Anda di halaman 1dari 13

BAB II

SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL DAN TUGAS-TUGAS ADMINISTRASI


PENDIDIKAN

Pokok Bahasan:
Sekolah Sebagai Sistem Sosial dan Tugas-Tugas Administrasi Pendidikan.
Kompetensi Dasar:
Memahami Sekolah

Sebagai Sistem Sosial dan Tugas-Tugas Administrasi

Pendidikan.
Indikator:
1. Menjelaskan sekolah sebagai sistem sosial.
2. Menjelaskan bidang-bidang garapan administrasi pendidikan.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Konsep Sekolah
Sekolah merupakan suatu sistem organisasi. Lubis dan Husaini (1987)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah sebagai suatu
kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola
tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masingmasing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
Selanjutnya Sutarto (1985) mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem yang
saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Gorton, 1976 (Sagala, 2010:71) mengemukakan bahwa sekolah adalah
suatu sistem organisasi, dimana terdapat sejumlah orang yang bekerjasama dalam
rangka mencapai tujuan sekolah,.... Sekolah merupakan satuan pendidikan yang
memiliki fungsi mendasar, yaitu sebagai wahana atau tempat berlangsungnya proses
pembelajaran,

proses

penanaman

dan

pengembangan potensi-potensi individu

manusia, sehingga akan membentuk insan manusia yang mulia. Wahjosumidjo


(2011:81) mengemukakan bahwa: Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks
dan unik. Bersifat kompleks, menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu sistem

sosial di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan satu sama lain.
Sedangkan bersifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu organisasi
memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain, seperti
tempat terjadinya proses pembelajaran dan pembudayaan kehidupan manusia.
Dengan demikian sekolah adalah suatu sistem organisasi pendidikan formal yang
membutuhkan pengelolaan dalam mejalankan fungsi dasarnya yaitu sebagai tempat
berlangsungnya proses pembelajaran, proses penanaman dan pengembangan potensi
individu manusia, yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas,
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, dan dapat memberikan kontribusi
yang kuat terhadap pembangunan bangsa.
B. Sekolah Sebagai Sistem Sosial
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan yang sama. Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Sedangkan pengertian dari sosial adalah manusia yang
berkaitan dengan masyarakat dan para anggotanya. Dengan demikian sistem sosial
merupakan suatu kesatuan orang-orang dalam masyarakat yang disusun oleh
karakteristik dari suatu pola hubungan dan dikoordinasikan secara berkelanjutan
untuk mencapai suatu tujuan.
Sekolah merupakan suatu sistem organisasi pendidikan formal, yaitu suatu
lembaga sosial yang direncanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah
merupakan sebuah sistem sosial yang unik dengan berbagai budaya individu yang
berbeda menyatu ke dalam satu sistem sekolah. Oleh karena itu, sekolah tidak bisa
lepas dari kepercayaan dan nilai-nilai dari masyarakat sekitarnya. Persimpangan
terbuka antara sebuah sekolah dan lingkungan eksternal, nilai-nilai komunitas dan
keyakinan berdampak

pada bagaimana budaya sekolah berkembang. Sistem

penggabungan budaya sistem sosial sangat penting, karena mempengaruhi berbagai


reaksi, kegiatan, dan perilaku.
Sekolah terdiri dari orang-orang yang memiliki hubungan satu sama lain.
Setiap orang yang berada di sekolah memiliki peran yang harus dijalankan supaya
sistem interksi tersebut tetap terjaga. Peran yang dapat diidentifikasi di sekolah
adalah guru, siswa, kepala sekolah, staf TU, laboran, pustakawan, penjaga sekolah,

satpam sekolah. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Lawang (1995:26) bahwa:
Setiap sistem sosial selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan
membedakannya
kegiatan-kegiatan

dari

lingkungan,

yang

serta

mempertahankan

memungkinkannya

terus

keseimbangan

bertahan

dan

dari

beroperasi.

Pandangan organsiasi sebagai suatu sistem sosial dapat ditelusuri dari teori yang
dikemukakan oleh Getzel dan Guba mengenai dimensi nomtetik dan idiografis suatu
organisasi (Lipham, Rankin, Hoeh Jr,1985:35). Dalam pandangannya Getzel dan
Guba melihat kepentingan yang dimiliki oleh personil berbeda dengan kepentingan
yang ada di organisasi. Dari perbedaan inilah nantinya akan menghasilkan interkasi
antara kebutuhan individu dan organisasi. Model sistem sosial dalam lingkungan
sekolah dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Dimensi Nomotetis
Kultur

Tradisi

Lembaga

Peranan

Nilai
Harapan

Sistem Sosial

Perilaku Sosial
Individu

Kepribadian Disposisi
Kebutuhan
Dimensi Idiografis

Sistem Sosial dalam Lingkungan Sekolah (Getzel dan Guba)


Interaksi model Getzels di atas menunjukkan (1) adanya interaksi antara
orang dilihat dari perannya dalam organisasi dengan karakteristik individunya. (2)
adanya saling interaksi antara kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi. (3)
munculnya perilaku sebagai modifikasi terhadap upaya pemenuhan kebutuhan
psikologis

dan

sosiologisnya.

Komponen

nomothetik

dari

sistem

sosial

menggambarkan lembaga formal dengan peran yang ditentukan berbagai aturan


birokrasi, dan peran, harapan. Sedangkan komponen idiograpis model Getzels-Guba
menggambarkan perbedaan individu yang ada di antara orang-orang dalam sistem
sosial. Komponen idiografik sistem sosial mengacu pada kebutuhan, keinginan, dan
kepribadian orang yang berada dalam sistem sosial.

C. Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan

merupakan

perpaduan

dari dua kata,

yakni

administrasi dan pendidikan. Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah


penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan,
pengembangan dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi
sekolah

merupakan

salah

satu

bagian

dari

administrasi

pendidikan,

yaitu

administrasi pendidikan yang dilaksanankan di sekolah. Administrasi merupakan


keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasari atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sagala
administrasi

(2008:21)
adalah

mengemukakan

melayani

secara

bahwa

intensif,

secara

sedangkan

teoritik

pengertian

secara

etimologis

administrasi dalam bahasa Inggris administer yaitu kombinasi dari kata latin yang
terdiri dari ad dan ministrare yang berarti to serve melayani, membantu, dan
memenuhi. Lebih jelas lagi, kata ad artinya intensif sedangkan ministrare
berbentuk kata benda yang berarti melayani, membantu, atau mengarahkan. Jadi,
secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif. Kata administratio
dan kata administrativus yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi
administration dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.
Administrasi telah dirumuskan dalam berbagai cara bergantung pada titik
pandangan, keyakinan dan pemahaman dari orang yang merumuskannya. Untuk
sekedar memberikan ilustrasi, beberapa penulis mendefinisikannya sebagai berikut :
1.

Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan


pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang yang bekerjasama mencapai
tujuan tertentu (The Liang Gie,1983:81).

2.

Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih
yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian, 1985: 3).

3.

Administrasi

ialah

keseluruhan

proses

yang

mempergunakan

dan

mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik
personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien (Moch. Rifai, 1987:51).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa


administrasi mengandung makna adanya:
1.

Tujuan yang mesti dapat direalisasikan guna kepentingan lembaga, individu


ataupun kelompok.

2.

Keterlibatan personil, materil dan juga finansial dalam posisinya yang saling
mendukung dan satu sama lain saling memerlukan dan juga saling melengkapi.

3.

Proses yang terus menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal yang
kecil dan sedehana samapai kepada hal yang besar dan rumit.

4.

Pengawasan atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan.

5.

Tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghambur-hamburan


waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat mencapai keberhasilan dan
produktivitas yang cukup memadai.

6.

Hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur utama dan


terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.
Adminstrasi pendidikan merupakan penerapan kaidah-kaidah administrasi

dalam bidang pendidikan. Mendefinisikan administrasi pendidikan tidak begitu


mudah, karena menyangkut pengertian yang luas ditinjau dari berbagai aspek yang
melingkupinya.

Beberapa pengertian administrasi pendidikan menurut beberapa

ahli, diuraikan sebagai berikut:


1. Hadari Nawawi (1989:11): Administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan
atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk
mencapai

tujuan

pendidikan

secara

berencana

dan

sistematis

yang

diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan


formal.
2. Ngalim Purwanto
keseluruhan,
perencanaan,

(2003:14): Administrasi pendidikan adalah suatu proses

kegiatan

bersama

pengorganisasian,

dalam

bidang

pengarahan,

pendidikan
pelaporan,

yang

meliputi:

pengkoordinasian,

pengawasan, dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas


yang tersedia, baik personel, spirituil maupun materiil, untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Robert E. Wilson, 1966 (Sagala: 2008:39) : The coordination of forces necessary
for the good instruction of all children with in a school organization into an

orderly plan for accomplishing the units objectives, and the assuring of their
proper accomplishment.

Artinya administrasi pendidikan adalah koordinasi

kekuatan penting untuk pengajaran yang lebih baik bagi seluruh anak di dalam
organisasi sekolah untuk mencapai tujuan dan menjamin pencapaian tujuan.
4. Engkoswara

(1987:42)

bahwa

administrasi

pendidikan

ialah

ilmu

yang

mempelajari penataan sumber daya yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar
dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan
suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan
pendidikan

yang

disepakati.

Secara

skematis,

wilayah

kerja

Administrasi

Pendidikan dapat digambarkan pada matrik di bawah ini :


Garapan
Fungsi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan

SDM
PD G PJ

SB (K)
SL M A

SDF
D F

TP

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan (Engkoswara: 1987)


Keterangan:
SDM
SB (K)
SDF
PD
G
PJ

: Sumber Daya Manusia


: Sumber Belajar
: Sumber Dana dan Fasilitas
: Peserta Didik
: Guru
: Pengguna Jasa Pendidikan

SL
M
A
D
F
TP

: Silabus
: Metode Pengajaran
: Alat/ Media/ Buku Pelajaran
: Dana
: Fasilitas
: Tujuan Pendidikan

Batasan ruang lingkup atau bidang garapan Administrasi Pendidikan yaitu


meliputi: sumber daya manusia (SDM), sumber belajar, dana, dan fasilitas yang
secara sistematis dijalankan melalui tiga fungsi administrasi, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan adalah kumpulan kebijakan yang secara
sistematis disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja setiap orang. Dalam
perencanaan terkandung makna pemahaman terhadap apa yang telah dikerjakan,
permasalahan apa yang dihadapi dan alternatif manakah yang terbaik untuk
mengatasi

masalah

atau

untuk

melaksanakan

prioritas

kegiatan

yang

telah

ditentukan.

Pelaksanaan

adalah kegiatan untuk

mewujudkan rencana menjadi

tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif
dan efisien. Sedangkan pengawasan mengandung arti mengamati terus menerus,
merekam, memberikan penjelasan dan petunjuk. Pengawasan juga mengandung arti
pembinaan,

dan

pelurusan

terhadap

berbagai ketidaktepatan

dan

kesalahan.

Pengawasan ini merupakan kunci keberhasilan proses manajemen, maka dari itu
pengawasan perlu dilihat secara komprehensip.
Don Moyer dan Scheurich, (1995:28) mengutip pendapat National Policy
Board of Educational Administration (1989,5-7) mengemukakan terdapat tujuh area
kajian dalam administrasi pendidikan, yaitu 1) societal and cultural influence on
schooling, 2) teaching and learning processes and school improvement, 3)
organizational theory, 4) methodologies of organizational studies and policy
analysis, 5) leadership and management processes and functions, 6) policy studies
and politics of education, dan 7) moral and ethical dimensions of schooling. Senada
dengan pendapat tersebut, The University Council for Educational Administration
(UCEA),

sebagaimana

dikutip

oleh

Don

Moyer

dan

Scheurich

(1995:28)

merekomendasikan enam domain kajian administrasi pendidikan, yaitu 1) school


improvement, 2) organizational studies, 3) economic and financial dimensions of
schooling, 4) leadership and management process, 5) policy and political studies, 6)
legal and ethical dimensions of schooling.
Selanjutnya Hoy dan Miskel (2001:31) juga menjelaskan ruang lingkup
materi kajian administrasi pendidikan, bersumber dari pemikiran bahwa sekolah
merupakan suatu sistem sosial. Sekolah sebagai sistem sosial memiliki

empat

elemen atau subsistem penting, yaitu struktur, individu, budaya, dan politik. Perilaku
organisasi merupakan fungsi dari interaksi elemen-elemen ini dalam konteks
pengajaran dan pembelajaran. Lingkungan juga merupakan aspek penting dari
kehidupan organisasi. lingkungan tidak hanya menyediakan sumber bagi sistem
tetapi juga menyediakan kendala dan peluang. Selanjutnya Hoy dan Miskel juga
mengajukan Model Sistem Sosial untuk Sekolah seperti tampak pada gambar berikut.

Model Sistem Sosial Sekolah (Hoy dan Miskel)


Sekolah sebagai organisasi sosial memandang organisasi dalam konteks sistem
sosial yang memiliki tujuan tertentu. Organisasi sosial adalah organisasi yang dicirikan
oleh ketergantungan antar bagian, kejelasan anggota, perbedaan dengan lingkungannya,
hubungan sosial yang kompleks, dan budaya organisasi yang khas. Setiap organisasi
akan memiliki aktivitas untuk mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan organisasi akan
meminta sejumlah aktivitas individu atau kolektif yag harus dikoordinasikan supaya
terarah pada pencapaian tujuan. Disinilah interaksi sosial berlangsung yang tidak hanya
dipengaruhi struktur dan anggotanya, tetapi juga oleh budaya, politik, teknik produksi,
dan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut Hoy
dan Miskel (2001) ruang lingkup materi kajian administrasi pendidikan meliputi: 1)
poses belajar mengajar, 2) struktur sekolah, 3) individu, 4) budaya dan iklim sekolah, 5)
kekuasaan dan politik di sekolah, 5) lingkungan eksternal sekolah, 6) efektivitas dan
kualitas sekolah, 7) pembuatan keputusan, 8) komunikasi, dan 9) kepemimpinan.

Secara sederhana proses pengelolaan dalam sebuah lembaga pendidikan


dapat digambarkan sebagai berikut :

SCHOOLING

PRODUKTIF
BIDANG GARAPAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
KURIKULUM
PESERTA DIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
FASILITAS PENDIDIKAN
HUBUNGAN SEKOLAH Dan MASYARAKAT

POAC
POCCC
POSDCORB
POMC

TUJUAN
PENDIDIKAN
NASIONAL

EFEKTIF
EFISIEN

Sekolah
pendidikan

merupakan

yaitu

suatu

mengembangkan

lembaga pendidikan yang mengemban misi


dan

menumbuhkembangkan potensi individu

manusia, sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia, berguna bagi nusa,
bangsa dan agama. Berbagai karakteristik individu dari adat/ budaya yang berbeda
menyatu ke dalam satu sistem persekolahan. Oleh karena itu, sekolah disebut juga
sebagai sistem sosial. Dalam membangun dan mengembangkan potensi sekolah,
tentunnya sekolah memerlukan suatu proses kerja sama antar komponen sekolah.
Proses kerja sama tersebut disebut juga sebagai administrasi pendidikan.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses kerja sama seluruh komponen
dalam sistem pendidikan melalui proses pengelolaan yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan,

dan

pengawasan

yang

dikoordinasikan

untuk

mencapai tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien. Bidang garapan administrasi pendidikan


meliputi: pengelolaan pendidikan, kurikulum, peserta didik, tenaga pendidik dan
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, serta
hubungan sekolah dengan masyarakat. Seluruh komponen pendidikan tersebut
dikelola melalui fungsi utama administrasi pendidikan yaitu proses manajemen yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Proses manajemen menurut
berbagai para ahli berbeda-bada, diantaranya dapat terlihar pada tabel berikut:

Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli


Ahli
G. R Terry

Henry Fayol

Luther Gullick

John F. Mee

Funsi Manajemen
POAC:
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Actuating (Penggerakkan Pelaksanaan)
Controlling (Pengawasan)
POCCC:
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Commanding (Pengarahan)
Coordinating (Pengkoordinasian)
Controlling (Pengawasan)
POSDCoRB:
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Staffing (Penempatan)
Directing (Penggerakkan)
Coordinating (Pengkoordinasian)
Reporting (Pelaporan)
Budgeting (Penganggaran)
POMC:
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Motivating (Pemotivasian)
Controlling (Pengawasan)

Hal penting dalam pengelolaan lembaga pendidikan, bukan perbedaan secara teoritik,
akan tetapi bagaimana kegiatan sekolah dapat berjalan dengan baik dan sumber daya
yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional secara produktif, efektif, dan efisien.
RANGKUMAN
Sekolah merupakan suatu kesatuan individu atau kelompok manusia yang saling
berintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yaitu
tujuan pendidikan. Oleh karena itu sekolah disebut sebagai sistem sosial. Sekolah
adalah suatu sistem organisasi pendidikan formal yang direncanakan dan membutuhkan
pengelolaan dalam mejalankan fungsi dasarnya yaitu sebagai tempat berlangsungnya
proses pembelajaran, proses penanaman dan pengembangan potensi individu manusia.

Model sistem sosial menurut Getzel menunjukkan bahwa sekolah adalah sebuah
organisasi yang dinamis, dimana ada interaksi antara sistem formal dan informal;
kebutuhan individu dan organisasi, serta tujuan kelembagaan dan kepribadian individu.
Sekolah merupakan unit organisasi pendidikan, dengan tata kerja dan personil khusus
yang terlibat di dalamnya. Sebagai suatu organisasi, sekolah mengemban suatu tugas
dan tanggung jawab yang besar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal
ini

administrasi

pendidikan

sangat

berperan

penting.

Administrasi

pendidikan

merupakan tindakan mengkoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk


menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Mengacu pada pendapat Engkoswara (1987) bahwa
ruang lingkup atau bidang garapan administrasi pendidikan yaitu meliputi: sumber daya
manusia (SDM), sumber belajar, dana, dan fasilitas yang secara sistematis dijalankan
melalui tiga fungsi administrasi, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
DAFTAR REFERENSI
Don Moyer R. et. al. (1995). The Knowledge Base in Educational Administration. New
York: The State University of NY Press.
Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Hoy, Wayne. K. & Miskel, CecilG. (2001). Educational Administration: Theory,
Research, and Practice (Sixth Edition). New York: McGraw Hill.
Lawang, Robert MZ. (1995). Materi Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lipham, JM., Rankin, RE., dan Hoeh Jr., James A. (1985). The Principalship; Concept,
Competencies, and Cases. New York, London: Longman.
Lubis, H. dan Husaini, M. (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Jakarta:
Pusat Antar Ilmu-ilmu Sosial UI.
Purwanto, N. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Rifai, Moch. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Sagala, S. (2008). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.


_________. (2010). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Pembuka Ruang Kreativitas, Inovasi, dan Pemberdayaan Potensi Sekolah
dalam Sistem Otonomi Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Sondang, P. S. (1985). Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sutarto. (1985). Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai