I.
Pendahuluan
Multiple sklerosis adalah suatu peradangan yang terjadi di otak dan sumsum
tulang belakang yang menyerang daerah substansia alba dan merupakan
penyebab utama kecacatan pada dewasa muda. Penyebabnya dapat disebabkan
oleh banyak faktor, terutama proses autoimun. Focal lymphocytic infiltration
atau sel T bermigrasi keluar dari lymph node ke dalam sirkulasi menembus sawar
darah otak (blood brain barrier) secara terus-menerus menuju lokasi dan
melakukan penyerangan pada antigen myelin pada sistem saraf pusat seperti
yang umum terjadi pada setiap infeksi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
inflamasi,
kerusakan
pada
myelin
(demyelinisasi),
neuroaxonal
injury,
Gambar 1.1 Perbedaan Neuron yang Sehat dan yang Mengalami Demyelinisas
II.
dan tepi dapat bermielin dan dalam susunan saraf pusat disebut substansia alba.
Serabut-serabut tak bermielin di dalam susunan saraf pusat di sebut substansia
gresia. Transmisi implus saraf di sepanjang serabut bermielin lebih cepat dari
implus serabut tak bermielin karena implus berjalan dengan cara meloncat dari
nodus yang satu ke nodus yang lain di sepanjang selubung mielyn, cara tersebut
di sebut konduksi saltatorik. Hal terpenting dari peran myelin pada proses
transmisi dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak ada lagi
terdapat myelin di sana. Pada orang-orang dengan multiple sclerosis lapisan
myelin yang mengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan dengan hal itu
orang tersebut perlahan-perlahan kehilangan kemampuan mengontrol ototototnya dan akhirnya tidak mampu sama sekali.
Teori autoimun patogenesis multiple sclerosis ( MS )
yang
inkompeten
dalam
menahan
pergerakan
usus.
mengurangi
kekambuhan
sekitar
sepertiga
dan
kontrol. Proliferasi dua isolat baru yakni sel T CD4+ dan sel T spesifik
MBP secara bermakna dihambat oleh 1,25(OH)(2)-vitamin D. Secara
keseluruhan/ kolektif, dari temuan ini dikemukakan bahwa 1,25(OH)
(2)-vitamin D berperan dalam homeostasis sel T pada multiple
sklerosis,
sehingga
koreksi
vitamin
pada
keadaan
yang parah karena bahan organik yang belum diolah mengandung banyak
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
6. Kontrol Kadar Zat Besi Anda
Kelebihan zat besi dapat merusak endothelium dan merusak DNA.
Maka, gunakanlah tes kadar zat besi yang mudah yaitu tes ferritin, dan
pastikan kadar zat besi Anda berkisar antara 20 dan 80 ng/mg.
IV.
produksi
prostaglandin
dan
leukotrien,
berkurangnya
hemolitik
kongenital.
autoimun,
eritoblastopenia,
anemia
hipoplastik
i. Penyakit neoplastik : leukemia pada orang dewasa dan leukemia akut pada
anak-anak.
j. Keadaan edema.
k. Penyakit saluran pencernaan : kolitis ulseratif.
l. Sistem saraf : tuberculous meningitis.
m. Eksaserbasi akut dari multipel sclerosis.
Dosis:
Dosis awal methylprednisolone bervariasi dari 4 48 mg/hari
(tergantung dari jenis dan beratnya penyakit, serta respons penderita). Bila
telah diperoleh efek terapi yang memuaskan, dosis harus diturunkan sampai
dosis efektif minimal untuk pemeliharaan.
Pada penderita yang baru mendapat methylprednisolone selama
beberapa hari, penghentian obat dapat dilakukan secara mendadak. Untuk
penderita yang mendapat methylprednisolone dosis besar selama lebih dari 1
2 minggu, penghentian obat harus dilakukan dengan pengurangan dosis
bertahap dengan tiap beberapa hari.
Dibandingkan
dengan
pemberian
dalam
dosis
terbagi,
methylprednisolone lebih baik diberikan dalam dosis tunggal pada pagi hari
karena cara ini lebih sesuai dengan sekresi fisiologis hormon korteks adrenal.
Untuk penderita yang membutuhkan methylprednisolone dalam jangka
waktu lama (lebih dari 2 minggu), dianjurkan menggunakan cara pemberian
ADT (Alternate Day Therapy). Manfaat pemberian dengan cara ADT ialah
mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping berupa supresi sumbu
hipotalamus-hipofisis-korteks
adrenal,cushing
syndrome,
hambatan
pertumbuhan pada anak dan gejala putus obat bila terapi dihentikan.
Rejimen dosis ADT ialah memberikan dosis total methylprednisolone
untuk 2 hari sekaligus dalam 1 dosis (pada pagi hari). Pemberian obat
dilakukan secara berselang seling yaitu hari pertama diberi obat, hari kedua
bebas obat, hari ketiga diberi obat lagi, demikian seterusnya.