Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM ORTHODONSI

ILMU STOMATOGNATIK
BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI
KELOMPOK II

ASISTEN

PRAKTIKAN
J11113031 Musniati Musawir

: 1. EDWARD KEFAS, SKG


2. A. ADHIYAT TAKDIR , SKG
3. SERLITA WAHYU UTAM I, SKG
:
J11113317 Nur Zakinah

J11113032 Muhasbir

J11113033 Insiyah Huriyah Akbar

J11113302 Grace Aprilia Cahyadi

J11113034 Fadel Muhammad

J11113304 Bismi Magfirah Haris

J11113022 Nurmiati

J11113030 Jennifer Tjokro

J11113305 Zulfikar Rifqi Mailili

J11113043 Ridha Rachmadana Idris

J11113306 Gabryela

J11113044 Sustia Sri Rizki

J11113021 Hasmawati

J11113035 A.Fadlia Annisa Sri S

J11113519 Visty Alifa Fahsa

ILMU TEKNIK LABORATORIUM ORTHODONSI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
akhir praktikum pada blok Ortodontik dengan judul Biomekanika Pergerakan Gigi
di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada asisten pendamping kelompok : Edward Kefas, S.KG., Andi Adhiyat Takdir,
S.KG., dan Serlita Wahyu Utami, S.KG, yang telah mendampingi kami dalam
penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Begitu juga dengan teman kelompok 2 yang sudah bekerja sama dan turut andil
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan masyarakat.

Makassar, April 2015


Penulis

DAFTAR ISI
LABORATORIUM ORTHODONSI......................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1

LATAR BELAKANG..........................................................................4

1.2

RUMUSAN MASALAH......................................................................5

1.3

TUJUAN.......................................................................................... 5

1.4

MANFAAT....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 6
2.1

BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI................................................6

2.2

PRINSIP MEKANIK PERGERAKAN GIGI...........................................6

2.3

PROSES BIOLOGIS TERHADAP PERGERAKAN GIGI.......................12

BAB III SIMPULAN...................................................................................... 27


PERTANYAAN dan JAWABAN........................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 33

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alat ortodontik merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperbaiki
posisi gigi yang menyimpang dari posisi normalnya dengan memberikan
suatu kekuatan mekanik ke jaringan periodontal. Kemampuan jaringan
periodontal untuk mengadakan remodelling merupakan dasar dari perawatan
ortodontik aktif. Prinsipnya adalah bahwa aktivitas sel yang melakukan
remodelling akan menyebabkan gigi berpindah tempat, sedangkan kekuatan
mekanik adalah rangsangan yang mengaktifkan aktivitas sel di dalam jaringan
peridotium. Kekuatan tersebut mengakibatkan terjadinya pergerakan pada
gigi sesuai dengan arah yang diinginkan. Pergerakan gigi secara orth odontik
merupakan hasil dari reaksi biologis terhadap tekanan biomekanik yang
dihasilkan oleh tekanan alat ortodontik pada Periodontal Ligament (PDL)
dan tulang alveolar.
Respon awal dari pemberian kekuatan secara ortodontik pada sisi yang
berlawanan yaitu berawal dari tekanan dan tarikan. Tekanan dan tarikan
tersebut timbul dari pemakaian piranti alat ortodontik cekat maupun lepasan
seperti kawat, braket, elastik, dan lain-lain. Tekanan yang diberikan pada gigi
geligi akan menimbulkan suatu respon biologis yang cukup kompleks pada
gigi geligi dan jaringan pendukungnya. Tekanan yang diberikan pada gigi
geligi mengakibatkan adanya suatu area yang tertekan dan area yang tertarik.
Area yang diberi tekanan, akan mengakibatkan resorbsinya tulang alveolar
sedangkan area yang tertarik akan mengakibatkan tulang alveolar mengalami
aposisi. Tekanan gigi yang diberikan harus optimal agar dapat memberikan
hasil pergerakan yang maksimal tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan
gigi dan jaringan pendukungnya. Jika tekanan yang diberikan tidak optimal
maka akan menimbulkan berbagai reaksi yang berakibat fatal pada jaringan
pendukung gigi. 1,2,3
Berdasarkan penjelasan di atas, pergerakan gigi pada penggunaan alat
ortodontik memiliki proses yang kompleks.

sehingga dibutuhkan suatu

pemahaman yang mendalam terkait dengan konsep biomekanika pergerakan


gigi. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah yang akan membahas

tentang pergerakan gigi pada penggunaan alat ortodontik, dengan judul


BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang dikaji dalam makalah ini dibatasi pada hal-hal berikut ini.
1. Apa yang dimaksud dengan biomekanika pada pergerakan gigi ?
2. Bagaimana prinsip mekanika pergerakan gigi ?
3. Bagaiman proses biologis terhadap pergerakan gigi secara ortodontik ?
1.3 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Definisi dari biomekanika pada pergerakan gigi.
2. Prinsip Mekanika pergerakan gigi.
3. Proses biologis terhadap pergerakan gigi secara ortodontik.
1.4 MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pembaca,

khusunya

mahasiswa Kedokteran

Gigi dalam menambah

pengetahuan dan pemahaman tentang konsep biomekanika pergerakan gigi


dalam ilmu Ortodontik.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI
Biomekanika merujuk pada ilmu pengetahuan tentang suatu ilmu
mekanika yang memiliki hubungan terhadap proses biologis. Biomekanika
juga diartikan sebagai suatu studi dan analisis pada fungsi mekanis pada
makhluk hidup dan pengaruhnya terhadap gaya pada bentuk dan gerakan pada
makhluk hidup. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, biomekanika ortodontik
5

merupakan suatu ilmu yang mempelajari efek biologis jaringan pendukung


gigi akibat dari perawatan ortodontik secara mekanik dan beberapa macam
hal yang berhubungan dengan kekuatan mekanik. 1,4
2.2 PRINSIP MEKANIK PERGERAKAN GIGI
2.2.1 Istilah Istilah dalam Pergerakan Gigi
a. Force of movement.
Force merupakan suatu gaya yang diberikan pada gigi
sehingga menyebabkan gigi berpindah dari posisi awal ke posisi
yang diinginkan. Dalam ilmu Ortodontik, force dinyatakan dalam
betuk gram, ons, atau newton. Force erdiri atas adanya line of
action, direction, magnitude, dan point of application.5

Gambar
Pada gambar 1.1
pada

gigi

1.1 Force of Movement 6


The point of application
ditujukan pada area

yang ditunjuk oleh arah panah pada gambar di atas. The point of
application tersebut menunjukkan posisi bracket pada gigi di alat
ortodonti cekat. 6
b. Centre of resistance.
Centre of resistance merupakan suatu titik pada area akar gigi
yang mempunyai ketahanan yang paling besar terhadap kekuatan
ortodontik. Centre of resistance ini merupakan pusat keseimbangan
pada gigi ketika akan dilakukan pergerakan oleh alat ortodontik.1,6
Centre of resistance pada masing masing berbeda. Pada gigi
dengan satu akar, terletak pada 1/3 dan akar, lebih ke apikal dari
crest alveolar sedangkan pada gigi dengan banyak akar pusat
resistensi berada diantara akar-akarnya, 1-2 mm lebih ke apikal
dari furkasi. Ada dua faktor yang dapat mengubah posisi pusat
resistensi, yaitu panjang akar dan tinggi tulang alveolar. Lebih

panjang akar, pusat resistensi terletak lebih ke apikal. Jika alveolar


crest lebih tinggi, pusat resistensi terletak lebih ke korona.7

Gambar 1.2
Centre

Resistance 6

Of

c. Centre of rotation
Centre of rotation merupakan pusat dimana gigi akan berotasi,
menentukan bentuk awal dan posisi akhirnya. Pusat rotasi ini
berubah-ubah sesuai dengan tipe pergerakan gigi. Pusat tersebut
dapat terletak pada berbagai posisi, baik di gigi maupun tidak. Pada
kasus controlled crown tipping, pusat rotasi berada pada apeks akar.7

2.2.2

Gambar 1.3 Centre Of Rotation6


Jenis Jenis Pergerakan pada Gigi
a. Gerakan Tipping
Tekanan yang diberikan pada satu titik pada mahkota gigi
akan menyebabkan gigi miring menjauhi tekanan. Centre of
resistance akan tergantung pada titik yang tepat dimana tekanan
diberikan, menjadi lebih dekat ke insisal atau oklusal mahkota.
Christiansen dan Burstone (1969) telah menunjukkan bahwa
tekanan yang diberikan tidak telah memengaruhi posisi pada centre
of rotation. Stephens (1979) menyatakan bahwa gigi dengan akar
tunggal, memiliki pusat rotasi yang paling sering terletak di
sepertiga tengah akar . 8

Gamb
ar 1.3 Tipping
Karena pergerakan tipping dapat diperoleh dengan mudah,
tekanan yang diperlukan umumnya agak kurang dari beberapa
pergerekan lainnya. Crab dan Wilson (1972) menemukan bahwa
tekanan 0.3 N , 0.4 N dan 0.5 N akan menghasilkan pergerakan
tipping yang memuaskan pada gigi-gigi kaninus atas permanen.8
b. Gerakan Rotasi
Rotasi gigi dalam soketnya membutuhkan penerapan force
couple (tekanan ganda). Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan tekanan ke satu titik di mahkota gigi atau dengan
memberikan tekanan yang berlawanan terhadap area yang berbeda
pada gigi.8

Rotasi 8,9

Gambar 1.4

Pergerakan rotasi biasanya tidak memerlukan tekanan yang


lebih besar dibandingkan dengan pergerakan tipping, tetapi ada
kecenderungan lebih besar pergerakan rotasi untuk relaps. Hal ini
disebabkan oleh meskipun serabut yang melekatkan gigi ke tulang
akan dengan cepat terstruktur selama dan setelah pergerakan gigi,
serabut-serabut yang menghubungkan gigi dengan jaringan gingiva
akan tetap utuh untuk waktu yang lama. 8
c. Gerakan Bodily

Istilah pergerakan Bodily ini diartikan sebagai pergerakan


translasi yang menyeluruh pada gigi ke posisinya yang baru,
dengan semua bagian gigi bergerak dengan jumlah yang sama.
Tekanan hanya dapat diberikan secara langsung ke mahkota
gigi oleh karena itu, tekanan harus diberikan pada mahkota yang
lebih lebar, dan kemiringan disetiap pergerakan itu harus dibatasi,
jika inigin memperoleh pergerakan bodily.8

Gambar 1.5 Bodilly 9


d. Gerakan Torque
Istilah Torque

dalam

ilmu

ortodontik

diartikan sebagai pergerakan diferensial dari salah satu bagian gigi,


dengan penahan secara fisik setiap pergerakan dari bagian yang
lain. Hal ini umumnya disebut sebagai root torque atau apical
torque, ketika pergerakan akar yang diinginkan, dengan sedikit
pergerakan pada mahkota. Dalam hal ini pergerakan torque
dianggap berlawan dengan pergerakan tipping, di mana mahkota
digerakkan, dengan sedikit pergerakan dari akar. 8

Torque 6

Gambar 1.6.

Tekanan umum yang diberikan di atas area mahkota bukan


pada titik tunggal sehingga memberikan kontrol yang lebih besar
terhadap pergerakan. Jenis pergerakan ini menimbulkan terjadinya
resorbsi apikal yang lebih besar, bila dibandingkan dengan jenis
pergerakan lain, tekanan yang diberikan harus dikendalikan dengan
baik, dan tekanan yang dibutuhkan tidak boleh sama besar seperti
tekanan untuk pergerakan bodily, meskipun lebih besar daripada
pergerakan tipping karena ada kebutuhan untuk menerapkan
tekanan yang berlawanan untuk membatasi pergerakan dari
mahkota. Reitan (1964) melaporkan bahwa tekanan sekitar 0,5 N
menghasilkan pergerakan torque yang baik dari gigi-gigi premolar
pertama atas.8
e. Gerakan Vertikal
Gerakan vertikal pada dasarnya merupakan gerakan bodily,
tetapi dianggap secara terpisah karena mereka lebih mudah untuk
menghasilkan dan melibatkan berbagai jenis tekanan pada struktur
jaringan pendukung.8

Gambar 1.7 Extrusi

dan
Intrusi

Intrusi
merupakan

perpindahan axial pada gigi sepanjang long axis yang mengarah ke


apex akar. Intrusi

gigi dari soketnya dapat dicapai tanpa

banyaknya resorbsi tulang yang terjadi, deposisi tulang dibutuhkan


untuk membentuk kembali mekanisme pendukung gigi. Secara
umum, tegangan diinduksi pada seluruh struktur pendukung,
dibandingkan tekanan. 4,8
Extrusi merupakan perpindahan axial pada gigi sepanjang long
axis gigi yang mengarah ke area coronal. Extrusi gigi
menyebabkan resorbsi tulang, terutama disekitar apeks gigi. Gaya

10

yang dibutuhkan untuk mengintrusi sangat sedikit sekitar 10-20


gm. Dalam pergerakan ini, seluruh struktur jaringan pendukung
berada di bawah tekanan, dan hampir tidak ada area tegangan.4,8

2.3 PROSES BIOLOGIS TERHADAP PERGERAKAN GIGI


Pergerakan pada gigi tidak sesederhana yang diamati. Pergerakan yang
terjadi pada gigi dapat diakibatkan oleh adanya trauma, kondisi patologis, atau
pergerakan gigi akibat adanya pencabutan pada salah satu gigi dalam
lengkung rahang. Secara luas, pergerakan gigi dapat diklasifikasikan menjadi
3 tipe, yaitu :
a. Fisiologis
b. Patologis
c. Ortodontik
Istilah pergerakan gigi secara fisiologis biasanya ditandai dengan adanya
tipping pada gigi di dalam soketnya dan perubahan posisi gigi yang terjadi
pada anak - anak setelah giginya erupsi. Perubahan kecil pada posisi gigi yang
dapat diamati adalah pada saat pertumbuhan seseorang yang biasanya disebut
sebagai migrasi. Hal ini, secara umum dihubungkan dengan rusaknya jaringan
periodontal atau perubahan tingkat gaya pada lengkung rahang.6
2.3.1 Teori Pergerakan Gigi
Ada berbagai teori pergerakan gigi, secara umum dapat dibagi :
(a) Pressure Tension Theory
Schwartz mengusulkan teori ini pada tahun 1932. Menurutnya,
ketika gigi diberikan tekanan ortodontik, maka tekanan tersebut
akan menghasilkan area dari tekanan dan tegangan. Dimana pada
area tekanan menunjukkan adanya resorbsi tulang alveolar.
Sedangkan, area tegangan menunjukkan adanya aposisi tulang.7
Jaringan periodontal pada arah pergerakan gigi akan
memperoleh tekanan hampir 1/3 ketebalan aslinya. Peningkatan
vaskularisasi pada

pada ligamentum periodontal pada sisi ini,

dapat diamati dengan meningkatnya suplai kapiler darah.


Meningkatnya suplai darah ini membantu mobilisasi sel seperti
fibroblas dan osteoclas. Osteoclass merupakan sel yang berperan
dalam meresorbsi tulang sepanjang dinding soket pada area yang
tertekan. Osteoclast ini berada di dalam bagian yang dangkal pada

11

tulang dan disebut sebagai Howships Lacunae. Osteoclas yang


berada di dalam Howships Lacunae akan mulai meresorbsi tulang
ketika adanya gaya yang diberikan pada gigi. Pada area yang
tertekan, ketika gaya yang diberikan pada gigi merupakan gaya
yang ringan, maka sel-sel multinucleate (berinti) akan meresorbsi
tulang secara langsung. Akan tetapi jika gaya yang diberikan besar
dan melampaui tekanan pembuluh darah kapiler, maka akan terjadi
kematian pulpa dan terbetuknya area cell-free. Keadaan ini disebut
sebagai hyalinisasi.
Perubahan area yang megalami tegangan, akan mengalami
peregangan. Sehingga, jarak antara processus alveolar dengan gigi
akan mengalami pelebaran. Tingginya

vaskularisasi pada area

tegangan sama halnya dengan area tekanan. Meningkatnya


vaskularisasi menyebabkan mobilisasi sel sel yaitu fibroblas dan
osteoblast pada area tersebut. 7,11

Gambar 1.8 Pressure Tension Theory 6

12

(b) Blood Flow Theory Fluid atau Dynamic Theory


Teori ini disebut juga sebagai teori peredaran darah yang
diperkenalkan oleh Bien. Menurut teori ini, pergerakan gigi terjadi
sebagai hasil dari perubahan pada cairan dinamis di ligamen
periodontal. Ligamen periodontal memiliki ruang periodontal yang
terbatas antara dua jaringan keras yaitu gigi dan soket alveolar.
Ruang periodontal mengandung suatu cairan yang terbuat dari
cairan intersisial, elemen sel, pembuluh darah dan substansi dasar
yang melekat sebagai tambahan terhadap serat periodontal.
Karenanya, kandungan ligamen periodontal membentuk kondisi
hidrodinamik unik yang menyerupai mekanisme hydraulic.6

Gambar 1.9 Blood

Flow
Theory

Fluid 6
Ketika
gaya

yang

diberikan pada durasi singkat seperti pada saat mengunyah, cairan


di ruang periodontal keluar melalui pembuluh darah yang sangat
kecil. Dan ketika gayanya dihilangkan, maka cairan akan kembali
terisi dengan cara difusi dari dinding kapiler dan bersirkulasi ulang
dengan cairan intersisial. Namun ketika gaya yang diberikan lebih
besar dengan durasi yang lebih lama, seperti pada saat pergerakan

13

gigi selama perawatan ortodonti, cairan intersisial pada ruang


periodontal dikeluarkan dan berpindah ke apeks dan margin
servikal sehingga menghasilkan penurunan tingkat pergerakan gigi.
Hal ini disebut sebagai squeeze film effect.
Ketika gaya ortodontik diberikan, maka akan menghasilkan
tekanan pada ligamen periodontal. Pembuluh darah pada ligamen
periodontal terjebak diantara serat utama dan hal ini membuat
keadaan pembuluh darah stenosis (penyempitan). Pembuluh darah
yang berada di atas pembuluh yang stenosis kemudian membesar
dan membentuk aneurysm. Aneurysm ini merupakan dinding
fleksibel yang berisi cairan.
Pembentukan

aneurysm

dan

terjadinya

stenosis

pada

pembuluh darah menyebabkan gas darah keluar ke cairan


intersisial, dengan demikian membentuk lingkungan lokal yang
baik untuk resorbsi.6
(c) Bone Bending / Piezoelectric/ Biolectric Theory
Bone bending pada tulang alveolar merupakan hal yang
penting dalam pergerakan gigi secara ortodonti, hal ini pertamakali
dikemukakan oleh Farrar (1988). Ketika alat ortodonti diaktivasi,
gaya yang diberikan pada gigi disalurkan ke semua jaringan di
sekelilingnya

sehingga

gigi

akan

bergerak

lebih

besar

dibandingkan dengan lebar PDL yang menyebabkan terjadinya


defleksi pada tulang alveolar. Defleksi pada tulang juga memicu
keluarnya

potensial elektrik pada permukaan tulang atau

piezoelectric yang sering ditemukan pada material kristalin.


Deformasi atau perubahan bentuk struktur kristal
menghasilkan arus listrik seperti elektron yang berpindah dari
molekul kristal yang satu ke molekul kristal yang lain. Bila struktur
kristal mengalami deformasi, elektron bermigrasi sehingga terjadi
aliran listrik. Jika terdapat tekanan maka struktur kristal masih
stabil dan tidak tejadi perpindahan elektron, namun jika tekanan

14

dilepaskan, kristal akan kembali ke bentuk semula dan aliran


elektron akan terjadi pada arah yang berlawanan.
Sumber srtuktur kristal tidak hanya pada mineral tulang, tapi
terdapat juga pada kolagen, hidroksi apatit, batas antara kolagen
hidroksiapatit dan mukopolisakarida pada substansi dasar. Pada
saat gigi diberi tekanan, tulang alveolar di sekitarnya akan
mengalami tekukan. Area yang cekung diasosiasikan dengan arus
negatif dan menyebabkan deposisi tulang sedangkan area yang
cembung diasosiasikan dengan arus positif dan menyebabkan
resorbsi tulang. 2

Gambar 2.1 Area

cekung dan cembung

yang dihasilkan dari pembegkokan tulang.6


2.3.2

Fase Pergerakan Gigi 7


Burstone membangi fase-fase pergerakan gigi menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Initial Phase
Selama fase ini, pergereakan gigi terjadi pada jarakyang pendek
yang kemudian berhenti. Pergerakan ini mengakibatkan pergerakan
gigi

di

dalam

membran

periodontal

dan

memungkinkan

membelokkan tulang alveolar pada satu jarak yang luas. Baik gaya
yang ringan dan gaya berat dapat memindahkan gigi pada taraf
yang sama. Pergerakan gigi pada fase inisial antara 0,4 - 0,9 mm
dan biasanya terjadi pada waktu 1 minggu.
b. Lag Phase
Selama fase ini, tidak ada pergerakan gigi, jika ada hanya dalam
jarak yang kecil. Fase ini dikarakteristikkan dengan pembentukan
jaringan hyalin dalam ligamen periodontal yang akan diresorbsi
sebelum pergerakan gigi yang lebih lanjut.

15

Durasi pada fase ini tergantung pada tekanan yang diberikan


untuk menggereakkan gigi. Jika gayanya ringan, maka are
hyalinisasinya kecil dan terjadi resorbsi frontal. Jika gayanya besar,
maka area hyalinisasinya juga besar dan resorbsi undermining
terjadi. Lama periode fase Lag bergantung pada pengeliminasian
jaringan hyalin. Fase ini biasanya terjadi 2-3 minggu tapi bisa
mencapai 10 minggu. Durasi fase ini bergantung pada faktor
densitas tulang, umur pasien, dan luas jaringan hyalin.
c. Post Lag Phase
Setelah fase Lag, pergerakan gigi terjadi dengan cepat karena
area hyalin tidak ada atau telah dihilangkan dan tulang mulai
mengalami resorbsi. Selama fase ini osteoklas ditemukan pada area
permukaan yang besar hasil dari resorbsi langsung permukaan
2.3.3

tulang yang menghadap ke ligamen periodontal.


Gaya / Tekanan Pada Pergerakan Gigi
Oppenheim dan Schwartz menyatakan bahwa ortodontik optimum
hendaknya selaras dengan tekanan pembuluh darah kapiler yaitu 20-26
gram/ cm2. Sedangkan, Nikolai mengatakan bahwa tekanan pembuluh
kapiler ini sekitar 25-35 gr/cm2. 10
1. Countinus Force
Countinus Force merupakan tekanan yang diperthankan
sehingga tidak menurun menjadi nol selama interval kunjungan
pasien. Countinus Force akan menurun secara perlahan, tapi tidak
pernah berkurang ke nol dalam dua periode aktivasi, dengan
dengan

demikian,

pergerakan

gigi

akan

tercontrol

Misalnya, gaya yang diberikan oleh nikel titanium (NiTi). 5,10

Gambar
Countinus Force 6

16

2.2

Tekanan ini terdapat pada alat ortodontik cekat dan dalam


mengaktifkannya harus dijaga agar tetap pada tekanan yang ringan.
Countinus Force yang ringan akan memberikan pergerakan yang
ideal sehingga menghasilkan frontal resorption. 10,6
2. Intermitten Force
Intermitten Force merupakan tekanan yang dihasilkan dari
alat ortodontik lepasan dimana tekanan yang diberikan pada gigi
akan menjadi nol bila pasien tidak memakai alat ortodontik
tersebut. Namun, Ketika pasien menggunakannya kembali ke
dalam mulutnya, maka kekuatan tersebut berlanjut lagi dari level
sebelumnya, berkurang perlahan-lahan. 6,10

Gambar

2.3

Force 6
Interrupted

Intermittent
3.

Force
Interrupted Force merupakan tekanan berkala yang
menunjukkan tekanan yang mempunyai pola siklus selama
waktu interval kunjungan. Jika gaya awal relative ringan, gigi
akan bergerak sedikit dengan resorbsi frontal, dan kemudian
akan tetap dalam posisi itu sampai alat diaktivasi kembali.
Setelah aplikasi gaya interrupted, sekitar jaringan mengalami
proses perbaikan

sampai aktivasi selanjutnya dilakukan.

Contoh terbaik dari elemen aktif gaya interrupted adalah


ekspansi sekrup.5,10

17

Gambar 2.4 Interrupted Force 6


2.3.4

Gaya / Tekanan Optimum pada Pergerakan Gigi


Tekanan yang diberikan pada setiap pergerakan gigi berbeda
karena tekanan yang dibutuhkan setiap pergerakan gigi juga berbeda.
Hal ini terjadi karena gaya yang diaplikasikan pada mahkota gigi
didistribusikan pada jaringan pendukung. Tekanan yang diberikan akan
mempengaruhi distribusi dari tekanan, distorsi dari ligamen periodontal
dan deformasi tulang. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang sangat
penting karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi respon remodeling
secara langsung.12

2.3.5

Jenis-jenis Pergerakan
Gaya (gm)
Tipping
35 60
Bodily
70 120
Rotation
35 60
Extrusion
35 60
Intrusion
10 - 20
Tabel 1. Gaya / Tekanan Optimum pada pergerakan gigi 13
Remodelling Tulang
HUKUM WOLF :
Tulang sewaktu-waktu membentuk dan merubah dirinya oleh
karena

tekanan,

bertambah

atau

berkurang

massanya

untuk

mengimbangi tekanan tersebut.1


Bila kekuatan dikenakan pada gigi, maka akan timbul area yang
tertekan dan area yang tertarik. Area yang tertekan tulang diresorbsi;
area yang tertarik tulang akan diaposisi.

Area yang tertekan akan

terjadi sesuai dengan arah kekuatan yang dikenakan, kekuatan akan


menekan gigi ke dinding tulang alveolus dan membrana periodontalis

18

akan terjepit diantara gigi dan dinding alveolus, dalam waktu singkat
akan terjadi resorbsi tulang di area itu. Area yang berlawanan, gigi akan
menjauhi dinding alveolus. Melebarnya ruang membrana periodontalis
akan menimbulkan tarikan di area itu dan terjadi aposisi tulang. 1
Proses remodeling tulang dirangsang oleh pemberian kekuatan
pada gigi, menyebabkan gigi bergerak dan integritas tulang alveolus
tetap terpelihara. Proses remodeling dilakukan oleh osteocyti,
1. Osteoclast
2. Ostoblast
Sel-sel tersebut umumnya berasal dari dalam membrana
periodontalis, ada yang mengatakan bahwa sel-sel tersebut berasal dari
pembuluh darah. Mekanisme permulaan tentunya harus ada rangsangan
yang mampu merangsang osteoblast dan osteoclast menjadi aktif.
Untuk aktivitasnya diperlukan banyak energi, sehingga dalam selnya
banyak mengandung mitochondria. Dengan demikian dibutuhkan
sistem vaskularisasi yang cukup dan sumber sel yang potensial dan
dapat diaktifkan dengan cepat. 1
Membrana periodontalis terletak diantara gigi dan tulang alveolus.
Tekanan yang mengenai gigi akan menjepit membrana periodontalis.
Tekanan yang kuat akan menyebabkan pembuluh darah tersumbat.
Tersumbatnya pembuluh darah akan menyebabkan tidak aktifnya
komponen sel-sel dalam membrana periodontalis dan mungkin akan
menyebabkan matinya sel-sel tersebut. 1
1. Resorbsi Tulang
Ada dua macam resorbsi :
a. Frontal resorption
Bila pembuluh darah dalam membrana periodontalis tidak
tersumbat, maka resorbsi tulang terjadi langsung pada
b.

permukaan tulang.
Undermining resorption/rear resorption
Bila tekanan yang diberikan terlampau kuat sehingga
menyebabkan pembuluh darah tertutup, catu nutrisi tidak ada,
maka terjadi perubahan ke arah kemunduran jaringan (regresi),
sel-sel dan serabut-serabut periodontium akan menghilang dan
mengalami degenerasi hyalin. Resorbsi tidak terjadi langsung
pada permukaan tulang tetapi mulai dari bone marrow

19

(substantia spongiosa).

Setelah resorbsi sampai pada

permukaan tulang alveolus dan tekanan diterima sudah


berkurang atau berhenti maka invasi pembuluh darah akan
terjadi dan membrana periodontalis akan tumbuh kembali. 1
2. Aposisi Tulang
Ketika pertama kali terjadi pergerakan pada gigi, tulang baru
diaposisikan di area tulang yang tertarik. Tulang baru diaposisikan
pada permukaan tulang alveolus yang berhadapan dengan
membrana periodontalis. Jika bundel-bundel principal fiber besarbesar biasanya matrix dideposisikan sepanjang serabut-serabut
tersebut diikuti dengan pembaentukan lamellae baru. Bila
bundelnya kecil-kecil, lapisan matrix akan dideposisikan lebih
merata sepanjang permukaan
tulang. 1
Sel yang melakukan proses apposisi adalah osteoblast. Sel-sel
ini sangat membutuhkan energi seperti halnya osteoclast pada area
resorbsi, maka dari itu juga sangat dibutuhkan nutrisi darah yang
cukup. 1
Proliferasi dan diferensiasi sel-sel ini terlihat satu atau dua hari
setelah pemberian kekuatan. Pembuluh darah memegang peran
penting dalam pemberian nutrisi dan oksigen serta material lain
yang penting untuk sintesis tulang, disamping itu juga merupakan
sumber osteoblast. 1
Membrana periodontalis terikat kuat ke tulang alveolus,
sehingga tarikan akan merubah struktur kristal tulang. Tulang akan
menjadi cekung, perubahan bentuk tulang semacam itu berlawanan
dengan perubahan yang terjadi pada area yang tertekan. Perubahan
ini dihubungkan dengan muatan listrik negatif yang akan
merangsang pembentukan tulang baru. Seperti pada teori resorbsi,
dasar molekulernya juga belum jelas. Pada saat tulang terbentuk di
permukaan alveolus, permukaan tulang akan bergerak ke arah
bergeraknya gigi. Serabut-serabut dalam membrana periodontalis
akan tertanam dalam tulang baru dan akan menjadi serabut
Sharpeys yang baru. 1

20

2.3.6

Reaksi Sel dan Jaringan Terhadap Pergerakan gigi


1. Efek Gaya pada Ligamen Periodontium14
Pengaplikasian gaya kontinyu pada permukaan

gigi akan

menghasilkan berkembangnya area kompresi dan tekanan dilalam


ligament perioduntium.

Gaya tipping menghasilkan beban

kompresi yang maksimal di puncak alveolar dan apeks akar, pada


sisi berlawanan, diagonal. Gerakan bodily akan terjadi dari beban
kompresi yang merata disepanjang satu sisi ligament periodontium.
Besarnya gaya yang dihantar berperan penting dalam
melakukan respon jaringan. Idealnya, gaya ortodontik tidak
melebihi tekanan kapiler di dalam ligament periodontal. Karena
keadaan ini akan menimbulkan iskemia dan nekrosis jaringan. Gaya
optimal untuk pergerakan gigi juga bergantung pada tipe pergerakan
gigi yang direncanakan dan area permukaan akar gigi yang akan
digerakkan gigi-gigi dengan akar yang lebih kecil membutuhkan
gayalebih sedikit untuk dapat digerakkan dibanding gigi dengan
akar yang besar. Gaya yang dibutuhkan untuk gerakan bodily adalah
dua kali lipat disbanding yang diperlukan untuk tipping karena area
permukaan akar yang dikompresi pada satu sisi juga dua kali lipat
selama gerakkan bodily. Gaya untuk intrusi adalah yang paling
paling ringan karena semua gaya dikonsentrasikan pada area
permukaan berukuran kecil.
Gaya ortodontik ringan yang tidak melebihi tekanan kapiler
akan menghasilkan resorbsi tulang frontal diarea kompresi dan
deposisi pada area tegangan.
Gaya yang melebihi tekanan kapiler akan menimbulkan
nekrosis

steril

pada

area

ligament

periodontium

yang

dipengaruhinya. Proses ini disebut hialinisasi karena area itu tampak


translusen jika dilihat dibawah mikroskop cahaya. Gerakan
ortodontik gigi tertunda dan gigi mulai teresorbsi dari bawah ini
disebut undermining karena respon seluler terjadi dari ruang yang
sempit pada permukaan bawah area nekrosis. 14
2. Respon Seluler Terhadap Gaya Ortodontik
Respon seluler yang terlihat dalam ligamen periodontal
setelah beberapa jam dimulainya gaya ortodontik. Perubahan gen
21

yang terlihat dipicu oleh perubahan pada aliran darah lokal dan /
atau deformasi mekanik sel. Banyak mediator kimia dapat terdeteksi
dalam

jaringan

setelah

diaplikasikannya

gaya

termasuk

prostaglandin E, sitokin dan oksida nitrat. Peran masing-masing


mediator kimia ini masih belum diketahui dengan jelas.
a. Osteoklas, berasal dari sel monosit-hematopoietik, muncul
dipermukaan tulang alveolar yang berdekatan dengan area
kompresi, dalam waktusekitar 48 jam setelah pengaplikasian
gaya. Sel-sel ini meresorbsipermukaan tulang alveolar yang
disebut resorbsi frontal sebagai tanda dimulainya pergerakan
gigi. Frontal istilah digunakan untuk menunjukkan bahwa
resorbsi tulang terjadi dari depan akar.
b. Osteoblas diambil dari sel punca ( stem cell ) dalam ligamen
periodontal dan muncul di area tegangan dan deposit matriks
tulang

sekitar 48 jam setelah aplikasi gaya. Oleh karena

resorbsi tulang terjadi lebih cepat dibandingkan deposisi, akan


terlihat ada sedikit pelebaran periodontal selama pergerakan
gigi. Ligamen periodontal juga mengalami remodeling cukup
besar , dengan resorbsi serabut-serabut yang ada dan deposisi
serabut baru, diperantarai oleh fibrobas yang ada

dalam

ligamen. 14
c. Sitokin . Sitokin adalah protein sinyal ekstraseluler yang terlibat
langsung dalam pembentukan tulang dan proses inflamasi
selama pergerakan gigi ortodontik, yang bertindak langsung atau
tidak langsung, untuk memfasilitasi diferensiasi, aktivasi, dan
apoptosis tulang dan sel-sel PDL. PDL, matriks jaringan lunak
yang menghubungkan akar gigi ke tulang alveolar, terdiri dari
sebuah sistem yang kompleks dari pembuluh darah, dan ujung
saraf,

komponen

selular

utama.

Kekuatan

ortodontik

menghasilkan distorsi matriks PDL mengakibatkan perubahan


dalam bentuk sel dan konfigurasi cytoskeletal, pelepasan
neuropepitide,

dari

ujung

22

saraf

aferen.

Pada

tingkat

biomolekuler, kekuatan-kekuatan

ini

dapat

menyebabkan

pelepasan prostaglandin, growth factor dan sitokin.


Keberhasilan pergerakan gigi ortodontik membutuhkan
remodelling dari periodontium, terutama pada tulang alveolar.
Ketika kekuatan kecil diberikan dalam waktu lama, inflamasi
terjadi dalam periodonsium, sehingga terjadi resorbsi tulang
yang mengakomodasi pergerakan gigi. Stres mekanik dari
peralatan ortodontik dianggap menginduksi sel-sel dalam
periodonsium untuk membentuk zat aktif biologis, seperti
sitokin dan enzim, yang bertanggung jawab dalam remodeling
jaringan ikat. Zat ini dapat dipantau pada manusia dengan
mengikuti perubahan dalam komposisi GCF selama pergerakan
gigi ortodontik. 15,16,17, 18, 19
2.4 EFEK DARI TEKANAN ORTODONTIK
2.4.1 Adanya rasa sakit
Rasa sakit selama perawatan ortodontik sering dijumpai. Hampir
semua pasien merasakan adanya rasa sakit pada gigi yang mengalami
tekanan. Bila tekanan yang diberikan gigi ringan, rasa sakit yang
ditimbulkan juga ringan. Akan tetapi jika tekanan yang diberikan besar,
maka akan terasa rasa sakit yang hebat sehingga menimbulkan
hialinisasi yang luas. Secara histologis, rasa sakit terjadi karena adanay
2.4.2

daerah iskemik di area ligamen periodontal.


Reaksi Alergi
Reaksi alergi dapat timbul pada pasien yang memiliki reaksi
hipersensitif terhadap stainless steel yang mengandung nickel.
Manifestasi reaksi hipersensitif yang timbul secara klinis dapat berupa
eritema yang luas dan pembengkakan jaringan mukosa rongga mulut
yang timbul 1-2 hari setelah pemakaian alat.

2.4.3 Gigi goyang


Kegoyangan gigi dengan derajat rendah bisa terjadi selama
perawatan ortodontik. Kegoyanagan ini terjadi karena adanya pelebaran
ligamen periodontal selama perawatan dan adanya ketidateraturan
serabut serabut kolagen. Serabut kolagen teregang pada daerah
teganagan dan mengendor pada daerah tekanan. Gigi dengan

23

kegoyangan ringan biasanya tidak memberikan dampak yang


permanen.
Sebaliknya tekanan yang lebih besar akan menyebabakan
kegoyangan yang berlebihan oleh karena adanya proses undermining
resorption. Indikasi adanya tekanan yang berlebihan adalah adanya gigi
2.4.4

goyang yang berat.


Pulpa
Pada perawatan ortodontik, tekanan ortodontik dapat menimbulkan
inflamasi pulpa sampai pulpitis ringan tapi tidak belangsung lama.
Kehilangan vitalitas pulpa bisa terjadi bila tekanan yang diberikan
kepan gigi terlalu besar atau peristiwa nekrose meluas sampai daerah

2.4.5

apikal.
Terjadinya hialinisasi
Faktor yang dapat menimbulkan hyalinisasi tulang sekitar gigi
adalah besarnya tekanan dan lamanya perawatan. Kedua faktor ini
dilaporkan sangat erat kaitannya dengan aktivitas osteoblas dan
deposisi sel-sel tulang yang kemudian mengalami hyalinisasi.
Pada beberapa penilitian dilaporkan bahwa hyalinisasi selalu
terjadi walaupun tekanan yang diberikan rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hyalinsasi tulang akibat tekanan ortodontik tidak
dapat dihindari. Untuk menghidari hyalinisasi yang meluas, cara yang
tepat adalah bagaimana tekanan itu diberikan. Menurut Tomizuka
(2007), untuk mngurangi hyalinisasi dapat dilakukan dengan mengatur
tekanan pada gigi sedemikian rupa sehingga pada awal perawatan
tekanan diberikan dengan ringan dan selanjutnya meningkat. Dengan
cara ini hyalinisasi dapat berkurang.10

24

BAB III
SIMPULAN
Pemberian tekanan atau gaya memegang peran penting dalam
pergerakan gigi secara ortodontik. Tekanan atau gaya sangat penting untuk
mengawali atau merangsang remodeling tulang maupun untuk membimbing
gerakan gigi menuju ke posisi yang diinginkan. Tekanan atau gaya yang
diberikan pada gigi akan menimbulkan perubahan aktivitas selular jaringan
peridontal yang kemudian menimbulkan respon remodelling pada tulang di
sekitar akar gigi sehingga gigi akan bergerak. Selama pemberian tekanan
tersebut, terjadi berbagai proses biologis pada jaringan pendukung gigi. Proses
biologis ini melibatkan berbagai macam komponen - komponen yang ada pada
ligamen periodontal. Dimana seluruh komponen memiliki peran masingmasing dalam pergerakan gigi. Oleh karena itu, pemahahaman akan konsep
biomekanika pergerakan gigi sangat penting.

25

PERTANYAAN dan JAWABAN


A. PERTANYAAN KELOMPOK
1. Kelompok 1 :
Nama
: Siti Nurwalyana
Nim
: J11113003
Pertanyaan :
Bagaimana cara menentukan nilai tekanan dari piranti ortodontik ?
2. Kelompok 4
Nama

: Puspa Sari Hafid (J11113520)

Nim

Bagaimana cara mengetahui jika tekanan yang diberikan sudah cukup ?


3. Kelompok 5
Nama

: AinunNurArifah

Nim

: J1113011

Pertanyaan

: Cairan apa yang berperan pada initial phase ?

4. Kelompok 6 :
Nama

: HeriAsriyadi

Nim

: J1113315

Pertanyaan

Mengapa peningkatan vaskularisasi pada tension side menyebabkan


aposisi tulang sedangkan pada pressure side menyebabkan reabsorpsi
tulang ?
5. Kelompok 7
Nama

: NurHidayat A H M

Nim

: J1111326

Pertanyaan

26

Untuk mendapatkan tekanan bodily, bagian gigi apa yang harus diberikan
tekanan ? dan bagaimana tekanan bodily ke arah mesial dan distal ?
B. PERTANYAAN ASISTEN
1. Nama
: Kak Azizul Hakim
Pertanyaan :
Mengapapada orang gemuk lebih susah digerakkan giginya?
2. Nama
: Kak Muh. Ichsan Sabirin
Pertanyaan :
Sebutkan Indikasi dari masing masing penjangkaran.
3. Kak Andres Jordan:
Jika tekanan yang diberikan berlebihan, apa yang terjadi ?
C. JAWABAN PERTANYAAN :
1. Jawaban nomor 1 dan 2
Penjawab :
Insiyah Huriyah ( J11113033) dan Zulfikar Rifqy Mailili ( J11113305)
Jawaban :
Pada removable appliance cara mengetahui bahwa klamer itu aktif
atau tidak adalah untuk Finger spring dengan melihat lengan aktifnya bila
sudah sampai sepertiga atau seperdua mahkota gigi maka bias dikatakan
tekanan yang diberikan sudah optimum dan klamernya sudah aktif,
begitupun dengan buccal canine retractor, untuk labial bow dengan
melihat horizontal bridge-nya bila sudah 1 mm di daerah palatal insisal
maka tekanan yang diberikan sudah cukup dan alatnya sudah aktif. Atau
menggunakan rumus : 6
D=

PB4
T3

2. Jawaban nomor 3
Penjawab :
Sustia Sri Rizki( J11113044 ) danNurZakinah ( J11113317 )
Jawaban :
Pada ruang periodontal mengandung satu cairan yang terbuat dari
intersisial, elemen sel, pembuluh darah, dan substansi dasar yang melekat
sebagai tambahan serat periodontal. Ketika gaya diberikan pada durasi
27

singkat seperti pada saat mengunyah, cairan di ruang periodontal keluar


melalui pembuluh darah yang sangat kecil. Dan ketika gayanya
dihilangkan cairan akan kembali terisi dengan cara difusi dari dinding
kapiler dan bersirkulasi ulang dengan cairan intersisial. Namun, ketika
gaya yang diberikan lebih besar dengan durasi yang lebih lama, seperti
pada saat pergerakan gigi selama perawatan ortodontik, cairan intersisial
pada ligamen periodontal dikeluarkan dan berpindah ke apeks dan margin
servikal sehingga menghasilkan penurunan tingkat pergerakan gigi.6
3. Jawaban nomor 4 :
Penjawab :
Gabryela ( J11113306)
Jawaban :
Sifat tulang secara umum mengikuti Hukum Wolf, yaitu Tulang
sewaktu-waktu membentuk dan merubah dirinya oleh karena tekanan,
bertambah atau berkurang massanya untuk mengimbangi tekanan
tersebut..Jadi, meskipun terjadi peningkatan vaskularisasi pada ke dua
sisi, tetap saja, padasisi yang mengalami tekanan akan terjadi reabsorpsi,
sedangkan pada sisi yang mengalami tegangan akan mengalami aposisi
tulang.1
4. Jawaban nomor 5 :
Penjawab :
Jennifer Tjokro ( J11113030 )
Jawaban :
Untuk gerakan bodily, idealnya yaitu member gaya pada center of
resistence pada gigi yang ingin digerakkan. Akan tetapi, karena center of
resistance ada pada bagian akar gigi, maka dilakukan berbagai cara untuk
memanipulasi titik center of resistance tersebut. Gerakan bodily sebagian
besar hanya dapat dilakukan pada alat ortodontik cekat, sedangkan pada
alat ortodontik lepasan cenderung menyebabkan gerakan tipping. Pada alat
ortodontik cekat, dapat dibuat power arm untuk memanipulasi center of
resistance sehingga terjadi gerakan bodily. Selain itu, dapat digunakan

28

kawat berbentuk persegi, sehingga ada gaya couple yang diaplikasikan


pada bracket gigi yang dapat menyebabkan gerakan bodily. Pergerakan
bodily ke arah distal lebih sulit dari pada ke mesial karena akar gigi
cenderung mengarah ke distal.8
5. Jawaban nomor 6 :
Penjawab :
Ridha Rachmadana Idris ( J11113043 )
Jawaban :
Indeks Massa Tubuh yang tinggi memiliki kadar leptin yang tinggi pula,
dimana kadar leptin memengaruhi pergerakan gigi. Semakin tinggi kadar leptin
serum maka semakin lambat kualitas pergerakan gigi.Semakin besar Indeks
Massa Tubuh,

semakin kecil jarak pergerakan gigi. Jika tubuh memiliki

kandungan leptin yang tinggi akan menghambat proses oestoklas atau


penghancur tulang dibutuhkan untuk memberikan pergerakan pada gigi. Padahal,
oestoklas ini akan memberikan ruang pada gigi.20

6. Jawaban nomor 7 :
Penjawab :

Hasmawati (J11113021 )
Jawaban :
Indikasi dari penjangkaran. Untuk memahami penjangkaran akan lebih
mudah jika penjangkaran dibagi menjadi penjangkaran intraoral dan
ekstraoral. Selanjutnya, penjangkaran intraoral dapat dibagi atas
penjangkaran intramaxillary dan penjangkaran intermaxillary. Keduanya
terdiri dari tiga jenis yaitu simple, stationary atau reciprocal.
Penjangkaran sederhana dapat dibagi lagi menjadi assingle, compound
and reinforced. Penjangkaran ekstraoral terdiri dari jenis berikut
tergantung pada lokasi unit pendukung misalnya cervical, occipital,
cranial atau facial.
1. Simple anchorage, diindikasikan ketika cenderung merubah inklinasi
aksial gigi atau pergerakan tipping yang diharapkan.
2. Stationary anchorage, diindikasikan ketika pergerakan bodily yang
diharapkan.
3. Reciprocal anchorage, diindikasikan ketika akan menggerakkan dua
gigi dengan jarak perpindahan yang sama.
29

4. Single or primary anchorage, diindikasikan ketika gigi dipindahkan


dengan area tulang alveolar yang lebih besar
5. Compound
anchorage,
diindikasikan

ketika

membutuhkan

penjangkaran yang besar untuk memindahkan gigi atau kelompok gigi


dengan dukungan yang rendah.
6. Reinforced anchorage, diindikasikan ketika penjangkaran yang
dibutuhkan besar dengan menggunakan dua unit penjangkaran.6
7. Jawabannomor 8 :
Penjawab :
Grace Aprilia Cahyadi( J11113302 )
Jawaban :
Jika tekanan berlebihan maka akan terjadi penyempitan pembuluh
darah sehingga terjadi nekrosis di jaringan sekitarnya. Selain itu dapat
menyebabkan gigi goyang, inflamasi pulpa, adanya rasa sakit, dan terjadi
hialinisasi.10

DAFTAR PUSTAKA

1. Ardhana W. Buku ajar biomekanika ortodontik.UGM ; 2010. P. 2-10


2. Kusumadewy W. Perbandingan kadar interleukin -1 ( IL-1 ) dalam
cairan krevikular gingiva anterior mandibular pasien pada tahap awal
perawatan ortodonti menggunakan braket konvensional pre-adjusted
MBT. Tesis .Jakarta : FKG UI; 2012
3. Foster TD. Buku ajar ortodonsi Ed 3.Jakarta : EGC ; 1999. P 168.
4. Premkumar, S. Orthodontic (Prep Manual For Undergraduates). New
Delhi : Elsevier ; 2008. P.

30

5. Nanda RS, Tosun YS.Biomechanics in orthodontics principle and


practice. Quintessence book ;2010. p. 3-4
6. Singh, G. Textbook of orthodontic. Ed. 2nd. New Delhi : Jaypee ; 2007.
P.217-229
7. Iyyer, B S. Orthodontics ; the art and science. Ed. 3 rd. New Delhi :
Arya (MEDI) Publishing House : 2004. P. 181-201
8. Foster, T D. A text book of orthodontic. Ed. 3 rd.. London : Blackwells
Scientific Publication ; 1990 . p 183-194.
9. Lohakare SS. Orthodontic removable appliance. New delhi :Jaypee ;
2008. P. 7-9
10. Prijatmoko D. Biomekanik pergerakan gigi. Sagungseto ; 2014. P. 3246
11. Cobourne, M T., Dibiase A T. Handbook of orthodontics. Elsevier :
Cina ; 2010. P. 108.
12. Ren Y, Maltha JC, Kuijpers-jagtman AM. Optimum force magnitude
for orthodontic tooth movement : a systemic Literature Review. Angle
orthodontict, Vol 73. No 1 ; 2003.
13. Profit WR. Contemporary orthodontics fourth ed. Mosby Elsevier ;
2007. P. 339-340
14. Gill, D. Orthodontics at glance. Blackwell Munksgaard : England ;
2008. P. 78-81.
15. Krishnan V, Davidovitch Z. Cellular, moleculer , and tissue-level
reactions to orthodontic force. American journal of orthodontics and
dentofacial orthopedics: April 2006.
16. Shetty SK, Kumar M, Smitha. Cytokines and orthodontic tooth
movement.Journal of dental sciences and research.Vol 2 Issue 1 :
February 2011
17. Nimeri G, Kau CH, Abou-Kheir NS, Corona R. Acceleration of tooth
movement during orthodontic treatment a frontier in orthodontics.
Progress in orthodontics : 2013
18. Nayak BN, Galil KA, Wiltshire W, Lekic PC. Moleculer biology of
orthodontic tooth movement.Journal of dentistry & oral health Vol1 :
2013
19. Ildeu A Jr. Taddei

SRA, Souza PEA. Inflammation and tooth

movement: the role of cytokines, chemokines, and growth. Seminars in


orthodontics, Vol 18 : Desember 2012

31

20. Wanita, A. Indeks Massa Tubuh Pengaruhi Pergerakan Pada Gigi.


Tersaji

dalam

https://ph.news.yahoo.com/indeks-massa-tubuh-

pengaruhi-pergerakan-pada-gigi-104927782.html. diakses tanggal 13


April 2015.

32

Anda mungkin juga menyukai