Analisis laporan keuangan berfungsi untuk (1) membandingkan kinerja satu perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama; dan untuk (2) mengevaluasi tren keuangan
perusahaan dari waktu ke waktu. Analisis ini membantu manajer mengidentifikasi kekurangan
dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Nilai nyata dari
laporan keuangan terletak pada bagaimana ia dapat digunakan untuk membantu memprediksi
laba masa depan, dividen, dan arus kas bebas. Dari sudut pandang seorang investor, memprediksi
masa depan adalah tentang bagaimana menganalisisa laporan keuangan, sedangkan dari sudut
pandang manajer, analisis laporan keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi
masa depan dan, yang lebih penting, sebagai titik awal untuk tindakan perencanaan yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan.
1. Analisis Rasio
Rasio keuangan didesain untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan sebuah
perusahaan. Cara kerja analisis rasio adalah dengan membandingkan nilai pasiva perusahaan
dengan nilai aktiva perusahaan, atau membandingkan nilai bunga hutang yang harus dibayarkan
dengan jumlah pendapatan yang tersedia untuk pembayaran bunga hutang.
Dalam pembahasan topik ini, analisa dilakukan berdasarkan neraca keuangan dan laporan
pendapatan tahun 2006 milik MicroDriver Inc. laporan tersebut dapat dilihat pada tabel 8.1.
Berdasarkan laporan tersebut akan dilakukan evaluasi rasio dan dibandingkan dengan rasio ratarata perusahaan industri yang sejenis. Dalam laporan tersebut seluruh data menggunakan satuan
juta dolar, kecuali untuk data harga saham.
2. Rasio Liquiditas
Liquid assets adalah aktiva yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam waktu yang
relatif singkat. Rasio likuiditas suatu perusahaan tertuju pada pertanyaan apakah perusahaan akan
mampu membayar biaya hutang yang ditagihkan tahun depan atau tahun-tahun lainnya?
Keuntungan melakukan analisis likuiditas dengan menggunakan analisis rasio adalah waktu yang
dibutuhkan lebih cepat dan pengukuran likuiditas lebih mudah. Terdapat dua rasio likuiditas yang
umum digunakan, yaitu the current ratio dan quick, or acid test, ratio. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan sebagai berikut:
Didalam bukunya, Bringham dan Daves untuk lebih memahami pembaca, maka
Bringham dan Daves mendiskripsikan dan menjelaskan analisis finansial statement melalui
contoh laporan keuangan dan laporan pendapatan Micro Drive Inc. Untuk lebih jelasnya berikut
akan disajikan Tabel neraca keuangan dan laporan pendapatan MicroDrive Inc.
Tabel 1. Neraca Keuangan dan Laporan Pendapatan MicroDriver Inc.
Rasio Lancar=
Aktiva Lancar
Pasiva Lancar
$ 1,000
=3.2 kali
$ 310
Ratarataindustri=4.2 kali
Berdasarkan hasil perhitungan di atas MicroDriver memiliki rasio lancar dibawah ratarata. Pemberi pinjaman lebih senang melihat nilai rasio lancar tinggi, karena jika perusahaan
mengalami masalah keuangan, perusahaan akan lebih lama melakukan pembayaran hutang
pinjaman. Sedangkan pemegang saham lebih senang jika nilai rasio lancar rendah, karena nilai
yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki banyak uang yang terikat pada aktiva
tidak produktif, contohnya banyaknya barang persediaan, surat-surat berharga, atau uang tunai
yang berlebihan. Apabila nilai rasio berbeda jauh dengan nilai rata-rata industri, hal tersebut
merupakan peringatan kepada perusahaan, dan seorang analis perusahaan harus mengetahui
sebab munculnya variasi nilai tersebut.
$ 385
=1.2 kali
$ 310
Ratarataindustri=2.1 kali
MicroDrive memiliki nilai rasio 1,2 kali, dimana posisinya berada di bwh industri ratarata. Apabila piutang dagang perusahaan dibayarkan, maka perusahaan dapat melunasi pasiva
lancar tanpa harus menghabiskan persediaan barang.
3. Rasio Pengelolaan Aktiva/Asset Management Ratio
Asset Management Ratio atau Rasio manajemen aktiva berfungsi untuk mengukur
seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengatur aktiva yang dimilikinya. Rasio ini didesain
untuk menjawab pertanyaan: Apakah total nilai aktiva yang dilaporkan pada neraca keuangan
masuk akal, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dilihat dari tingkat penjualan yang ada? Jika
perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva dapat menyebabkan biaya operasional dan modal
menjadi tinggi, hal tersebut mengurangi arus kas bebas dan harga saham. Sebaliknya, jika
perusahaan hanya memiliki sedikit aktiva, maka mengurangi penjualan, sehingga akan
berpengaruh juga pada berkurangnya keuntungan, arus kas bebas, dan harga saham perusahaan.
Berikut adalah perhitungan rasio untuk menganalisis empat tipe aktiva perusahaan, yaitu:
Penjualan
Persediaan Barang
$ 3,000
=4.9 kali
$ 615
Ratarataindustri=9.0 kali
MicroDrive memiliki nilai rasio perputaran persediaan barang sebesar 4.9 kali/tahun, nilai
tersebut masih jauh dibawah nilai rata-rata industri yaitu 9.0 kali. Hal itu menunjukkan bahwa
MicroDrive memiliki jumlah persediaan barang yang terlalu banyak. Jumlah persediaan barang
yang terlalu banyak adalah tidak produktif dan menunjukkan investasi tanpa adanya perputaran
uang. Solusi hal tersebut adalah perusahaan harus membuat standar rata-rata persediaan barang
untuk semua kondisi penjualan, baik pada saat tingkat penjualan tinggi, standar, atau rendah.
Piutang Dagang
Ratarata Penjualan per Hari
Piutang Dagang
Penjualan 1tahun/365
$ 375
$ 375
=
=45.6 hari
$ 3,000/365 $ 8.219
46 hari
Ratarataindustri=36 hari
Nilai DSO milik MicroDrive adalah sebesar 46 hari, di mana nilai tersebut masih berada
di atas nilai DSO rata-rata industri yaitu 36 hari. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tidak
menerima pembayaran tepat waktu. Customer terlambat dalam melakukan pembayaran
disebabkan karena customer mengalami masalah keuangan, maka dampak yang dialami
MicroDrive adalah perusahaan mengalami kesulitan dalam pengumpulan piutang. Solusi
masalah tersebut adalah mempercepat pembayaran piutang dagang.
Menilai Aktiva Tetap: Rasio Perputaran Aktiva Tetap (The Fixed Assets Turnover
Ratio)
Rasio perputaran aktiva tetap berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menggunakan pabrik beserta peralatannya. Perhitungan nilai rasio ini dipengaruhi oleh tingkat
inflasi saat melakukan pembelian aktiva. Jika perusahaan membeli aktiva sebelum adanya inflasi
maka rasio perhitungannya akan berada di atas rata-rata. Namun, jika perusahaan membeli aktiva
ketika harga telah dipengaruhi oleh inflasi, maka nilai rasio akan menurun. Berikut adalah
perhitungan rasio perputaran aktiva tetap milik MicroDrive:
Penjualan
AktivaTetap
$ 3,000
=3.0 kali
$ 1,000
Ratarataindustri=3.0 kali
Nilai rasio perputaran aktiva tetap milik MicroDrive adalah 3.0 kali, di mana nilai
tersebut sama dengan nilai rasio rata-rata industri yaitu 3.0 kali. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan menggunakan aktiva tetapnya sama baiknya dibandingkan dengan perusahaan
lain dalam bidang industri yang sama.
Menilai Total Aktiva: Rasio Perputaran Total Aktiva (The Total Assets Turnover
Ratio)
Rasio perputaran keseluruhan aktiva berfungsi untuk mengukur tingkat perputaran
seluruh aktiva milik perusahaan. Perhitungannya adalah dengan membagi penjualan dengan total
aktiva perusahaan. Berikut adalah perhitungan rasio perputaran aktiva keseluruhan milik
MicroDrive:
Quick ,acid test ,ratio=
Sales
Total Aktiva
$ 3,000
=1.5 kali
$ 2,000
Ratarataindustri=1.8 kali
Nilai rasio milik MicroDrive adalah sebesar 1.5 kali, sedangkan nilai rasio rata-rata
industri adalah 1.8 kali. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan
volume bisnis yang cukup berdasarkan total investasi aktiva. Solusinya adalah meningkatkan
penjualan, atau beberapa aktiva harus dijual.
4. Rasio Pengelolaan Hutang/Debt Management Ratio
Ada tiga implikasi ketika perusahaan melakukan pembiayaan melalui utang; 1) pemegang
saham mengontrol perusahaan tanpa harus menambah investasi mereka; 2) Jika perusahaan
mendapatkan pembiayaan melalui utang lebih besar dari bunga yang harus dibayarkan, maka
return pemegang saham harus diperbesar, atau leverage, namun risikonya juga diperbesar; 3)
Kreditor melihat terhadap ekuitas yang aman, jadi semakin besar pembiayaan yang diberikan
oleh pemegang saham kepada perusahaan, maka semakin kecil risiko yang dimiliki oleh kreditor.
Selanjutnya akan dibahas masalah rasio untuk menguji leverage berdasarkan sudut pandang
kreditor.
Bagaimana Perusahaan Dibiayai: Total utang (Pasiva) terhadap Total Aktiva (Total
Liabilites to Total Assets)
Rasio perbandingan antara total pasiva dengan total aktiva adalah rasio hutang atau rasio
total hutang. Perhitungan rasio hutang berfungsi untuk mengukur prosentase dana yang
disediakan oleh sumber lain selain ekuitas. Para pemberi pinjaman lebih menyukai rasio hutang
yang rendah, karena perusahaan akan lebih cepat membayar karena hutang yang sedikit.
Sedangkan para pemegang saham lebih mengharapkan rasio yang tinggi, karena dengan biaya
hutang yang tinggi diharapkan pendapatan perusahaan juga akan meningkat, sehingga perolehan
laba turut meningkat. Berikut adalah perhitungan rasio hutang milik MicroDrive.
Rasio Hutang=
Total Passiva
Total Aktiva
Ratarataindustri=40.0
Nilai rasio hutang MicroDrive adalah 53.2%, lebih tinggi dibandingkan nilai rasio hutang
rata-rata industri yaitu 40.0%. Hal tersebut berarti bahwa pemberi pinjaman berperan lebih dari
setengah total keuangan perusahaan dan MicroDrive akan kesulitan untuk memperoleh pinjaman
lagi tanpa adanya peningkatan modal ekuitas.
Rasio Hutang=
EBIT
Bunga Hutang
$ 283.8
=3.2 kali
$ 88
Ratarataindustri=6.0 kali
Nilai TIE MicroDrive adalah 3.2 kali, sedangkan nilai TIE rata-rata industri adalah 6.0
kali. Hal tersebut menunjukkan bahwa MicroDrive membayar biaya hutang dengan mengurangi
dana simpanan. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa MicroDrive akan mengalami
kesulitan dalam mendapatkan dana tambahan.
Rasio Hutang=
$ 383.8+ $ 28
$ 411.8
=
=3.0 kali
$ 88+ $ 20+ $ 28 $ 136
Ratarataindustri=4.3 kali
Nilai EBITDA coverage ratio milik MicroDrive adalah 3.0 kali, sedangkan nilai EBITDA
coverage ratio rata-rata industri adalah 4.3 kali. Berdasarkan nilai tersebut, MicroDrive berada
dibawah nilai rata-rata, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki biaya hutang yang
tinggi.
$ 113.5
=3.8
$ 3,000
Ratarataindustri=5.0
Nilai margin keuntungan penjualan MicroDrive adalah 3.8% dan terletak dibawah nilai
rata-rata marjin keuntungan penjualan industri yaitu 5.0%. Nilai tersebut muncul karena jumlah
biaya yang terlalu tinggi. Biaya yang tinggi disebabkan karena kegiatan operasional yang tidak
efisien. Rendahnya margin keuntungan menunjukkan juga bahwa perusahaan memiliki nilai
hutang yang besar. Mengingat pendapatan bersih adalah pendapatan setalah bunga, maka beban
bunga yang ditanggung perusahaan akan mengurangi nilai pendapatan bersih, dan sementara
penjualan relative tetap, maka secara otomatis marjin keuntungan yang akan di dapat oleh
perusahaan rendah.
BEP=
EBIT
Total Aktiva
Ratarataindustri=17.2
$ 283.8
=14.2
$ 2,000
Nilai rasio yang dihasilkan menunjukkan tingkat pendapatan perusahaan yang dihasilkan
dari aktiva produktif. Dikarenakan rasio perputaran dan margin laba penjualan perusahaan yang
rendah, MicroDrive memperoleh nilai BEP sebesar 14.2 % yang masih dibawah rata-rata
industri. Hal tersebut menunjukkan bahwa MicroDrive tidak mendapatkan pengembalian dana
yang tinggi dari aktiva perusahaan.
$ 113.5
=5.7
$ 2,000
Ratarataindustri=9.0
Nilai ROA MicroDrive adalah sebesar 5.7%, nilai tersebut masih jauh dibawah nilai
industri rata-rata yaitu 9.0%. Hasil itu disebabkan BEP perusahaan renda ditambah biaya Bungan
yang tinggi karena penggunaan biaya utang diatas rata-rata, dan keduanya menyebabkan
pendapatan bersih perusahaan menjadi rendah.
Ratarataindustri=15.0
$ 113.5
=12.7
$ 896
Nilai ROE milik perusahaan MicroDrive adalah 12.7%, dimana nilai tersebut masih
berada sedikit dibawah nilai rata-rata industri yaitu 15% dan tidak jauh dibawah nilai total aktiva
perusahaan. Nilai ini tidak begitu buruk dikarenakan MicroDrive menggunakan pembiayaan
melalui utang yang cukup besar.
6. Market Value Ratios/Rasio Nilai Pasar
Market value Ratios atau Rasio nilai pasar beruhubungan dengan harga saham
perusahaan, pendapatan, arus kas, dan nilai buku per lembar saham. Rasio ini berfungsi
memberikan informasi kepada manajer perusahaan tentang apa yang dipikirkan investor tentang
kinerja perusahaan yang sudah berjalan dan prospek di masa depan. Jika likuiditas, pengelolaan
aktiva, pengelolaan utang, dan rasio profitabilitas terlihat baik, maka rasio nilai pasar perusahaan
akan tinggi dan harga saham perusahaan juga tinggi.
Price/Earning Ratio
P/E berfungsi sebagai indicator seberapa besar investor akan membayar harga saham
perusahaan, berikut adalah perhitungan P/E MicroDrive:
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai P/E MicroDrive dibawah rata-rata industry yaitu,
10.1 berbanding 12.5, hal ini mengindikasikan bahwa MicroDrive lebih berisiko dan memiliki
prospek yang kurang baik daripada industry lain yang sejenis.
Nilai CFR dari MicroDrive bearada dibawah nilai CFR rata-rata industry, seperti hal nya
sebelumnya, hal ini mengindikasikan perusahaan berisiko dan mempunyai prospek pertumbuhan
yang kurang baik. Namun demikian, perlu dicatat, dalam melihat harga saham, pada industry
yang lain, investor kadang juga melihat pada harga/penjualan, harga/customer, atau
harga/EBITDA untuk per lembar saham.
Market/Book Ratios
Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku memberikan indikasi lain bagi investor
untuk mempertimbangkan harga saham sebuah perusahaan. Perusahaan degan pengembalian
relative tinggi terhadap ekuitas secara umum menjual nilai buku degan tinggi dari pada
perusahaan dengan pengembalian rendah. Untuk lebih detail, disini pertama akan dikalkulasi
nilai buka per lembar saham MicroDrive, sebagaimana berikut:
Selanjutnya untuk mendapatkan rasio buku/market, harga pasar dibagi dengan nilai buku,
perhitungannya, seperti berikut:
Melihat hasil dari perhitungan diatas, dimana rasio buku dari MicroDrive berada dibawah
rata-rata industry, investor kemungkinan kecil akan tertarik pada saham perusahaan MicroDrive.
Kondisi rasio keuangan MicroDrive seperti yang telah dievaluasi sebelumnya.
seperti yang ditunjukan oleh beban bunganya, akan tetapi pajak relatif rendah karena rendahnya
EBIT. Dengan demikian, marjin keuntungan yang diperoleh oleh MicroDrive relative rendah.
Tabel 2. MicroDrive Inc.: Common Size Income Statements
Dari table diatas dapat dilihat, penjualan meningkat pada tingkat 5,3 persen pada tahun
2006, sedangkan total biaya operasional meningkatkan dibawah 5.0% dan pertumbuhan dalam
EBIT mencapai 7.9%. Secara sepintas, pertumbuhan ini positif, melihat tingkat penjualan lebih
tinggi dari pada biaya operasional, namun ternyata prosentase beban bunga juga meningkat
dengan 46.7%, hal ini menyebabkan pendapatan sebelum pajak dan laba bersih perusahaan
menjadi negatif. Hal yang sama juga bisa diterapkan pada neraca keuangan perusahaan.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pembahasan common size dan percentage change
analysis ini adalah bahwa teknik ini merupakan turunan dari analisis rasio yang dijelaskan
sebelumnya, dan dalam melakukan analisis keuangan perusahaan semua teknik tersebut bisa
diaplikasikan.
8. Tying The Ratios Together: The Du Pont Equation
Persamaan Du Pont digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian atas aktiva
(Return on Asset--ROA), yaitu dengan mengalikan marjin keuntungan dengan perputaran total
aktiva:
Dari table diatas bisa dilihat MicroDrive mendapat 3.8% dari setiap penjualan dan
perputarannya 1,5 kali setiap tahunnya. Dengan demikian perusahaan mendapat pengembalian
5,7% atas aktiva. Jika perusahaan dibiayai hanya dengan ekuitas biasa, maka tingkat
pengembalian atas aktiva (ROA) dan pengembalian atas ekuitas (ROE) menjadi sama, hal ini
terjadi karena total aktiva sama dengan ekuitas biasa, seperti yang digambarkan dibawah ini:
Kesamaan ini terjadi hanya jika total aktiva = ekuitas biasa, yaitu jika perusahaan tidak
menggunakan hutang dalam pembiayaanya. Karena MicroDrive, dalam hal ini, menggunakan
utang, maka pengembalian untuk pemegang saham biasa (ROE) lebih besar dari pada
penge,balian atas aktiva (ROA) 57%. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ROE maka dengan
mengalikan tingkat pengembalian atas aktiva dengan equity multiplier, yang mana ia adalah rasio
dari aktiva terhadap ekuitas biasa:
Perusahaan yang menggunakan sejumlah besar pembiayaan dari hutang akan selalu
memiliki ekuitas multiplier yang lebih tinggi, semakin tinggi utang, maka semakin sedikit
ekuitasnya, dengan demikian semakin tinggi ekuitas multipliernya. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahaan memiliki $1.000 aktiva dan dibiayai melalui hutang sebesar $800 (atau 80 persen),
maka ekuitasnya $200, dan ekuitas multipliernya $1,000/$200 = 5. Kalau perusahaan hanya
menggunakan utang sebesar $200, maka ekuitasnya $800, dan ekuitas multipliernya menjadi
$1.000 / $800 = 1.25
ROE Microdrives bergantung pada ROA dan penggunaan utangnya (leverage):
Kebanyakan perusahaan besar mengoperasikan beberapa divisi dalam industri yang berbeda,
dan untuk perusahaan seperti itu, akan sulit untuk mengembangkan sekumpulan angka ratarata industri yang bermakna. Oleh sebab itu, analisis rasio akan lebih berguna bagi
perusahaan kecil, yang memiliki fokus secara sempit daripada besar yang multinasional.
Kebanyakan perusahaan ingin mendapatkan rasio yang lebih tinggi dari rata-rata industri.
Sehingga hanya mencapai kinerja rata-rata saja, bukanlah hal yang baik untuk perusahaan.
Karena suatu target pencapaian kinerja yang tinggi, fokus terhadap rasio-rasio industry yang
tinggi merupakan hal yang harus dilakukan oleh perusahaan. Teknik Benchmarking akan
membantu dalam hal ini.
Inflasi mungkin akan sangat mengganggu neraca perusahaan nilai yang tercatat seringkali
berbeda secara substansial dengan nilai nyatanya. Lebih jauh, karena inflasi mempengaruhi
baik beban depresiasi maupun biaya persediaan, laba juga akan terpengaruh. Jadi, suatu
analisis rasio untuk satu perusahaan selama beberapa waktu, atau suatu analisis komparatif
dari berbagai perusahaan dengan usia yang berbeda harus diartikan dengan menyertakan
pertimbangan.
Faktor-faktor musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio. Sebagai contoh, rasio
perputaran persediaan untuk suatu perusahaan pengolah makanan akan sangat berbeda
secara radikal jika angka neracanya digunakan untuk persediaan (inventory) merupakan
angka tepat sebelum versus tepat setelah penutupan musim pengalengan. Masalah ini dapat
diminimalkan dengan menggunakan rata-rata bulanan untuk persediaan (dan piutang) ketika
menghitung rasio perputaran.
Perusahaan dapat menetapkan teknik "window dressing" untuk membuat laporan keuangan
mereka agar terlihat kuat. Sebagai ilustrasi, perusahaan konstruksi di Chicago mendapatkan
pinjaman dengan jangka waktu dua tahun pada tanggal 27 Desember 2002. Penyimpan uang
pinjaman tersebut sebagai kas selama beberapa hari, dan kemudian melunasinya lebih awal
pada tanggal 2 Januari 2003. Hal ini akan meningkatkan rasio lancar dan rasio cepatnya,
serta membuat neraca akhir tahun 2002 terlihat bagus. Akan tetapi peningkatan ini
sepenuhnya hanya sekedar window dressing saja. Seminggu kemudian neraca perusahaan
tersebut akan kembali pada tingkatan yang lama.
Perbedaan praktek-praktek akutansi dapat mendistorsi perbandingan. Seperti disebutkan
sebelumnya, penilaian persediaan (inventory) dan metode penyusutan (depresiation) dapat
mempengaruhi laporan keuangan dan akibatnya akan mendistorsi perbandingan antar
perusahaan. Demikian pula, jika satu perusahaan menyewa sejumlah besar peralatan
produksinya, maka asetnya mungkin tampak relatif rendah terhadap penjualan karena aset
yang disewa sering tidak muncul di dalam neraca. Pada saat yang sama, utang yang
berkaitan dengan kewajiban sewa tersebut mungkin tidak ditampilkan sebagai utang.
Sehingga akibatnya, sewa guna dapat secara artifisial meningkatkan baik rasio perputaran
maupun rasio utang.
Sulit mengeneralisir apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk. Sebagai contoh, rasio
lancar yang tinggi dapat mengindikasikan suatu posisi likuiditas yang kuat yang tentunya
merupakan hal yang baik atau dapat pula dikatakan bahwa kas yang berlebihan memiliki arti
buruk (karena kas yang berlebihan di dalam bank adalah aset yang tidak mendatangkan laba)
demikian pula dengan rasio perputaran aktiva tetap yang tinggi dapat menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut menggunakan aktivanya secara efisien atau juga perusahaan tersebut
kekurangan modal dan tidak mampu membeli aset.
Sebuah perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang terlihat "bagus" dan rasio lainlain yang terlihat "buruk. Hal ini menyebabkan kita sulit mengatakan bahwa neraca
perusahaan tersebut kuat atau lemah. Namun, prosedur statistik dapat digunakan untuk
menganalisa pengaruh bersih dari serangkaian rasio yang ada. Banyak bank dan organisasi
pemberi pinjaman lainnya menggunakan prosedur tersebut untuk menganalisis rasio
keuangan perusahaan, dan kemudian mengklasifikasikan perusahaan menurut kemungkinan
perusahaan yang tampak mempunyai masalah keuangan.
Penggunaan rasio keuangan yang efektif membutuhkan laporan keuangan perusahaan
akurat.
Analisis rasio merupakan teknik yang sangat bermanfaat, namun demikian perlu
diwaspadai beberapa masalah diatas dan membuat langkah penyesuaian yang diperlukan.
Analisis rasio yang dilakukan dengan cara mekanik, tetapi digunakan secara cerdas dan dengan
pertimbangan yang baik, dapat memberikan wawasan yang berguna untuk kinerja sebuah
perusahaan.
11. Melihat Dibalik Angka
Diharapkan, dengan mempelajari pembahasan tentang analisis laporan keuangan dapat
membantu pemahaman dalam memahami laporan keuangan perusahaan dan meningkatkan
kemampuan untuk menginterpretasikan angka akuntansi. Keahlian yang penting dan mendasar
ini dibutuhkan ketika membuat keputusan-keputusan bisnis, mengevaluasi kinerja, dan ketika
meramalkan berbagai perkembangan di masa depan. Ketika melakukan evaluasi sebuah
perusahaan, analisis keuangan yang baik tidak hanya melibatkan perhitungan angka-angka,
melainkan juga mempertimbangkan beberapa faktor-faktor kualitatif tertentu,. Faktor-faktor ini,
seperti yang dirangkum oleh American Association of Investor Individu (AAII), sebagai berikut:
a) Apakah pendapatan perusahaan bergantung pada pelanggan utama? Jika demikian, kinerja
perusahaan bisa menurun drastis jika pelanggan pindah ke tempat lain. Dilain pihak, jika
hubungan diantara keduanya benar-benar sangat kuat, sebaliknya dapat menstabilkan
penjualan
b) Sampai sejauh mana pendapatan perusahaan bergantung pada salah satu produk utama?
Perusahaan yang mengandalkan pada satu produk tertentu mungkin saja menjadi lebih
efisien dan terfokus, tetapi kurangnya diversifikasi produk dapat meningkatkan risiko
c) Sampai sejauh mana perusahaan bergantung pada pemasok tunggal? Bergantung pada
pemasok tunggal dapat menyebabkan kekurangan yang tidak diantisipasi sebelumnya,
sehingga menyebabkan menurunya profit perusahaan
d) Berapa persentase dari bisnis perusahaan yang dihasilkan dari luar negeri? Perusahaan
dengan persentase besar pada bisnis di luar negeri yang besar seringkali mampu
mewujudkan pertumbuhan yang lebih baik dan margin laba yang lebih besar. Namun,
perusahaan-perusahaan dengan operasi di luar negeri yang besar, nilai operasi mereka
sebagian besar tergantung pada nilai mata uang setempat. Dengan demikian, fluktuasi dalam
kurs valuta asing dapat menciptakan risiko tambahan untuk perusahaan. Selain itu, stabilitas
politik di wilayah tersebut juga sangat penting
e) Bagaimana dengan persaingan yang ada? Mempertimbangkan tindakan mengahdapi
kompetisi yang ada dan kemungkinan munculnya pesaing baru di masa depan merupakan
hal yang sangat penting.
f) Bagaimana prospek masa depan perusahaan? Apakah perusahaan banyak berinvestasi dalam
bidang penelitian dan pengembangan? Jika demikian, maka prospek masa depan perusahaan
bergantung pada keberhasilan produk saat ini
g) Bagaimana lingkungan hukum dan perundang-undangan mempengaruhi perusahaan?