dilakukan
oleh
tengkulak.
Sedangkan
komoditas tanaman sela yang ditanam di selasela pohon dipanen untuk tambahan kebutuhan
sehari-hari dan pakan ternak yang dimiliki.
e. Pemasaran hasil
Pemasaran hasil hutan rakyat di
Kecamatan Sendang saat ini masih bergantung
kepada tengkulak dalam mendistribusikan
hasil tanamannya ke industri. Sistem
pembelian yang digunakan tengkulak adalah
sistem borongan. Dalam penentuan harga,
kebanyakan petani tidak tahu harga batangan
dari ukuran diameter dan tinggi pohon,
sehingga para tengkulak berani memberi
harga rendah kepada petani.
Tingkat intensitas pengelolaan hutan rakyat
di Kecamatan Sendang
Intensitas pengelolaan hutan rakyat
merupakan curahan waktu yang digunakan
dalam kegiatan pengelolaan hutan rakyat di
lahan milik mereka. Dalam penelitian ini
kegiatan pengelolaan hutan rakyat yang
diidentifikasi untuk diketahui intensitasnya
adalah kegiatan perencanaan dan kegiatan
pelaksanaan. Kegiatan perencanaan mencakup
kegiatan penentuan jenis bibit, penentuan jarak
tanam, dan perencanaan pemasaran hasil.
Sedangkan kegiatan pelaksanaan mencakup
kegiatan pemupukan, penjarangan, dan
pengendalian hama dan penyakit. Sebaran
responden dalam intensitas pengelolaan hutan
rakyat berdasarkan tahapan kegiatannya dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sebaran responden berdasarkan tahapan pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan
Tahapan
Kategori
Jumlah (orang)
Presentase (%)
Perencanaan
35 (rendah)
10
68 (sedang)
41
>8 (tinggi)
9
Pelaksanaan
35 (rendah)
40
68 (sedang)
11
>8 (tinggi)
9
Perencanaan
merupakan
suatu
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk
menjalankan suatu usaha pada periode
tertentu, mencakup pengelolaan usaha, hasil
produksi yang dijual, pasar dan pemasaran
serta proyeksi keuangan (Simanjuntak 2004).
Intensitas
kegiatan
perencanaan
yang
dilakukan oleh petani hutan rakyat memiliki
kategori sedang, yaitu sebanyak 41 responden
17
68
15
67
18
15
> 13 (tinggi)
1013 (sedang)
69 (rendah)
28
55
17
100
12.8
Kategori
Buruk
Cukup
Baik
Jumlah
Rata-rata
17
33
10
60
kondisikondisi
yang
menguntungkan.
Pengukuran tingkat motivasi petani dalam
membangun hutan rakyat di Kabupaten
Tulungagung dilihat dari total skor 8
pertanyaan valid penduga motivasi yang
diukur dengan skala Likert sperti tercantum
dalam Tabel 5.
15
28
57
100
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah
Rata-rata
13
20
67
100
Tabel 6. Faktor karakteristik responden yang mempengaruhi intensitas pengelolaan hutan rakyat
Karakteristik responden
Intensitas pengelolaan hutan rakyat
Koefisien korelasi
Umur
Tingkat pendidikan
Jumlah anggota keluarga
Luas hutan rakyat
Pendapatan per tahun
Pengalaman usaha tani
Sig. (2-tailed)
-0.005
-0.068
-0.221
0.131
0.182
0.175
0.971
0.606
0.090
0.318
0.164
0.181
0.034
0.042
Faktor Internal
Kekuatan (S)
1. Adanya tenaga PKL
2. Komitmen tinggi pemerintah daerah terhadap
pembangunan kehutanan
3. Adanya kelompok tani hutan rakyat
Kelemahan (W)
1. Masih minimnya tingkat pengetahuan masyarakat
terkait pengelolaan HR
2. Data lahan kritis dan potensial hutan rakyat belum
akurat
3. Penyuluhan dan pendampingan dari tenaga PKL kurang
intensif
Peringkat
Skor
0.212
0.17
4
3
0.848
0.51
0.224
0.896
0.13
0.26
0.104
0.104
0.16
0.48
Faktor Eksternal
Adanya sumber dana dari pemerintah pusat
Faktor eksternal yang berpengaruh
dan daerah, 4) Adanya program BLU.
terhadap pembangunan hutan rakyat terdiri
Sedangkan faktor ancaman meliputi : 1)
dari peluang dan ancaman. Faktor peluang
Murahnya harga yang ditawarkan oleh para
meliputi : 1) Adanya kebun bibit rakyat, 2)
tengkulak, 2) Administrasi surat kepemilikan
Prospek ekonomi hutan rakyat cukup baik, 3)
tanah, 3) Mahalnya biaya pembuatan SKAU
Tabel 9. Analisis Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Bobot
Peringkat
Skor
Peluang (O)
1. Adanya kebun bibit rakyat
0.09
2
0.18
2. Prospek ekonomi hutan rakyat cukup baik
0.208
4
0.832
3. Adanya sumber dana dari pemerintah pusat dan
0.132
3
0.396
daerah
4. Adanya program BLU
0.256
4
1.024
Ancaman (T)
1. Murahnya harga yang ditawarkan oleh para
0.196
3
0.588
tengkulak
2. Administrasi surat kepemilikan tanah
0.074
1
0.074
3. Mahalnya biaya pembuatan SKAU
0.044
1
0.044
3.13
2.43
0.7
S-W
1.72
1.41
O-T
Tabel 11. Prioritas Strategi Pembangunan Hutan Rakyat di Kabupaten Tulungagung Berdasarkan
Hasil Analisis QSPM.
Strategi
Bobot AS TAS Prioritas
Menambah jumlah tenaga PKL dengan menggunakan sumber dana
0.71
3
2.13
3
dari pemerintah pusat dan daerah
Memaksimalkan peran tenaga PKL dalam mensosialisasikan
0.95
2
1.9
4
program BLU
Menyerap sumber dana pemerintah pusat dan daerah untuk
0.94
4
3.76
2
sosialisasi dan pendampingan petani hutan rakyat
Kelompok tani hutan rakyat menjalin kerja sama dengan industri
1.1
4
4.4
1
pengolahan kayu
Strategi yang memiliki nilai TAS (Total
Attractive Score) tertinggi sebesar 4.4 adalah
kelompok tani hutan rakyat menjalin kerja
sama dengan industri pengolahan kayu.
Strategi ini menjadi strategi utama dalam
pembangunan hutan rakyat di Kabupaten
Tulungagung. Hal ini disebabkan oleh masalah
utama yang masih menghambat pertumbuhan
hutan rakyat di Kabupaten Tulungagung
berupa rendahnya harga yang diterima petani
hutan rakyat. Diharapkan dengan terjalinnya
kerja sama antara kelompok tani hutan rakyat
dengan industri pengolahan kayu hutan rakyat
dapat meningkatkan harga kayu dan
meningkatkan minat untuk membangun hutan
rakyat.
Strategi kedua menjadi prioritas
strategi adalah menyerap sumber dana
pemerintah pusat dan daerah untuk sosialisasi
dan pendampingan petani hutan rakyat dengan
nilai TAS 3.76. Strategi ini menitikberatkan
pada upaya pemerintah daerah untuk bisa
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
petani hutan rakyat sehingga hasil yang
didapatkan dari pengelolaan hutan rakyat bisa
optimal. Peran tenaga PKL (Penyuluh
Kehutanan Lapang) dalam strategi ini sangat
penting sebagai perpanjangan tangan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Tulungagung dalam pendampingan petani
hutan rakyat.
Strategi ketiga yang menjadi
prioritas strategi adalah menambah jumlah
tenaga PKL dengan menggunakan sumber
dana dari pemerintah pusat dan daerah dengan
nilai TAS 2.13. Dengan sumber dana yang ada,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Tulungagung dapat melakukan perekrutan
tambahan untuk tenaga PKL yang hingga saat
ini dirasa masih kurang jumlahnya. Selain itu