LP Stroke Non Hemoragik
LP Stroke Non Hemoragik
lagi.
b. Berdasarkan Kausal
Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada
pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada
pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil.
Pada
pembuluh
darah
besar
trombotik
terjadi
akibat
adalah 6,7 per 100.000 penduduk, kelompok umur 35-44 tahun adalah
24,4 per 100.000 penduduk dan berturut-turut meningkat. Stroke non
hamemorrhage merupakan kasus yang paling sering ditemukan di ruangan
perawatan syaraf. Lebih dari 50% dari penderita yang masuk di bangsal
lab.
5. Etiologi
Faktor penyebab stroke non haemmorhage ysng tidak dapat diubah
meliputi :
a. Usia
Usia merupakan faktor resiko yang paling penting untuk terjadinya
serangan stroke non haemmorhage. Begitu kita memasuki usia tua
maka kemungkinan terjadinya serangan stroke ini akan meningkat, hal
ini disebabkan akumulasi plak yang tertimbun dalam pembuluh darah.
Dibadingkan dengan usia 65 tahun , resiko terkena stroke pada usia 75
tahun adalah 5 kali lipat , bahkan pada usia 80 tahun memiliki resiko
lebih besar dibandingkan usia 50 tahun.
b. Ras
Walaupun terdapat penurunan mortalitas dari semua ras dan kelompok
jenis kelamin, akan tetapi mortalitas stroke pada orang Amerika asal
afrika (Black/African Americans) lebih beresiko dari pada orang
berkulit putih.
c. Jenis kelamin
Inseden stroke menunjukkan lebih banyak pria dibandingkan wanita
sebelum menopause (1,3:1) namun setelah menopause keduanya
memiliki resiko sebanding. Bila dibandingkan menurut subtipe stroke
yang terjadi adalah, pria lebih banyak terkena infark serebri dibanding
wanita, demikian juga pada perdarah intra serebral sedangkan wanita
lebih banyak pada perdarahan subarakhnoidal.
d. Keturunan
Riwayat keluarga (family history) dengan penderita stroke diduga
merupakan faktor predisposisi. Studi kohort yang dilakukan oleh Welin
(1987) menunjukan bahwa seorang ibu penderita stroke merupakan
c. Penyakit jantung
Berbagai jenis penyakit jantung mempunyai poyensi untuk menimbulkan
gangguan peredaran darah otak. Faktor resiko ini pada umumnya akan
menimbulkan hambatan aliran darah ke otak karena jantung melepas
gumpalan darah atau jaringan yang telah mati kedalam aliran darah.
d. Obesitas
Obesitas atau berat badan yang berlebihan masih menjadi bahan
perdebatan apakah memang merupakan faktor risiko stroke yang kuat atau
tidak. Berat badan yang terlalu berlebihan menyebabkan adanya tambahan
bebn ektra pada jantung dan pembuluh darah. Hal ini mempermudah
terken serangan diabetes dan penyakit jantung, kedua penyakit ini akan
semakin meningktkan kemungkinan terkena stroke.
e. Merokok
Merokok dapt menimbulkan penyakit jantung dan aterosklerosis. Merokok
dapat membuat darah lebih mudah menggumpal dan membuat pembuluhpembuluh darah lebih mudah menyempit yang akan mengakibatkan stroke
non hemoragik.
f. Alkohol
Alkohol dianggap memberikan pengaruh yang berbahaya bagi peredaran
darah otak. Bahkan ini telah terbukti meningkatkan tekanan darah,
mengganggu metabolisme hidrat arang dan lemak dalam tubuh, dan juga
mengganggu pembekuan darah. Faktor-faktor ini cenderung meningkatkan
kemungkinan terjadinya serangan stroke. Selanjutya adalah risiko
timulnya trombosis yang cukup besar, khususnya pada saat alkohol
diminum dalam jumlah banyak sehingga terjadi gangguan faal tubuh
dengan hilangnya cairan tubuh, dehidrasi dan muntah-muntah.
6. Gejala-gejala Stroke Non Haemmorhage
Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran
darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah
dan lokasi tempat gangguan peredaran darah terjadi, maka gejala-gejala
tersebut adalah:
a. Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna.
Buta mendadak (amaurosis fugaks).
Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan
(disfasia)
sumbatan.
b. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior.
Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih
menonjol.
Gangguan mental.
Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.
Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.
Bisa terjadi kejang-kejang.
c. Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media.
Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih
d.
dibagi
dua
yaitu,
Aphasia
motorik
adalah
kemampuan
membaca
karena
Global alexia.
Agraphia adalah hilangnya kemampuan menulis akibat adanya
kerusakan otak.
Acalculia adalah
hilangnya
kemampuan
berhitung
dan
melaksanakan
bermacam
perintah
yang
bicara.
Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada
trauma capitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi
sejumlah kemampuan.
7. Patofisiologi (pathway terlampir)
Trombus dan embolus pada pembuluh darah otak mengakibatkan
aliran darah ke otak berkurang atau terhenti sama sekali kedaerah distal
otak yang mengalami trombus dan emboli sehingga otak kekurangan
sumberkalori berupa glukosa dan mineral lain serta oksigen. Iskemia
terjadi kertika aliran darah menurun kurang dari 25ml per 100 g/menit.
Akibatnya neuron tidak bisa mempertahankan metabolisme (respirasi)
aerobnya. Mitokondria berubah menjadi respirasi anaerob sehingga
menghasilkan asam laktat dan perubahan pH. Perubahan bentuk
metabolisme ini juga mengakibatkan penurunan jumlah neuron dalam
memproduksi adenosin triphospate (ATP) yang akan dijadikan sumber
energi dalam aktivitas sel neuron berupa proses depolarisasi. Penurunan
aliran darah serebral menyebabkan daerah penumbra dan berkembng
menjadi daerah infark. Daerah penumbra yaitu daerah otak yang iskemik
dan terdapat pada daerah sekitar yang mengelilingi daerah infark. Jika hal
ini berlanjut akan mengakibatkan bertambahnya kerusakan pada selaput
sel. Akibat yang timbul adalah kalsium dan glutamat yang banyak
terbuang, terjadi vasokontriksu dan menghasilkan radikal bebas. Proses ini
memperbesar daerah infar pada penumbra dan memperberat gangguan
neurologis terutama stroke iskemik. Hal ini akan mengakibatkan edema
otak sehingga tekanan dan iskemia menyebabkan gangguan sistem saraf .
8. Diagnosis Stroke Non Hemoragikindakan penyelamatan.
Diagnosis didasarkan atas hasil:
Penemuan Klinis
Anamnesis
(CT-Scan),
sangat
infark,
perdarahan
otak,
baik
perdarahan
kimia
darah,
gas,
elektrolit,
Doppler,
Elektrokardiografi (EKG).
10. Komplikasi
Bahu yang kaku
Penumonia (radang paru)
Trombosis vena profundus dan emboli pulmoner
Dekubitus
Kejang (konvulsi)
Problem kejiwaan
11. Terapi Stroke Non Haemmorhage
Adapun jenis terapi stroke non haemmorhage yang dapat dilakukan adalah
:
a. Terapi pendukung
Bila didapatkan peninggian tekanan darah maka harus diturunkan dan
diobservasi. Tekanan darag tidak boleh diturunkan lebih dari 20% dan
dipertimbangkan pemberian heparin untuk mencegah resiko terjadinya
terjadi
bersamaan
juga
mempengaruhi
prognosis.
Secara
15%
memerlukan
perawatan
institusional.
Di
Indonesia,
gordon.
Identitas :
Nama :
Umur :
Alamat:
Pekerjaan :
No. Reg :
Tgl. MRS :
Tgl. Pengkajian :
Dx Medis :
Riwayat kesehatan :
Keluahan utama :
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat pembedahan :
Riwayat kesehatan keluarga :
terhadap
kesehatan,kemampuan
arti
kesehatan,dan
menyusun
penatalaksanaan
tujuan,pengetahuan
tentang
praktek kesehatan,
2. Pola nutrisi dan metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit
Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan
jumlah
zat
gizi,
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan
jumlah
zat
gizi,
pemeriksaan
mamae
sendiri,
riwayat
penyakit
hub
sex,pemeriksaan genital.
10. Pola koping terhadap stress dan adaptasi
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan
system
pendukung.
Penggunaan
obat
untuk
benda
yang
lain).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologi
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada stroke non
hemoragik yaitu :
Diagnosa
Evaluasi
berhubungan
dengan
sistem
perubahan
saraf
pusat
diberikan
O : Observasi TTV, peningkatan kemampuan
berbicara, penggunaan isyarat.
A : Kaji masalah yang masih muncul dan masalah
bicara, pelo.
Kerusakan
kulit
dengan
gangguan
misalnya