Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN GEDUNG LABORATORIUM UPTD PPMHAP MAKASSAR

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV. SUL-SEL TA 2015


A.

LATAR BELAKANG
UPTD

Pembinaan

dan

Pengujian

Mutu

Hasil

Perikanan

(PPMHP)

merupakan Unit Pelaksana dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat luas dan pihak swasta
dalam hal pembinaan, Pelayanan Sertifikat dan pengujian hasil perikanan.
Aktivitas pelayanan dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan sedang
sarana Gedung yang ada tidak memadai. Untuk itu diperlukan sebuah
perencanaan secara keseluruhan sarana gedung fisik untuk menunjang kegiatan
di UPTD PPMHP. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan negara dan prasarana
lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu
menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak
diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional. Pembuatan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang
sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan proyek.
Konsultasi perencanaan dalam melaksanakan tugasnya merencanakan
berdasarkan Daftar Isian Proyek (DIP) dan Petunjuk Operasional (PO), yaitu
dalam bentuk gambar ( desain), rencana anggaran biaya (RAB), Rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS) yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik / enginer estimate (EE). Secara
kontraktual konsultan perencana bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan Pembangunan srana Gedung Laboratorium UPTD PPMHP Sulawesi
Selatan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang maksimal dan mampu
berdaya saing tinggi dalam peningkatan mutu dan standar jaminan keamanan
pangan hasil perikanan.
B.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan Gambaran tentang
Perencanaan Gedung Kantor sesuai dengan estetika bangunan yang ada.
Tujuan adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci mengenai :
Lingkup Pekerjaan, Syarat-syarat Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Bill
Of Quantity (BQ), Jadwal waktu Pelaksanaan serta gambar detail desain sebagai
acuan dalam pembangunan gedung Laboratorium UPTD PPMHP Kota Makassar.

C.

SASARAN
a. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor
Laboratorium UPTD Pembinaan DAN Pengujian Mutu Hasil Perikanan
b. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan, yang terdiri dari komponen
kegiatan :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Sipil / Struktur.
3. Pekerjaan Arsitektur.
4. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).
5. Pekerjaan Utilitas
c. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah:
1. Persiapan Perencanaan termasuk survey.
2. Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.
3. Pengembangan Rencana Lanjutan.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.
5. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Lanjutan.
6. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).
7. Persiapan Pelelangan.
8. Pelaksanaan Pelelangan.

D.

LOKASI KEGIATAN
Lokasi rencana pelaksanaan pembangunan Gedung laboratorium UPTD PPMHP
adalah di Kota Makassar.

E.

SUMBER PENDANAAN
Biaya

yang

dibutuhkan

dalam

melaksanakan

pekerjaan

Perencanaan

Pembangunan Gedung Laboratorium UPTD BPPMHP Kota makassar sebesar


Rp. 90.000.000,- (Sembilan Puluh Juta Rupiah) dibebankan sepenuhnya dalam
DIPA APBD Nomor : ..........................Satker Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Sulawesi selatan Tahun anggaran 2015.
F.

Nama Organisasi dan Pejabat Pembuat Komitmen


Nama organisai : Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan (13) Tahun anggran 2015
Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Siti Zaleha Soebarini, A.Pi, M.Si

G.

KEGIATAN PERENCANAAN

1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada


ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung

Negara

vide

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal 27 Desember 2007.


2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah
meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan
perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari:
a. Persiapan

Perencanaan

seperti

mengumpulkan

data

dan

informasi

lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.


b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya
c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1.Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
2.Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti.
3. Rencana sistem Mekanikal / Elektrikal.
4. Rencana utilitas
5. Perkiraan biaya.
d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1. Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya
pekerjaan.
4. Laporan akhir perencanaan.
3. Membantu Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di dalam menyusun dokumen pelelangan
dan pelaksanaan pelelangan.
4. Membuat dokumen tender dan rencana anggaran biaya meliputi :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat


Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Daftar jenis dan Volume Pekerjaan (Bill Of Quality)
Gambar detail konstruksi
Rencana anggaran Biaya (RAB)
Master Plan UPTD PPMHP Makassar

5. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk


menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, menyusun kembali dokumen
pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang
ulang.

6. Secara berkala melakukan asistensi dengan Tim Pembahas yang ditetapkan


oleh pemberi tugas.
7. Membahas/Ekpose rancangan detail Desain dengan Tim Pembahas yang
ditetapkan oleh pemberi tugas.

8. Dokumen Tender yang disusun harus disahkan, diketahui oleh instansi Teknis
(Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah).
9. Membuat Lay Out / Master Plan UPTD Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil
Perikanan
H.

TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
2. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.
3. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana adalah sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran (PA/KPA), termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk
bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung
negara.

I.

KRITERIA
1. Kriteria Umum.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang


dimaksud

pada

KAK

harus

memperhatikan

kriteria

umum

bangunan

disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu:


a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.
1. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
1. Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan.
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
4. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.
1. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa,
secara struktur stabil selama kebakaran sehingga:
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
1. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi
penggunanya maupun pemeliharaannya.
2. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya
dari bahaya akibat petir.
3. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.

f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.

1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun


buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik.
g. Persyaratan Pencahayaan.
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
2. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang
udara secara baik.
2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan bangunan yang akan direncanakan, baik dari segi
fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya, misalnya:
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar,
seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
c. Model bangunan permanen dengan 2 lantai.
d. Bangunan Gedung Laboratorium harus memenuhi standar persyaratan
pelayanan dan laboratorium pengujian
J.

AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya
diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.

5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan,


dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

I.

PENDEKATAN METODOLOGI
1. Konsep

Bangunan

pengembangan

harus

selaras/menyesuaikan

dengan

bangunan di lingkungan sekitarnya.


2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antisipasi
terhadap bahaya kebakaran serta bencana.
3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan
teknologi sederhana sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena
merupakan bangunan monumental dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari
pekerjaan pondasi sampai dengan finishing
4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib
menjelaskan rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di
luar lokasi.
5. Lokasi pekerjaan berada di Universitas Sulawesi Tenggara, sehingga untuk
pengadaan material ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya
tidak terganggu akses lalu lintas.

K.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang
ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen
perencanaan untuk siap dilelangkan maksimal 37 (Tiga puluh tujuh)

hari

Kalender atau 1,25 bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat Perintah Mulai


Kerja.

L.

INFORMASI DAN TENAGA AHLI


1.

INFORMASI.
Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna
Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran /
Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.
Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan Detail Desain Pembangunan
Gedung Laboratorium ini diperlukan tenaga ahli yang terdiri dari : Tenaga ahli
utama yang dibantu oleh tenaga ahli muda dan tenaga pendukung, dimana
tenaga ahli tersebut tidak boleh mengerjakan 2 (dua) lokasi pekerjaan pada
waktu yang bersamaan. Adapun tenaga ahli utama yang diperlukan adalah
sebagai berikut :

1. Team leader
Team leader adalah seorang sarjana tehnik sipil yang telah berpengalaman
sekurang-kurangnya

(Lima)

tahun

dan

mempunyai

pengalaman

dan

pengetahuan yang luas dalam bidang perencanaan (umum/Perikanan) dan


bangunan darat. Memiliki SKA Ahli Madya Struktur
tugas dan tanggungjawabnya meliputi :
a. Bertanggungjawab untuk keseluruhan manajemen proyek, hubungan
dengan pemberi tugas, semua wewenang mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan perencanaan Detail Desain Pembangunan Gedung
Laboratorium UPTD PPMHP Makassar, serta melaporkan kemajuan
pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab untuk pengumpulan data dan informasi yang
diperlukan, penentuan kebutuhan survey, organisasi personil dan
penyampaian serta pembahasan laporan untuk mendapatkan persetujuan
pemberi tugas.
c. Mengorganisir personil dan managemen tim tenaga ahli dan staf
penunjang dalam setiap aktivitas pekerjaan.
d. Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan
perencanaan
e. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pekerjaan Detail Desain.

2. Ahli Teknik bangunan sipil ( Structure Engineer)


Seorang sarjana teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun, dan berpengalaman luas dalam bidang perencanaan fasilitas Bangunan
Gedung Kantor, dan bangunan sipil lainnya. Memiliki SKA ahli Muda Struktur
Tugas dan tanggungjawabnya meliputi :
a. Mempelajari dan menganalisa data hasil survey seta mendiskusikannya
dengan ahli teknik pantai untuk dijadikan dasar pertimbangan dan data
penunjang dalam perencanaan struktur fasilitas bangunan Perikanan.
b. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain membuat perencanaan detail
struktur bangunan/fasilitas;
c. Membuat sfesifikasi teknis untuk pelaksanaan konstruksi fasilitas darat
yang direncanakan.
d. Membantu Tim Leader dalam penyusunan laporan.
3. Ahli Arsitektur Engineer
Sarjana Arsitektur dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun,
dalam bidang perencanaan dan perancangan bangunan. Memiliki SKA ahli muda
Arsitek
Tugas dan tanggung Jawabnya meliputi :
a. Merencanakan Site Plan Dan Bolk Plan
b. Melaksanakan desain arsitektur bangunan
c. membuat sfesifikasi bangunan
4. Ahli Cost Estimate
Ahli estimasi biaya dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun dan
harus mempunyai pengetahuan dan berpengalaman luas dalam memperkirakan
biaya proyek dan mempersiapkan biaya proyek dan mempersiapkan dokumen
tender.
Tugas Dan Tanggung Jawab :
a. Menyiapkan bahan-bahan /literatur yang akan dijadikan standar biaya;
b. Membuat analisa biaya komponen proyek
c. Menyusun rencana anggaran biaya proyek
d. Menyusun/membuat dokumen tender.

5. Ass. Struktur Engineerng


Seorang Sarjana teknik sipil berpengalam minimal 5 tahun memiliki SKA Ahli
Muda Struktur
Tugas dan Tanggung Jawab :
Membantu ahli struktur engginering dalam penyiapan Peremcanaan struktur,
perencanaan detail struktur bangunan dan spesifikasi teknis konstruksi.
6. Drafman
Seorang sarjana Sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun
dan berpengalaman dalam menggambar dan menganalisa data-data pengukuran
lapangan.
Tugas dan tanggung jawab meliputi :
a. Mengumpulkan dan menganalisa data sekunder yang ada yang berkaitan
dengan hidrooceanografi seperti angin, pasang surut, arus dan gelombang.
b. Merencanakan dan melaksanakan survey topografi dan bathimetri serta
hidrooceanografi.
c. Mempelajari dan menganalisa hasil servey untuk dijadikan bahan dalam
perencanaan dan pembuatan gambar kerja.
d. Bersama-sama dengan tenaga ahli lain membuat perencanaan detail
fasilitas.
e. membuat gambar teknis untuk pelaksanaan konstruksi fasilitas laut yang
direncanakan.
f. membantu Team Leader dalam penyusunan laporan.
6. Surveyor
Seorang sarjana Teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun dan berpengalaman luas dalam melaksanakan survey dan menganalisa
data hasil pengukuran.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a. Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder yang ada seperti data
angin.
b. Merencanakan dan melaksanakan survey topografi.
c. Mempelajari dan menganalisa data hasil survey untuk dijadikan bahan
dalam perencanaan dan penyusunan laporan.
d. Memberikan saran dan masukan kepada tenaga ahli lainnya dalam
membuat perencanaan detail fasilitas
M.

HASIL KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang
minimal meliputi:

1. Tahap Konsep Rencana Teknis


a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan
perencana.

b. Konsep skematik rencana teknis.


c. Laporan data dan informasi lapangan.
d. Hasil sondir
2. Tahap Pra-rencana Teknis
a. Gambar-gambar Pra-rencana.
b. Perkiraan biaya pembangunan.
c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c. Draft rencana anggaran biaya.
d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
4. Tahap Rencana Detail
a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap meliputi Gambar Lay out/Master
Plan, Gambar Tampak, Potongan Memanjang dan Gambar Melintang dan
Gambar Detail
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Bill Of Quantity (BQ).
d. Rencana anggaran biaya (RAB).

N.

LAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa
Konsultansi adalah meliputi :
1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan
hasil orientasi lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti
kegiatan persiapan, pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan,
jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga ahli serta
program kerja berikutnya diserahkan 10 (sepuluh) hari setelah SPMK. Laporan
Pendahuluan diserahkan kepada pemilik pekerjaan sebanyak 5 (lima) set.
2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan,
hasil sonder, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar prarencana. Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 20 (dua puluh)
hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya
digandakan sebanyak 5 (lima) set.
3. Draf Laporan Akhir, yang berisi

Kemajuan

Pelaksanaan

Pekerjaan

Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Draf Gambar-Gambar


Detail Hasil Perencanaan. Draf Laporan Hasil Perencanaan tersebut
diserahkan selambat-lambatnya 27 (dua puluh tujuh) hari kalender sejak

tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima)
set.
4. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail
Hasil Perencanaan, Presentasi Laporan Akhir. Laporan Akhir Perencanaan
tersebut diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima)
set.
O.

FORMAT LAPORAN
Format laporan Final terdiri atas :

P.

Buku Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).


Buku Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan
Buku Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan

Gedung
Buku Gambar Hasil Perencanaan Gedung, Detail-detail dll.
Lay Out/Master Plan Gedung Kantor UPTD PPMHP Sulawesi Selatan

LAIN-LAIN
1. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan
diskusi atau memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;
2. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang
berkaitan dengan palaksanaan pekerjaan survey lapangan;
3. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini
dengan Pemilik pekerjaan.
4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa;
5. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan
dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

R.

PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun, maka Konsultan Perencana
hendaknya memeriksa dan mempelajari semua bahan yang telah diterima dan
mencari bahan masukan yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan
penyelesaian pekerjaan ini.

Makassar ,

2015

Kepala UPDT PPMHP


Makassar

St. ZSt. Zaleha Soebarini, A.Pi, S.Pi


NIP. 19670913 1991 03 2 016

Anda mungkin juga menyukai