Selayar
Selayar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem yang tersusun dari komponen biotik dan komponen
abiotik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dalam suatu ekosistem, terdapat suatu keseimbangan yang disebut
dengan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan
berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Perubahan ekosistem karena perubahan jumlah populasi
komponen biotiknya sangat berpengaruh terhadap suatu ekosistem.
Perubahan komponen biotik tersebut dapat disebabkan oleh adanya
pertumbuhan, perkembangbiakan, ataupun kematian.
Wilayah pantai merupakan salah satu tipe lahan basah, yaitu
lahan basah pesisir yang meliputi daerah pesisir yang tergenang air,
yang umumnya payau atau asin, baik secara tetap atau musiman,
umumnya terpengaruh oleh pasang surut air laut dan kondisi laut
lainnya. Ekosistem yang termasuk dalam kelompok ini adalah hutan
bakau, dataran lumpur dan pasir, muara, padang lamun, dan rawarawa di daerah pesisir, sedangkan tipe lahan basah lainnya adalah
lahan basah daratan meliputi daerah yang jenuh atau tergenang oleh
air yang pada umumnya bersifat tawar dan tidak terkena pengaruh air
laut. Tipe lahan basah yang termasuk kelompok ini yaitu danau, sungai
air terjun, rawa air tawar, dan danau-danau musiman (Nirarita dkk.,
1996).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah isu-isu yang terdapat di Pantai PaBadilang, Kepulauan
Selayar?
2. Potensi apa saja yang terdapat di Pantai PaBadilang, Kepulauan
Selayar?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kawasan Lindung Laut (Marine Protected AreasMPA) adalah :
2. Flora yang dominan memiliki tinggi pohon lebih dari 5 Meter dan
mempunyai tajuk yang rapat.
3. Hutan rawa gambut di Indonesia merupakan gabungan antara
hutan gambut dan hutan hujan tropik.
4. Lapisan atas lantai Hutan merupakan tanah gambut dan hutan
hujan tropik.
5. Tanahnya mengandung bahan organik yang sangat tinggi yang
disebut yang disebabkan oleh lambatnya proses perombakan
(dekomposisikan).
6. Gambut biasanya miskin unsur hara (oligotrofik) dan bersifat asam.
7. Permukaan hutan rawa gambut umumnya berbentuk kubah dan
letaknya lebih tinggi dari air sungai disekitarnya.
8. Tanah gambut umumnya berasal dari bahan kayu sehingga dapat
menyerap dan mengikat air dalam jumlah besar.
9. Air berasal dari hujan.
10. Sungai yang berasal dari hutan gambut bersifat asam dan
berwarna hitam atau kemerahan sehingga dikenal dengan nama
sungai air hita.
11. Keterbatasan unsur hara ditunjukan dengan kondisi vegetasi, yaitu
berkurangnya tinggi kanopi dan jumlah biomasa per-unit area serta
bertambahnya ketebalan daun .
12. Beberapa jenis biota yang ada di hutan rawa gambut, antara lain
adalah sebagai berikut:
Flora :
Gonistylus bancanus (Ranim)
Palaquium burckii (suntai)
P. microphyllum (Semarum)
Durio carinatus ( Durian burung)
Campnosperma auricullata (terentang)
Shorea sp (meranti rawa)
Metroxylon sago (sago)
Oncosperma tigillarium (nibung)
Fauna:
Pongo pygmaeus (orang utan)
Cervus unicolor (Rusa)
Pantera tigris (Harimau)
Tapirus indicus (Tapir)
Hystrix sp (Landak)
Sus scrofa (Babi Hutan)
Tomistoma schelegelii (Senyulong)
Crocodylus porosus (buaya muara)
Aves (Burung)
3. Kawasan Resapan Air
Daerah
resapan
air
adalah
daerah
masuknya
air
dari
Kuatnya konsepsi teori klasik yang ada saat ini, bahwa daerah
resapan pastilah daerah dengan topografi yang tinggi (kendali
geomorfologi) juga menjadi salahsatu kendala dalam penentuan
yang
merupakan
ditetapkan
daratan
dalam
sepanjang
tepian
RTRW
yang
sempadan 30 75 meter.
Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar
papan
reklame,
papan
penyuluhan
dan
peringatan;
3. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus
disertai dengan kegiatan penertiban pemanfaatan ruang.
Kegiatan budidaya yang berdampak negative terhadap fungsi
pantai antara lain :
Pembuangan limbah padat ke pantai;
Pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai;
Budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif;
Pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB)
5. Sempadan Sungai
Sempandan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan
sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai.Kriteria sempadan sungai adalah:
tidak
bertangguldi
dalam
kawasan
perkotaan
yang
tidak
bertangguldi
dalam
kawasan
perkotaan
yang
yang
terpengaruhpasang
surut
air
laut;f.Garis
10
pelumpuran dan
11
b. Bakau kurap
Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga
disebut dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam
dan lain-lain. Kulit batang hitam, memecah datar.
Bunga berkelompok, 4-8 kuntum. Daun mahkota putih,
berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk telur, hijau
kecoklatan, 5 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil, panjang
36 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.
12
c. Bakau kecil
Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua
kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil
hanya tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya
adalah Rhizophora stylosa Griff.
Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum, kecil-kecil.
Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah coklat
kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35 cm
(kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika
matang.
Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai
dari lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi
pantai hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau
yang berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia,
Papua Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari
Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku
dan Papua.
13
pendapatan
masyarakat
pesisir,
di
mana
peran
Undang-undang
Isi
Undang-undang
No
Tahun
1998
68 Pasal 1
14
dengan
unsur
sekitarnya
non
secara
hayati
di
keseluruhan
membentuk ekosisitem.
Pasal 3
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan
KAwasan
Pelestarian
bertujuan
Alam
mengusahakan
hayati
serta
keseimbangan
upaya
peningkatan
Undang-undang
kehidupan.
Republik Pasal 11 ayat 2
Indonesia
Nomor
28
prasarana
tidak
keseimbangan
boleh
dan
sarana
mengganggu
lingkungan,
fungsi
Pasal
meliputi
peruntukan
dimaksud
9
ayat
(1)
persyaratan
lokasi,
15
jarak
bebas
bangunan
yang
ditetapkan
gedung
untuk
lokasi
yang
ber-
sangkutan.
Pasal 13
1)Persyaratan jarak bebas bangunan
gedung
sebagaimana
dimaksud
Persyaratan
bangunan
jarak
bebas
atau
bagian
gedung
permukaan
tanah
harus
mempertimbangkan
batas-batas
lokasi,
dan
tidak
utilitas
kota,
keamanan,
mengganggu
fungsi
serta
pelaksanaan
pembangunannya.
Pasal 94 ayat 1 tentang sumber daya
air
(SDA),
dilarang
mendirikan
16
meliputi
garis
sempadan
Peraturan
Pemerintah Pasal 1
kebijaksanaan
mengenai
pemerintah
penyelenggaraan
tata
pemilikan,
pengelolaan,
penguasaan,
penggunaan,
beserta
sumbernya,
mencapai
manfaat
besarnya
dalam
yang
guna
sebesar
memenuhi
hajat
menjamin
terselenggaranya
17
sebesar
besarnya
bagi
perencanaan
perlindungan,
Kesatuan
wilayah
pengairan
tata
ditetapkan
lain,
dinyatakan
keseluruhannya
sebagai
satu
Keputusan
Presiden bahwa
Republik Indonesia
Nomor
Tahun
untuk
tercapainya
tujuan
nasional
yang
pembangunan
1999 berkelanjutan
dalam
pengelolaan
alam
berupa
Sungai dan
air
perlu
Pemeliharaan pemeliharaan
memperhatikan
kelestarian
Daerah
Sungai
mempunyai
ekonomi
potensi
dan
ekologi
dikembangkan
besarnya
social
untuk
harus
sebesar-
kesejahteraan
kemakmuran
dan
rakyat;
pemberdayaan
bahwa
penduduk
dan
diperlukan
untuk
ikut
sungai
kelestarian
dan
Daerah
pendayagunaan
merupakan
semua
mewujudkan
sungai
upaya
untuk
kemanfaatan
dan
berkelanjutan
untuk
pengembangan,
Sungai
merupakan
semua
19
pelayanan,
keamanan
dan
serta
lingkungan
secara
dan
perlindungan
semua
upaya
untuk
sungai
kelestarian
dan
Daerah
Aliran Sungai
sesuai dengan ketentuan penataan
ruang, pelestarian fungsi lingkungan
hidup dan pola
tata guna air serta lingkungan yang
ditetapkan;
e.
upaya
pendayagunaan,
pemeliharaan,
pengawasan,
pengendalian
dan
sungai,
yang
strategis
dengan
memperhatikan
tingkat
perkembangan
sosial
dan
ekonomi
pertumbuhan
daerah,
tuntutan
Peraturan
Daerah
Tentang
Kawasan Lindung
terhadap
sempadan
20
pantai
darikegiatan
yang
mengganggu
kelestarian
fungsi
pantai.
Pasal 12
Kriteria
sempadan
adalah
daratan
tepian
pantai
sepanjang
pantai
yang
l e b a r n ya proporsional
dengan
bentuk
dan
kondisi
sekurang-kurangnya
fisik
pantai,
100
meter
terhadap
sempadan
sungai
manusia
darik e g i a t a n
yang
dapat
dan
merusak
mengganggu
kondisi
sungai
sempadan
sungai
adalah:a.Sekurang-kurangnya
kaki
tanggul
21
kaki
tanggul
pada
sungai
bertanggul
di
untuk
bertangguldi
sungai
dalam
perkotaan
tidak
kawasan
yang
mempunyai
kawasan
perkotaan
yang
metersampai
dengan
20
meter;d.Sekurang-kurangnya
30
tidak
bertangguldi
dalam
maksimum
lebih
dari
20meter;e.Sekurang-kurangnya
100 meter dari tepi sungai untuk
sungai yang terpengaruhpasang
surut air laut;f.Garis
sungai
tidak
sempadan
bertanggul
yang
Peraturan
Pemerintah Pasal 4
rangka
penguasaan
dan
pelaksanaan
tanggung
sungai
jawab
sebagaimana
22
menetapkan :
a. garis sempadan sungai.
b.pengaturan daerah diantara dua
garis sempadan sungai
yang
ditetapkan
manfaat
sebagai
daerah
dan
daerah
sungai
penguasaan air.
c. pengaturan bekas sungai.
Pasal 5
1. Garis sempadan sungai bertanggul
ditetapkan
dengan
batas
lebar
teknis
oleh
dan
sosial
Penjabat
yang
berwenang.
3. Garis sempadan sungai yang
bertanggul dan tidak bertanggul yang
berada di wilayah perkotaan dan
sepanjang jalan ditetapkan tersendiri
oleh Pejabat yang berwenang.
Pasal 6
1. Pengelolaan lahan pada daerah
manfaat sungai dilakukan Menteri.
2. Pemanfaatan lahan pada daerah
manfaat
sungai
penguasaan
23
dan
sungai
daerah
dilakukan
berdasarkan
ketentuan
yang
ditetapkan Menteri.
3. Pemanfaatan lahan pada bekas
sungai
Menteri.
BAB III
24
diatur
lebih
lanjut
oleh
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kabupaten Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar,
perubahan nama berdasarkan PP. No. 59 Tahun 2008) adalah sebuah
kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu
kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten
ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km (wilayah daratan dan lautan)
dan berpenduduk sebanyak 121.749 jiwa. Kabupaten Kepulauan
Selayar terdiri dari 2 sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah
daratan yang meliputi kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai,
Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu serta wilayah kepulauan yang
meliputi
kecamatan
Pasimasunggu,
Pasimasunggu
Timur,
25
dan
terdiri
dari
gugusan
beberapa
pulau
sehingga
daratan
(12,91%)
dan
9.146,66
km
wilayah
lautan
kol
dan
lain-lain
27
diperlukan
sengkedan
untuk
berbukit-bukit
dan
tanah
bergelombang,
aspek
geografisnya adalah:
o Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya
mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut
yang menuju ke Selayar
o Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan
kelapa.
o Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi
harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.
h. Daerah Aliran Sungai (DAS)
o Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya
adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)
i. Daerah berbatu-batu
o Daerah
yang
berbatu-batu
di
bagian
utara,
aspek
29
D. Geologi
Kondisi geologi pulau Selayar merupakan kelanjutan dari
wilayah geologi Sulawesi Selatan bagian Timur yang tersusun oleh
jenis
batuan
sediment.
Struktur
geologi
Kepulauan
Selayar
menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara Selatan dan miring melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur
umumnya terjal dan langsung dibatasi oleh laut dalam yang cenderung
merupakan jalur sesar.
Statigrafi batuan di Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari:
E. Sejarah
Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah
menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan
30
pemerintahan
di
bawah
keresidenan
adalah
demikian,
maka
setidak-tidaknya
ada
sepuluh
Reganschappen
Tanete,
Reganschappen
Buki,
32
33
18.860 jiwa
11.801 jiwa
13.642 jiwa
13.818 jiwa
14.450 jiwa
6.778 jiwa
7.802 jiwa
8.923 jiwa
7.008 jiwa
6.524 jiwa
12.143 jiwa
34
Objek Wisata
Kegiatan
.
1.
Taman Laut
TakaBoneratte
2.
Pantai
Pa'badilang
3. Pantai Pinang
Diving
Snorkeling
Sunbathing
Canoin
Catamaram
Boating
Camping
Diving
Snorkeling
Sunbathing
Diving
35
Luas
Lahan
220 Ha
Lokasi
Kec.
Takabonerate
10 Ha
Kec.
Bontomatene
30 Ha
Kec.
4. Pantai Jeneiya
snorkling
Sunbathing
Diving
snorkling
Sunbathing
Bontosikuyu
20 Ha
Kec.
Bontoharu
Tidak hanya itu adapun potensi pariwisata yang dilihat dari tiap
Kecamatan yang ada di Pulau Selayar :
Kecamatan
Benteng :
Tari
Pakarena,
Gedung
Lembaga
36
BAB IV
PEMBAHASAN
Makassar maupun
37
38
39
menuju
pantai
Rampang-Rampang.
Dan
dari
pantai
yang
dimaksud.
Pa'badilang.
Pa'badilang
sendiri
berbagai
jenis
ikan,
tumbuh
dan
berkembang
40
41
42
b. Vegetasi
Tumbuhan yang terdapat di daerah ini berupa pandan laut,
pohon cerme, tumbuhan kaktus. Di sepanjang jalan menuju pantai
43
44
c. Biota Laut
Biota laut yang dimiliki Pantai Pabadilang yakni terdapat ikan
karang berwarna putih, loreng dan berbagai jenis ikan konsumsi yang
bernilai ekonomis seperti kerapu, cakalang, dan baronang tidak hanya
itu di pantai pabadilang juga terdapat kerang dan keong yang hidup
sebagai biota laut.
45
46
d. Potensi
Adapun potensi dari pantai Pabaddilang ini adalah sebagai
salah satu tempat pariwisata yang indah untuk dikunjungi di
Selayar. Panoramanya sangat indah dengan pasir putih dan laut
yang biru yang dapat menarik warga dari Kota Benteng untuk
berkunjung ke pantai tersebut pada saat hari libur. Selain sebagai
tempat pariwisata, pantai tersebut juga berpotensi sebagai tempat
masyarakat setempat untuk mencari tangkapan ikan karena
terdapat banyak ikan-ikan yang di komsumsi di pantai ini. Tak
hanya ikan hasil yang dapat diambil dari pantai ini tetapi juga ada
rumput laut.
e. Permasalahan
Selain pantai
mempunyai
PaBaddilang
permasalahan
yakni
tersebut
berpotensi
juga
banyaknya
sampah
yang
47
48
BAB V
REKOMENDASI
Rekomendasi:
4. Seharusnya lembaga yang berwenang di Kepulauan Selayar
dapat mengeksposkan pantai -pantai yang belum dikenal oleh
masyarakat agar dapat menjadi salah satu objek wisata yang
mengagumkan.
5. Sebaiknya tempat-tempat wisata tersebut dilewati oleh jalur
transportasi umum yang mempermudah wisatawan untuk
menjangkau tempat tersebut seperti disediakannya trans bus
yang dapat mengantarkan para wisatawan menuju pantai
Pabadilang tersebut.
6. Disediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
kenyamanan pengunjung berupa sarana MCK/ WC umum yang
layak pakai, lahan parkir yang luas dan aman, jalan yang
sesuai
dengan
standar,
penyediaan
air
bersih
serta
pantai-pantai
tersebut
dapat
49
menginap
di