terbina minat bacanya sejak dini akan
menghadapi peluang yang semakin kecil untuk mengembangkan pengetahuan setinggitingginya.
Jadi jelas, bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan di dunia ini pasti ada
manfaatnya bagi umat manusia. Akan tetapi kita kebanyakan tidak tahu
mengaplikasikannya ke jalan positif akibat beberapa faktor yang ada, yang pasti ada
kemauan maka ada jalan. ( Boy Afrizal : Penulis Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P) Medan )

Buku Jendela Dunia, Membaca Kuncinya


http://waspadamedan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1391:buku-jendela-dunia-membacakuncinya&catid=59:opini&Itemid=215

Membaca Jendela Dunia


13 Desember 2006 | dibaca 2154 kali
Tarakan,- Budaya membaca merupakan persyaratan penting dan
mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara, apabila
kita ingin menjadi Negara yang maju. Karena melalui budaya
baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada
gilirannya dapat meningkatkan mutu kualitas sumberdaya
manusia.
Oleh karena itu, Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim
bekerjasama dengan Kantor Perpustakaan Kota Tarakan
mengadakan Penyuluhan Minat Baca bagi masyarakat Tarakan
khususnya bagi para pelajar dan tenaga pendidik, di Gedung
Serba Guna (13/12) yang di buka langsung oleh Asisten
Administrasi, Drs Achmadin Noor M.Ap yang mewakili Walikota
Tarakan.
Dalam sambutannya, Achmaddin mengatakan dengan membaca
pengetahuan akan bertambah, untuk itu di harapkan agar
peserta penyuluhan dapat mengikuti kegiatan ini dengan
sungguh-sungguh, karena penyuluhan tentang minat baca perlu
disosialisasikan secara berkesinambungan sehingga kegiatan ini
akan
memberikan
outcome
yang
signifikan.
Pemerintah
harus
memberikan
bantuan
dana
guna
meningkatkan dan lebih memperluas kegiatan minat baca
terutama bagi masyarakat kota tarakan, ujar Taufik (Badan
Perpustakaan Prov Kaltim) yang menjadi nara sumber dalam
penyuluhan
tersebut.
Sekolah juga termasuk tempat yang cukup lama dimana anak-

anak berada, sehingga sangat besar perannya dalam pembinaan


minat baca, karena sekolah adalah tempat resmi anak belajar
membaca. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan pihak sekolah
diantaranya yakni lomba minat baca, menerbitkan daftar buku
anak-anak dan melaksanakan program baca mingguan.
Selain sekolah, peran pemerintah sebagai pembina dan
pendorong setiap kegiatan yang terkait dengan minat baca akan
lebih tepat guna dan berhasil guna bila Pemda/Pemkot menjadi
fasilitator.
http://www.tarakankota.go.id/in/Berita_Kota.php?op=tarakan&mid=649

Membaca Adalah Jedela Dunia. Istilah itu mungkin tidak asing lagi
bagi telinga kita. Kita telah sering mendengar istilah tersebut
dimanapun kita berada. Tetapi apakah kita pernah berpikir sejenak di
dalam hati kita apa makna sebenarnya dari istilah itu. Bagi sebagian
orang,membaca merupakan suatu hal yang sangat membosankan
dan banyak membuang waktu. Anggapan itu salah karena dengan
membaca kita bisa mengetahui semua hal yang ada di dunia ini. Oleh
karena itu,membaca dikatakan sebagai jendela dunia. Membaca
membantu kita mengetahui segala pengetahuan maupun informasi
yang tidak dapat kita lihat atau kita dengarkan secara langsung.
Artikel ini berjudul Perpustakaan Mengajak Otakku Berselancar
dengan topik Membangun Masyarakat Cinta Perpustakaan. Judul
ini mengandung makna yang sangat mudah untuk dipahami.
Bayangkan dengan adanya suatu perpustakaan otak kita dapat
berselancar ke dunia ilmu pengetahuan dan informasi yang tidak
dapat kita jangkau sekalipun. Membaca tidak lepas dari istilah
perpustakaan. Hampir semua orang yang ada di dunia ini akan
langsung teringat pada perpustakaan jika mendengar kata membaca.

Membaca merupakan suatu hal yang sangat membosankan dan


dianggap kurang menghibur. Bagaimana tanggapan kita akan hal ini ?
Banyak yang mengetahui bahwa membaca sangat bermanfaat karena
dapat menambah imu pengetahuan,tetapi terkadang rasa bosan dan
malas mengalahkan semangat kita untuk tetap membaca. Membaca
merupakan suatu kegiatan yang harus berlandaskan ketulusan
hati,walaupun kita membaca berjam-jam atau mungkin berhari-hari
tetapi tak berlandaskan ketulusan hati atau dengan kata lain
membaca karena dipaksa akan menghasilkan sesuatu yang sia-sia
saja.
Perpustakaan merupakan suatu sarana baca bagi kita untuk
mengetahui hal-hal yang belum kita ketahui sebelumnya.
Perpustakaan
menyediakan
berbagai
macam
buku-buku
pelajaran,novel,koran, majalah, ataupun media baca lainnya yang
akan mengajak otak kita berselancar ke dunia keilmuwan. Membaca
akan menambah ilmu pengetahuan dan kreativitas kita. Kita pun bisa
mendapatkan layanan internet di dalam perpustakaan,dengan begitu
kita dapat mengetahui segala informasi dan ilmu pengetahuan yang
menunjang mutu atau kualitas hidup kita nantinya sebagai
masyarakat Indonesia yang berintelektual dan bermoral

Buku adalah jendela dunia. Ungkapan tersebut memang benar adanya lantaran dengan membaca buku kita bisa memperoleh berbagai
pengetahuan dari berbagai belahan dunia yang bahkan belum
pernah kita kunjungi. Selain itu, dengan membaca kita juga
mendapatkan penghiburan lantaran ada beberapa buku yang isinya
menceritakan humor atau hal-hal yang menyenangkan hati.
Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin modernnya zaman,
membaca tidak lagi melibatkan buku dengan cara dipegang lalu
ditelusuri satu persatu huruf demi huruf. Membaca saat ini mulai
beralih ke era lebih modern dengan cara melibatkan perangkat
komputer berteknologi canggih. Tak hanya itu, wujud buku yang

semula bisa dipegang karena terdiri dari lembar-lembar kertas


disusun dalam bentuk halaman mulai beralih menjadi bentuk digital
alias e-book yang harus diunduh, diklik untuk membuka
halamannya, bahkan disentuh layar monitornya saat ingin beralih ke
halaman berikutnya. Kita juga tak perlu datang lagi ke toko buku
hanya untuk membeli buku, cukup mentransfer sejumlah uang lalu
membeli e-book kepada perusahaan yang menjualnya.
Kemajuan ini, di satu sisi membawa dampak positif lantaran tak
memerlukan kertas sehingga banyak pohon tak perlu ditebang
untuk dijadikan kertas, namun disisi lain ternyata membawa
dampak serius bagi kedatangan pengunjung di perpustakaanperpustakaan. Hal itu dibenarkan Kepala Kantor Perpustakaan,
Arsip, dan Dokumentasi Pandeglang Bambang Eka Purnomosidi.
Kata dia pengunjung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Pandeglang
pada 2011 mengalami tren penurunan bila dibandingkan tahun
2010.
Tahun 2011 lalu jumlah pengunjung Perpusda selama setahun,
7.818 orang sedangkan tahun sebelumnya yaitu 2010 jumlahnya
8.317 orang, katanya.
Jumlah itu, lanjutnya, menyusut dari tahun-tahun sebelumnya, saat
internet terutama e-book belum menjadi tren. Ia mencontohkan,
pada 2006 jumlah pengunjung Perpusda tembus angka 9.121
orang, bahkan pada 2007 mencapai 9.950 orang. Jumlah
pengunjung mulai menyusut pada 2008 karena hanya 8.418 orang
dan pada 2009 hanya 8.053 orang.
Padahal kami sudah berusaha melengkapi koleksi kami dengan
berbagai buku bagus, terutama buku untuk anak-anak bahkan
skripsi dari tiga perguruan tinggi swasta di Pandeglang, kata
Bambang sambil merinci jumlah koleksi buku di Pandeglang terdiri
dari 8.512 judul dan jumlahnya 26.125 eksemplar.
Buku yang kami miliki ada 10 klasifikasi mulai dari karya umum,
filsafat, agama, ilmu-ilmu sosial, bahasa, kesenian, sastra, geografi,
ilmu terapan, dan ilmu murni, terangnya.
Lalu bagaimana cara Perpusda menghadapi gencarnya serbuan
bacaan digital yang bisa diperoleh di internet? Bambang mengaku,
salah satunya dengan membuat even-even di antaranya festival
buku atau acara lain yang berkaitan dengan buku sehingga minat
masyarakat untuk berkunjung ke Purpusda bisa kembali meningkat.
Siti Masfufah, warga Kampung Ciherang Kelurahan Pandeglang,

Kecamatan Pandeglang yang ditemui di Perpusda mengaku, sudah


dua tahun menjadi anggota perpustakaan. Ia mengaku, dengan
menjadi anggota ia bisa membaca berbagai buku namun tak perlu
mengeluarkan uang untuk membeli buku.
Daftarnya juga gratis jadi menyenangkan lah. Apalagi sekarang
jumlah bukunya banyak katanya.(wie/zee)
http://radarbanten.com/beta/wanita/308-membaca-melalui-jendela-dunia

http://www.anneahira.com/buku-adalah-jendela-dunia.htm

Jika ingin berkeliling dunia, maka bekerja keraslah agar bisa menabung dan berkeliling
dunia dengan uang tabungan Anda. Tetapi jika sudah berusaha keras, tetapi belum juga
bisa menyisihkan uang yang banyak untuk berkeliling dunia, jangan khawatir karena
Anda tetap bisa berkeliling dunia dengan membaca, bukankah buku adalah jendela
dunia?
Benar! Hanya dengan membaca buku. Karena sekarang sudah tersedia banyak sekali
buku-buku yang berisi perjalanan-perjalanan berkeliling dunia yang sudah dilakukan
oleh penulis buku. Selain itu juga sudah banyak buku-buku yang membahas tempattempat di seluruh dunia.
Berkeliling

Dunia

Dengan

Buku

Membaca buku akan menambah pengetahuan Anda tentang apa yang ada di dunia ini.
Misalnya saja jika Anda membaca buku yang berisi tentang Negara Mesir dan
sejarahnya, tentu saja akan menambah pengetahuan Anda tentang Negara Mesir
tersebut.
Anda bisa mengetahui tentang bagaimana pembuatan Pyramid,bangunan apa saja
yang berada di dalam Pyramid, bahkan juga bisa mengetahui nama dari pyramidpyramid tersebut. Semua pengetahuan tersebut bisa diketahui dengan membaca bukubuku tentang Negara Mesir dan Anda tidak perlu harus pergi ke Mesir untuk dapat
mengetahui hal-hal tersebut.
Lain waktu ketika membaca buku tentang Amerika, hal tersebut juga akan menambah
pengetahuan Anda tentang Amerika. Mengetahui sejarah Amerika, kota-kota besar
yang ada di Amerika, ibukota Amerika, presiden-presiden yang pernah memerintah
Amerika, tempat-tempat bersejarah di Amerika, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan Amerika. Sekali lagi Anda tidak perlu pergi ke Amerika untuk mengetahui hal
tersebut.

Ketika ingin mengetahui apa yang ada di dasar laut, Anda juga tidak harus menyelam
ke dasar laut untuk dapat mengetahui apa yang ada di dalamnya. Anda
cukup membaca buku tentang kelautan dan pastilah akan mengetahui apa yang ada di
dalam lautan tersebut. Juga ketika ingin mengetahui isi perut bumi, Anda cukup
membaca buku tentang perut bumi.
Dengan membaca buku, Anda akan mendapat banyak informasi tanpa harus
menanggung resiko untuk mendapatkan informasi tersebut. Bayangkan saja jika Anda
harus pergi ke dalam kawah gunung berapi ketika ingin mendapatkan informasi tentang
aktivitas gunung berapi. Pasti hal tersebut akan mendatangkan resiko yang sangat
besar untuk keselamatan Anda.
Mengikat Ilmu Dengan Buku
Selain menjadi jendela dunia, buku juga menjadi tempat untuk mengabadikan ilmu.
Dengan menuliskannya di atas buku, ilmu yang dimiliki akan tetap abadi walaupun
sudah tidak ada di dunia ini. Sebagai contoh, buku-buku yang ditulis
oleh Einstein masih
bisa
Anda
baca
hingga
sekarang.
Bahkan
buku
tulisan Shakespeare yang sudah meninggal ratusan tahun lalu masih bisa dibaca dan
ilmu yang dituliskan di dalam buku tersebut tetap abadi. Jadi benar bukan jika buku
adalah jendela dunia, dan pengikat ilmu?

Membaca adalah jendela dunia. Melalui aktifitas membaca,beragam hal di dunia yang
dapat kita pelajari atau nikmati. Kita dapat membaca apapun yang kita mau dan kita
suka, kapan pun dan di mana pun.
Salah satunya adalah membaca Al-Quran. Al-Quran merupakan salah satu kitab yang
membacanya bukan hanya membuat kita memperoleh pengetahuan yang tak
terhingga, tapi juga bernilai ibadah bagi seorang Muslim.
Bagi kita yang dikaruniai dua mata yang berfungsi secara normal, kita dapat
melakukannya dengan mudah dan dapat mendapatkannya tanpa kesulitan. Hampir
setiap toko buku di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim ini menjual Al-Quran.

Tapi, bagaimana

dengan

saudara-saudara

kita

yang menderita

tunanetra?Al-

Quran Braille jawabannya!


Al-Quran ini sama dengan Al-Quran pada umumnya. Perbedaannya hanya pada
tulisannya. Al-Quran Brailleditulis dengan huruf hijaiyah dalam versi Braille. AlQuran Braille pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun 1954. Awalnya Al-Quran
jenis ini merupakan sumbangan dari pemerintah Yordania kepada Departemen
SosialIndonesia. Setelah beberapa tahun, Al-Quran Braille semakin berkembang di
Indonesia dan mulai dicetak secara besar-besaran pada tahun 1973 berkat kerjasama
Departemen Agama dan Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis).
Tak berhenti sampai di sana, sebuah lembaga bernama Komunitas Sahabat Mata yang
memiliki perhatian terhadap tunanetra, khususnya mereka yang beragama Islam,
kemudian mengembangkan penggunaan Al-Quran Braille itu. Komunitas yang berbasis
di Semarang dan berdiri pertama kali pada tahun 2008 itu dengan mendirikan pondok
pesantren penghafal (tahfidz) Quran khusus untuk tuna netra. Selain itu, komunitas ini
jugamemiliki program yang dinamai Program Pengembangan Aksesibilitas terhadap
Mushaf Al-Quran bagi Mereka yang Berkebutuhan Khusus, yang bertujuan untuk
memperkenalkan Al-Quran kepada Muslim

penyandang tunanetra.

Salah

satu

metodenya yaitu dengan menggunakan Al-Quran Braille.


Komunitas ini juga mengembangkan Al-Quran versi digital dan Al-Quran versi audio
untuk para tuna netra. Inisiatif ini muncul karena Al-Quran Braille relatif sulit didapat dan
harganya cukup mahal. Apalagi, karena setiap mushaf-nya memiliki ketebalan 100 cm,
maka Al-Quran Braille bobotnya biasanya mencapai 22 kg, berpuluh-puluh kali lipat

dari Al-Quran biasa. Ini tentunya menjadi masalah yang menyulitkan bagi penyandang
tunanetra. Karenanya, dikembangkan lah ide untuk membuat Al-Quran versi digital
dan Al-Quran versi audiobagi tunanetra.
Pada akhirnya, berbagai inovasi yang dikembangkan dalam itu ditujukan untuk
memberikan akses yang lebih mudah bagi Muslim penyandang tunanetra untuk
membaca kitab sucinya. Dengan beberapa inovasi itu, kini mereka bisa membaca,
mengkaji, dan mempelajari kalam Illahi itu kapanpun mereka mau. Sebab, apapun
keadaannya bukanlah hambatan untuk bisa beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah. [Tika/Mizan.com]

http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=news_det&id=301

Anda mungkin juga menyukai