Abstrak
Industri minyak dan gas merupakan perusahaan yang selalu dihadapkan dengan berbagai risiko, baik dalam
skala yang besar maupun kecil. Untuk menangani risiko tersebut, maka diperlukan pengelolaan risiko yang baik
karena risiko merupakan sesuatu yang tidak dapat diperkirakan secara pasti kapan terjadinya. Pertamina Hulu Energi
(PHE) merupakan perusahaan yang melakukan eksplorasi untuk menghasilkan minyak dan gas. Berdasarkan studi
lapangan yang dilakukan di PHE maka risiko yang terjadi di Onshore Receiveing Fields (ORF) merupakan risiko
yang terkait kerusakan pada proses pemurnian dan kompresi gas. Untuk melakukan pengelolaan terhadap risiko
yang terjadi maka pada penelitian ini menggunakan metode Probabilistic FMEA karena metode ini lebih banyak
menggunakan pendekatan kuantitatif dibanding dengan metode risk assessment pada umumnya. Dari hasil analisis
risiko yang dilakukan maka terdapat dua risiko kritis yaitu Fails to operate, stuck, seized (high pressure) yang
terjadi pada proses control globe valve dan Fail to response as required to hydrolic system pada proses Instrument
control valve pada pressure control valve as shutdown valve. Untuk mengetahui penyebab risiko kritis tersebut
maka dilakukan analisis menggunakan Root Cause Analysis (RCA) 5 why method. Dari RCA ini didapatkan
program perbaikan yang dapat dilakukan untuk mereduksi risiko kritis. Adapun program perbaikan yang dapat
dilakukan untuk masing-masing risiko kritis tersebut adalah melakukan maintenance secara berkala dan kalibrasi
tekanan dalam jangka panjang.
Kata kunci: risiko Probabilistik FMEA, Risiko, RCA
Abstract
Oil and gas industry is a company that always faced with various risks, both in large and small scale. To
manage these risks, it is necessary to good management risk because risk is something can not be predicted
certainty. Pertamina Hulu Energy (PHE) is exploration company. Based on field study in PHE, risks that occur in
Onshore Receiving Fields (ORF) are failure modes in equipments on purification and gas compression. To do risk
management hance in this observation using Probabilistic FMEA because this method is more using quantitative
approachment than general risk assessment. From risk analysis there are two critical risks that is Fails to operate,
stuck, seized (high pressure) that occur control globe valve process and Fail to response as required to hydrolic
system on Instrument control valve process to pressure control valve as shutdown valve. To know critical risk cause
then performed analysis usisng Root 5 why method. From RCA is taken improvement program to reduce critical
risk. These program are maintenance periodically and pressure calibration for long-term.
Keyword: Probabilistic FMEA, Risk, RCA
1. Latar Belakang
Manajemen risiko merupakan bagian yang terpenting
dalam suatu perusahaan dan perlu dikelola secara baik.
Manajemen risiko sangat diperlukan untuk pra-analisis,
memprediksi dan mengendalikan risiko. Selain itu manajemen
risiko juga diperlukan untuk memperkecil terjadinya risiko
yang biasanya dilakukan dengan cara identifikasi risiko,
penaksiran risiko, pengendalian risiko dan pemindahan risiko.
Qing-gui et al., (2006) juga memaparkan perlunya manajemen
risiko bagi perusahaan yaitu untuk menentukan jenis risiko
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian Tugas Akhir ini
adalah bagaimana menganalisis risiko kerusakan yang terjadi
di industri minyak dan gas dengan menggunakan metode
Probabilistic FMEA dan menganalisis risiko kritis dengan
Root Cause Analysis (RCA).
3. Metodologi Penelitian
Penelitian diawali dengan studi lapangan di
perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi risiko
untuk mengetahui risiko sperti apa dan dimana yang sering
terjadi. Setelah diketahui risiko apa yang didapat dan dipilih
sebagai risiko yang dianalisis kemudian dilanjutkan dengan
assessment terlebih dahulu oleh expert. Kemudian dilakukan
analisis denga menggunakan Probabilistik FMEA. Tahap
terakhir adalah dilakukan program perbaikan yang sesuai
dengan risiko kritis tersebut.
4. Proses Produksi Perusahaan
Proses produksi di Pertamina Hulu Energi (PHE)
dibagi menjadi tiga yaitu gathering system, pemurnian dan
kompresi gas, dan oil and gas storage, metering, export.
Proses gathering system merupkan proses awal yang
dilakukan untuk produksi. Pada proses gathering system ini
minyak dan gas yang dieksplorasi dari lepas pantai (offshore)
akan dialirkan melaului pipa-pipa ke (plant) yang berada di
onshore yang telah ditentukan. Proses pemurnian dan
kompresi gas merupakan proses tahap kedua dalam proses
produksi untuk menghasilkan oil and gas siap pakai atau
dijual. Pada proses ini oil and gas yang telah didapatkan dari
hasil eksplorasi di beberapa sumber lokasi pengeboran akan
mengalami penaikan tekanan gas dimana hal ini bertujuan
untuk menaikan kembali tekanan minyak dan gas hasil
eksplorasi sehingga mempermudah dalam menyalurkan
minyak dan gas tersebut untuk dilakukan proses lebih lanjut.
Proses Oil and gas storage, metering, export, tahap ini
dapatkan dikatakan sebgai tahap akhir yang dilalui dalam
proses untuk mendapatkan oil and gas siap pakai maupun
dijual. Minyak yang dihasilkan akan dialirkan ke tangki
penampungan atau yang disebut dengan poleng yang berada di
lepas pantai.
No.
1
2
3
Proses
Risiko
Control Globe
valve
Separator
production
Instrument
control valve
pada control
valve
peneumatic,
interface level
Field mounted
controller
pada pressure
indicator
Instrument
control valve
pada level
control valve,
surface
Instrument
control valve
pada pressure
control valve
as shutdown
valve
field monted
controller
pada current
penumatic
pressure
converter
Fails to remain
calibrated (miss
calibration)
High volume surface
Fail to response as
required to hydrolic
system
+ ( ) +
5. Risk Assessment
Pada bagian ini dilakukan risk assessment atau
penilaian risiko terhadap masing-masing risiko yang telah
dipaparkan sebelumnya. Penilaian risiko ini dilihat dari nilai
Risk Priority Number (RPN) dari masing-masing risiko yang
dilakukan assessment. Assessment terhadap risiko dilakukan
oleh tiga orang expert yaitu planner dan dua orang tech.
instrument. Penentuan tiga orang ini dijadikan sebagai expert
karena sebagian besar untuk permasalahan yang terkait dengan
risiko kerusakan pada proses produksi yang berada di onshore
ditangani oleh mereka. Assessment ini dilakukan pada saat
priode penelitian di perusahaan yang terhitung pada bulan
April hingga saat ini. Adapun bentuk assessment yang
dilakukan yaitu menggunakan kuisioner yang tertera pada
lampiran assessment risiko.
Pada penelitian ini Risk Priority Number (RPN) yang
dimunculkan yaitu dalam bentuk probabilistik yang mana
RPN tersebut terdiri dari occurrence (O), detection (D), dan
severity (S) dimana probabilitas yang diambil pada masa lalu
masih tetap sama karena dari pihak perusahaan sendiri tidak
ada analisis lebih lanjut terhadap risiko yang terjadi. Untuk
mendapatkan Risk Priority Number (RPN) dari masing-masing
risiko maka perlu diketahui probabilitas dari occurrence (O),
detection (D), dan severity (S) dari masing-masing risiko itu
sendiri. Probabilitas occureence (P(o)) yaitu menunjukkan
= () ()
Kode
Risiko
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
P(o)
0.006712963
0.008680556
0.006712963
0.010532407
0.009375000
0.006712963
0.007638889
P(D)
0.184523810
0.072486772
0.044973545
0.019708995
0.030820106
0.094179894
0.024603175
P(s)
0.25911145
0.126298492
0.093902224
0.029461823
0.146722225
0.244732672
0.099771113
RPN
0.00032096
0.00007947
0.00002835
0.00000612
0.00004239
0.00015473
0.00001875
Kode
Risiko
R1
P1
P2
Penyebab
elastisitas globe valave
berkurang
kontrol masih corrective
volume lebih kecil/besar
kandungan liquid lebih
banyak
tidak menangkap umpan
balik secara baik
Kode
penyebab
Kemungkinan yang
direduksi (%)
O
D
S
w1
w2
w3
w4
w5
w1
w2
w3
w4
w5
RPN sebelum
perbaikan
RPN setelah
perbaikan
0.000294764
0.000290328
0.000298873
0.000290596
0.000292150
0.000320962
% Reduksi
RPN
8%
10%
7%
9%
9%
7. Program Perbaikan
Setelah melakukan risk assessment atau penilaian
risiko pada proses pemurnian dan kompresi gas di onshore
Pertamina Hulu Energi (PHE) kemudian dilakukan anailisis
penyebab dari risiko berdasarkan RPN tertinggi yang
dihasilkan dengan Root Cause Analysis (RCA). Berdasarkan
RCA untuk R1 maka terdapat sepuluh penyebab yang menjadi
akar permasalahan yaitu tidak menangkap umpan balik secara
baik, volum lebih besar/kecil, kandungan liquid lebih banyak,
elastisitas globe valve berkurang, kontrol masih bersifat
corrective, masuknya benda asing, suhu lingkungan terlalu
tinggi, kondisi yang ekstrim, berada di dekat offshore, dan
terjadi turbulence.
Adapun program perbaikan yang dapat dilakukan
terhadap R1 anatara lain yaitu Program maintenance secara
berkala (P1) yaitu program perbaikan yang dapat dilakukan
terhadap equipment pada R1, seperti melakukan perawatan
berkala atau penggantian, dimana selama ini perusahaan masih
cenderung untuk melakukan perbaikan ketika risiko telah
terjadi dan Program penangan risiko sejak dini (P2) yaitu
program yang dapat ditujukan untuk penyebab-penyebab
terjadinya risiko yang berkaitan dengan operator atau
karyawan bagian proses produksi sebagai pengendali selama
proses berlangsung. Melalui program perbaikan tersebut maka
dapat dilihat akar permasalahan risiko kritis yaitu penyebab
mana yang dapat ditangani secara lebih sehingga mampu
mereduksi terjadinya risiko kritis.
Dari sepuluh penyebab terjadinya R1 terdapat lima
penyebab yang memungkinkan untuk direduksi dengan
program perbaikan yang dilakukan, hal ini mengingat
penyebab-penyebab yang lain sangat sulit untuk direduksi
karena dipengaruhi oleh faktor alam seperti suhu lingkungan
yang terlalu tinggi. Adapun yang dapat direduksi dari
penyebab R1 yaitu probabilitas detection, dan severity. Berikut
adalah RPN untuk R6 setelah dilakukan program perbaikan.
Program
Penyebab
Program
P3
Penyebab
Kode
penyebab
tidak
dilakukan
test
verification secara rutin
c1
kerja pig receiver tidak
maksimal
c2
Kemungkinan yang
direduksi (%)
O
D
S
Kode
RPN sebelum RPN setelah
Penyebab
Risiko
perbaikan
perbaikan
c1
0.000135714
R6
0.000154726
c2
0.000139620
DAFTAR PUSTAKA
% Reduksi
RPN
12.29%
9.76%
Shahriar, A., et al. (2012). Risk analysis for oil & gas
pipelines: a sustainability assessment
approach
usisng fuzzy based bow-tie analysis. Journal of loss
prevention in the process industries, Vol. 25, hal.
505-523.
Siahaan, H. (2009). Manajemen Risiko Pada Perusahaan dan
Birokrasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.