poligon terbuka,
2.
tertututup,
3.
bercabang dan
4.
kombinasi.
Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik
yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).
Poligon Tertutup
Poligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya bertemu
pada satu titik yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan koreksi
koordinat tetap dapat dilakukan walaupun tanpa titik ikat.
Poligon Bercabang
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik
simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.
Poligon Kombinasi
Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentukbentuk
poligon yang ada.
Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun
poligon terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui
koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas
titik yang akan dihasilkan.
1.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon semacam ini dapat
dihitung dari azimuth awal dan yang diketahui dan sudut-sudut poligon yang
diukur, sedangkan koordinat dari masingmasing titiknya masih lokal.
2.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali.Poligon semacam ini dapat
dihitung dengan cara memisalkan azimuth awal sehingga masing-masing
azimuth sisi poligon dapat dihitung, sedangkan koordinat masing-masing titik
dihitung berdasarkan koordinat yang diketahui. Oleh karena itu pada poligon
bentuk ini koordinat yang dianggap betul hanyalah pada koordinat titik yang
diketahui (awal) sehingga poligon ini tidak ada orientasinya.
3.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis ini dapat dikatakan satu
titik terikat secara sempurna namun belum terkoreksi secara sempurna baik
koreksi sudut maupun koreksi koordinat, tetapi sistim koordinatnya sudah benar.
4.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada poligon jenis
ini ada koreksi azimuth, sedangkan koordinat titik-titik poligon adalah koordinat
lokal.
5.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis poligon ini
tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
6.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat, sedangkan
ujung yang lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.
7.
Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat
saja, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon ini tidak ada
koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
8.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini ada koreksi sudut
tetapi tidak ada koreksi koordinat.
9.
Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada koreksi
sudut tetapi tidak ada koreksi koordinat.
Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti
ini akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit
melakukan pengukuran baik dengan cara astronomis maupun dengan satelit.
Poligon semacam ini dihitung dengan orientasi lokal artinya koordinat dan
azimuth awalnya dimisalkan sembarang.
Pada Gambar 9.5, untuk mendapatkan koordinat titik 1, 2, 3 dan 4 maka dilakukan
pengukuran sudut (1, 2,3, 4) dan jarak (dB1, d12, d23, d34, d4C)
Rumus koordinat secara umum :
Apabila dipakai pada poligon tertutup dimana titik awal dan titik akhir sama maka
rumus diatas akan berubah :
Untuk poligon tertutup yang diukur sudut dalamnya maka :
syarat sudut :
syarat absis :
syarat ordinat :
syarat sudut :
syarat absis
syarat ordinat
Toleransi Pengukuran
Cara Pengukuran
1.
Memasang alat theodolit pada titik awal dan aturlah alat tersebut.
2.
Posisi teropong biasa arahkan alat pada titik sebelumnya (titik tetap, bila
ada) dan kemudian pada titik selanjutnya, putarlah teropong pada posisi luar
biasa arahkan ke titik seperti pada posisi teropong biasa.
3.
4.
Cara Perhitungan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.