ILMU STOMATOGNATIK
BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI
KELOMPOK II
ASISTEN
PRAKTIKAN
J11113031 Musniati Musawir
J11113032 Muhasbir
J11113022 Nurmiati
J11113306 Gabryela
J11113021 Hasmawati
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas
akhir praktikum pada blok Ortodontik dengan judul Biomekanika Pergerakan Gigi
di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada asisten pendamping kelompok : Edward Kefas, S.KG., Andi Adhiyat Takdir,
S.KG., dan Serlita Wahyu Utami, S.KG, yang telah mendampingi kami dalam
penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Begitu juga dengan teman kelompok 2 yang sudah bekerja sama dan turut andil
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
penyusunan makalah ini. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat dan
berguna bagi kehidupan masyarakat.
DAFTAR ISI
LABORATORIUM ORTHODONSI......................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1
LATAR BELAKANG..........................................................................4
1.2
RUMUSAN MASALAH......................................................................5
1.3
TUJUAN.......................................................................................... 5
1.4
MANFAAT....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 6
2.1
2.2
2.3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alat ortodontik merupakan suatu alat yang digunakan untuk memperbaiki
posisi gigi yang menyimpang dari posisi normalnya dengan memberikan
suatu kekuatan mekanik ke jaringan periodontal. Kemampuan jaringan
periodontal untuk mengadakan remodelling merupakan dasar dari perawatan
ortodontik aktif. Prinsipnya adalah bahwa aktivitas sel yang melakukan
remodelling akan menyebabkan gigi berpindah tempat, sedangkan kekuatan
mekanik adalah rangsangan yang mengaktifkan aktivitas sel di dalam jaringan
peridotium. Kekuatan tersebut mengakibatkan terjadinya pergerakan pada
gigi sesuai dengan arah yang diinginkan. Pergerakan gigi secara orth odontik
merupakan hasil dari reaksi biologis terhadap tekanan biomekanik yang
dihasilkan oleh tekanan alat ortodontik pada Periodontal Ligament (PDL)
dan tulang alveolar.
Respon awal dari pemberian kekuatan secara ortodontik pada sisi yang
berlawanan yaitu berawal dari tekanan dan tarikan. Tekanan dan tarikan
tersebut timbul dari pemakaian piranti alat ortodontik cekat maupun lepasan
seperti kawat, braket, elastik, dan lain-lain. Tekanan yang diberikan pada gigi
geligi akan menimbulkan suatu respon biologis yang cukup kompleks pada
gigi geligi dan jaringan pendukungnya. Tekanan yang diberikan pada gigi
geligi mengakibatkan adanya suatu area yang tertekan dan area yang tertarik.
Area yang diberi tekanan, akan mengakibatkan resorbsinya tulang alveolar
sedangkan area yang tertarik akan mengakibatkan tulang alveolar mengalami
aposisi. Tekanan gigi yang diberikan harus optimal agar dapat memberikan
hasil pergerakan yang maksimal tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan
gigi dan jaringan pendukungnya. Jika tekanan yang diberikan tidak optimal
maka akan menimbulkan berbagai reaksi yang berakibat fatal pada jaringan
pendukung gigi. 1,2,3
Berdasarkan penjelasan di atas, pergerakan gigi pada penggunaan alat
ortodontik memiliki proses yang kompleks.
khusunya
mahasiswa Kedokteran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BIOMEKANIKA PERGERAKAN GIGI
Biomekanika merujuk pada ilmu pengetahuan tentang suatu ilmu
mekanika yang memiliki hubungan terhadap proses biologis. Biomekanika
juga diartikan sebagai suatu studi dan analisis pada fungsi mekanis pada
makhluk hidup dan pengaruhnya terhadap gaya pada bentuk dan gerakan pada
makhluk hidup. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, biomekanika ortodontik
5
Gambar
Pada gambar 1.1
pada
gigi
yang ditunjuk oleh arah panah pada gambar di atas. The point of
application tersebut menunjukkan posisi bracket pada gigi di alat
ortodonti cekat. 6
b. Centre of resistance.
Centre of resistance merupakan suatu titik pada area akar gigi
yang mempunyai ketahanan yang paling besar terhadap kekuatan
ortodontik. Centre of resistance ini merupakan pusat keseimbangan
pada gigi ketika akan dilakukan pergerakan oleh alat ortodontik.1,6
Centre of resistance pada masing masing berbeda. Pada gigi
dengan satu akar, terletak pada 1/3 dan akar, lebih ke apikal dari
crest alveolar sedangkan pada gigi dengan banyak akar pusat
resistensi berada diantara akar-akarnya, 1-2 mm lebih ke apikal
dari furkasi. Ada dua faktor yang dapat mengubah posisi pusat
resistensi, yaitu panjang akar dan tinggi tulang alveolar. Lebih
Gambar 1.2
Centre
Resistance 6
Of
c. Centre of rotation
Centre of rotation merupakan pusat dimana gigi akan berotasi,
menentukan bentuk awal dan posisi akhirnya. Pusat rotasi ini
berubah-ubah sesuai dengan tipe pergerakan gigi. Pusat tersebut
dapat terletak pada berbagai posisi, baik di gigi maupun tidak. Pada
kasus controlled crown tipping, pusat rotasi berada pada apeks akar.7
2.2.2
Gamb
ar 1.3 Tipping
Karena pergerakan tipping dapat diperoleh dengan mudah,
tekanan yang diperlukan umumnya agak kurang dari beberapa
pergerekan lainnya. Crab dan Wilson (1972) menemukan bahwa
tekanan 0.3 N , 0.4 N dan 0.5 N akan menghasilkan pergerakan
tipping yang memuaskan pada gigi-gigi kaninus atas permanen.8
b. Gerakan Rotasi
Rotasi gigi dalam soketnya membutuhkan penerapan force
couple (tekanan ganda). Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan tekanan ke satu titik di mahkota gigi atau dengan
memberikan tekanan yang berlawanan terhadap area yang berbeda
pada gigi.8
Rotasi 8,9
Gambar 1.4
dalam
ilmu
ortodontik
Torque 6
Gambar 1.6.
dan
Intrusi
Intrusi
merupakan
10
11
12
Flow
Theory
Fluid 6
Ketika
gaya
yang
13
aneurysm
dan
terjadinya
stenosis
pada
sehingga
gigi
akan
bergerak
lebih
besar
14
di
dalam
membran
periodontal
dan
memungkinkan
membelokkan tulang alveolar pada satu jarak yang luas. Baik gaya
yang ringan dan gaya berat dapat memindahkan gigi pada taraf
yang sama. Pergerakan gigi pada fase inisial antara 0,4 - 0,9 mm
dan biasanya terjadi pada waktu 1 minggu.
b. Lag Phase
Selama fase ini, tidak ada pergerakan gigi, jika ada hanya dalam
jarak yang kecil. Fase ini dikarakteristikkan dengan pembentukan
jaringan hyalin dalam ligamen periodontal yang akan diresorbsi
sebelum pergerakan gigi yang lebih lanjut.
15
demikian,
pergerakan
gigi
akan
tercontrol
Gambar
Countinus Force 6
16
2.2
Gambar
2.3
Force 6
Interrupted
Intermittent
3.
Force
Interrupted Force merupakan tekanan berkala yang
menunjukkan tekanan yang mempunyai pola siklus selama
waktu interval kunjungan. Jika gaya awal relative ringan, gigi
akan bergerak sedikit dengan resorbsi frontal, dan kemudian
akan tetap dalam posisi itu sampai alat diaktivasi kembali.
Setelah aplikasi gaya interrupted, sekitar jaringan mengalami
proses perbaikan
17
2.3.5
Jenis-jenis Pergerakan
Gaya (gm)
Tipping
35 60
Bodily
70 120
Rotation
35 60
Extrusion
35 60
Intrusion
10 - 20
Tabel 1. Gaya / Tekanan Optimum pada pergerakan gigi 13
Remodelling Tulang
HUKUM WOLF :
Tulang sewaktu-waktu membentuk dan merubah dirinya oleh
karena
tekanan,
bertambah
atau
berkurang
massanya
untuk
18
akan terjepit diantara gigi dan dinding alveolus, dalam waktu singkat
akan terjadi resorbsi tulang di area itu. Area yang berlawanan, gigi akan
menjauhi dinding alveolus. Melebarnya ruang membrana periodontalis
akan menimbulkan tarikan di area itu dan terjadi aposisi tulang. 1
Proses remodeling tulang dirangsang oleh pemberian kekuatan
pada gigi, menyebabkan gigi bergerak dan integritas tulang alveolus
tetap terpelihara. Proses remodeling dilakukan oleh osteocyti,
1. Osteoclast
2. Ostoblast
Sel-sel tersebut umumnya berasal dari dalam membrana
periodontalis, ada yang mengatakan bahwa sel-sel tersebut berasal dari
pembuluh darah. Mekanisme permulaan tentunya harus ada rangsangan
yang mampu merangsang osteoblast dan osteoclast menjadi aktif.
Untuk aktivitasnya diperlukan banyak energi, sehingga dalam selnya
banyak mengandung mitochondria. Dengan demikian dibutuhkan
sistem vaskularisasi yang cukup dan sumber sel yang potensial dan
dapat diaktifkan dengan cepat. 1
Membrana periodontalis terletak diantara gigi dan tulang alveolus.
Tekanan yang mengenai gigi akan menjepit membrana periodontalis.
Tekanan yang kuat akan menyebabkan pembuluh darah tersumbat.
Tersumbatnya pembuluh darah akan menyebabkan tidak aktifnya
komponen sel-sel dalam membrana periodontalis dan mungkin akan
menyebabkan matinya sel-sel tersebut. 1
1. Resorbsi Tulang
Ada dua macam resorbsi :
a. Frontal resorption
Bila pembuluh darah dalam membrana periodontalis tidak
tersumbat, maka resorbsi tulang terjadi langsung pada
b.
permukaan tulang.
Undermining resorption/rear resorption
Bila tekanan yang diberikan terlampau kuat sehingga
menyebabkan pembuluh darah tertutup, catu nutrisi tidak ada,
maka terjadi perubahan ke arah kemunduran jaringan (regresi),
sel-sel dan serabut-serabut periodontium akan menghilang dan
mengalami degenerasi hyalin. Resorbsi tidak terjadi langsung
pada permukaan tulang tetapi mulai dari bone marrow
19
(substantia spongiosa).
20
2.3.6
gigi akan
steril
pada
area
ligament
periodontium
yang
yang terlihat dipicu oleh perubahan pada aliran darah lokal dan /
atau deformasi mekanik sel. Banyak mediator kimia dapat terdeteksi
dalam
jaringan
setelah
diaplikasikannya
gaya
termasuk
dalam
ligamen. 14
c. Sitokin . Sitokin adalah protein sinyal ekstraseluler yang terlibat
langsung dalam pembentukan tulang dan proses inflamasi
selama pergerakan gigi ortodontik, yang bertindak langsung atau
tidak langsung, untuk memfasilitasi diferensiasi, aktivasi, dan
apoptosis tulang dan sel-sel PDL. PDL, matriks jaringan lunak
yang menghubungkan akar gigi ke tulang alveolar, terdiri dari
sebuah sistem yang kompleks dari pembuluh darah, dan ujung
saraf,
komponen
selular
utama.
Kekuatan
ortodontik
dari
ujung
22
saraf
aferen.
Pada
tingkat
biomolekuler, kekuatan-kekuatan
ini
dapat
menyebabkan
23
2.4.5
apikal.
Terjadinya hialinisasi
Faktor yang dapat menimbulkan hyalinisasi tulang sekitar gigi
adalah besarnya tekanan dan lamanya perawatan. Kedua faktor ini
dilaporkan sangat erat kaitannya dengan aktivitas osteoblas dan
deposisi sel-sel tulang yang kemudian mengalami hyalinisasi.
Pada beberapa penilitian dilaporkan bahwa hyalinisasi selalu
terjadi walaupun tekanan yang diberikan rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hyalinsasi tulang akibat tekanan ortodontik tidak
dapat dihindari. Untuk menghidari hyalinisasi yang meluas, cara yang
tepat adalah bagaimana tekanan itu diberikan. Menurut Tomizuka
(2007), untuk mngurangi hyalinisasi dapat dilakukan dengan mengatur
tekanan pada gigi sedemikian rupa sehingga pada awal perawatan
tekanan diberikan dengan ringan dan selanjutnya meningkat. Dengan
cara ini hyalinisasi dapat berkurang.10
24
BAB III
SIMPULAN
Pemberian tekanan atau gaya memegang peran penting dalam
pergerakan gigi secara ortodontik. Tekanan atau gaya sangat penting untuk
mengawali atau merangsang remodeling tulang maupun untuk membimbing
gerakan gigi menuju ke posisi yang diinginkan. Tekanan atau gaya yang
diberikan pada gigi akan menimbulkan perubahan aktivitas selular jaringan
peridontal yang kemudian menimbulkan respon remodelling pada tulang di
sekitar akar gigi sehingga gigi akan bergerak. Selama pemberian tekanan
tersebut, terjadi berbagai proses biologis pada jaringan pendukung gigi. Proses
biologis ini melibatkan berbagai macam komponen - komponen yang ada pada
ligamen periodontal. Dimana seluruh komponen memiliki peran masingmasing dalam pergerakan gigi. Oleh karena itu, pemahahaman akan konsep
biomekanika pergerakan gigi sangat penting.
25
Nim
: AinunNurArifah
Nim
: J1113011
Pertanyaan
4. Kelompok 6 :
Nama
: HeriAsriyadi
Nim
: J1113315
Pertanyaan
: NurHidayat A H M
Nim
: J1111326
Pertanyaan
26
Untuk mendapatkan tekanan bodily, bagian gigi apa yang harus diberikan
tekanan ? dan bagaimana tekanan bodily ke arah mesial dan distal ?
B. PERTANYAAN ASISTEN
1. Nama
: Kak Azizul Hakim
Pertanyaan :
Mengapapada orang gemuk lebih susah digerakkan giginya?
2. Nama
: Kak Muh. Ichsan Sabirin
Pertanyaan :
Sebutkan Indikasi dari masing masing penjangkaran.
3. Kak Andres Jordan:
Jika tekanan yang diberikan berlebihan, apa yang terjadi ?
C. JAWABAN PERTANYAAN :
1. Jawaban nomor 1 dan 2
Penjawab :
Insiyah Huriyah ( J11113033) dan Zulfikar Rifqy Mailili ( J11113305)
Jawaban :
Pada removable appliance cara mengetahui bahwa klamer itu aktif
atau tidak adalah untuk Finger spring dengan melihat lengan aktifnya bila
sudah sampai sepertiga atau seperdua mahkota gigi maka bias dikatakan
tekanan yang diberikan sudah optimum dan klamernya sudah aktif,
begitupun dengan buccal canine retractor, untuk labial bow dengan
melihat horizontal bridge-nya bila sudah 1 mm di daerah palatal insisal
maka tekanan yang diberikan sudah cukup dan alatnya sudah aktif. Atau
menggunakan rumus : 6
D=
PB4
T3
2. Jawaban nomor 3
Penjawab :
Sustia Sri Rizki( J11113044 ) danNurZakinah ( J11113317 )
Jawaban :
Pada ruang periodontal mengandung satu cairan yang terbuat dari
intersisial, elemen sel, pembuluh darah, dan substansi dasar yang melekat
sebagai tambahan serat periodontal. Ketika gaya diberikan pada durasi
27
28
6. Jawaban nomor 7 :
Penjawab :
Hasmawati (J11113021 )
Jawaban :
Indikasi dari penjangkaran. Untuk memahami penjangkaran akan lebih
mudah jika penjangkaran dibagi menjadi penjangkaran intraoral dan
ekstraoral. Selanjutnya, penjangkaran intraoral dapat dibagi atas
penjangkaran intramaxillary dan penjangkaran intermaxillary. Keduanya
terdiri dari tiga jenis yaitu simple, stationary atau reciprocal.
Penjangkaran sederhana dapat dibagi lagi menjadi assingle, compound
and reinforced. Penjangkaran ekstraoral terdiri dari jenis berikut
tergantung pada lokasi unit pendukung misalnya cervical, occipital,
cranial atau facial.
1. Simple anchorage, diindikasikan ketika cenderung merubah inklinasi
aksial gigi atau pergerakan tipping yang diharapkan.
2. Stationary anchorage, diindikasikan ketika pergerakan bodily yang
diharapkan.
3. Reciprocal anchorage, diindikasikan ketika akan menggerakkan dua
gigi dengan jarak perpindahan yang sama.
29
ketika
membutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
30
31
dalam
https://ph.news.yahoo.com/indeks-massa-tubuh-
32