Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian

Parit oksidasi adalah bentuk yang telah dimodifiaksi dari sistem lumpur aktif. Parit
oksidasi merupakan sistem pengolahan mekanis kedua yang bisa diaplikasikan untuk
berbagai macam hidrolik dan muatan organik. Parit oksidasi terdiri dari saluran berbentuk
cincin atau oval yang dilengkapi dengan peralatan aerasi mekanis. Limbah yang telah
tersaring yang masuk ke dalam parit kemudian diaerasi dan disirkulasi. Parit oksidasi
memiliki waktu detensi yang lama dan mampu melakukan penghilangan sebesar 75%
hingga 95% dari jumlah BOD. Parit oksidasi dapat dengan mudah diatur untuk segala
jenis air buangan dan standar efluen. Parit oksidasi memerlukan luas lahan yang lebih
besar namun lebih murah dalam hal konstruksi dan operasional.
Typical figures for ODs are as follows:
(mg/L)

Raw Sewage

Effluent

DOE Standard B

Biological Oxygen Demand

200-400

10-30

20

Suspended Solids

200-350

15-40

50

2. Proses kerja
3. Prinsip dan konsep proses (loading kriteria, efluen karakteristik,dll)
Parit oksidasi mampu untuk mendapatkan nilai BOD yang tinggi dan
konsisten, TSS, dan penghilangan nitrogen.
Dalam proses parit oksidasi, larutan campuran lumpur aktif berjalan
secara silih berganti antara kondisi aerobik atau anoksik dengan
memungkinkan berbagai jenis mikroorganisme tetap hidup. Oleh karena itu,
parit oksidasi menyediakan berbagai kondisi untuk penghilangan BOD

karbon, nitrifikasi, dan denitrifikasi secara serentak. Dikarenakan parit


oksidasi memanfaatkan setunggal sistem lumpur untuk tiga buah proses dan
penghilangan BOD karbon terjadi di kondisi aerobik dan anoksik, maka parit
oksidasi biasanya dicirikan sebagai pengolahan lumpur aktif dengan modal
dan biaya operasional yang lebih murah ketimbang pengolahan lumpur aktif
tradisional dengan memiliki kinerja yang sama.

4. Kelebihan kekurangan
Kelebihan :
a. Kelebihan utamanya adalah kemampuannya dalam proses
penghilangan dengan persyaratan operasional rendah, serta biaya
operasional dan perawatan yang rendah.
b. Sesuai untuk mengolah limbah domestic pada umumnya, memerlukan
energi secukupnya, dan bekerja baik di segala cuaca pada umumnya.
c. Memiliki tambahan pengukuran kepastian dan kerja dibanding
pengolahan biologis lainnya dalam hal ketinggian air yang konstan dan
pelepasan berkelanjutan yang menurunkan tingkat kelimpahan serta
mengurangi lonjakan effluen secara berkala yang umum untuk proses
biologis lainnya seperti sequencing batch reactor (SBRs).
d. Dengan menggunakan waktu penyimpanan hidrolik yang panjang dan
pencampuran yang lengkap dapat meminimalisasi akibat dari beban
dadakan atau lonjakan hidrolik.
e. Menghasilkan lumpur limbah aktif yang lebih sedikit dibanding
pengolahan biologis lainnya karena dioperasikan dengan kondisi yang
sama dengan sistem aerasi tambahan dengan umur lumpur yang
panjang.
f. Efisiensi penggunaan energi menurunkan biaya untuk pemakaian
energi.
g. Dapat digunakan dengan atau tidak dengan alat penjernih yang
berpengaruh pada fleksibilitas dan biaya.
h. Secara konsisten menghasilkan efluen kualitas tinggi khususnya dalam
hal TSS, BOD, dan kadar ammonia.
Kekurangan :
a. Menghasilkan efluen dengan konsentrasi suspended solid yang tinggi
dibanding proses lumpur aktif laiinnya.
b. Dapat menimbulkan kegaduhan akibat peralatan mixer atau aerasi.
c. Menimbulkan bau tak sedap bila tidak menggunakannya dengan benar.
d. Tidak dapat mengolah limbah dengan tingkat racun yang tinggi
e. Membutuhkan luas lahan yang besar sehingga tidak memungkinkan
bila dibangun di wilayah penduduk ataupun di wilayah dengan harga
lahan yang tinggi.
f. Memiliki aturan keharusan fleksibilitas yang rendah untuk perubahan
persyaratan efluen.

5. Rumus perhitungan dan diagram alir pengerjaan rumus


Untuk mengetahui waktu minimum detensi dari nitrifikasi dapat diketahui
dengan rumus:

UN =0,47 [ e 0,098(T15) ] [ 10,833(7,2pH ) ]

DO
DO +1,3

Where:
UN = Maximum nitrified growth rate, Days-1
T = Basin Temp., OC
pH= Basin pH
D.O.= Basin D.O. concentration, mg/l
1.3= Monod half saturation constant for oxygen, mg/l
Untuk mengetahui waktu detensi hidrolis dari zona aerobik dapat diketahui
dengan rumus :

D .T .=

Y h (SO S E )
X V (1/Q N + K D )

Where: YH = Heterotrophic yield constant (typically 0.6)


Xv

= MLVSS, mg/l

QN

= Design MCRTN, days

KD

= Decay constant, l/days (typically 0.05)

So

= Influent BOD

SE

= Effluent soluble BOD, mg/l

Kemiringan gradien DO di saluran dapat ditentukan melalui persamaan :


SDO = OU/V
Where: SDO

= Slope of the dissolved oxygen gradient, mg/l/ft

OU

= Oxygen uptake, mg/l per minute

= Bulk mixed liquor velocity, ft/min

Proses OD dalam proses parit aerobik/anoksik dapat ditentukan melalui


persamaan:
AOR = at SR + b' Xv + c'NO - d' NOR
Where: AOR = Process Oxygen Demand, lbs 02/day

SR = BOD removal, lbs/day


Xv = MLSS, lbs
No = Ammonia oxidized, lbs/day
NOR = Nitrate reduced to nitrogen gas, lbs/day
a' = Organic oxygen utilization
b' = Endogenous oxygen utilization
c' = Nitrification oxygen utilization
d' = Denitrification oxygen credit

6. Perhitungan desain

7. Referensi
http://waterfacts.net/Unit_Processes/Oxidation_Ditch/oxidation_ditch.html
http://www.iwk.com.my/v/knowledge-arena/oxidation-ditch
http://www.szennyviztudas.bme.hu/files/Oxidation%20ditch
%20performance.pdf

Anda mungkin juga menyukai