Anda di halaman 1dari 53

BAB V

SYARAT-SYARAT TEKNIS
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PAKET PEKERJAAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
Kegiatan

: Pembangunan / Rehabilitasi Fasilitas Gedung Pendidikan

Pekerjaan
: Pembangunan Gedung Type B SMA NEGERI 22 SURABAYA
Lokasi
: JL. Balas Klumprik Surabaya
Tahun Anggaran : 2012
SYARAT SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS
1. JENIS DAN MUTU BAHAN
1. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan - bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian
dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16 /
1994 dan Keppres No.24 / 1995.
2. Bahan - bahan bangunan atau tenaga kerja lokal / setempat yang memenuhi
syarat teknis sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen /
Konsultan Pengawas.
3. Bila bahan - bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa / bermacam - macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan dipilih satu jenis.
4. Bahan - bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan
untuk dilaksanakan dipergunakan yang mutu / kwalitas kelas I (KW. I).
5. Bila Rekanan / Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang
ditetapkan, harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 24 jam
setelah ditolak atas biaya / tanggung jawab Kontraktor Pelaksana .
6. Contoh / sample yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas / Kontraktor harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan
ketetapan (RKS).
7. Bila dalam uraian dan syarat - syarat disebutkan nama pabrik / produk dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari
barang - barang yang dikehendaki Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen..
8. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga - harga barang / bahan tersebut
sesuai RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang
ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan / upah
adalah mengikat.
2. URAIAN PEKERJAAN
1. Kontraktor / Rekanan harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara baik, sempurna dan efisien dengan urutan yang
teratur, termasuk alat - alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete Mixer
(Beton Molen), Penggentar Beton (Vibrator), Pompa Air, Pemadat (Compactor),
alat pengangkat (Hoist) dan sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
2. Kuantitas dan Kwalitas Pekerjaan :
a. Kuantitas pekerjaan yang berkwalitas baik yang termasuk dalam harga kontrak
harus dianggap seperti apa yang tertera dalam Gambar - gambar Bestek atau
diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat dan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan , kecuali yang disebut diatas, apa yang tertera dalam uraian
dan syarat - syarat dalam kontrak itu. Bagaimanapun tidak boleh

menolak,merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang


tercantum dalam syarat - syarat ini.
b. Kekeliruan / perbedaan dalam uraian pekerjaan dan kuantitas baik pengurangan
maupun penambahan bagian - bagian dari gambar dan uraian syarat - syarat tidak
boleh merusak (membatalkan) Perjanjian /
Kontrak ini, tetapi hendaknya
diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Gambar - gambar Pekerjaan :
a. Gambar - gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar
detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang dilaksanakan oleh
perencana telah disampaikan kepada rekanan / kontraktor beserta dokumen dokumen lain. Rekanan / kontraktor tidak boleh mengubah atau menambah tanpa
persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat komitmen / Direksi. Gambar - gambar
tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud - maksud
lain.
b. Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat
tambahan gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh
Direksi dan gambar - gambar tersebut menjadi milik Direksi.
c. Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar bestek baik
penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Rekanan /
Kontraktor harus membuat gambar kerja atau gambar penjelasan (Shop Drawing)
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen.
d. Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dilokasi pekerjaan 1 (satu)
Dokumen Kontrak lengkap termasuk Gambar bestek, Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS), Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan, Time Schedule yang
telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen / TPTP / Konsultan Pengawas
dalam masa pelaksanaan pekerjaan.
e. Rekanan / Kontraktor Pelaksana dianggap sudah mempelajari / memahami
maksud dan tujuan perencana Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus membuat
gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas,
memperhatikan perbedaan atau perubahan antara gambar - gambar dalam
Dokumen Kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan.
f. Gambar - gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) sebelum
Serah Terima Tahap I (STT I).
3. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN
a. Pedoman Pelaksanaan APBN / Keppres 18 tahun 2000 dan Keppres No. 24 tahun
1995
b. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 dan SK - SNI T15 - 1991 - 03
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan - bahan Bangunan (PUBB NI - 3 / 56).
d. Peraturan Muatan Indonesia (PMI NI - 18 / 1970).
e. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) 1987
f. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI - 5 / 1961)
g. Algemene Voorwaarder Voor de uitvoering bij aanneming van open werken (AV)
yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah No. 9 tanggal 28 Mei 1994
dan Tambahan lembaran Negara No. 1457
h. Algemene Voorschriften Voor Drinkwater Instalaties 1946
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara
lain tentang larangan mengerjakan anak - anak dibawah umur.
j. Keputusan Walikota Surabaya No. 03 tahun 2001
k. Peraturan - peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung
4. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar
detail yang dipakai / diikuti.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang dipakai / diikuti.
3. Bila ukuran - ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan - bahan / barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti / dipakai.
4. Rekanan / Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal hal tersebut diatas. Setelah Rekanan / Kontraktor menerima Dokumen dari Panitia
Pengadaan / Pemberi Tugas dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat
penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Rekanan / kontraktor diharuskan menelitii


kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan Pekerjaan.
5. PERSIAPAN DILAPANGAN.
1. Rekanan / Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat bouwkeet / Bangunan
Sementara untuk kantor pegawainya dan gudang untuk bahan - bahan yang
diperlukan agar terhindar dari kerusakan atau hujan.
2. Bila dianggap perluoleh Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan, Rekanan /
Kontraktor Pelaksana harus membuat los kerja untuk tempat pekerja, sehingga
terhindar dari hujan, matahari dan angin
3. Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh
Rekanan / Kontraktor Pelaksana bilamana diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan proyek tanpa dimasukkan didalam anggaran biaya /
kontrak.
4. Direksi Keet atau Kantor Direksi. Rekanan / Kontraktor Pelaksana harus
penyediaan ruangan yang cukup untuk disewa guna Kantor Direksi
denganperlengkapannya meja, kursi, papan tulis.
5. Rekanan / Kontraktor Pelaksana setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
segera membuat Time Schedule berupa Bar Chart yang terinci untuk dapat diikuti lebih
awal perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dan apabila terdapat /
terlihat adanya indikasi keterlambatan pekerjaan diperlukan koordinasiatau langkah langkah untuk menanggulangi hambatan / keterlambatan yang akan terjadi.
6. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
1. Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan / kontraktor diwajibkan mengadakan
segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu,
seperti PPPK, sanitasi, air minum dan fasilitas - fasilitas kesejahteraan. Juga
diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, koordonansi pemerintah atau
Pemerintah Daerah setempat.
2. Rekanan / Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi
pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
3. Rekanan / Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak
pemakai jalan bersih dari bahan - bahan bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki
selama pekerjaan berlangsung.
4. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan / Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakanbangunan yangadadisekitarnya ,utilitas, jalan - jalan,
saluran - saluran pembuangan dan sebagainya dilokasi dan kerusakansejenis
yang disebabkan karena pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dalam artiyang luas.
Itu semua diperbaiki kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan
termasuk bahan bahan bangunan dan perlengkapan instalasi,
6. hingga Kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.
7. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH.
1. Air Minum dan Air Kerja.
a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama
pelaksanaan dapat mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada
dengan meteran air sendiri (guna memperhitungkan pembayarannya) atau air
sumur yang bersih / jernih dan air tawar, bila hal ini meragukan harus diperiksa
dilaboratorium.
2. Kecelakaan Kerja.
a. Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan
pekerjaan, kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan sikorban. Biaya pengobatan dan lain - lain menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan
Direksi.
b. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat - obatan untuk PPPK yang selalu
tersedia dalam saat dan berada ditempat Direksi Keet / Bouwkeet.
8. ALAT - ALAT PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN.
a. Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan / menyiapkan alat
- alat baik untuk sarana / peralatan pekerjaannya maupun peralatan - peralatan

yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : Mesin
pengaduk beton, mesin penggetar beton, mesin pemadatan tanah, pompa air dan
alat - alat lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
b. Penentuan titik duga letak bangunan ,siku - siku bangunan maupun level (elevasi
0,00) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan memakai alat yang tepat
atau alat ukur (waterpass dan theodolite).
c. Penentuan atau batasan pekerjaan sesuai gambar atau menurut instruksi Pejabat
Pembuat Komitmen / Konsultan Pengawas
9. SYARAT - SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN.
1. Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak memperkerjakan
tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat
ditolak.
3. Pengujian Hasil Pekerjaan
a. Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan semua biaya
pengujian, pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan, Pemborong tetap bertanggung
jawab atas biaya - biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat - syarat
(penolakan bahan) yang dikehendaki.
b. Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara dan
Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam Persyaratan
Teknis
c. Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan / Lembaga yang akan melakukan
Pengujian dipilih atas persetujuan kedua pihak.
d. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Kontraktor.
4. Penutupan hasil Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang lain, sehingga
secara visuil menghalangi Direksi Pekerjaan untuk memeriksa Bagian Pekerjaan yang
terdahulu, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai
rencananya untuk melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga
Direksi Pekerjaan berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang
bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pekerjaannya.
b. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi
Pekerjaan untuk memerintahkan pembongkaran kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi
tersebut, guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko pembongkaran dan
pemasangannya kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi Pekerjaan tidak mengambil langkah untuk
menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan
disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta
menganggap Direksi Pekerjaan telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan terhadap suatu pekerjaan, tidak
melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.
10. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK.
a. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komitmen berhak mengeluarkan instruksi agar
Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa
atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan - bahan atau barang - barang,
baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang
sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban
kontraktor untuk disempurnakan sesuai dengan dokumen kontrak.
b. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat Komtmen berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan - pekerjaan, bahan - bahan atau
barang apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Pemberi Tugas / Pejabat Pembuat komitmen berhak mengeluarkan perintah yang
dikehendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
11. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
1. Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut ketentuan
pada AV pasal 2 ayat 3 dan gambar detail yang telah disahkan Direksi,
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian - bagian menurut semua
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong

selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua
belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
A. SYARAT SYARAT PELAKSANAAN DILAPANGAN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Pengukuran tanah kembali
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan - keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas - batas tanah dengan alat - alat yang sudah tertera
kebenarannya.
2. Ketidak - cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut - sudut hanya dilakukan dengan alat - alat
waterpas / theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung - jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpas beserta Petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama Pelaksanaan Proyek.
5. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
6. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas / Direksi Pekerjaan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar Rencana dan Persyaratan Teknis.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
1.2. Tugu patokan dasar (Bench Mark)
1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang - kurangnya 20 x 20 cm,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang menonjol diatas
muka tanah sekurang - kurangnya setinggi 40 cm.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi Pengawas untuk
membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk
tanggungan Kontraktor.
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut - sudut tapak (perpindahan),
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan.
1.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah ukuran (5 /
7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak - gerakkan atau diubah ubah, berjarak maksimum 1,50 meter satu sama lain.
2. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Merantiukuran 5 / 7, papan 2 / 20
dari kayu meranti lurus, cukup kuat, diketam halus dan pada bagian atasnya harus
dipasang datar dengan kontrol instrumen water pass. Pemasangan harus kuat dan
bouwplank dipasang sekeliling luar bangunan dengan jarak 2 m dari as bangunan.
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Direksi Pengawas.
4. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Pengawas.
5. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk
tanggungan Kontraktor.
6. Kontraktor harus menyediakan alat - alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli
ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan
pengukuran ulang.
7. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda - tanda yang
menyatakan as - as dan atau level / peil - peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air / hujan.

8. Bouwplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya
hingga pekerjaan lantai satu selesai seluruhnya.
9. Di atas papan bouwplank dipasang nama dengan duga 0.00 bangunan. Bila terjadi
ketidaksesuaian antara batas - batas tanah yang tersedia dan yang tertera dalam
gambar maka Pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
Pimpinan Proyek dan Direksi untuk mendapatkan keputusan.
1.4. Sarana Air Kerja dan Penerangan
1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi / WC selama berlangsungnya proyek.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber lain, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan termasuk keperluan Kantor Direksi Pekerjaan, kantor pelaksana, kamar mandi /
wc atau tempat - tempat lain yang dianggap perlu.
3. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan kantor Direksi Pekerjaan dan penerangan proyek pada malam hari
sebagai keamanan selama proyek berlangsung. Penyediaan penerangan / Tenaga
listrikberlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator set,
dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengadaan fasilitas penerangan termasuk instalasi dan armateur stop kontak serta sakelar
/ panel.
1.5. Keamanan Proyek
1. Kontraktor harus bisa menjamin keamanan proyek baik untuk barang - barang Kontraktor,
milik Pengawas / Direksi Pekerjaan, serta menjaga keutuhan bangunan - bangunan yang
ada dari gangguan para pekerja ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor harus bisa menempatkan petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap hari
yang dibagi dalam 3 gelombang waktu bekerja (shift), dan harus melakukan pemeriksaan
pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menjaga ketertiban maka para pekerja diharuskan menggunakan tanda pengenal
pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang sedang bertugas.
1.6. Bangunan Sementara (Bouwkeet)
Pemborong harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk gudang
penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan dengan. Rekanan harus pula
menyediakan ruangan untuk keperluan Pengawas dengan perlengkapan papan
tulis, meja dan kursi, buku harian, serta buku catatan harian pengawasan
seperlunya. Semua bouwkeet perlengkapan rekanan Pemborong dan sebagainya,
pada waktu selesainya pekerjaan harus dibongkar dan harus disingkirkan dari
tapak / lokasi, dan semua bangunan eksisting yang terganggu harus diperbaiki.
Semua biaya menjadi beban Pemborong.
Pembongkaran bangunan sementara tersebut hanya dengan persetujuan Pimpinan
Proyek atau Pengawas.
1.7. Direksi Keet
Untuk pembangunan proyek ini, pemborong harus membuat direksi keet ukuran 32
m atau disesuaikan kebutuhan dengan konstruksi yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
Bangunan tersebut berfungsi atau digunakan sebagai gudang, ruang pelaksana,
ruang penjaga, ruang rapat, ruang tamu, ruang gambar, dapur kecil dan KM / WC.
Pondasi dari pasangan batu belah dengan spesi 1 pc : 6 ps.
Kolom dari kayu kamper ukuran 8 x 12 cm dipasang vertikal pada jarak 3 m.
Dinding dilapis triplek 4 mm dan dicat.
Lantai bangunan bagian bawah terbuat dari rabat beton yang diyiyit halus.
Penutup atap dari asbes gelombang kecil atau seng gelombang warna BJLS 40.
Langit - langit dari triplek 4 mm, dicat dan dipasang setinggi 3 m dari lantai.
Kusen pintu / jendela dibuat dari kayu kamper 6 / 12 yang dicat. Daun pintu terbuat
dari teakwood panil ganda yang dilengkapi kunci Union atau setara dengan dua
kali putar, sedangkan jendela naco dilengkapi teralis.
Untuk perlengkapan Direksi, Pemborong harus menyediakan antara lain:
1. Peralatan obat - obatan
2. Peralatan keselamatan kerja : topi; jaket; sepatu; dll.
3. Sarana penerangan listrik, lampu - lampu, dll.
4. Perlengkapan kebutuhan KM / WC, dapur kecil, wastafel, dll.

5. Kebutuhan konsumsi sederhana untuk rapat lapangan / Direksi.


6. Perabot meja dan kursi gambar.
7. Peralatan tulis dan papan tulis.
8. Peralatan meja dan kursi untuk rapat.
9. Meja / rak untuk menyimpan barang - barang contoh.
10. Buku direksi untuk mencatat semua instruksi dari Direksi Pekerjaan
11. Helm
Semua peralatan dalam Direksi Keet harus baru dan layak dipakai. Dan semua biaya
dibebankan pada Pemborong. Barang - barang tersebut diatas tetap milik Kontraktor dan
harus dikeluarkan dari lokasi proyek apabila bangunan telah selesai.
1.8. Alat Komunikasi dan Transportasi
1. Untuk memudahkan komunikasi dengan pihak - pihak yang terkait Kontraktor wajib
mengadakan alat komunikasi
2. Untuk melancarkan jalannya proyek maka Kontraktor diwajibkan menyediakan 1
kendaraan roda empat untuk keperluan transportasi Kontraktor dalam pengangkutan
barang - barang kantor misalnya pengangkutan benda - benda uji dan lain - lain atau untuk
persediaan apabila terjadi keperluan yang sangat mendadak, serta 1 kendaraan roda
empat untuk keperluan transportasi Pengawas.
3. Kontraktor diwajibkan untuk menyediakan komsumsi dalam pertemuan - pertemuan rutin
atau tamu - tamu Pemberi Tugas yang mempunyai kepentingan dengan proyek dan semua
biaya dibebankan pada Pemborong.
1.9. Pagar Pengaman Proyek.
Sebelum melaksanakan pekerjaan apapun, Pemborong harus membuat / memasang pagar
pengaman sebagai batas antara daerah proyek dan daerah umum, dengan biaya
dibebankan pada Pemborong. Pagar kerja ini terbuat dengan konstruksi :
1. Tiang kayu bulat (dolken) ditanam sedalam 60 cm dan dicor dengan campuran 1 pc : 3 ps
pada setiap jarak 3 m.
2. Tinggi kayu yang kelihatan minimal 2.40 m dari muka tanah.
3. Untuk perangkai tiang satu dengan lainnya, digunakan 3 deret kayu meranti merah 5 / 7
yang dipasang horisontal sejajar atas, bawah dan tengah.
4. Bagian luar pagar ditutup seng gelombang warna BJLS 40 yang dipasang vertikal dengan
konstruksi rangka dan paku payung.
5. Pada daerah - daerah tertentu sesuai petunjuk Pengawas, diberi pintu untuk kepentingan
proyek, yang lebarnya disesuaikan kebutuhan Pemborong.
1.10. Pemadam Kebakaran
1. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyiapkan alat pemadam kebakaran
yang dapat digunakan untuk memadam api akibat listrik, minyak dan gas dengan kapasitas
7 kg.
2. Pada tiap lantai bangunan dengan radius 50 m disediakan 1 unit tabung pemadam
kebakaran demikian juga untuk Direksi Pekerjaan keet kantor Kontraktor dan gudang
penyimpanan.
1.11. Jalan masuk ke tempat pekerjaan yang telah ditentukan harus diadakan oleh
rekanan biladiperlukan, sesuai kebutuhan dan kepentingan proyek.
1.12. Pembuatan Los Kerja dan Tempat Istirahat
1. Kontraktor harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan tempat
sholat bagi para pekerja.
2. Los kerja merupakan bangunan yang cukup memadai untuk bekerja bagi tukang / pekerja
yang mempunyai kondisi cukup baik, terlindung dari pengaruh panas atau hujan yang
dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
1.13. Pemborong harus menyediakan WC untuk pekerja maupun karyawannya.
1.14. Sambungan listrik, air dan transportasi pelaksanaan agar dipersiapkan dengan
baik dan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Bila pihak sekolah tidak dapat
memenuhi, maka rekanan (Pemborong) harus menyediakan sendiri.
1.15. Di dalam melaksanaan proyek, kontraktor tidak boleh mengganggu / merusak
bangunan yang sudah ada / disekitarnya, bilamana terjadi kerusakan maka
kontraktor wajib memperbaikinya kembali.
2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA

Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran bangunan lama
seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari
sisa material lama. Pekerjaan pembongkaran bangunan lama ini meliputi :
1. Pembongkaran punutup atap genteng beserta rangka atapnya.
2. Pembongkaran plafond + rangka kayu
3. Pembongkaran tembok dan kusen, daun pintu jendela.
Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran kontraktor harus mendapatkan ijin dari pihak
sekolah dan Direksi Pengawas. Pembongkaran genteng harus dilaksanakan dengan hati
hati supaya genteng tidak pecah / rusak karena genteng akan digunakan / dipasang
kembali sesuai dengan gambar rencana. Semua Sisa material hasil pembongkaran
disimpat di tempat yang aman dan ditata. Lokasi letak material hasil pembongkaran
harus mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah dan direksi pengawas.
3. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN
3.1. Pekerjaan Galian
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat - syarat seperti yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Direksi Pengawas tidak terganggu. Jika terganggu,
Kontraktor harus menggalinya dan mengurugnya kembali, lalu dipadatkan sesuai syarat
yang tertera dalam spesifikasi dibawah ini.
2. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat - syarat yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis dan atau petunjuk Direksi Pengawas.
2. Dasar dari semua galian harus waterpas. Bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar - akar tanaman atau bagian - bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang - lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air pada dasar
galian.
4. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
5. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah - langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Pengawas.
7. Bagian - bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih,
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat - syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis - lapis dengan. penimbrisan lubang - lubang galian yang
terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan
dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 100 % kepadatan kering maksimum yang
dibuktikan dengan test laboratorium.
8. Perlindungan terhadap benda - benda berfaedah.
Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang - barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan apabila sampai menderita
kerusakan harus direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila
suatu alat dari Dinas Pelayanan Umum yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal
tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh
Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan
dari barang atau alat yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.

Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak
di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang
disetujui oleh Direksi Pengawas atas tanggungan Kontraktor.
3.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
- Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
menggunakan sirtu dan pasir urug di daerah bawah pondasi, bawah lantai bangunan
(Sesuai dengan gambar rencana) sedangkan untuk disamping pondasi mengunakan
urug tanah kembali.
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan, dan alat - alat
bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
- Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
- Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali, juga seluruh sisa
- sisa puing - puing, sampah - sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
2. Persyaratan Bahan
a. Ukuran urugan pasir urug dan sirtu sesuai dengan gambar rencana, dan harus diadakan
pemadatan dengan cara disirami, diratakan dan dipadatkan.
b. Di bawah lapisan pasir urug tersebut, urugan yang dipakai adalah sirtu.
c.Direksi Pengawas mengharuskan agar supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri
dari mutu bahan yang terbaik yang dapat diperoleh.
3. Syarat syarat Pelaksanaan
1. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan yang sesuai dengan gambar rencana dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya di urug.
2. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat /
compactor vibrator type yang disetujui oleh Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan
sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
maksimum hasil laboratorium.
3. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor : Kontraktor
harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum
minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah
tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau lastic untuk bukti penunjukan /
referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan
kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu
ASTM D - 1557 - 70.
4. Pengeringan / pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengurasan airnya.
5. Apabila material urugan mengandung batu - batu, tidak dibenarkan batu - batu yang
besar menumpuk menjadi satu, dan semua rongga - rongga harus diisi dengan batu batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
6. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ke tempat pembuangan yang
ditentukan oleh Direksi Pengawas.
7. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain,
tanpa tambahan biaya.
4. Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
2. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka
Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat
kepadatan,. yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium.
3. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D1556 - 70 atau
prosedur lainnya yang disetujui Direksi Pengawas. Penunjukan laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi Pengawas dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini
menjadi beban Kontraktor.
4. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau yang ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.
5. Penentuan kepadatan di lapangan dapat mempergunakan salah satu dari cara /
prosedur di bawah ini :
"Density of soil inplace by sand - cone method" AASHTO.T.191.
"Density of soil inplace by driven cylinder method" AASHTO.T.204.

"Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205. atau cara - cara
lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.

5. PEKERJAAN STRUKTUR
KETENTUAN UMUM
1. Apabila terjadi perubahan gambar sehubungan dengan pelaksanaan, sebelum pekerjaan
dimulai harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
2. Proses mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas harus melalui mekanisme yang
disepakati kedua belah pihak, misalnya denganpengajuan proposal tertulis tentang
alternatif yang diusulkan.
3. Apabila terjadi perbedaan ukuran dalam gambar maka pelaksana harus menanyakan
terlebih dahulu kepada Pengawas.Ukuran yang tertulis menjadi acuan dibanding
ukurandalam skala.
4. Apabila terjadi perbedaan antara RKS dan gambar kerja, maka pelaksana segera
melaporkannya kepada pengawas untuk mendapat penyelesaian.
5. Segala perubahan gambar yang disetujui pengawas dan berdampak kepada besarnya
pembiayaan, harus diperhitungkan atas pekerjaan tambah kurang.
6. Kesalahan pelaksanaan yang berakibat pada penambahan biaya dan waktu pelaksanaan
pekerjaan, maka seluruh biaya tersebutsepenuhnya menjaditanggungan pelaksana.
Ruang Lingkup
Pekerjaan SIPIL meliputi :
a. Pekerjaan pondasi dan kelengkapannya.
b. Pekerjaan struktur atas yang meliputi :
a. Struktur utama : kolom, balok dan pelat lantai.
b. Struktur sekunder : kolom praktis, tangga, listplank dsb.
c. Penguatan struktur pada balok, plat lantai dan kolom
c. Pekerjaan atap.
Catatan
Pada dasarnya pekerjaan struktur terdiri : struktur beton dan struktur baja.
Standard Rujukan
Rujukan utama :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG) 1987
2. Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untukBangunan Gedung (SNI 03 - 1726 - 2002
3. Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk BangunanGedung (SNI 03 - 2847 2002),beserta seluruh acuan yang dirujuknya seperti :
a. SNI 03-1974-1990, Methode pengujian kuat tekan beton.
b. SNI 03-2458-1991, Methode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
c. SNI 03-2492-1991,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium
d. SNI 03-2834-1992,Tata cara pembuatan rencana campuran untuk beton normal.
e. SNI 03-4810-1998,Methode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan.
f. Dan lainnya, sesuai kebutuhan.
g. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
Acuan tambahan :
Apabila ada hal - hal yang tidak termuat dalam SNI tetapi harus dikerjakan maka dapat
dipakai Standard / Peraturan / Pedomanyang sebelum lahirnya SNI tersebutsepertiSK SNI
T - 15 - 1991 - 3, bahkan bisadari PBBI 1971 NI - 2 selama tidak bertentangan dengan
SNI ataustandard lainyang banyak digunakanmasyarakat konstruksi asal tidak
bertentangan dengan SNI tersebut diatas,misal sepertiACI318 - 99 ,UBC 1977,AISC 1994
dsb ,atas persetujuan Pengawas.
5.1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
Ketentuan Bahan
1. Mutu beton
Selainuntuk tiang pancang,semua beton untuk struktur bemutu fc = 25 MPa, dengan
tambahan ketentuan bahwa semua unsur struktur yang berhubungan dengan air,
campuran betonnya harus kedap air seperti pelat untuk kamar mandi dan wc, pelat atap,
dsb.
2. Pengujian
a. Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap bahan yang
digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton iniuntuk menentukan apakah bahan yang
dipakai mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
b. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan sesuai SNI 03 - 2847 - 2002

c. Tempat pengujian bahan dan beton harus dilakukan di Laboratorium independent yang
memenuhi syarat, dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas
d. Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus selalu tersedia di lapangan
(on site) untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung, dan tersimpan selama 2 (dua)
tahun setelah selesainnya pekerjaan pembangunan.
3. Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen Portland type satu, sesuai SNI 03 - 2847 - 2002
b. Merek semen yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawas.Untuk mendapat persetujuan, kontraktor harus dapat menunjukan sertifikat
tentang semen yang diusulkan untuk dipakai. Sertifikat ini bisa diproleh dari pabrik semen
yang bersangkutan atau dari laboratorium yang mempunyai kewenangan.
c. Pengawas berhak menolak semen yang dikirim ke Proyek, jika atas dasar pemeriksaan
tidak memenuhi persyaratan.
d. Penyimpanan Semen harusmemenuhi syarat:
1. Terlindung dari pengaruh iklim dan kelembaban;
2. Semen harus disimpan sedemikian rupa, sehingga semen yang datang / diproduksi lebih
dulu terpakai lebih awal.
3. Semen yang mempunyai gejala membatu / terkontaminasi bahan yang dapat merusak
tidak boleh digunakan.
4. Pemakaian semen lebih dari satu merek tidak diijinkan, kecuali ada alasan khusus dan
mendapat persetujuan tertulis Pengawas
4. Agregat
a. Agregat untuk beton harus memenuhi syarat ASTM C 33
b. Agregat kasar dapat berasal langsung dari alam (agregat alam),atau agregat yang berasal
dari batu pecah.
c. Ukuran maximum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
- Seperlima(1 / 5) jarak terkecil sisi - sisi cetakan;
- Sepertiga (1 / 3) ketebalan pelat lantai.
d. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan tugas
Pengawasan,tidak terintrusi bahan yang dapat merusak / menggangu.
e. Barang yang telah terkontaminasi bahan yang merusak tidak dapat digunakan
5. Air
a. Air pencampur beton harus bersih dan bebas dari bahan - bahan yang dapat beton,
seperti: oli, asam, alkali, garam, bahan organik .
b. Kecuali air yang berasal dari PDAM, maka sebelum dipakai harus diuji kelayakannya,
seperti yang ditentukan dalam SNI 03 - 2847 - 2002 PASAL 5.4
6. Baja Tulangan
1. Semua baja tulangan yang dipakai harus baru,bebas dari karat
2. Semua tulangan dari jenis baja ulir(BJTD) dan polos harus memenuhi ketentuan SNI03 2487 - 2002 pasal 5.5.
3. Baja ulir dipakai untuk seluruh elemen strutur, dengan mutu fy =400 MPa
4. Baja polos dipakai hanya untuk elemen non structural dengan mutu fy=240 MPa
5. Sambungan las baja tulangan tulangan tidak diijinkan,kecuali ada pertimbangan khusus
dan harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
7. Bahan Tambahan
a. Penggunaan bahan tambahan untuk pembuatan beton harus mendapat persetujuan
tertulis Pengawas.
b. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan tambahan yang digunakan harus mampu secara
konsisten menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yangdihasilkan oleh
produk yang digunakan dalam menentukan komposisi beton diawal penentuan campuran
8. Ketentuan Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Beton
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan - pekerjaan yang menunjang
terealisasinya pekerjaan struktur beton yaitu:
a.
Persiapan
b.
Toleransi
c.
Cetakan, pipa tertanam, dan siar pelaksanaan.
d.
Penulangan
e.
Pelindung beton
f.
Campuran beton
g.
Pengecoran
h.
Perawatan

i.

Evaluasi dan penerimaan mutu beton

9. Pekerjaan Persiapan
a. Pengajuan rencana pelaksanaan
Untuk mendapat persetujuan pelaksanaan suatu pekerjaan,Pelaksana harus mnyampaikan
usulannya terlebih dahulu mencakup gambar gambar pelaksanaan, daftar personel,
kelengkapan peralatan beserta kondisinya.
b.Keamanan Proyek
Pelaksana harus melengkapi Proyek dengan system pengamanan yang semestinya, harus
atas persetujuan Pengawas, pemakaian sabuk pengaman dsb ,sesuai ketentuan ketenaga
kerjaan yang berlaku.
c. Penentuan titik titik tetap (uitset)
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini Pelaksana harus mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
d.Perlindungan cuaca.
Perlu dipersiapkan ataskemungkinan adanya gangguan cuaca, lingkungan terhadap bahan,
yang dapat mengganggu mutu beton.
10. Toleransi
1. Dimensi
Untuk panjang sampai dengan 10 meter 10 mm
Untuk panjang keseluruhan lebih 10 meter 15 mm
2. Kedudukan (dari titik patokan)
Kedudukan permukaan horizontal 10 mm
Kedudukan permukaan vertical 10 mm
3. Alinement verticallistplang / sirip 10 mm
4. Penutup / selimut beton
Selimut beton tebal sampai dengan 30 mm 5 mm
5. Dimensi balok
Ukuran sampai dengan 500 mm 5 mm
Ukuran lebih besar 500 mm 10 mm
6. Dan lain - lain
Apabila ada toleransi yang belum disebutkan akan ditetapkan kemudian ataspersetujuan
Pengawas.
11. Cetakan,pipa tertanam,dan siar pelaksanaan
a. Cetakan
1. Cetakan harus mampu menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan
dimensi komponen struktur seperti yang disyaratkan seperti dalam gambar.
2. Cetakan harus mantap, kaku dan kuat untuk mencegah kebocoran mortar, perubahan
posisi dan perubahan bentuk elemen struktur.
3. Pemasangan cetakan tidak boleh merusak struktur yang sudah terpasang sebelumnya.
4. Perencanaan cetakan harus mempertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut:
a. Kecepatan dan methode pengecoran
b. Beban selama konstruksi
c. Kemudahandan kecepatan pembongkaran,
5. Waktu pembongkaran cetakan harus berdasarkan analisa bahwa akibat pembongkaran ini
tidak mengakibatkan kerusakan pada elemen struktur atau dapat mengurangi
kemampuanya.
6. Sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi pelaksana harus mem buat prosedur dan jadwal
pelaksanaan pemasangan, pembongkaran cetakan, untuk mendapat persetujuan
Pengawas.
b.Saluran dan pipa yang ditanam dalam beton.
1. Bahan saluran dan pipa yang ditanam tidak boleh membahayakan beton dalam waktu
umur struktur, misal seperti aluminium kecuali diambil tindakan pengamannya. Keberadaan
saluran atau pipa tidak boleh dianggap mempunyai kekuatan secara structural.

2. Saluran dan pipa yang dipasang tidak boleh menurukan kekuatan struktur.Pipa atau
saluran yang ditanam dalam kolom tidak bolehmelebibihi 4% luas penampang yang
diperlukan untuk kekuatan atau untuk perlindungan terhadap korosi atau kebakaran.
3. Dimensi maksimum pipa / saluran tidak boleh lebih besar dari 1 / 3 (sepertiga) tebal pelat,
dinding, balok ataupun kolom. Pemasangannya tidak boleh berjarak sumbu ke sumbu
kurang dari 3 (tiga) diameter / lebar
c. Siar pelaksanaan.
a. Penempatan siar pelaksanaan harus dirancang sebelum pekerjaan pengecoran
dilaksanakan, dengan pertimbangan tidak mengurangi kekuatan struktur. Perangkat untuk
menyalurkan geser atau gaya lain melalui siar pelaksanaan harus melalui analisa sebagai
mana mestinya.
b. Sebelum pengecoran, permukaan beton harus dibersihkan dari serpihan dan kotoran,
dibasahi sampai jenuh dan dibebaskan dari kemungkinan air yang menggenang.
c. Siar pelaksanaan pada system pelat lantai harus ditempatkan dalam daerah sepertiga
bentang tengah pelat dan balok. Siar pelaksanaan balok induk harus diletakan pada jarak
minimum sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi muka perpotongan
tsb.
d. Siar pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada struktur yang harus kedap air,seperti
didaerah kamar mandi dan kamar kecil (KM / WC) atau pada pelat atap
12. Penulangan
a. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis.
b.
Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan berdiameter
lebih kecil 19 mm.
c.
Pembengkokan tulangan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan cara
lain oleh Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh dibengkokkan
dilapangan.
d.
Permukaan tulangan.
Pada saat beton di cor, keadaan permukaan tulangan harus bersih, bebas dari lumpur,
minyak, atau segala jenis zat / benda pelapis bukanlogam yang dapat mengurangi lekatan
beton terhadap tulangan.
e.
Penempatan tulangan.
Semua tulangan harus ditempatkan / disetel sesuai gambar. Tulangan ditempat kan
sedemikian rupa agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya
pekerjaan pengecoran.
f.

Batasan spasi tulangan.


Jarak bersih antara dua tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak kurang dari diameter
tulangan yang besangkutan dengan minimal25 mm. Bila tulangan sejajar tersebut diletakan
dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis bawah harus tepat dibawah tulangan
diatasnya, dengan spasi bersih minimal 25 mm.

g.
Sambungan / pengangkuran tulangan.
Sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir
pada pertemuan kolom balok harus dilindungi dengan sengkan pengikat. Sengkang ini
dapat berupa sengkang pengikat tertutup internal atau spiral tertutup
13. Pelindung beton
a.
Tahu beton
Tahu - tahu beton yang dipakai sebagai penahan tulangan sementara untuk mendapatkan
tebal pelindung beton yang disyaratkan harus mempunyai mutu sama dengan betonnya
sendiri.
b.
Tebal pelindung beton secara umum ditetapkan sebagai berikut.
Poer = 50 mm
Pelat = 20 mm
Sloof = 50 mm
Dinding = 20 mm
Kolom = 50 mm
Balok = 50 mm
14. Campuran beton

a. Rencana campuran (mix design)


Rencana campuran / mix design harus dilakukan dengan methoda yang disetujui oleh
Pengawas sebelum keputusan komposisi ditetapkan, untuk mendapatkan beton dengan
kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah untuk dicor tanpa terjadi
segregasi.
b.Komposisi campuran
Komposisi campuran harus berdasarkan atas perbandingan berat.
c. Cara mencampur
Beton harus dicampur dengan menuangkan seluruh unsur pembentuknya kedalam satu
wadah pengaduk,dengan proses pengadukan secara terus menerus selama sekurang kurangnya 1,5 menit, setelahseluruh bahan dimasukan.
d.Penambahan air.
Penambahan air pada beton yang sudah selesai proses pengadukannya tidak diijinkan
15. Pengecoran
a. Persetujuan tertulis pengecoran oleh Pelaksana harus sudah selesai paling lambat 24 jam
sebelum waktu pelaksanaan Pengecoran tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dihadiri
oleh Pengawas.
b. Sebelum pengecoran dimulai, cetakan harus dibasahi air atau bahan bahan lain untuk
menghindari hilangnya air dalam campuran dan sekaligus untuk mengantisipasi
kemudahan pembukaan cetakan dan untuk memproleh kwalitas permukaan beton yang
disyaratkan.
c. Selama pengecoran sampai dengan proses pengerasan selesai, beton harus tetap
terlindungi oleh kemungkinan adanya gangguan external maupun internal (hujan, getaran,
tumbukan dsbnya)
d. Adukan beton harus selesai dicorkan paling lambat sebelum waktu pengerasan (setting
time berakhir). Waktu setting time harus ditetapkan secara tertulis terlebih dahulu oleh
Pengawas atas usul Pelaksana.
e. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Penuangan
beton harus sedekat mungkin,. Tinggi jatuh bebas beton tidak boleh melampaui 1,5 m.
f. Pemberhentian pengecoran (siar pelaksanaan) sesuai rencana yang telah mendapat
pesetujuan pengawas.
g. Tebal pengecoran harus mempertimbangkan adanya proses pemadatan, pengaruh panas
hydrasi (dengan maximum beda panas tertinggididalam beton dan dipermukaan sebesar
20 derajat Celsius).
h. Khusus pada pemberhentian pengecoran elemen vertical misal kolom, sebelum dilakukan
pengecoran sambungan berikutnya, bagian atas beton harus dikepras setebal minimal
50mm, untuk mendapatkan mutubeton yang sesuai.
i. Selama proses pengecoran harus dijaga agar tidak terjadi perubahan letak
penulangan,antisipasi terhadap hal ini harus diambil sebelum persetujuan pengecoran
dikeluarkan.
16. Perawatan (curing)
1. Perawatan biasa.
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap pengeringan dini, temperature
terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus berada dalam kondisi lembab terus
menerus sekurang - kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran selesai, kecuali
menggunakan perawatan dipercepat.
2. Perawatan dipercepat / khusus.
1. Metode perawatan ini harus mendapat persetujuan tertulis pihak Pengawas.
2. Perawatan dipercepat (misal dengan uap bertekanan tinggi) dapat dilaksanakan asal
dengan perawatan ini beton yang dihasilkan sekurang - kurangnya mempunyai mutu sama
dengan yang disyaratkan, baik kekuatan dalam jangka pendek, jangka panjang, maupun
yangmenyangkut tingkat keawetannya.
3. Proses perawatan khusus dengan mengganti kehadiran air denganmaterial tertentu (misal
seperti curring compound), harus tetap juga memenuhi syarat seperti pada perawatan
yang dipercepat diatas yaitu beton yang dihasilkan minimum mutunya tidak lebih rendah
4. Pengawas dapat menambah jumlah benda uji dari jumlah yang disyaratkan untuk evaluasi
mutu beton, untuk menjamin bahwa proses perawatan yang dilakukan memenuhi
persyaratan.
5. Selama cuaca panas maka perhatian harus lebih diberikan sejak dimulainya proses,
seperti perlindungan terhadap bahan dasar, cara produksi, serta penangan pengecoran.
Perlindungan yang merupakan bagian dari perawatan harus dapat mencegah temperatur

beton melebihi yang seharusnya, sehingga dapat memberi pengaruh negatif pada
mutubeton yang dihasilkan atau kemampuan layan komponen struktur.
17. Evaluasi dan Penerimaan Mutu Beton
Evaluasi dan penerimaan Mutu Betonsesuai dengan SNI 03 - 2487 - 2002 (butir 7.6 :
Evaluasi dan Penerimaan Mutu Beton), kecualipasal7.6.2)butir (1) diganti menjadi
(diambilkan dariPeraturan Beton Indonesia 1971 / PBI 71 NI - 2) yaitu:
1. Frekwensi pengambilan benda uji.
Selama pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinu dari hasil pemeriksaan
benda uji. Untuk masing - masing mutu beton harus dibuat 3 (tiga) benda uji setiap 1 truk
mixer beton dengan volume 6 (enam) m3.
2. Hal - hal lain perlu diperhatikan:
a. Tenaga
Tenaga pengujian / Teknisi lapangan yang memenuhi syarat kualifikasi, harus melakukan
pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh uji silinder yang diperlukan
dan mencatat segala sesuatunya yang diperlukan seperti suhu beton segar pada saat
menyiapkan contoh uji untuk pengujian tekan. Pengujian di Laboratorium harusdilakukan
oleh tenaga Teknisiyang memenuhi persyaratan atas persetujuan Pengawas.
b.Laboratorium.
Semua benda uji harus dites sesuai persyaratan di Laboratorium Independen yang
memenuhikwalifikasi baik personel maupun peralatannya, atas persetujuan tertulis
Pengawas. Saat pengujian harus disaksikan oleh Pengawas.
c. Pengujian tambahan.
Pengawas berhak memerintahkan Pelaksana untuk melakukan pengujian tambahan apabila
ada hal - hal yang diluar ketentuan yang berlaku.
18. Ketentuan Tambahan pada Masing - masing Bagian Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini meliputi :
a.
Tiang Pancang
b.
Balok sloof
c.
Poer
d.
Kolom
e.
Balok
f.
Pelat
g.
Tangga
h.
Siar Dilatasi dan Siar Pelaksanaan
5.2. PEKERJAAN TIANG PANCANG
1. Persiapan Pemancangan
a. Kondisi peralatan
Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kesiapan peralatan beserta kelengkapannya
harus bisa diyakini berfungsi sebagaimana mestinya,dan mendapat persetujuan tertulis
Pengawas.
b.Identifikasi
Sebelum dipindahkan dari tempat pembuatannya / fabrikasi, tiang pancang harus diberi
tanda - tanda identifikasi : tanggal pembuatan, jenis / type : diameter, tebal tiang serta
jumlah tulangan lengkap dengan diameternya untuk masing - masing tiang,. Sebelum
dipancang tiang harus diperiksa terlebih dahulu untuk medapat persetujuan untuk
dipancang. Agar memudahkan untuk mengetahui masuknya tiang kedalam tanah maka
setiap tiang harus diberi tanda pada setiap meternya.
2. Toleransi
a. Posisi Kepala Tiang
Toleransi kesalahan pemancangan setiap tiang maksimum 100mm, dengan batasan
kesalahan titik berat tiang untuk satu poer masih lebih kecil atau sama dengan 100 mm.
Melampaui batasan toleransi ini harus diperhitungkan terhadap dampak strukturnya, dan
penambahan biaya sebagai akibatnya ditanggung Pelaksana.

b.Kemiringan Tiang
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan tiang yang disyaratkan tidak boleh lebih besar
dari 2 mm dalam 100 mm (1 : 50). Untuk menjaga kedudukan tiang selalu sesuai rencana,
maka selama pemancagan harus diikuti dengan pesawat ukur, dari dua arah ,tegak lurus
satu terhadap yang lain.
3. Urutan Pemancangan
Sebelum pemancangan dilaksanakan, Pelaksana harus mendiskusikan terlebih dahulu
urutan pemancangan yang akan dilakukan. Pergeseran kepala tiang akibat urutan
pemancangan harus dapat diprediksi sebelumnya sehingga perlu antisipasi.
4. Penghentian pemancangan sementara
Pada dasarnya pemberhentian pemancangan sebelum mencapai kedalaman yang
direncanakan tidak diijinkan, kecuali ada pertimbangan khusus atas jalannya
pemancangan dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
5. Jenis / tipeTiang
Tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang ukuran 30x30 cm dari jenis tiang pancang
Pra tekan pracetak, dengan mutu beton fc= 50 MPa (600 kg / cm2 benda uji kubus)
memenuhi ketentuan JIS A 5335 - 1985 dan modified to suit ACI - 1979, JSCE. Pelaksana
harus bisa menunjukan sertifikat / hasil tes produk tiang pancangnya dari Institusi
Independen. Pemakaian jenis tiang pancang jenis / type lain dapat dilakukan asal
mempunyai kemampuan setara secara teknis dan ekonomis,serta mendapat persetujuan
tertulis Pengawas.
6. Kedalaman Tiang
Penetapan kedalaman tiang pancang sesuai gambar dan dikontrol dengan hasil
kalendering. Besaran kalendering untuk penetapan kemampuan tiang disesuaikan
dengan jenis / tipe mesin pancang yang dipakai, setelah mendapat persetujuan tertulis
Pengawas. Kemampuan memikul bebantiang (P ijin = kemampuan dibagi angka
keamanan) dari hasil perhitungan sesaat dilaksanakannya kalendering harus mencapai
kemampuan minimum sebesar 80% dari P ijin rencana (friction belum bekerja).
7. Kalendering
Setiap menjelang akhir pemancangan harus dilakukan pencatatan atas masuknya tiang
kedalam tanahuntuk 10 kali pukulan,untuk menetapkan besaran kalenderingnya.
Ketentuan pelaksanakan kalendering harus dituangkan dalam suatu dokumen (standar
prosedur / SOP) pelaksanaan yang sudah disepakati kedua belah pihak antara pengawas
dan Pelaksana yang didasarkan atas jenisperalatan yang dipakai.
8. Pemotongan Kepala Tiang
Untuk keperluan hubungan tiang pancang dengan poer, pemotongan tiang harus dilakukan
sedemikian rupa (misal dengan gerinda) agar tidak menimbulkan kerusakan pada tiang
(retak memanjang kearah tiang tidak boleh terjadi).
9. Masuknya tiang kedalam poer.
Setiap tiang harus masuk kedalam poerseperti ukuran pada gambar.
5.3. Sloof
a. Urutan pengecoran.
Khusus untuk balok - balok sloof yang menyatu secara keseluruhan dengan bangunan
diatasnya, pemberhentian pengecorannya, sifat permukaan beton, sarat pengecoran
berikutnya harus sedemikian rupa (sesuai ketentuan SNI) agar tidak menjadi titik lemah
bagian struktur,untuk itu diperlukan Persetujuan tertulis Pengawas.
b.Pelindung beton.
Apabila balok sloof dicor dengan menggunakan acuan permanent misal dari pasangan batu bata / batako, permukaan beton tidak dapat dikontrol, maka penutup betonnya harus
dirubah menjadi 75 mm.
5.4. Poer
Untuk pekerjaan ini rencana pemberhentian pengecorannya harus mendapat persetujuan
tertulis Pengawas.
5.5. Kolom
a. Pengecoran.

Mengingat ukuran kolom yang ada, pengecoran dengan menggunakan bantuan tremi dapat
menjadi salah satu pilihan. Penggunaan cara ini harus tetap menjamin bahwa mutu beton
yang didapat tidak lebih rendah dari yang dipersyaratkan. Tinggi jatuh pengecoran tidak
boleh melampaui 1,5 meter.
b.Sambungan tulangan.
Untuk menghindari kesulitan dalam pengecoran, penyambungan tulangan perlu dirancang
sedemikian rupa,misalnya tidak dalamsatu potongan.
c. Sarang tawon.
Untuk menghindari terjadinya sarang tawon pada bagian bawahkolom antisipasi untuk
mencegahnya harus ditetapkan terlebih dahulu.
d.Pemberhentian pengecoran
Pada bagian atas pemberhentian pengecoran kolom sering terjadi penurunan kwalitas
beton ditandai adanya retak dibawah sengkang, karena kurang perawatan, adanya
phenomena konsolidasi pada pengecoran beton yang relative tebal,maka permukaan itu
harus dikepras minimum setebal 50 mm.
5.6. Balok
Antisipasi akan terjadinya lendutan balok oleh beban yang bekerja maka perlu adanya
langkah antisipasi pada waktu memasang kerangka acuan / bekisting berupa kontra
lendutan.
5.7. Pelat
a. Kontra lendutan.
Seperti pada balok,antisipasi terhadap terjadinya lendutan harus diantisipasi sebelum
pengecoran dilaksanakan.
b.Posisi tulangan.
Pengalaman menunjukan bahwa saat pengecoran pelat, para pekerja pengecoran sering /
sulit menghindar untuk tidak menginjak tulangan pelat, sehingga letak / kelurusan tulangan
terganggu. Untuk menghindari menurunnya kemampuan pikul pelat khususnya diatas
tumpuan, antisipasi kearah itu harus ditetapkan sebelum pelaksanaanpengecoran.
5.8. Tangga
Antisipasi akan terjadinya lendutan balok tangga oleh beban yang bekerja, maka perlu
adanya langkah antisipasi pada waktu memasang kerangka acuan / bekisting berupa
kontra lendutan. Antisipasi terhadap terjadinya lendutan harus dilakukan sebelum
pengecoran dilaksanakan.
Pengalaman menunjukan bahwa saat pengecoran pelat tangga, para pekerja pengecoran
sering / sulit menghindar untuk tidak menginjak tulangan pelat, sehingga letak / kelurusan
tulangan terganggu. Untuk menghindari menurunnya kemampuan pikul pelat khususnya
diatas tumpuan, antisipasi kearah itu harus ditetapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.
5.9. Siar Pelaksanaan
Siar pelaksanaan adalah siar yang terpaksa diadakan atas dasar alasan keterbatasan
pengecoran (pemberhentian pengecoran sementara) : harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1. Permukaan beton pada siar pelaksanaan, harus dibersihkan dari serpihan dan kotoran
lainnya.
2. Sesaat sebelum beton baru di cor, semua siar pelaksanaan harus dibasahi, dan jika ada
air yang tergenang harus dibersihkan.
3. Siar pelaksanaan pada sistim pelat harus ditempatkan dalam daerah sepertiga bentang
tengah pelat, balok balok, balok induk. Siar pelaksanaan pada balok induk harus
diletakan pada jarak minimum sebesar dua kali lebar balok yang memotongnya dari posisi
muka perpotongan tersebut.
4. Balok, balok induk, atau pelat yang ditumpu oleh kolom atau dinding tidak boleh di cor atau
dipasang hingga beton pada komponen struktur vertikal penumpu tidak lagi bersifat plastis.
5. Balok, balok induk dan kepala kolom harus dicor monolit sebagai bagian sistem pelat
lantai.
5.10. Kegagalan Pengecoran
Yang dimaksud dengan kegagalan pengecoran disini antara lain :
1. Diperoleh mutu beton lebih rendah dari yang dipersyaratkan. Apabila hal semacam ini
terjadi, maka penyelesiannya merujuk pada pasal 7.6.butir 5 (Penyelidikan untuk hasil uji
kuat tekan beton rendah).

2. Terjadi keropos (sarang tawon).


Untuk menyelesaikan masalah ini harus mendapat persetujuan Pengawas. Penyelesaian
dengan cara mechanical grouting dengan menggunakan produk sejenis Embeco Grout,
Materfloow Grout, Sika dan yang sejenisnya harus dilakukan. Kuat tekan hasil grouting
harus mencapai mutu minimal sama dengan mutu beton yang dipersyaratkan.
5.11. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
1. Bahan
a. Macam - macam Bahan
Bahan - bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutusebagai berikut :
1. Baja profil WF mutu BJ37
2. Baut - baut digunakan jenis HTB
3. Angker - angker baut dari baja lunak
4. Batang tarik baja polos fy = 400 Mpa
5. Ikatan angin baja polos fy = 400 Mpa
6. Gording baja kanal BJ37
b.Persyaratan Bahan Yang Dipergunakan
Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang sederajat
atau lebih tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan - bahan,
kontraktor diwajibkan untuk memberikan keterangan detail - detail seperlunya mengenai
bahan - bahan baja yang akan dipakai kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Seluruh bahan - bahan baja ini harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak
dipergunakan.
c. Supply Dari Bahan Baja
Kontraktor bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan - bahan baja. Harga
penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang
kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan - bahan baja
yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk
perantara dalam mensupply baja tersebut.
d.Baja Uji
Pengawas mewajibkan kontraktor untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan - bahan
baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan - bahan yang gagal memenuhi
persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain. Pengawas
memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian - bagian tertentu dari struktur
baja saja.
2. Pembuatan
a. Gambar Kerja
1. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3 copy untuk
Pengawas dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk mendapat
persetujuan Pengawas.
2. Gambar kerja (Shop Drawings) harus mengacu pada gambar rencana dan mencantumkan
semua informasi lengkap sambungan - sambungan yang tidak tercantum dalam gambar
kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail - detail pemasangan, dasar dasar perhitungan lubang baut, ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang
berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.
3. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam
gambar.
4. Gambar kerja harus memuat detail - detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan
semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
5. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail - detail sambungan, cara - cara erection, dan
lain - lain.
6. Kontraktor boleh mengajukan alternatif detail - detail sambungan dengan menyertakan
perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan olehPengawas.
7. Sedapat mungkin dihindarkan penjelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam
gambar.
8. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali
dengan persetujuan Pengawas.
9. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
a. Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500
b. Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15

b.
Gambar Jadi (As Built Drawings)
Kontraktor harus membuat dan meyerahkan As - Build Drawings sebayak 3 copy pada saat
akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus mendapatkan persetujuan
dari Pengawas.
c.
Perubahan - perubahan dan Tambahan - tambahan
Perubahan - perubahan pada bagian - bagian atau tambahan - tambahan pada detail, atau
keduanya berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar kerja untuk disetujui
Pengawas. Perubahan - perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh
pemborong dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.
d.
Tanggung jawab Atas Kesalah - kesalahan
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua kesalahan - kesalahan dalam detail
pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian - bagian struktur.
e.
Contoh - contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada Pengawas berupa contoh
untuk disetujui. Pengajuan contoh - contoh untuk persetujuan Pengawas harus diserahkan
dalam waktu yang secepat mungkin (minimal bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai
dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
f.
Fabrikasi
Kontraktor harus mengijinkan Pengawas setiap saat untuk melihat cara pengerjaan /
fabrikasi di tempat kerja (workshop) kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan program
kerja yang menunjukan semua item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama
dengan pekerjaan - pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus
sesuai dengan standar SNI atau yang sederajat.
g.
Toleransi
- Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI.
- Kelurusan, groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas
harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.
3. Urut - Urutan Pelaksanaan
1. Umum
Dalam proses fabrikasi kontaktor harus memeriksa bahwa semua fabrikasi elemen - elemen
struktur masih dalam batas - batas teloransi.
2. Marking
Marking harus dibuat secara teliti dengan alat - alat yang akurat.
3. Pemotongan
Pemotongan baja strip dan pelat yang lebih tebal dari 9 mm tidak boleh dengan cara
menggunting. Potongan dengan las tidak diijinkan kecuali ada ijin khusus dari Pengawas.
4. Lubang
Pembuatan lubang harus dilaksanakan dengan menggunakan bor mekanik. Punching tidak
diijinkan. Sisa - sisa pengeboran harus segera dibersihkan.
5. Penyambungan
Penyambungan tidak diperkenankan kecuali dicantumkan dalam gambar yang telah disetujui
Pengawas.
a. Sambungan Baut
1. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya, termasuk perlengkapan - perlengkapanya.
2. Baut yang dipakai dibedakan sebagai berikut :
- Untuk baut < 12mm menggunakan baut pas, badan baut harus terdiri dari bagian yang
berulir dan bagian yang tidak berulir dan panjang badan yang tidak berulir disesuaikan
dengan tebal baja yang disambung.
- Untuk baut diameter >16mm menggunakan baut mutu tinggi (HTB) dengan mutu A490 - x ASTM.
- Bila baut HTB akan digunakan maka permukaan bidang kontak tidak boleh dicat / coating
dan harus bersih.
- Baut - baut HTB yang sudah pernah dipakai (dalam keadaan kencang / bertegangan) tidak
boleh dipakai lagi.
- Baut - baut yang tidak boleh dipakai diberi tanda / dicat dan dikumpulkan menjadi satu
untuk segera dibawa keluar site.

- Untuk pemasangan HTB harus digunakan kunci momen sesuai dengan proof load yang
dianjurkan pabrik. Untuk itu kontraktor harus menyerahkan brosur - brosur yang diperlukan
kepada Pengawas. Sebelum pemasangan baut HTB permukaan bidang kontak harus
dalam keadaan bersih dari kotoran, cat dan meni.
b.Pengerasan Baut - baut
1. Bila permukaan antara baut atau mur dan bentuk permukaan baja mempunyai kemiringan
1 : 20 atau lebih, maka dipakai ring khusus (tappered washer) untuk menjamin ikatan yang
kuat.
2. Bila baut, mur dan ring (washer) dalam keadaan basah sebelum dikeraskan, maka harus
diganti yang baru.
3. Untuk mengeraskan baut - baut dikerjakan dengan memutar mur.
4. Baut - baut ditempat sambungan dikeraskan secara sistematis dan dimulai dari yang pusat
sambungan kearah ujung - ujung bebas.
c. Metode Kunci Kalibrasi (Calibrated Wrench Method)
1. Semua baut - baut pada sambungan harus dikeraskan pada tahap awal dengan kunci
manual atau kunci elektrik 50% sampai70% dari tegangan minimum untuk ukuran dan
mutu baut - baut yang digunakan.
2. Alat pengeras harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum dipakai.
3. Kalibrasi ini harus disaksikan oleh Pengawas
4. Kalibrasi dilakukan dengan mengeraskan sesuatu alat yang dapat menunjukan tegangan
aktual baut, dua tipikal baut pada tiap diameter dari baut - baut yang dipasang.
d.Metode Pemutaran Mur
1. Bila metoda pemutaran mur dipakai untuk mendapatkan tegangan baut yang dispesifikasi,
maka pertama - tama harus ada cukup baut yang dalam keadaan Snug Tight (Keras dan
Rapi) untuk meyakinkan bagian - bagian daerah sambungan dalam keadaan hubungan
yang baik satu sama lain.
2. Snug Tight didefinisikan sebagai pengerasan yang di dapat dari beberapa impact pada
sebuah kunci impact atau usaha penuh seseorang menggunakan ordinary spud wrench.
3. Pemutaran mur dari kondisi Snug Tight dapat dilakukan dengan pedoman yang tersebut
dalam SNI.
6. Pekerjaan Las
a. Kontraktor yang melakukan pengelasan pada dasarnya harus memperhatikan sifat mampu
las (weldability) material baja dengan berdasarkan 3 aspek pokok :
1. Sifat - sifat kimia, metalurgi dan fisik material.
2. Keamanan hasil las sesuai tujuan desain konstruksi.
3. Cara - cara produksi sehubungan metode pengelasan yang dipakai. Semua pekerjaan
yang berhubungan dengan las harus memenuhi standar JIS, AWS atau DIN.
b. Penyambungan Las.
Penyambungan las digunakan untuk pembuatan sambungan buhul, atau bagian - bagian
yang dihubungkan kestruktur utama, assembling struktur utama dan lain - lain yang
ditunjukkan dalam gambar.
c. Pada dasarnya metode pengelasan yang dipakai adalah las listrik (arc welding). Untuk
profil - profil buatan harus dipakai metode las tandem (submerged arc welding), kecuali bila
penggunaan las tandem tidak mungkin dikerjakan.
d. Batang elektroda yang dipakai harus sesuai dengan standar AWS : E70xx
Sebagai contoh bila menggunakan DIN 1913 bagian satu adalah sebagaiberikut :
DIN 1913 Batang elektroda E43 02AR7
(stable elektroda)
Nama
Singkatan untuk las listrik
Singkatan untuk kekuatan
Tarik dan tegangan leleh
Kode untuk regangan dan
Uji takik pada 28 joule
Kode untuk regangan dan
Uji takik pada 47 joule
Singkatan untuk

tipe mantel
Kode las mantel
Nomor DIN
AR7 : - Dapat dipakai pada semua posisi kecuali pada posisi turun.
- Arus bolak - balik voltage minimum 70 volt dan batang elektroda pada kutub negatif.
e. Pada setiap pekerjaan sambungan las, kontraktor harus membuat tabel yang berisi
informasi :
1. Bagian konstruksi yang disambung dan dimensi.
2. Bentuk alur.
3. Posisi pengelasan
4. Metode pengelasan
5. Jenis arus, kutub elektroda dan voltage.
6. Jenis barang elektroda.
7. Metoda kontrol kualitas hasil las
8. Urutan pengelasan.
9. Personil - personil yang mengerjakan.
f. Tenaga Ahli
Tenaga yang melakukan pekerjaan ini harus mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan
oleh lembaga - lembaga pemerintah atau yang sederajat dan yang telah terbukti
keahliannya.
g. Instalasi
Kontraktor harus mempunyai instalasi yang memenuhi syarat untuk pekerjaan las
diantaranya :
- Bengkel beratap dengan miliu kering untuk penyimpanan barang - barang elektroda.
- Alat - alat perangkai dan transport.
- Mesin - mesin dan alat kerja.
- Preparat untuk mengelas dan memotong.
- Instalasi untuk hasil uji las.
h. Tebal Las
Tebal las sudut yang tertera pada gambar adalah tebal efektif, bukan ukuran kaki las. Jika
tidak disyaratkan lain dalam gambar bestek, tebal sambungan las harus diambil
sebagaimana berikut:
1. Tebal minimum :
- 3mm.
dipilih yang terbesar.
- t max
2. Tebal maksimum 0.7 tebal material yang dilas.
Pada las tumpul, pengelasan harus menghasilkan las dengan penetrasi penuh, sehingga
mempunyai kekuatan paling tidak sama dengan elemen yang disambung.
i. Persiapan
Alur pada material yang akan dilas harus bebas dari kotoran, air, karat, cat dan nat - nat lain
yang dapat mengurangi mutu las.
j. Kontrol Mutu Hasil Pengelasan
1. Secara visual hasil pengelasan harus bebas dari pori - pori, retak, takikan dan mempunyai
bentuk gelombang (beat) yang baik
2. Pada sambungan balok ke pylon, tumpuan pylon, gantungan kabel dan sambungan pada
blok angker harus diadakan uji mutu non - destruktif. Untuk las lapangan dan tempat yang
diragukan kwalitas hasil pengelasannya, Pengawas dapat meminta diadakan uji non destruktif minimum tiga tempat untuk satu macam sambungan.
3. Mutu hasil pengelasan harus sesuai dengan standar. Misalbila digunakan standar DIN
8563 bagian 3, minimum termasuk kelas BS untuk las tumpul, dan BK untuk las sudut
7. Mendirikan Struktur Baja (Erection)
1. Kontraktor harus mengajukan uraian lengkap mengenai metode erection, jadwal pekerjaan
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Erection harus dilakukan oleh crew yang ahli dan berpengalaman serta menggunakan
keran - keran yang memadai bila diperlukan.

3. Seluruh pekerjaan mendirikan baja harus dilaksanakan menurut standar JIS atau yang
setara dan berdasarkan pada gambar - gambar kerja.
4. Kontraktor boleh membuat patokan - patokan garis - garis ketinggian dari konstruksi yang
akan didirikan, mendirikan perancah sementara dan cara - cara pembebanan tertentu pada
struktur asalkan tidak melewati tegangan kerja baja yang diijinkan sesuai standar JIS yang
berlaku.
5. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya dalam merencanakan prosedur pelaksanaan
termasuk pemasangan batang - batang penguat sementara dan lain - lain, untuk menjamin
bahwa struktur tetap aman karena angin atau beban - beban yang ada selama
pelaksanaan pendirian.
6. Gaya pratarik diberikan pada tiap - tiap kabel bertahap dari50%, dan 100% dari gaya yang
disyaratkan sesuai gambar. Kontraktor harus mengajukan usulan pada direksi mengenai
urut - urutan kabel yang harus ditarik dengan tidak membahayakan stabilitas konstruksi
secara keseluruhan.
7. Pemakaian bau - baut montage selama pelaksanaan harus seefisien mungkin dan cukup
untuk membuat struktur terpasang erat satu sama lain.
8. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen - elemen lainya, seperti
lantai beton, dinding bata dan lain - lainya yang mana dibangun setelah struktur baja
didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditemapat sampai seluruh
elemen - elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas.
9. Kontraktor harus mematuhi segala petunjuk direksi yang berhubungan dengan
pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
10. Bila perkerjaan montage sudah selesai dan disetujui Pengawas, seluruh batang - batang
penguat sementara dan hubungan - hubungannya harus dilepaskan, lubang - lubang pada
batang baja karena baut - baut montage dan cat yang rusak karena pekerjaan sementara
harus diperbaiki.
11. Dalam pelaksanaan pendirian tidak diijinkan menggunakan palu besi untuk memukul
elemen - elemen baja kecuali seijinPengawas.
12. Sebaiknya dipakai pemukul kayu bila memang harus digunakan.
13. Bila Pengelasan dilapangan boleh dilaksanakan setelah struktur dengan perancahnya
lurus dan menurut bentuk yang diinginkan dan sebelumnya harus mendapat persetujuan
Pengawas.
14. Sambungan - sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas.
15. Bila diinginkan kontraktor harus membuat perancah - perancah tambahan untuk
memungkinkan Pengawas menginspeksi setiap unit sambungan dan biaya ini dianggap
sudah dimasukan dalam harga tender.
16. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana
Pengawas menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau
diperbaiki dengan biaya kontraktor.
17. Kontraktor harus menyimpan dan menjaga semua bahan - bahan menurut lazimnya dan
melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
18. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai
beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
8. Pengecatan
1. Blasting
1. Semua permukaan baja harus diblasted sebelum dicat anti korosi.
2. Minyak dan gemuk harus dibersihkan dengan solvent.
3. Sesudah blasting dan pembersihan, semua debu - debu dipermukaan harus ditiup dengan
air blower dan semua imperfeksi permukaan baja harus dihilangkan dengan gerenda.
4. Perkerjaan blasting harus dikerjakan diworkshop khusus. Segera sesudah blasting selesai
harus dilakukan pengecatan.
2. Pengecatan
1. Semua permukaan baja di difinish dengan meni (sincronit).
2. Sesudah blasting selesai harus dilakukan pengecatan - pengecatan dasar, kecuali pada
bagian - bagian yang disambung dengan HTB.
3. Setelah HTB dipasang, permukaan luar elemen struktur harus segera dicat.
6. PEKERJAAN ARSITEKTUR
6.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, untuk mencapai hasil yang
baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, rabat beton, lantai kerja dan semua pekerjaan beton
yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
2. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Memakai Semen Portland ex Gresik atau semen Portland lain yang mempunyai mutu
terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana / Direksi Pengawas
dan harus memenuhi NI - 8, Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bersih dan bebas dari bahan - bahan organik,
lumpur dan sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1988.
3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat - syarat PBI 1988. Penyimpanan / penimbunan pasir
dan koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin menghasilkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. A i r
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan - bahan organik / bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI - 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan Perencana / Direksi
Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U - 24 untuk < 12 mm, U - 39 untuk > 12 mm. Besi harus bersih dari
lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat seperti serpih - serpih. Penampang besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan NI - 2 (PBI 1988). Bila dipandang perlu
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. Peraturan - peraturan / standard setempat yang biasa dipakai
2. Peraturan - peraturan Beton Bertulang Indonesia 1988, NI - 2
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI - 5.
4. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI - 8
5. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
6. Ketentuan - ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum (AV)
No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457
7. Petunjuk - petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Direksi Pengawas.
8. American Society for Testing and Material (ASTM) 9. American Concrete Institute (ACI)
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton /
rangka harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam NI - 2 (PBI tahun 1988).
3. Syarat syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K - 225 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI - 1988.
2. Pembesian
- Pembuatan tulangan - tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait - kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai
dengan PBI - 1988.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja
dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI - 1988.

- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.
3. Cara Pengadukan
- Cara pengadukan beton harus menggunakan beton molen.
- Takaran perbandingan untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu olehkonsultan Perencana / Direksi Pengawas.
- Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10
cm.
4. Pengecoran Beton
- Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan - cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran - ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas petunjuk Direksi Pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan rongga - rongga koral / split yang dapat memperlemah
konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
5. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran - ukuran yang telah
ditetapkan dan atau diperlukan dalam gambar.
- Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan - perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
- Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran - kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah / lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan dan
dipersiapkan.
6. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari Diieksi Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Direksi Pengawas.
7. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksanaan / Kontraktor
- Pelaksanaan / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai
dengan saat - saat penyerahan (selesai).
- Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga - tenaga ahli pada bidangnya. Tenaga
pelaksana dari Kontraktor harus yang memenuhi syarat, minimum STM 3 (tiga) tahun
pengalaman kerja.
- Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada Uraian dan
syarat - syarat maupun yang tercantum dalam gambar - gambar atau peraturan yang
berlaku baik didalam negeri maupun luar negeri yang diberlakukan.
- Kontraktor mengikuti kontrak - kontrak yang akan disusun ke.mudian dengan pemilik,
baik mengenai hal - hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
- Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
untuk dapat berdiskusi dan dapat membuat keputusan administratif.
8. Contoh Bahan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh - contoh
material misalnya: besi, koral, pasir, PC - untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pengawas..
- Contoh - contoh bahan yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas, akan dipakai
sebagai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke.tempat pekerjaan.
9. Syarat - syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
- Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacad.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak / kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.

- Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik pembuat bahan tersebut.
- Tempat penyimpanan harus mencukupi bagi bahan yang ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
- Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib menggantinya atas beban
Kontraktor.
10. Pengujian Mutu Pekerjaan
- Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada
Direksi Pengawas "Test Certificate" bahan besi dari produsen / pabrik.
- Bila tidak ada "Test Certificate", maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi /
kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
- Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat - syarat / ketentuan dalam
PBI - 1988. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas yang akan ditunjuk.
Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan - ketentuan lainnya
sesuai PBI - 1988.
- Kontraktor diwajibkan membuat "Trial Mix" terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
beton.
- Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi Pengawas secepatnya.
- Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
11. Syarat - syarat Pengamanan Pekerjaan
- Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan - pekerjaan
lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI - 1988).
12. Pekerjaan Beton Rabat Dan Lantai Kerja.
1. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan lantai kerja, lantai dasar sebelum
pemasangan keramik dan tempat lain yang telah ditunjukkan didalam gambar
2. Bahan - bahan
a. Semen PC : hasil produksi lokal ex Gresik atau merk lain sesuai syarat - syarat ini yang
telah mendapat persetujuan Pengawas dan tidak boleh memakai semen PC yang telah
mengeras.
b. Air yang digunakan haruslah air bersih yang bebas dari bahan - bahan yang merusak
misalnya minyak, asam dan unsur organik lainnya. Kontraktor harus menyediakan air kerja
ini atas biaya sendiri.
c. Pasir harus bersih, bebas dari kotoran,dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
d. Kerikil harus kasar dan keras tidak berpori
3. Pelaksanaan
1. Beton rabat adalah campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr, tebal 5 cm dilaksanakan pada
seluruh lantai kerja pondasi poer dan sloof.
2. Pelaksanaan beton rabat dilaksanakan juga di lantai dasar sebelum pemasangan
penutup lantai keramik dengan tebal 5 cm.
6.2. PEKERJAAN DINDING
6.2.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi .

2. Persyaratan Bahan
1. Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Direksi . Syarat - syarat batu bata harus memenuhi ketentuan - ketentuan dalam NI - 10.
2. Batu bata / batu merah yang digunakan ukuran 5x12x22 cm denganmutu terbaik, siku
dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi .
3. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana /
Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8.
4. Pasir aduk harus memenuhi NI - 3 Pasal 14 ayat 2.
5. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur / minyak /
asam basa serta memenuhi PUBI - 1982 Pasal 9.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Bahan - bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh - contohnya kepada Direksi .
2. Seluruh dinding dari pasangan batu bata / bata merah,dengan aduk campuran 1pc:4ps,
kecuali pasangan batu bata semen trasram / rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram / rapat air dengan adukan campuran 1pc:2ps
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof sampai 50 cm di atas
permukaan lantai setempat. Untuk daerah KM / WC, Urinoir dan Wastafel tinggi
dinding trasram adalah 150 cm dari lantai sesuai dengan yang tercantum didalam
gambar. Pasangan ini digunakan untuk sekeliling dinding ruang - ruang basah
serta pasangan batu bata dibawah permukaan tanah jika ada.
4. Sebelum digunakan,batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
5. Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7 hari dan harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar - siar dibersihkan sebelum diplester.
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1 / 2
batu yang luasnya maksimal 12 m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan kolom ukuran 15 x 15 cm, dari tulangan pokok 4 diameter 13 mm, beugel
diameter 8 mm jarak 15 cm untuk tumpuan dan 20 cm untuk lapangan, jarak antara
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3(tiga) meter.Mutu besi U - 24
7. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
8. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek - stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanamdengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang - kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan
lain oleh Direksi.
9. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih.
10. Pasangan dinding batu bata tebal1 / 2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar - benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.
11. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah / lantai harus diberi pen
dengan adukan 1pc:2ps
12. Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci / diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci / diplester).
13. Pada ambang atas kusen dengan lebar lebih kecil atau sama dengan 1,20 m dipasang
rolag batu merah, apabila lebih dari ketentuan tersebut, harus dipasang balok latei dengan
ukuran sesuai pada gambar.
Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 meter persegi tanpa
adanya pertemuan dinding apabila tidak tegambar harus dipasang kolom praktis dari beton
dengan mutu beton K 225.
4. Syarat - Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat.
2. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
3. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima oleh Konsultan MK.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.

Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan yang tercantum dalam RKS.
2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
3. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding: 1 mm / m2 luas permukaan
bidang kerja.
4. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
5. Hasil akhir harus konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan
perkerjaan finishing lainnya harus rapih.
6.2.2. Pekerjaan Plesteran Dinding
1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,bahan - bahan, peralatan
dan alat - alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,sehingga
dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam dan
bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
dengan pengarahan direksi dilapangan .
2. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana /
Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8.
2. Pasir harus memenuhi NI - 3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI - 3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih
yang benar - benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui
ayakan 1,6 - 2,0 mm.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan plester dilakukan setelah pasangan bata cukup kuat minimum 7 hari setelah
selesai pemasangan
2. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1pc:4ps, kecuali pada dinding
batu bata trasram / rapat air.
3. Pada dinding batu bata trasram / rapat air di plester dengan aduk campuran 1pc:2ps (yang
dilakukan pada sekeliling kamar mandi, WC, dan bagian - bagian yang ditentukan /
disyaratkan dalam detail gambar serta atas petunjuk Direksi).
4. Pada beton kolom yang terekspose (terlihat) diplester menggunakan campuran 1pc:2ps
dengan tebal 1 cm.
5. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
6. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan di setujui Direksi.
7. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK / Direksi untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
10. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
11. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
12. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.

13. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi.
14. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba - tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.
16. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan:
1. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat.
Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
2. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan, maka
pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.
Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.
5. Syarat Penerimaan
1. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan ketentuan perencanaan serta persetujuan Direksi.
2. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya serta
tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
3. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm / m2 permukaan bidang
kerja.
4. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih, melekat dengan
baik pada pasangan bata.
5. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapih.
6.2.3. Pekerjaan Dinding Partisi (buka tutup)
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehinggadapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan atau
yang ditentukan konsultan perencana bersama direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Bahan : Kayu kamper 4/6 cm dan 6/15, lapisan teakwood tb. 4 mm
2. Engsel kuningan ex ARCH atau setara
3. Grendel Biasa (Besar)
4. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan / site sesuai dengan jadwal pelaksanaan,
semua barang dan bahan harus disimpan ditempat yang kering memakai alas dan
dijauhkan dari tempat - tempat yang lembab dan air hujan.
5. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi belum diserahkan harus
dijaga, dipelihara keutuhannya oleh pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat
pelaksana, maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi beban tambahan
kepada pemberi tugas.
3. Material dan Syarat Pelaksanaan
1. Teakwood :
a.
Teakwood ketebalan yang dipakai 4 mm.
b. Tidak retak atau pecah / melengkung.
2. Rangka Partisi :
a. Bahan rangka kamper 4/6 cm dan 6/15 cm .
b. Bahan - bahan pelengkap seperti sekrup, mur, paku.
c. Berkas - berkas pekerjaan harus halus dan rata permukaan.

d. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
e. Pemasangan dinding partisi harus benar - benar siku, lapisan dinding dilapis dengan
plituran.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding partisi yang rusak / cacat / kena noda.
Perbaikan dilaksanakan sesuai pangarahan Direksi . dan tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut samai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi. Biaya yangtimbul untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggungan Pemborong
Pengamanan
Pemborong wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan terhadap pemasangan
dinding partisi yang telah dilaksanakan.
Biaya yang ditimbulkan untuk melindungi / pengamanan pekerjaan ini sudah termasuk di
alam penawaran Pemborong.
5. Syarat Penerimaan
1. Hasil pemasangan komponen dinding - dinding partisi harus tepat (presisi) pada posisinya
serta dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan pada
persyaratan pelaksanaan.
2. Hasil pemasangan dinding - dinding partisi harus merupakan hasil pekerjaan yang selaras
terhadap lantai dinding ataupun langit - langitnya.
3. Hasil pekerjaan dinding - dinding partisi satu sama lainnya harus menjadi satu kesatuan
yang kokoh (tidak menimbulkan goyangan atau bunyi derit karena tekanan beban
horizontal).
6.3. PEKERJAAN LANTAI
6.2.1. Pekerjaan Lantai (Keramik Tile)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing - masing jenis dan ukuran ini dilakukan
pada ruang yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar dan sesuai dengan
petunjuk Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Jenis : Keramik Tile
Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar material dan
disetujui Direksi .
2. Warna : a. Untuk masing - masing warna harus seragam
b. Warna yang tidak seragam harus diganti / dibongkar.
3. Merk : Setara Ex. Platinum Tile atau sekualitas
4. M u t u : Tingkat I (satu)
5. Ukuran / jenis dan pemakaian : 40 x 40 cm motif/warna untuk lantai sedang untuk KM
Ukuran 20 x 20 cm motif/warna dan ukuran 20 x 25 cm motif/warna, atau segala ukuran
yang tertera pada gambar / ketentuan Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing
lantai pada seluruh detail yang ditunjukan / disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
6. Bahan pengisi : Grout / pengisi semen berwarna
7. Bahan perekat : Adukanspesi 1pc:4ps diberi bahan tambahan penguat berupa bahan
perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan
jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat tersebut.
8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan - peraturan ASTM, NI
- 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.
9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana /
Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8, pasir harus memenuhi
PUBI1982 pasal 11dan air harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 9.
10. Untuk bahan pengisi / grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan.

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan


a. Bahan bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh - contohnya kepada Direksi.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor di wajibkan membuat shopdrawing dari pola
keramik yang disetujui Direksi.
c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidakretak,tidak cacat dan tidak
bernoda.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1pc:4ps dan di tambah bahan perekat seperti yang
disyaratkan. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar benar rata,
adukan harus terpasang merata di bawah permukaan keramik.
e. Jarak antara unit - unit pemasangan keramik yang terpasang(lebarsiar - siar), harus sama
lebar maksimum 3mm dan kedalaman maksimum2 mm, atau sesuai detail gambar serta
Direksi, yang membentuk garis - garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar - siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
f. Siar siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan / persyaratan,warna bahan pengisi
sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit - unit keramik harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan
h. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik,hingga betul - betul bersih.
i. Sebelum keramik di pasang, terlebih dahulu unit - unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.
j. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan
Direksi . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan
pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan
dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
k. Tepat diatas delatasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nat selebar 1 cm, kemudian
kedalam nat selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon rubber sealant dengan
warna yang sama dengan warna grouting nat.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan lantai keramik yang rusak. Perbaikan harus
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab pemborong.
Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan - kerusakan
2. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai keramik selesai terpasang, permukaannya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukaannya.
3. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak
0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan
sudah termasuk dalam penawaran.
5. Standar Penerimaan
1. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Direksi .
2. Pelaksanaan pekerjaan lantai keramik harus dipasang rata (water pass) pada permukaan
peilnya datar, tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat / tidak bernoda.
3. Toleransi kemiringan untuk permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm / m2; kecuali
kemiringan lantai pada permukaan lantai toilet / ruang wudhu yang harus dibuat miring
permukaan lantainya ke arah floor drain (sesuai gambar rancangan).
4. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang
kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan Surat Penyerahan Material.
6.2.2. Pekerjaan Dinding Keramik
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dansempurna.

2. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada ruangan atau seluruh bidang yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar (bila ada) dan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Perencana dan Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Jenis:Keramik Tile
Keramik tile buatan dalam negeri yang disetujuiKonsultan Perencana dan atau Direksi.
2. Warna :
1. Warna yang ditentukan harus sesuai dengan ketentuan perencana / sesuai gambar.
2. Warna ditentukan Perencana atau dalam gambar / setelah diputuskan bersama dalam
rapat direksi.
3. Merk : Ex. Platinum Tile atau setara
4. M u t u : Tingkat I (satu)
5.
Bahan pengisi : Grout semen berwarna
6. Bahan perekat: Adukan spesi 1pc:4ps diberi bahan tambahan penguat berupa bahan
perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat dengan
jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan perekat tersebut.
7.
Ukuran : 20 x 25 cm dan 20 x 20 cm atau ditentukan dalam gambar
perencana dengan pola pemasangan sesuai detail gambar.
8. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan - peraturan ASTM,NI - 19,
PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023 - 81.
9. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen Portland lain yang
mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana /
Direksi Pengawas dan memenuhi syarat - syarat dalam NI - 8, pasir harus memenuhi
PUBI1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI
1982 pasal 9.
10. Bahan - bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh - contohnyakepada Direksi .
11. Untuk bahan pengisi / grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan, dengan
campuran sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar dari pola keramik
yang disetujui Direksi .
2. Keramikyang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,tidak cacat dan tidak
bernoda.
3. Adukan pengikat dengan campuran 1pc:4ps dan ditambah bahan perekat seperti yang
telah disyaratkan dan harus terpasang merata di bawah permukaan keramik.
4. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.
5. Jarak antara unit unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar - siar), harus
sama lebar maksimum 3 mmdan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar
serta petunjuk Direksi, yang membentuk garis - garis sejajar dan lurus yang sama lebar
dan sama dalamnya, untuk siar - siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurussesamanya.
6. Siar - siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit - unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan daripabrikyangbersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik,hingga betul betul bersih.
9. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau
hal - hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
10. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit - unit keramik direndam dalam air
sampai jenuh.
11. Pingulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi,siku dan tepian yang sempurna.
12. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama3 x
24jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
a. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak. Perbaikan harus
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
b. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan, maka Pemborong Wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima

oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
pemborong.
Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan - kerusakan.
2. Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaanya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukannya.
3. Untuk pemeliharaan, Pemborong harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak
0,1% dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan
sudah termasuk dalam penawaran.
5. Standar Penerimaan
1. Pemborong memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Direksi .
2. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh permukaan
tidak bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat / tidak bernoda.
Tolerasi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm / m2.
3. Pemborong wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang
kepada Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat Penyerahan material.
6.4. PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA
6.4.1. Pekerjaan Kusen Aluminium, Daun Jendela, Sun screen
1. Lingkup pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat
- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen dan daun pintu, jendela dan sun screen serta seluruh
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
2. Persyaratan bahan
1. Bahan : Profil aluminium ex Indalex atau sekualitas
2. Tebal profil : 1,2 - 1,5 mm
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat - syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
4. Pekerjaan kusen harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran - ukuran yang ada dalam
gambar
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar - gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang danmembuat contoh jadi dengan skala gambar
1 : 1, untuk sebagian tipe kusen yang ditentukan oleh Direksi.
2. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3. Pintu dan jendela dibuat dalam beberapa tipe sesuai dengan gambar rencana, bila
terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail Pemborong harus melaporkan
kepada Pengawas.
4. Semua kusen pintu dan jendela dibuat dari aluminium ukuran sesuai gambar dan dilapisi
seal dari karet mengelilingi kusen pintu dan jendela.
5. Rangka daun pintu dan daun jendela dibuat dari aluminium ukuran - ukuran untuk ambang
daun pintu dan jendela sesuai gambar dan harus disetujui Pengawas.
6. Pekerjaan kusen dan daun - daun pintu & jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi,
siku, dan baik.
7. Frame terdiri dari Aluminium tebal 1,2 1,5 mm produk ex Indalex, di - finish silver natural,
atau yang sejenis dan setara, dengan sistem YF - 100 / 70 - E., kaca tebal 5 mm, produksi
dalam negeri produk Asahi Mas atau yang sejenis dan setara.
8. Seluruh pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen aluminium harus
dilaksanakan oleh ahli dalam bidangnya, berdasarkan petunjuk pabrik. Ketepatan ukuran
didasarkan pada hasil pengukuran di tempat pekerjaan. Pemasangan kaca pada bingkai
aluminium harus menggunakan seal berupa alur karet yang harus terjamin tidak bocor /
tembus air.
9. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan MK . sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi
tanggungan pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan
pemeriksaan dan penerimaan hasil perkerjaan ini.

4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen yang rusak / cacat / kena noda. Perbaikan
dilaksanakan sesuai pengarahan Direksi. dan tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.
Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah
terpasang.
2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai
hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
3. Bahan - bahan perlindungan dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan pada
persyaratan bahan dan persyaratan lain (sesuai ketentuan pabrik).
5. Syarat Penerimaan
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,
terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu
yang telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
2. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan, show
drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh Direksi.
6.4.2. Pekerjaan Daun Pintu
1. Lingkup pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat
- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh daun pintu, serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi
2. Persyaratan bahan
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),
PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81 .
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua , lurus , kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak - retak , mata kayu dan cacat lainnya.
3. Pekerjaan kusen harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran - ukuran yang ada dalam
gambar
4. Daun pintu double teakwood dengan rangka kayu kamper, finishing cat warna dof.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan , Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar gambar yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang lubang ) , termasuk
mempelajari bentuk , pola , lay out / penempatan , cara pemasangan , mekanisme dan
detail - detail sesuai gambar .
2. Semua frame daun pintu dikerjakan dengan teliti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3. Pintu dibuat tipe sesuai dengan gambar rencana, bila terdapat kelainan bentuk antara
gambar dan gambar detail Pemborong harus melaporkan kepada Pengawas.
4. Pekerjaan kusen dan daun - daun pintu harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku, dan
baik.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan kosen yang rusak / cacat / kena noda. Perbaikan
dilaksanakan sesuai pengarahan Direksi. dan tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
2. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang ditimbulkan untuk pekerjaan perbaikan ini menjadi
tanggung jawab Pemborong.

Pengamanan
1. Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap permukaan kosen yang sudah
terpasang.
2. Biaya yang diperlukan untuk pengamanan ini menjadi tanggung jawab Pemborong, sampai
hasil pekerjaan diterima dengan baik (Serah Terima II).
5. Syarat Penerimaan
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Hasil pekerjaan kosen yang dipasang harus tepat pada posisinya rapat satu sama lainnya,
terjamin kerapihannya, dan tidak cacat; dan merupakan satu kesatuan dengan jenis pintu
yang telah ditetapkan pada gambar rancangan dan spesifikasi bahan.
6.4.3. Pekerjaan Kaca
1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan. seperti dinyatakan
dalam gambar dengan hasil yang baik dan rapi.
2. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan pekerjaan
cermin meliputi pemasangan cermin pada toilet dan daerah lain yang ditentukan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float glass).
2. Toleransi lebar dan panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
4. Cacat - cacat
- Cacat - cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang - ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis - garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar /
masuk).
- Harus bebas dari cacat benang (string) dan cacat gelombang (wave) benang adalah
cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang
berubah dan mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik - bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik.
- Untuk ketebalan kaca 5 mm kira - kira 0,3 mm.
5. Bahan :
a.
Kaca :
Bahan kaca harus sesuai SII 0189 / 78 dan PBVI 1982. Digunakan produksi dalam negeri,
ex ASAHIMAS atau yang setara dan disetujui oleh Owner / Konsultan Perencana.
- Bahan kaca untuk interior, pintu & jendela menggunakan Clear Float Glass dengan
ukuran tebal 5 mm atau sesuai dengan gambar.
b. Cermin :
Bahan cermin harus sesuai dengan NI - 3, disyaratkan dari jenis clear glass type float
dengan ketebalan = 5 mm. Salah satu permukaan dilapisi perak (chemical deposited
silver), sifat permukaan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak - bercak lain.
- Semua bahan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Direksi Pengawas sesuai pengarahan dan saran dari Konsultan Perencana.

- Sisi - sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat syarat pekerjaan dalam buku ini.
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda untuk mudah diketahui. Tanda - tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat - alat pemotong
kaca khusus.
6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam
alur kaca pada kosen.
7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kosen, harus
diisi dengan lem silikon warna transparant. Cara pemasangan dan persiapan persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
9. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat - alat pemotong khusus kaca, Tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui Direksi Pengawas, jenis cermin sesuai dengan yang telah
disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan
tertulis ini type WV polished, tebal 5 mm.
11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca
khusus.
12. Pemasangan cermin :
a. Rangka kayu memakai bahan kayu kamper, ukuran dan cara pemasangan ke dinding
sesuai petunjuk gambar yang disekrupkan dengan fisher plastik kedalam dinding.
Permukaan rangka kayu yang akan menerima cermin harus diserut halus dan waterpas.
b. Sebagai pinggiran list digunakan profiled aluminium list yang dipasang dengan rapi dan
kuat.
c.Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan gambar.
d. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos - klos di
dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin
menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup - sekrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel.
Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
amonia.
6.5. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan,
perlengkapan dan alat alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat - alat
yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di sebutkan /
ditentukan dalamgambar.
2. Persyaratan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragamdalam
pemilihan warnanya serta dari bahan - bahan yang telah disetujui Direksi.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminium yang
tertera nomor pengenalnya.
4. Penggantung dan pengunci menggunakan produk Ex. Dekson :
 Mortise Lock MTS L DKS 8430 SN atau setara
 Lockcase Cylinder CYL DKS DC 400 mm SN atau setara,
 Lever handle Plate LHP DKS AZ 520 100 028 SN+NP atau setara
 dan harus dengan persetujuan Direksi.
5. Pada setiap daun pintu dipasang 3 engsel kuningan ex ARCH atau setara.

6. Pada setiap daun jendela alumunium dipasang 2 engsel geser / Friction stay
dengan ukuran 12 dan 16 ex. Dekson
7. Pada setiap daun jendela alumunium dipasang 1 handle casement CH 428 silver.
8. Pada setiap daun jendela kayu dipasang 2 engsel jendela.
9. Pada setiap daun jendela kayu dipasang grendel kecil dan hak angin sikutan.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh - contohnya kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
3. Apabila di anggap perlu, Direksi dapat meminta mengadakan tes - tes laboratorium yangdi
lakukan terhadap contoh - contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.
4. Seluruh biaya tes laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Engsel atas di pasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah di
pasang tidak lebih dari 32 cm (as)dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di
tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
6. Handel pintu harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
7. Setelah kunci terpasang, noda - noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel
pada kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.
8. Penarik pintu ( handle ) dipasang 100 cm ( as ) dari permukaan lantai setempat.
9. Posisi pemasangan Lockcase dan Double Cylinder harus rapi dan benar serta di ajukan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Pemasangan hardware yang tidak rapih dan mengalami cacat atau terkena noda pada
permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan ini
maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
pemborong
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga
terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
5. Standar Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware, harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak
cacat.
6.6. PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
6.6.1. Pekerjaan Langit - Langit Beton Exposed Finishing Cat
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.
Meliputi pekerjaan langit - langit finishing cat seperti yang disebutkan dan ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Primer Coat
2. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing langit - langit
3. Merk ( Interior ) : Ex Catylac, Vinylex, Decolith, Metrolite atau setara.
4. Merk ( eksterior ) : Ex DULUX,MOVILEX atau setara.
5. Warna : Ditentukan.
6. Pengencer : Air bersih 20 %.
7. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
8. Sistem Pengecatan: Minimal 2 lapis atau sampai benar benar rata.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
- Bahan - bahan yangdi pergunakan,sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan
contoh Catuntuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Konsultan Perencana.
- Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk contoh kepada
Direksi / Perencana. untuk mendapat persetujuan.
- Bidang pengecatan siap di cat setelah diplamir terlebih dahulu.Sebelum diplamir,plesteran
harus betul - betul kering, tidak ada retak - retak dan telah disetujui Direksi.

- Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh - contoh warna,


untuk disetujui Direksi.
- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda bendadan pengaruh pekerjaan - pekerjaansekelilingnya selama 2 jam.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus
segera dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok / dinding yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan
pengotoran pada tembok / dinding.
5. Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak
belang - belang).
6.6.2. Pekerjaan Langit - Langit (Plafond) Kalsiboard
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik.
2. Pekerjaan penutup plafon ini dikerjakan di ruang kamar mandi lantai 1&2, pada ruang
kelas di lantai 2 baru sesuai dengan gambar rencana.
2.
1.
2.
3.

Persyaratan Bahan
Gypsum menggunakan Setara Ex. Jaya Board , ERG, tebal 9 mm
Kalsiboard menggunakan Setara Ex. Jaya Board , ERG, tebal 6 mm
Rangka plafon menggunakan rangka Hollow aluminium 4 x 4 cm dan sebagai
penggantung menggunakan rangka Hollow aluminium 2 x 4 cm
4. Plafon harus rata, tanpa nat dan tidak menggelembung / melengkung.
5. Semua bahan yang digunakan harus baru dan tidak cacat.
6. Penutupan plafon dapat dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang ada di
bagian tersebut selesai dilaksanakan serta telah disetujui Direksi.
7. Bahan list plafond dari gypsum12 cm
8. Semua Kayu rangka plafond harus memiliki permukaan yang rata, halus, rata dan sikusiku satu sama lain sisinya. Untuk permukaan yang menempel pada lapisan eternit harus
diserut halus agar permukaan plafond eternit yang terpasang memiliki permukaan yang
rata
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay - out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail - detail
sesuai gambar.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang
disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan di lapangan, shop drawing
harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana dan Direksi Pengawas.
3. Kontraktor harus mengajukan 3 buah contoh untuk disetujui oleh Konsultan Perencana
dan Direksi Pengawas.
4. Sebelum pemasangan, penirnbunan bahan rangka, gypsum dan material yang lain
ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos - klos, dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga
kerapihan terutama untuk bidang - bidang tampak.
6. Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit - langit tidak boleh menyimpang dari
persyaratan.
9. Untuk pemasangan eternit harus dipaku dengan jarak maksimal 10 cm secara teratur.
Antar eternit diusahakan seminimal mungkin (max. 0.5 cm) untuk bagian tepi eternit yang
saling berhubungan harus benar benar lurus rata dan halus.
10. Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil
dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari
masing - masing bahan yang digunakan), kecuali bila ditentukan lain sesuai gambar.

11. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut - sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Direksi Pengawas.
12. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan benturan, benda - benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor..
6.7. PEKERJAAN PENGECATAN
6.7.1. Pekerjaan Pengecatan Dinding
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengecatan dinding / beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Bahan lapisan / coating dasar
2. Cat Vinyil Arcylic Emulsion digunakan sebagai cat finishing dinding dalam dan Weather
Shield untuk dinding luar.
3. Merk ( Interior ) : Ex Catylac, Vinylex, Decolith, Metrolite atau setara.
4. Merk ( eksterior ) : Ex DULUX,MOVILEX atau setara.
5. Warna : Ditentukan.
6. Pengencer : Air bersih 20 %
7. Pengeringan : Minimum setelah 4 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
8. Sistem Pengecatan : Minimal 3 lapis
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Bahan - bahan yang di pergunakan,sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan
contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Konsultan
Perencana.
2. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami / contoh
kepada Direksi. untuk mendapat persetujuan.
3. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamuur terlebih dahulu. Sebelum di
plamir,plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak - retak dan telah disetujui
Direksi.
4. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh - contoh warna,
untuk disetujui Direksi.
5. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda bendadan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.
6. Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam cuaca lembab / hujan
atau angin berdebu bertiup.
7. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat dan sebagainya, harus tersedia dari kualitas /
mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini.
8. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan
pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan
dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pada permukaan dinding yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus
segera dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok / dinding yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan
pengotoran pada tembok / dinding.
5. Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak
belang - belang).

6.7.2. Pekerjaan Pengecatan Besi dan meni


1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan
dan alat - alat bantu lainnya yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan railing tangga, railing pagar selasar dan rangka atap penahan tampias
atau pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan
petunjuk Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Digunakan ex Emco atau bahan cat produk dalam negeri yang bermutu jenis Super gloss
dan disetujui Direksi.
2. Bahan untuk cat dasar di gunakan dari bahan sesuai yang disyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan.
3. Bahanyangdi gunakan harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982
pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K - 41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan ketentuan daripabrik yang bersangkutan.
4. Warna akan ditentukan kemudian.
5. Ketebalan : 2 x 30 micron dengan interval 2 jam.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Bahan sebelum di gunakan harus di serahkan contoh - contohnya kepada Direksi. untuk
mendapatkan persetujuannya.
2. Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dan telah
disetujui Direksi.
3. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak / lemak dan "karat" serta
dalam keadaan kering.
4. Permukaan pengecatan di amplas dengan amplas yang halus untuk memperoleh
permukaan yang halus,rata dan ber sih dari karat.
5. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.
6. Ulaskan satu atau dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti jenis yang
disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan.
7. Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering,barulah cat akhir di
lakukan dengan persyaratan sesuaiyang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapat
persetujuan Direksi.
9. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Apabila pada permukaan logam yang telah dicat terkena noda / kotoran, maka harus
segera dibersihkan.
2. Pekerjaan logam yang telah dicat sebelum dikirim ke tempat pekerjaan harus diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi., dan kalau tidak memenuhi syarat pekerjaan tersebut harus
diperbaiki dengan cara seluruh catnya dibuang dengan digosok, semua karat - karat yang
terdapat dipermukaan logam harus dibersihkan dengan sikat kawat hingga terlihat
permukaan logam yang bersih lalu segera permukaan luarnya diberi cat dasar dengan cara
seperti tersebut diatas.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan logam yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada
logam.
5. Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan logam harus rapi dan rata (tidak belang - belang).
6.7.3. Pekerjaan Cat Kayu
1. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan
dan alat - alat bantu lainnya yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi Pengecatan Warna dof pada daun pintu teakwood atau pada seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Persyaratan Bahan
1. Digunakan bahan buatan dalam negeri dari mutu terbaik jenis Setara prduk Nippon paint,
atau dari produk lain yang serta disetujui Direksi Pengawas.
2. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-4 serta
sesuai ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan/dihaluskan dengan bahan/alat mesin
amplas elektrik yang bermutu baik, sampai merupakan permukaan yang halus dan licin,
segala persiapan pengecatan telah memenuhi persyarata dengan baik dan telah
disetujui Direksi Pengawas.
2. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar
bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
3. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu, serbuk gergaji, benar-benar
bebas dari minyak, dan sebagainya serta kering betul.
4. Harus dihindarkan adanya celah-celah/pori-pori serat kayu pada permukaan pengecatan.
5. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian bahan cat dilakukan.
6. Digunakan bahan yang bermutu baik serta yang disetujui Direksi Pengawas.
7. Penggunaan alat sprayer dari mutu yang disyaratkan serta yang disetujui Direksi
Pengawas.
8. Pengecatan harus dilakukan sejauh mungkin dari pengaruh pekerjaan lain serta
jauh dari tumbuh-tumbuhan.
3. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Apabila pada permukaan pengecatan yang telah dipcat terkena noda / kotoran, maka
harus segera dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan Pegecatan yang sudah selesai dilaksanakan sehingga
terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada permukaan
plituran.
4. Syarat Penerimaan
Hasil pengecatan pada setiap permukaan pengecatan harus rapi dan rata (tidak belang belang).
6.8. PEKERJAAN RAILING BESI
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Meliputi pekerjaan railing besi dilakukan pada tangga dan tangga maintenance atau seluruh
detail yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Railing Tangga .
a. Dari bahan pipa besi hollow dan pipa galvanish dengan ukuran sesuai dengan gambar
rencana dan disetujui Direksi.
b. Finishing cat
2. Bentuk / ukuran sesuaiyang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Lapis finishing dari seluruh permukaan railing besi harus dilakukan pengecatan dasar /
zinkcromate,merupakan lapisan cat yang bermutu baik produk Emco atau setara.
Pengecatan dilakukan minimal 2 (dua) lapis. Warna cat akan ditentukan kemudian.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dibengkel dan merupakanpekerjaan yang
berkualitas tinggi,seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.
2. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar konstruksi dan harus mengikuti
prosedur / persyaratan - persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.
3. Hasil pengecatan dan warna yang dihasilkan,harus baik, merata dan tidak terjadi cacat /
noda akibat pemasangan. Bila terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa
tambahan biaya.
4. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock - up untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock - up menjadi tanggungan

pemborong. Mock - up yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan
dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pemasangan railing kurang rapi harus segera diperbaiki, atas biaya Pemborong.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan railing besi yang sudah selesai dilaksanakan sehingga
terhindar dari kejadian - kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan dan tanpa cacat.
5. Syarat Penerimaan
Hasil pemasangan railing harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang kuat, kokoh dan
sempurna, tanpa cacat.
6.9. PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan
dan alat - alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat - syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2. Bagian yang di waterproofing
- Plat atap dan over stek.
- Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Persyaratan standar mutu bahan.
Standar dari bahan dan produser yang ditentukan oleh pabrik dan standar - standar lainnya
seperti : NI - 3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Perencana / Direksi
Pengawas.
b.Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan
harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma - cuma selama 10
(sepuluh) tahun berupa :
- Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance Warranty) dan
- Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator's Workmanship Warranty).
c. Waterproofing untuk atap.
1. Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat - pelat beton yang berfungsi
sebagai atap dan sebagai talang.
2. Lapisan waterproofing terbuat dari Acrylic Polimer gel yang diperkuat. dengan jaringan
serat kaca (fibre glass mat).
3. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberisatu lapis fibre glass
mat.
4. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat
beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa - pipa pembuangan (kemiringan
minimal 2 %).
5. Semua cara pemasangan, cara - cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk - petunjuk yang dikeluarkan
pabrik / proilusen.
6. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana /
Direksi Pengawas, dari pilihan warna yang tersedia.
d.Pengujian
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan - percobaan dengan cara memberi air diatas
permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
e. Pengiriman dan penyimpanan bahan
a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadan baik dan tidak bercacat.
beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

c.Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
3. Syarat - syarat pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan.
2. Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi Pengawas. Peil dan
ukuran harus sesuai gambar.
3. Cara - cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi Pengawas.
4. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan /
perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Gambar detail pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail - detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
c.Dalam shop drawing harus dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.
5. Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik.
b. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock - up sebelum pekerjaan dimulai.
6. Cara Pelaksanaan
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode
pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung
terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau
spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus
ditebari lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa
screed maupun material finishing.
7. Pengamanan Pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai
pada waktu pekerjaan ini dilakukan maka Kontraktor harus memperbaiki / mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
6.10. PEKERJAAN RANGKA ATAP + PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap Atap Genting
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini
1. Pekerjaan konstruksi Atap;
2. Pekerjaan kerangka penutup atap atap;
3. Pekerjaan lisplank;

Zyncalume dan

2. Bahan - bahan
1. Kuda kuda menggunakan Baja WF 200 x 100 x 5.5 x 8 dan Baja WF 150 x 75 x
5 x 7, gording Baja Chanal C 150. 50. 20. 2.3
2. Usuk reng digunakan hollow galvalum tb.0.5 mm

3. Listplank menggunakan Kalsiplank uk. 30 x 240 x 0,8cm


3. Pelaksanaan
1. Semua permukaan bidang atap harus memiliki permukaan yang rata, lurus dan
siku-siku satu sama lain sisinya, bentuk / pola konstruksi dan ukuran harus sesuai
dengan gambar dan merupakan ukuran jadi. Harus diperhatikan semua
sambungan siku untuk kayu dan penguat lain yang diperlukan, agar terjamin
kekuatannya. Tidak diperbolehkan menggunakan kayu bekas dan cacat.
2. Pemasangan kuda kuda dilengkapi dengan mor bout, beugel dan plat besi /
penguat kuda kuda. konstruksi rangka atap harus sesuai dengan gambar
rencana.
3. Atap genteng harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa sehingga
betul - betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya
harus cocok dan rapat.
3. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail - detail yang belum jelas dalam
gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh
memotong genteng ke arah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan dengan
ukuran atap tapi ukuran atap dan bagian - bagian atap harus diatur supaya cocok
dengan ukuran - ukuran genteng.
7. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
7.1. INSTALASI LISTRIK
U n t uk k e p er l u a n i n i P e m b o r o ng b is a m e n ug a sk a n p i h a k k et ig a
( i n s t a l a t u r ) ya n g m e m p u n ya i s e r t if ik a t d a r i P L N s et em p a t d eng a n
m e n d a p a t p er s e t uj u a n l e b i h d u l u d a r i P e n g a wa s s e c a r a t er t u l i s .
P e m b o r o ng t e t a p b e r t a ng g u ng j a wa b a t a s p ek e r j a a n in s t a l a s i l i s t r i k
t e r s e b ut . S e b e l u m m e l a k s a n ak a n p ek er j a a n i n st a l a s i P e m b o r o ng h a r us
m e m b u at g a m b ar k er j a d e ng a n sk a l a 1 : 1 0 0 d e n g a n m e n d a pa t p e r s et u j u an
P e n g a wa s .
7.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi :
1. Menurut penjelasan - penjelasan dan peraturan - peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage 220 V.
2. Menurut semua petunjuk - petunjuk dari Pengawas.
3. Menurut peraturan - peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini
(PUIL th. 1976).
4. Pekerjaan harus diserahkan rekanan kepada Pengawas dalam keadaan selesai tepat
pada waktuyang telah ditetapkan.
7.1.2. Penjelasan tentang Bahan - bahan
1. Semua bahan harus barang baru yang tak ada cacatnya, berkualitas baik, dan
memenuhi syarat keamanan kerja.
2. Sebelum semua bahan tersebut dipasang agar diperlihatkan dulu kepada Direksi untuk
diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan.
3. Barang - barang yang sudah diafkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan. Bila Pemborong tidak mengindahkan, Pengawas berhak
menyelenggarakan atas biaya Pemborong.
7.1.3. Pekerjaan Pemasangan Pipa.
1. Pemasangan pipa - pipa seluruhnya ditanam di dalam tembok sedemikian sehingga bila
ditutup (diplester) oleh Pemborong, bangunan lain tidak akan menonjol keluar.
Penanamanpipa dilaksanakan sebelum tembok diplester.
2. Pipapipa yang ditanam di dalam dinding partisi pada arah horizontal harus berada
pada bagian atas partisi dibawah langit - langit / plafon, agar mudah dalam
pemeliharaan dan perbaikan. harus diikat kuat - kuat dengan klem - klem dan pipa yang
digunakan ialah PVC.
3. Saluran / pipa yang menghubungkan saklar atau stop kontak hanya diperbolehkan
dengan arah vertical terhubung dengan salauran horizontal di atas dengan dilengkapi
trikdoos.
4. Pemasangan pipa yang diletakkan di atas kayu atau rangka partisi harus diberi tapak
(kolos) yang jarak pemasangan satu sama lain minimal satu meter. Tapak dari kayu
harus dicat meni.
5. Pipa yang digunakan ialah pipa PVC. Dengan min. R.15.
6. Pada tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi trikdoos.
7. Pada pasangan pipa yang mempunyai kemungkinan air dapat berkumpul supaya
dipasang inspektube.

8. Jumlah penarikan kawat di dalam pipa harus sesuai dengan tabel sebagai pedoman
yang berlaku di Indonesia.
7.1.4. Pemasangan Kabel
1. Kabel yang digunakan jenis NYA untuk posisi kabel yang terdapat dalam pipa , untuk kabel
yang berada di atas plafon menggunakan jenis NYM, untuk kabel di dalam tanah memakai
jenis NYFGbY ex Supreme, Kabelindo atau setara yang disetujui oleh direksi.
2. Kabel NYM yang berada di tembok atau di atas plafon harus memakai klem yang
ukurannya sesuai.
3. Pada tiap penyambungan kabel menggunakan terminal. Penyambungan kabel hanya
diperbolehkan di persimpangan atau perubahan jenis ukuran kabel, sedangkan pada posisi
kabel yang lain tidak diperbolehkan menyambung (banyak sambungan karena
menggunakan sisa kabel).
4. Pada tempat - tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok muka kawat itu
dimasukkan ke dalam pipa sebagai pengaman.
5. Semua kabel yang dimasukkan ke dalam pipa tidak boleh ada sambungan.
6. Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh rusak
karenanya.
7.1.5. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast, dan lain - lain.
1. Pemasangan saklar kapasitas 6A atau lebih sesuai beban, 200V stop kontak 15 Amp dari
ebonit warna ex. Brocco atau setara yang disetujui direksi, semua pasangan dalam
(inbouwmounting).
2. Bagi saklar lampu ruang minimum 2 saluran, untuk mencegah lampu padam semua bila
ada kerusakan.
3. Tinggi Lichtverdoelkast saklar, stop kontak menurut petunjuk PLN setempat (menurut
ketentuan AVE) atau 1 m dari lantai.
7.1.6. Jenis Lampu yang Digunakan.
1. Semua lampu TL dipasang menempel pada langit langit type Suspended & Surface
Mounted Luminaires, untuk itu supaya disediakan penggantung langit - langit khusus.
Pemasangan / jenis / posisi lampu disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Untuk pembagian grup diatur sedemikian sehingga bila salah satu grup putus penerangan
dan atap stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.
3. Penerangan pada overstek / doorloop memakai tipe WD dengan fitting pakai porselin
dengan lampu sesuai gambar.
4. Seluruh penerangan harus dilengkapi dengan lampu sesuai gambar, dipasang sampai
menyala. Pemborong harus memasang seluruh instalasi lengkap termasuk jaringan
instalasi antar gedung sehingga siap menyala dengan syarat :
5. Dicoba dengan generator hingga semua menyala.
6. Menyerahkan jaminan instalasi yang disahkan Pemborong utama dan / atau Pengawas.
7.1.7. Ukuran Isolasi.
Ukuran isolasi ditentukan antara ohm sampai 0,3 ohm.
7.1.8. Papan - papan Sekring ( Panel ) :
1. Papan sekring tersebut dari metal clad, plat baja ukuran sesuai dengan rancangan,
dilengkapi frame yang kuat.
2. Pemasangan papan - papan sekering / panel: Wall Mounted terpasang kuat dan rapi pada
lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas dan memudahkan operasi dan pemeliharaan.
3. Panel distribusi utama dilengkapi dengan copper rel atau disesuaikan dengan kebutuhan
menurut Direksi.
4. Panel - panel tersebut setelah dipasang dengan baik, dilengkapi dengan kotak dengan
papan jati yang dipelitur dengan pintu dan kunci.
5. Pada pintu panel harus ditempelkan gambar / diagram serta nomor saluran.
7.1.9. Sambungan Pengaman ke Tanah.
Sambungan pengaman ke tanah harus dilaksanakan sesuai peraturan - peraturan yang
berlaku, batang - batang yang ditanam harus dari jenis kuningan / tembaga minimum 25
mm dan panjang tidak kurang dari 3 m ditanam lurus ke bawah, elektroda - elektroda yang
ditanam harus disambungkan dengan kabel BC dan dihubungkan ke semua panel.
Selanjutbnya dari panel disambung dengan kabel sesuai dengan kabel saluran yang
dipakai disambung dengan groundklip pada stopkontak. Semua sambungan harus
memakai alat penghubung atau baut - baut, dan tidak diperkenankan memakai ikatan.
Ground elektroda tergantung tahanan dan tidak boleh lebih dari 5 ohm.

7.1.10.Pengujian.
Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja
sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam
peraturan - peraturan PLN setempat.
7.1.11.Tambahan Pen Tetap.
1. Lingkup pekerjaan tidak termasuk trafo. Sumber listrik diperoleh dari sumber listrik yang
ada dengan menggunakan kabel yang telah direncanakan sesuai dengan gambar menuju
panel blok bangunan di gedung baru sesuai rencana. Merk kabel Kabelindo, Supreme atau
setara.
2. Lampu - lampu di lantai 1 dan 2 menggunakan tipe Suspended & Surface Mounted
Luminaires ,. Lampu merek Philips atau setara, armatur menggunakan Artolite atau setara
untuk semua lampu dengan spesifikasi sbb:
3. Lampu Hemat Energi PL 11 watt lengkap dengan Fitting
4. Kabel grounding pada panel pembagi menggunakan BC 16.
5. MCB menggunakan Schneider atau setara.
7.2. INSTALASI LISTRIK MEKANIKAL
1. Pompa air bersih menggunakan ex Sanyo pump, dengan. Pekerjaan ini termasuk
pemasangan mekanik pengatur pengisian tandon mekanik atau elektronik (yang mengatur
mati dan hidup sewaktu pompa penuh dan pompa kosong). Motor pompa dilengkapi
dengan overloop relay. Pipa pengisi dari kedua pompa tersebut dihubungkan persialangan
dan dilengkapi dengan stopkran sesuai gambar. Seluruh rangkaian lisrtik bisa dimatikan
dengan saklar wesel 10 Amp. Ujung pipa pada tandon harus dilengkapi dengan klep kaki .
2. Pemasangan pipa pada pompa harus memakai wartel Moor baik untuk pipa supply
maupun pipa hisap. Ujung pipa hisap pada tandon dilengkapi dengan foot klep.
3. Pengujian
seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah sudah bisa bekerja
sempurna. Dalam semua hal harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan.
7.3. KETENTUAN KESERAGAMAN MERK
1. Selama tidak ditentukan lain, Rekanan harus memasang peralatan dengan merk yang
sama untuk seluruh peralatan yang sejenis.
2. Pengecualian terhadap butir di atas adalah peralatan yang didatangkan bersama dengan
peralatan lain, dalam arti peralatan tersebut merupakan suatu komponen dari suatu
peralatan yang lebih besar.
3. Perbedaan merk untuk suatu peralatan yang sejenis hanya dapat dilakukan apabila terjadi
kondisi keterbatasan variasi produk yang ada, dan hal ini hanya boleh dilakukan apabila
ada ijin tertulis dari Direksi Pengawas.
7.4. PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH
7.4.1. Konstruksi Box Panel
1. Rangka metal, plat besi tekuk ketebalan 3 mm untuk LVMDP dan 2mm untuk LVDP dan
LVSDP dengan finishing powser coating, heatstone dan synchromate, anti korosi, tahan
gores dan cat warna krem.
2. Komponen selain metal yang harus digunakan, harus tahan api, khususnya penyangga /
support bagian yang bertegangan.
3. Berupa modul - modul tunggal atau yang dapat diintegrasikan dan mempunyai pentanahan
yang terintegrasi antarpanel.
4. Pada bagian depan dilengkapi dengan tanda / peringatan / sign sesuai dengan kebutuhan.
5. Disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar
pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan.
6. Pada bagian kiri atas diberi nomor panel sesuai gambar perencanaan.
7. Pintu dilengkapi dengan kunci dan handle.
8. Disediakan tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat - alat ukur unruk
panel LVMDP di bagian atas (dari ambang atas sampai dengan 12cm di bawah
ambangatas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan). Bagian tersebut merupakan
bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya mentap (fixed).
9. Semua jenis panel dilengkapi dengan lampu indikator.
10. Untuk panel PP mempunyai tutup bagian dalam dan pintu bagian luar. Handle pintu
dipasang baik untuk tutup bagian dalam panel maupun pintu bagian luar panel.
7.4.2. Indikator / Electrical Auxilliaries
Lampu indikator yang digunakan adalah :
Warna hijau untuk phasa R

Warna kuning untuk phasa S


Warna merah untuk phasa T
Lampu - lampu indikator harus diproteksi dengan mini fuse.
7.4.3. Tipe Panel
1. Untuk tipe indoor dengan IP 20.
2. Berdasarkan cara pemasangannya panel - panel tegangan rendah diklasifikasikan sebagai
free standing dan wall mounting.
3. Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok dengan lokasi
sesuai dengan gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat
dengan baut tanam (anchor bolt) sehingga tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
4. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada di sekitar panel listrik
harus dihubungkan ke sistem pembumian pengaman.
7.4.4. Gambar Skema Rangkaian Listrik
Panel harus dilengkapi dengan gambar single line diagram beserta kode label untuk
incoming dan out going - nya, juga keterangan dari kode label ukuran A4 pada bagian
dalam pintu panel dan harus dilaminasi.
7.4.5. Persyaratan Pembongkaran dan Pemasangan Panel
1. Sebelum dilakukan pembongkaran panel lama, setiap ujung kabel harus diberi label kode
sementara sesuai dengan label kode pada panel, untuk menghindari hilangnya informasi
sambungan yang terhubung dengan beban listriknya.
2. Pembongkaran panel lama atau pemasangan panel baru harus dilakukan dengan hati hati agar tidak terjadi kerusakan pada isolasi kabel.
3. Pemasangan kabel pada panel baru harus sesuai dengan label kode pada kabel dan
circuit breaker.
8. URAIAN TEKNIS PLUMBING
8.1. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN
1.
Pekerjaan Air Bersih
1. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit - unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa :
 Tandon air stainless steel 1000 L ex. Maspion / Profil tank atau setara
 Tandon beton kapasitas 4 m3
 pompa - pompa beserta perlengkapannya.
2. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi
pemipaan reservoir pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap
titik pengeluaran.
3. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti closet, wastafel, urinal,
dan lain - lain.
2. Pekerjaan Air Kotor.
1. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan
air kotor :
 Septictank
 Sumur Peresapan
2. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti closet, wastafel, urinal, floor drain
dan lain - lain.
3. Pengadaan pengujian dan commissioning untuk semua sistem pekerjaan yang
terpasang.
8.2. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1. Waktu Pelaksanaan.
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan diselaraskan
dengan tahap - tahap pembangunan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Material.
Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari
unsur - unsur rusak dan tidak layak, serta kualitas barang sesuai dengan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang
sesuai, dalam waktu tidak lebih dari satu minggu setelah ditanda tangani berita acara

penerimaan barang. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material dan peralatan
tersebut di atas menjadi tanggungan Pemborong.
3. Gambar - gambar dan Spesifikasi.
Gambar - gambar dan spesifikasi perancangan ini merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Bila ada suatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi
bisa bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perancangan
atau spesifikasi perancangan saja, Pemborong harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya
tambahan.
4. Gambar - gambar Perancangan.
Gambar - gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, katup - katup, serta fixtures secara terperinci. Semua bagian tersebut di atas
walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan
dipasang oleh Pemborong, bila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
5. Gambar - gambar Kerja.
Gambar - gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan termasuk
semua perubahan serta usulan dan lain sebagainya, selama pekerjaan instalasi ini,
Pemborong harus memberi tanda - tanda dengan pensil / tinta merah pada set gambar
atau semua perubahan, penghapusan, atau penambahan pada instalasi tersebut.
6. Gambar Pelaksanaan.
Pemborong harus membuat gambar inslatasi detail (shop drawings) untuk disetujui
Pengawas, Pemborong harus menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan (as built
drawings) yang meliputi denah instalasi terpasang, detail pemasangan seluruh instalasi di
atas. Gambar dibuat dari kertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat syarat yang umum berlaku di Indonesia, dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia
1979.
7. Contoh - contoh Bahan.
Pemborong wajib mengirimkan contoh - contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan atau brosur - brosurnya kepada Pengawas. Bila kualitasnya diragukan barang
- barang itu akan dikirim ke kantor penyelidikan yang berwewenang atas biaya Pemborong.
Bila Pengawas mengatakan tidak baik, barang tersebut harus sudah diangkut ke luar
lapangan oleh Pemborong, dalam waktu 3 hari.
8. Tenaga Pelaksana.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga terampil di bidangnya agar
dapat memberi hasil yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa semua tukang yang
melaksanakan pekerjaan telah memiliki pengalaman dan kecakapan yang diperlukan.
Kontraktor wajib memiliki pas instalatur yang masih berlaku, dan yang dikeluarkan oleh
pihak berwenang setempat sesuai dengan domisili Pemborong tersebut.
9. Pengamanan.
Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan / pengamanan semua bahan dan
peralatan untuk pekerjaan instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan dan peralatan
yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.
10. Koordinasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan pemborong - pemborong pekerjaan struktur, elektrikal, interior, dan
sebagainya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan pada pemasangan dapat
diperkecil atau dihilangkan.
11. Penjelasan persyaratan teknis khusus untuk pekerjaan instalasi air bersih dan air
kotor.
11.1. Peraturan - peraturan / Persyaratan
1. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, tata cara pelaksanaan dan petunjuk - petunjuk lain
yang berkenaan dengan semua peraturan pembangunan yang sah di Indonesia harus
betul - betul ditaati. Peraturan - peraturan yang dimaksud adalah :
a. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang Instalasi Air.
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan - bahan Bangunan NI - 3 (PUBB) 1956, NI


- 3 1963, dan PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI - NI - 1 / 1955, PBI - NO - 2 / 1971 dan dengan Peraturan peraturan Beton yang berlaku saat ini.
e. Peraturan Perubahan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan,
bulanan, dan borongan. Kontraktor dianggap telah cukup mengetahui akan isi dan maksud
semua peraturan dan syarat - syarat tersebut di atas.
11.2. Material / Bahan - bahan yang Dipakai.
1. Jaringan air bersih menggunakan pipa - pipa besi PVC maspion dan harus memenuhi
persyaratan BS 1387 - 1967 atau standar - standar lain yang disetujui Pemberi tugas.
2. Untuk pipa air kotor, air bangunan, dan vent stack digunakan PVC merk Maspion, Pralon,
atau yang sejenis. Pipa PVC yang dipakai berkategori kelas AZ (8 kg / cm) JIS K 6742.
Tebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran berikut :

Diameter

Tebal dinding
minimum

50 s / d 75 mm
100 s / d 125 mm
150 mm
200 mm
250 mm

3,154,05 mm
4,505,40 mm
6,40 mm
8,30 mm
10,30 mm

11.3. Pengujian
1. Pembuangan Air Kotor.
Seluruh sistem harus mempunyai lubang - lubang yang dapat ditutup plug agar dapat diisi air
sampai dengan lubang vent tertinggi. Sistem ini harus dapat menahan air isian tersebut
minimum satu jam, dan selama waktu itu airnya tidak boleh turun lebih dari 10 cm, atau
dengan pengujian hidrostatik 4 kg / cm untuk pipa cabang dan 6 kg / cm untuk pipa induk.
Bila Pemilik menginginkan pengujian lain di samping cara di atas, maka Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.
2. Sistem Air Bersih.
Sebelum dipasang fixtures seluruh jaringan harus diuji dengan tekanan 8 kg / cm untuk pipa
sanitary, dan 12 kg / cm,biaya pengetesan serta alat - alat yang diperlukan menjadi
tanggung jawab Pemborong. Pengetesan pipa harus disaksikan Pengawas, yang berita
acaranya akan dibuat setelah hasilnya diterima dan memenuhi syarat.
11.4. Sistem Pemipaan.
a. Sistem Penyambungan Pipa.
1. Air bersih
Untuk pipa PVC sambungan lem harus memakai lem berkualitas tinggi setara
Wavin/Maspion.
2. Air Kotor dan Ventilasi.
Sambungan dari bahan yang sama dan diikat dengan lem / selvent cement bagi
penyambungan pipa induk juga bisa digunakan pengelasan bila diperlukan pada kondisi kondisi tertentu.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting, dan sebagainya.
1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik, dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan terpasang dengan kokoh
ditempatkannya dengan tumpuhan yang mantap.
2. Pelaksanaan pekerjaan harus rapi, sehingga tidak mengganggu dinding porselin dan
sebagainya, kedudukan komponen seperti fixtures, fitting dan sebagainya juga harus kuat.
Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua komponen yang diperlukan untuk
seluruh jaringan instalasi disini.
3. Bagi pipa - pipa air bertekanan tinggi / pipa induk, dipasang balok - balok beton dengan
campuran yang kuat pada setiap sambungan Tee, Elbow, katup dan sebagainya.
c. Penggantung / Penumpu / Pipa

1.Semua pipa harus diklem menggunakan klem besi plat ukuran 4 mm x 30 mm, untuk
mencegah perubahan inklinasi. Penggunaan klem PVC tidak diijinkan.
2. Pipa horizontal harus diikat dengan penggantung yang bisa diatur dengan jarak antara
tidak lebih dari 2,5 m.
3. Penggantung atau menumpu pipa harus disekrup pada konstruksi bangunan dengan
angker yang dipasang saat pengecoran beton atau dengan Dyna bolt ukuran minimum 6
mm.
4. Pipa - pipa vertikal harus ditumpu oleh klem yang jaraknya tidak lebih dari 2 meter.
d. Katup - katup
1. Tekanan kerja tiap katup harus sesuai dengan fungsinya, bagi katup air bersih untuk
sanitary digunakan tekanan kerja 125 psi,
2. Stop kran diletakkan di tiap ujung pipa suplai air bersih pada tiap lantai, di pangkal pipa
suplai keluar tandon atas, pipa kuras tandon atas.
3. Kran di bak mandi, wastafel, urinoir, menggunakan produk setara American Standard.
4. Wastafel, urinoir, closet jongkok menggunakan produk setara American Standard, warna
ditentukan kemudian.
e. Pipa - pipa dalam Tanah.
1. Kedalaman galian pipa dalam tanah 4 ke bawah harus dibuat 60 cm, dan 80 100 cm
untuk 5 ke atas. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata hingga seluruh
panjang pipa tertumpu dengan baik. Pipa air bersih tidak boleh diletakkan pada lubang
yang sama dengan dengan pipa air buangan.
2. Setelah pipa pada lubang galian, dan setelah diperiksa oleh pengawas yang ditunjuk,
semua kotoran harus dibuang dari lubang galian yang kemudian ditimbun kembali baik baik dengan pasir urug, dengan tanah bekas galian, atau dengan bahan yang ditentukan
Pengawas.
3. Ukuran dalamnya galian adalah jarak yang dihitung dari as pipa sampai permukaan jalan /
tanah asli, atau digunakan ketentuan - ketentuan persyaratan minimal menurut buku
petunjuk dalamnya galian.
f. Pengecatan.
1. Semua pipa besi / baja dalam tanah harus dilapis tir (tar coated) untuk korosi. Sedang pipa
- pipa exposed harus ditandai dengan cat yang warnanya ditentukan oleh Pengawas.
Agar mudah dikenali, pipa dalam langit - langit dicat pada setiap 4 m, yakni pipa - pipa
shaft pada pintu pemeriksaan.
2. Sebagai patokan dipakai warna - warna sebagai berikut :
3. Biru jaringan pipa air bersih;
4. Hijau jaringan pipa air kotor;
5. Merah untuk pipa hydrant.
9. PEKERJAAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang dinyatakan / ditunjuk pada
gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan untuk closed toilet, wastafel dan urinoir menggunakan produk ex American
Standard atau setara dan disetujui oleh Direksi
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telahdi sediakan olehpabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat syarat dalam buku ini.
3. Syarat - syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi beserta persyaratan /
ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.Bahan yang tidak di setujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus di setujui
Direksi. berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.

3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar - gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk,pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail - detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan spesifikasi dan
sebagainya,maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Direksi.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,selama kerusakan
bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakannya .
4. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
1. Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara - cara yang
dianjurkan oleh pabriknya.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
3. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lain keramik
tersebut maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
pemborong.
Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena cairan cairan dan benda - benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda - noda dan
sebagainya.
3. Apabila hal ini terjadi Pemborong harus memperbaiki cacat tersebut hingga pulih kembali
seperti semula atas biaya Pemborong.
5. Standard Penerimaan
1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor
dan terjamin hubungan kerapihannya.
2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya dan dapat
berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.
10. PEKERJAAN LAIN LAIN
1. Air kerja
A i r k e r j a u nt uk k e p e r l u a n p ek er j a a n s e l am a p e la k s a n a a n d a p a t
m e m p er g u n ak a n at a u m e n ya m b u ng pi p a a i r ya n g t e l a h a d a d e n g a n
m e t er a n a i r s e n d i r i ( g u n a m em p e r h i t un g k a n p e m b a ya r a nn ya ) a t a u a ir
s u m u r ya n g b er s i h / j e r n i h d a n t a wa r , b i l a h a l i n i m er a g uk a n h a r u s
d i p e r i k s a d i l a b o r at o r i u m
2 . P e m b e r s i h a n l ok a s i
P e m b e r s i h a n L ok a s i s e t e l a h p e k e r j a a n d i l a k s a n ak a n d e ng an m e ng a ng k u t
/ m em b u a ng s i s a m a t er i a l a t a u b ar a ng - b ar a ng l a i n ya n g s u d a h t i d ak
d i g u n ak a n s e h i ng g a t i d ak m e n u t u p i at au m e r us ak h a s i l p ek er j a a n ya n g
telah
d i l a k s a n ak an . P e m b er s i h a n
lokasi
j ug a
d i l ak sa n a k a n
u n t uk
m e ng e m b a l ik a n k on d i s i l o k a s i ya n g t i d a k d ik er j ak a n se p e r t i k e a d a a n
s e b e l u m p e l ak s a n a an p ek e r j a a n .
11. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus segera
menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pemimpin
Proyek secara tertulis dan pengawas berkewajiban:
1. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak
pemborongan.

2. Menanggapi / melaporkan kepada Pemimpin Proyek tentang hasil pekerjaan pemborong


tersebut secara tertulis.
Pemimpin proyek akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan tersebut
diatas berdasarkan :
a. Surat penyerahan Pekerjaan dari pemborongan
b. Surat tanggapan dari Pengawas lapangan, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan
tsb.

12. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA :


Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga masa
pemeliharaan berakhir masih menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain
:
1. Keamanan dan penjagaan.
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan.
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur)
pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS) ini untuk uraian
bahan - bahan, pekerjaan - pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau
kalimat diselenggarakan oleh Kontraktor maka hal ini harus dianggap
seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian - bagian yang
nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut
kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Kontraktor dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh Kuasa Pengguna Anggaran, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
RKS ini.

Konsultan Perencana
CV. KARYA MANDIRI

FAISAL NURDIN, ST
Direktur

Anda mungkin juga menyukai