Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN METIL ESTER

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat memahami pembuatan Metil Ester

II.

BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


Bahan yang digunakan :

Minyak jelantah

NaOH

Indikator Phenolptalein

Metanol

Aquadest
Alat yang digunakan :

corong pisah

termometer

gelas ukur

gelas kimia

hot plate

pipet tetes

pipet ukur

buret

piknometer

erlenmeyer

stpwatch

stirrer

viscometer ostwald

III.

DASAR TEORI
Bahan bakar nabati (BBN) - bioethanol dan biodiesel - merupakan dua
kandidat kuat pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai
bahan bakar mesin Otto dan Diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan
pengembangan dan implementasi dua macam bahan bakar tersebut, bukan hanya
untuk menanggulangi krisis energi yang mendera bangsa namun juga sebagai
salah satu solusi kebangkitan ekonomi masyarakat.
Saat ini pengembangan bahan bakar nabati untuk menggantikan bahan bakar
fosil terus dilakukan. Biofuel akan menggantikan premium, solar, maupun kerosin
atau minyak tanah. Pemerintah mentargetkan antara tahun 2009-2010 komposisi
biofuel

dan

bahan

bakar

fosil

mencapai

15

persen

berbanding

85

persen. Kebutuhan nasional untuk bahan bakar nabati sedikitnya 18 miliar liter per
tahun. Akan tetapi keterbatasan bahan baku menjadi kendala utama karena harus
berbagi dengan berbagai industri lain
Biodiesel adalah sebuah alternatif untuk bahan bakar diesel berbasis minyak
bumi yang terbuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak
hewan, atau alga. Ia memiliki sifat pembakaran yang sangat mirip dengan diesel
petroleum, dan dapat menggantikannya dalam menggunakan saat ini. Namun,
yang paling sering digunakan sebagai aditif untuk minyak diesel, meningkatkan
pelumasan dinyatakan rendah bahan bakar solar murni ultra rendah belerang. Ini
adalah salah satu kandidat yang mungkin untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi utama dunia transportasi, karena merupakan bahan bakar
terbarukan yang dapat menggantikan solar pada mesin saat ini dan dapat diangkut
dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini. Semakin banyak
stasiun bahan bakar yang membuat biodiesel tersedia bagi konsumen, dan
semakin banyak armada transportasi yang besar menggunakan beberapa proporsi
biodiesel dalam bahan bakar mereka.

Biodiesel terdiri dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol terpasang,
sering berasal dari minyak nabati. Hal ini dihasilkan melalui reaksi minyak nabati
dengan alkohol metil atau etil alkohol dengan adanya katalis. Lemak hewani
adalah sumber potensial. Umumnya katalis digunakan adalah kalium hidroksida
(KOH)

atau

sodium

hidroksida

(NaOH).

Proses

kimia

yang

disebut

transesterifikasi yang menghasilkan biodiesel dan gliserin. Kimia, biodiesel


disebut ester metil jika alkohol yang digunakan adalah metanol. Jika etanol yang
digunakan, disebut ester etil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan transesterifikasi :
1.

Suhu
Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh temperatur reaksi pada ummnya
reaksi ini dapat dijalankan pada suhu mendekati titik didih metanol (65oC) pada
tekanan atmosfer. Kecepatan reksi akan meningkat sejalan dengan kenaikan
temperatur semakin tinggi temperatur berarti semakin banyak yang dapat
digunakan oleh reaktan untuk mencapai energi aktivasi.

2.

Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak produk yang dihasilkan
karena ini akan memberikan kesempatan rektan untuk bertumbukan satu sama
lain. Namun setelah kesetimbangan tercapai tambahan waktu reaksi tidak akan
mempengaruhi reaksi. Penelitian yang menggunakan lama reaksi 3 jam (Azis.,
2005 )

3.

Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan menurunkan energi
aktivasi reaksi namun tidak menggeser letak kesetimbangan. Tanpa katalis rekasi
transesterifikasi baru dapat berjalan pada suhu sekitar 250C. Penambahan katalis
bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan kondisi operasi. Katalis
yang dapat digunakan adalah katalis asam, katalis basa ataupu penukar ion.
Dengan katalis basa reaksi dapat berjalan pada suhu kamar sedangkan katalis.

4. Pengadukan
Pada reaksi transesterifikasi reaktan-reaktan awalnya membentuk sistim cairan
dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara diantara fase-fase yang

berlangsung lambat. Seiring dengan terbentuknya metil ester ia bertindak sebagai


pelarut tunggal yang dipakai bersama oleh reaktan-reaktan dan sistim dengan fase
tunggalpun terbentuk. Dampak pengadukan ini sangat signifikan selama reaksi.
Setelah sistim tunggal terbentuk maka pengudukan menjadi tidak lagi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap reaksi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat akan
mengurangi hambatan antar massa. Pengadukan transesterifikasi 1500 rpm.
5. Perbandingan reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil ester adalah rasio molar antara
alkohol dan minyak nabati. Stoikiometri reaksi transesterifikasi memerlukan 1
mol minyak trigliserida memerlukan 6 mol metanol menggunakan rasio molar
alkohol-minyak = 1 : 6. Terlalu banyak alkohol yang dipakai menyebabkan
biodiesel mempnyai viskositas yang rendah dibandingkan viskositas solar juga
akan menurunkan titik nyala (flas point). Hal ini disebabkan karena pengaruh
sifat-sifat alkohol yang mudah terbakar. Perbandingan alkohol minyak = 1 : 2,2
(etanol : minyak).
IV.

LANGKAH KERJA
a.

Pembuatan Metil Ester


Menimbang 1 gram NaOH yang telah dihaluskan dan melarutkanya dengan
metanol p.a, mengaduknya dengan stirrer hingga semua NaOH larut semua.
Menaruhnya di dalam gelas kimia 250 ml.

Memanaskan 200 ml minyak jelantah di atas hotplate dan mengaduknya


menggunakan stirrer kira-kira 750-1500 rpm hingga mencapai suhu 45-550C.

Menambahkan larutan natrium metoksida yang telah dibuat pada langkah 1


kedalam minyak jelantah yang telah dipanaskan dan mempertahankan suhu
pengadukanya pada 550C. Melakukan penambahan larutanh ini sedikit demi
sedikit. Menghitung waktu pengadukan hingga 45 menit, setelah semua
natriummetoksida bercampur semua.

Memindahkan metil ester kedalam corong pisah dan mendiamkanya hingga


terbentuk lapisan selama kurangn lebih 10 menit, lalu mengeluarkan lapisan
bawahnya.

Memasukkan metil ester kedalam gelas kimia dan melakukan pemurnian dengan
memanaskan aquadest sebanyak 50% volume metil ester hingga suhu 60 0C,
menuangkan metil ester kedalam aquadest dan mengaduknya perlahan selama 10
menit.

Memindahkan metil esterdan aquadest kedalam corong pisah dan membiarkanya


sampai terbentuk dua lapisan, kemudian lapisan bawahnnya dikeluarkan.

Menghiung volume metil ester yang diperoleh.

b. Prosedur analisa pengujian densitas

Menimbang piknometer yang telah di bersihkan dalam keadaan belum ada isi
sebagai a gram

Mengisi piknometer dengan sampel dan menimbangnya sebagai b gram

Membersihkan piknometer yg telah digunakan dengan sabun dan alkohol

Menghitung besar densitas yang diperoleh.

c.

Pengujian viscositas

Membersihkan gelas ukur 250 mL dan mengeringkanya dengan tissue.

Memasukkan sampel keadalam geals ukur tersebut sampai volume gelas ukur,
lalu memasukkan viscometer ostwald kedalam gelas ukur berisi sampel

Secara otomasis membaca viskositas yang tertera dalam alat tersebut.

d. Pengujian asam lemak bebas (ALB)

Menimbang 2- 5 gram metil ester, menambahkan larutan metanol 95% sebanyak


50 ml dan 3 tetes indikator pp.

Melaukakan titrasi menggunakan larutan NaOH 0.1 N sampai berwana merah


muda.

Mencatat banyaknya volume NaOH yang terpakai.


Keterangan :
M = Berat molekul asam lemak (gr/mol)
T = Normalitas NaOH
m = Berat molekul asam lemak
Y = Volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi (mL)

e. Pembuatan Larutan

NaOH 0.1 N 500 mL (sebanyak 2 gram NaOH dilarutkan dalam 500ml aquadest)

Metanol 95 % netral (memasukkan metanol (95% sebannyak yang diperlukan


kedalam erlenmeyer, menambhkan 3 tetes indikator PP lalu titrasi dengan NaOH
0.1 N sampai terbentuk warna merah muda)

V.

Indikator pp (melarurkan 0.5 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol).


DATA PENGAMATAN
Data pengamatan pembuatan metil ester

No
Perlakuan
Pengamatan
1 Menghaluskan NaOH sebanyak 1 gr
Sebuk putih, higroskopis, tidak berbau.
2 NaOH + 41 ml methanol
Putih kekeruhan, volatile, dan tidak berbau.
3 Minyak jelantah + natrium metoksida danTerbentuk 2 lapisan yaitu atas berupa warna putu

dilakukan pemanasan sampai 45 menitdan bawah berupa warna kekuningan.


5 menit awal bagian atas bercampur denga
dengan suhu 550C
minyak dan berupa kuning pucat sedangka

bagian bawah berupa warna kuning.


10 menit berlanjut, bagian atas terdapa
gumpalan

lemak,

mirip

dengan

minya

sedangkan bagian bawah berwarna kuning.


15 menit kemudian bagian atas tidak mengalam

perubahan sedangkan bagian bawah sama.


20 menit selanjutnya bagian bawah dan ata

sama- sama membentuk gelembung dan warn

sama.
25 menit kemudian bagian atas berupa kunin

keruh menggumpal, sedangkan bagian bawa

berupa minyak dengan warna kuning.


30 menit selanjutnya baik bagian atas maupu

bawah tidak terjadi perubahan yag mencolok

namun ester mulai terbentuk.


35 menit kemudian semakin banyak ester yan

terbentuk.
40 menit kemudian terdapat banyak gelembung.
45 menit akhir bagian atas berwarna kuning yait

ester sedangkan bagian bawah berupa kunin


kecoklatan.
I.

PERHITUNGAN
Data yang digunakan :
NaOH

= 1 gram

Volume methanol

= 41 mL

Volume minyak jelantah = 200 mL


Volume metil ester

= 115 mL

1. Analisis Densitas
Berat piknometer kosong (a) = 42,5 gr
Berat pikno + isi (b)

= 65 gr

Volume piknometer (c)

= 25 ml

Densitas metil ester

=
=
= 0.99 gr/mL

2. Analaisis viscositas
Dilakukan dengan membaca skala yang tertera dalam aerometer yaitu 0,802
3. Analisis Asam Lemak Bebas
Berat gelas kimia kosong

= 89 gr

Berat gelas kimia + isi = 93 gr


Berat sampel

= 4 gr

Volume titran

= 4,7 mL

Bm

= 283,77 gr/mol

Kadar FFA(ALB)

=
=

= 6,6 x 10-6

II.

ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan metil ester,
dimana metil ester itu merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses
esterifikasi dari asam lemak dengan metanol. Pembuatan metil ester dapat
dilakukan melalui 4 cara yaitu pencampuran dan penggunaan secara langsung,
mikroemulsi, pirolisis, dan transesterifikasi. Metode yang di gunakan pada
percobaan kali ini adalah dengan cara transesterifikasi. Bahan utama yang
digunakan dalam pembuatan metil ester adalah minyak goreng bekas.
Minyak goreng bekas merupakan minyak yang telah digunakan berulang kali
untuk proses penggorengan. Minyak goreng bekas ini tidak dibuang langsung
karena masih dapat dipergunakan kembali dan sekaligus untuk penghematan.
Komposisi minyak goreng bekas yang masih mengandung asam lemak bebas
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam pembuatan oleo kimia. Salah satu
pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku untuk pembuatan methyl ester atau
bahan bakar alternatif melalui proses transesterifikasi atau esterifikasi.
Pada saat larutan NaOH dilarutkan kedalam minyak jelantah terbentuk dua
lapisan yaitu lapisan bawah berwarna putih dan lapisan atas berwarna kuning.
Kemudian dilakukan pengadukan selama 45 menit, selain itu dilakukan analisa
metil ester yang berupa analisis densitas, viskositas serta penentuan kadarasam
lemak bebas (ALB). Dari percobaan diperoleh densitas 0.99 gr/ml, viscositas
0.802 dan kadar asam lemak bebas 6.6 x 10-6.

III.

KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :
a.

Metil ester adalah ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari
asam lemak dan metanol.

b. Data analisa :

Densitas

= 0.99 gr/ml

Viscositas

= 0.802

ALB

= 6.6 x 10-6.

Anda mungkin juga menyukai