Anda di halaman 1dari 4

JURNAL FISIKA BAHAN

Analisis Sifat Fisis Material Batu Porus Dengan


Perhitungan Porositas dan Densitas
Fadil Adam Surya Basril, Maya Andansari, Astrid Adelia A
Jurusan Fisika, Fakultas IPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: fadil12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakTelah dilakukan percobaan Analisis Sifat fisis
Material
Batu Porus dengan Perhitungan Porositas dan
Densitas yang memiliki tujuan untuk menentukan nilai densitas
dan porositas dari beberapa jenis batu. Pada percobaan ini
digunakan delapan macam batu porus yaitu batu aquarium,
batu karang, batu batako abu-abu, batu taman warna merah,
batu taman warna putih, batu kali, batu bata, dan batu
marmer. Prinsip dalam percobaan ini adalah
hukum
archimedes serta dilakukan penimbangan dengan timbangan
digital dan neraca pegas. Data yang didapatkan pada percobaan
ini yaitu massa kering (Mk), massa basah (Mb), berat kering
(Wk), dan berat basah (Wb). Dari data yang didapatkan, maka
diperoleh nilai porositas (P) dan densitas () . besar densitas
untuk batuan aquarium, batu karang, batu batako abu-abu,
batu taman warna merah, batu taman warna putih, batu kali,
batu bata, dan batu marmer secara berturut turut adalah 4112,4
gram/cm3; 17598 gram/cm3; 19489 gram/cm3; 21826 gram/cm3;
26184 gram/cm3; 9736 gram/cm3; 24188 gram/cm3 dan 24996
gram/cm3 . Sedangkan untuk nilai porositas untuk batuan
aquarium, batu karang, batu batako abu-abu, batu taman
warna merah, batu taman warna putih, batu kali, batu bata,
dan batu marmer secara berturut turut adalah 31,79% ; 3,53% ;
11,85% ; 11,70% ; 0,67% ; 0,71% ; 20,24% dan 0,17%. Berdasarkan
hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa sifat fisis batu
porus salah satunya dapat diketahui dari densitas dan
porositasnya. Semakin besar densitas maka porositasnya
semakin kecil. Sebaliknya, jika densitasnya kecil maka porositas
besar.
Kata KunciDensitas, Massa, Porositas.

atau biasa disebut massa jenis merupakan kerapatan massa


suatu bahan. Secara umum densitas merupakan pembagian
dari massa terhadap volume bahan [3]. Akan tetapi untuk
bahan yang tidak beraturan seperti bongkahan dapat dicari
volume dengan berbagai metode, misalnya untuk yang
berbentuk bongkahan dengan mencelupkan bahan ke dalam
air untuk mendapatkan volume atau mengukur berat kering
dan berat basahnya dengan neraca pegas dan selanjutnya
menggunakan prinsip hukum Archimedes. Banyak teknik
yang digunakan untuk memperkirakan porositas dan
menyoroti beberapa sifat geometris dari jaringan berpori.
Teknik yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah total
saturasi dengan air. Evaluasi porositas material tidak dapat
dilakukan secara langsung. Memang, estimasi volume kosong
dalam bahan konten yang terhubung membutuhkan suntikan
cairan yang sifat diketahui. Total saturasi oleh membasahi
cairan (biasanya air) adalah cara termudah untuk mengakses
nilai porositas[5]. Persamaan yang digunakan dalam
menghitung densitas yaitu :

(gr/cm3)..............................(1.1)
Atau jika volume benda tidak diketahui bisa dihitung dengan
mengukur massa kering benda dan massa basah benda serta
berat kering dan berat basah benda yang kemudian dapat
dicari massa jenisnya dengan persamaan :

(gr/cm3)...............................(1.2)

I. PENDAHULUAN

uatu material pasti memiliki sifat fisis dan kimia tertentu


yang berbeda satu dengan lainnya. Hal ini dikarenakan,
meterial tersebut merupakan suatu zat padat dari unsur kimia
ataupun persenyawaan kimia yang dibentuk oleh prosesproses anorganik dan mempunyai susunan kimiawi tertentu
dengan suatu penempatan atom-atom yang beraturan atau
dikenal sebagai struktur kristal. Pengujian secara fisis
terhadap sifat fisis material dapat membantu kita memperoleh
informasi yang cukup penting sebelum kita menfaatkan
material tersebut sesuai keinginan yang kita kehendaki.
Setiap material memiliki banyak sifat fisis, misalnya bentuk
ukuran, kerapatan (densitas), dan porositas [2].
Densitas, masa per satuan volume yang merupakan
salah satu sifat dasar suatu material. hanya terbatas pada
nomor parameter kontrol pada densitas batuan [1].Densitas

FA = wk-wb.........................................................(1.3)
dengan,
mk
wk
wb

= densitas/massa jenis benda(gr/cm3)


= massa kering benda (gr)
= berat kering benda (gr)
= berat basah benda (gr)

Porositas merupakan perbandingan antara ruang kosong


dari suatu batuan dengan volume batuan itu sendiri. Porositas
dapat ditentukan sebagai berikut :

% porositas=

x 100%...(1.4)

JURNAL FISIKA BAHAN


Nilai porositas suatu bahan (batuan) dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Keseragaman butiran
Semakin seragam butir penyusun batuan maka nilai
porositasnya akan semakin besar, dilain pihak apabila
ukuran butiran tidak seragam maka butiran yang lebih
kecil akan mengisi ruang kosong diantara butiran yang
lebih besar sehingga nilai porositas akan turun.
2. Derajat sementasi
Semakin tinggi derajat sementasi maka pori-pori batuan
yang tertutup semen akan semakin kecil, sehingga nilai
porositas akan semakin kecil pula.
3. Derajat kompaksi
Semakin besar tekanan yang diberikan ketika proses
diagenesa batuan maka akan membuat ukuran pori-pori
semakin kecil dan akibatnya nilai porositas juga akan
semakin kecil.
4. Derajat angularitas
Pada umumnya batuan dengan butiran yang memiliki
roundness yang baik akan memiliki nilai porositas yang
lebih baik daripada batuan dengan bentuk yang
melancip [4].
Prinsip hukum Archimedes digunakan dalam percobaan
ini, khususnya untuk material berbentuk bongkahan. Hukum
Archimedes menyatakan bahwa ketika sebuah benda
seluruhnya atau sebagian di masukkan ke dalam zat cair,
cairan akan memberikan gaya ke atas pada benda setara pada
berat cairan yang di pindahkan benda. Hal ini disebabkan
karena adanya gaya apung. Gaya apung terjadi karena
adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang
berbeda. tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan
fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam
fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida
pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda.
Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki
tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di
bagian atas benda [6].
II.METODE
Percobaan ini dilakukan dengan digunakan alat dan
bahan yaitu oven, neraca pegas, timabangan digital, gelas
ukur, benang wol, batu porus, dan air. Jenis batu porus yang
digunakan pada percobaan ini yaitu batu aquarium, batu
karang, batu batako abu-abu, batu taman warna merah, batu
taman warna putih, batu kali, batu bata, dan batu marmer.
Percobaan ini dilakukan 2 (dua) jenis percobaan yaitu
percobaan menentukan porositas (P) batuan dan percobaan
untuk menentukan densitas () batuan.

2
Gambar 2.1 Gambar Oven digunakan untuk memanaskan bahan

Gambar 2.2 Gambar susunan alat untuk menentukan densitas

Gambar 2.3 Gambar Neraca Digital untuk menentukan massa batuan

I.
Menentukan Porositas Batuan.
Pada percobaan 1 yaitu percobaan untuk menentukan
porositas (P) dilakukan dengan cara yaitu delapan jenis batu
porus ditimbang dan kemudian dioven selama 10 menit
dengan suhu 130,5C. Kemudian masing-masing batu porus
ditimbang untuk mendapatkan masa keringnya. Untuk
mendapatkan masa kering, batu porus dioven berulang-ulang
sampai masa kering yang didapatkan konstan. Setelah itu
dilanjutkan dengan mendapatkan masa basah dengan
mencelupkan batu pada air yang terdapat pada gelas ukur.
Kemudian batu ditimbang lagi dengan neraca ohaus untuk
mendapatkan masa basah. Adapun contoh perhitungan untuk
menentukan nilai porositas (P) pada batu granit yaitu sebagai
berikut:
Diketahui : Mk = 2,0562 gram
Mb = 2,71 gram
Ditanya : P =.?
Dijawab : P = Mb Mk x 100 %
Mk
P = 2,71 2,0562 x 100 %
2,0562
P = 0,6538 x 100 %
2,0562
P = 0,3179x 100 %
P = 31,79%

II.

Menentukan Densitas Batuan.

JURNAL FISIKA BAHAN


Dalam percobaan 2 yaitu percobaan untuk menentukan
densitas () dilakukan dengan cara yaitu delapan jenis batu
porus ditimbang dan kemudian dioven selama 10 menit
dengan suhu 130,5C. Kemudian masing-masing batu porus
ditimbang untuk mendapatkan masa keringnya. Untuk
mendapatkan masa kering, batu porus dioven berulang-ulang
sampai masa kering yang didapatkan konstan. Setelah itu
batu diukur berat kering (Wk) dengan menggatungkan
masing masing batu pada neraca pegas. Setelah itu
dilanjutkan dengan mengukur berat basah masing-masing
batu dengan cara menggantugkan batu yang ditali dengan
benang wol pada statip lalu dicelupkan ke dalam gelas ukur
yang telah diisi air tanpa menyenuh dasar gelas ukur.
Pengukuran berat basah dilakukan sampai gelembung gelembung pada batu tidak ada lagi. Adapun contoh
perhitungan densitas () yaitu sebagai berikut :
Diketahui : Mk = 36,91 gram
Mb = 2,71 gram
Wk = 0,5 N
Wb = 0 N
g
= 1000 cm/s2
air = 1 gr/cm 3
Ditanya : =.?
Dijawab : = air x Mk x g
FA
= air x Mk x g
Wk -Wb
= 1 x 2,71 x 1000
0,5 - 0
= 2710 = 4112,4
0,5
Flowchart percobaan:

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan Analisis Sifat Fisis Material Batu Proses
dengan Perhitungan Porositas dan Densitas yang bertujuan
untuk menentukan nilai densitas dan porositas dari batu
porus. Adapun jenis batu yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu. batu aquarium, batu karang, batu batako abu-abu,
batu taman warna merah, batu taman warna putih, batu kali,
batu bata, dan batu marmer .Berdasarkan hasil percobaan
yang telah dilakukan, maka didapatkan data untuk percobaan
untuk menentukan porositas dan percobaan untuk
menentukan densitas batu porus yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil percobaan menentukan porositas (P) dan densitas ()
pada batu porus.

No

Jenis Batu

1
2
3
4

Batu Aquarium
Batu Karang
Batu Batako
Batu
Taman
Merah
Batu
Taman
Putih
Batu Kali
Batu Bata
Batu Marmer

5
6
7
8

Massa
Kering
(gram)
2,0562
26,397
38,978

Massa
Basah
(gram)
2,71
27,33
43,6

Berat
Kering
(N)
0,5
3
4

Berat
Basah
(N)

10,913

12,19

0,5

13,092
4,868
12,094
24,996

13,18
4,903
14,543
25,04

1
0,5
1
2,5

0,5
0
0,5
1,5

0
1,5
2

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan,


baik percobaan menentukan nilai porositas (P) dan percobaan
untuk menentukan nilai densitas , maka dapat dilakukan
perhitungan, sehingga didapatkan nilai porositas (P) dan
densitas () pada masing-masing batu porus yaitu sebagai
berikut:
Tabel 2. Nilai Porositas (P) dan densitas () pada masing-masing batu porus

Gambar 2.4 Diagram Alir Percobaan

No

Jenis Batu

1
2
3
4
5
6
7
8

Batu Aquarium
Batu Karang
Batu Batako
Batu Taman Merah
Batu Taman Putih
Batu Kali
Batu Bata
Batu Marmer

Densitas
(gram/cm 3 )
4112,4
17598
19489
21826
26184
9736
24188
24996

Porositas (%)
31,79
3,53
11,85
11,70
0,67
0,71
20,24
0,17

. Berdasarkan data perhitungan nilai porositas (P) dan


densitas () pada masing-masing batu porus yang digunakan
pada percobaan didapatkan nilai porositas (P) pada batu
aquarium lebih besar dibandingkan dengan nilai porositas
dari batu porus yang lainnya. Sedangkan nilai densitas ()
pada batu taman warna putih lebih besar dibandingkan
dengan batu porus lainnya. Hal yang mempengaruhi
penentuan porositas dan densitas adalah oleh perubahan
suhu, jenis material, pori-pori atau porus yang terdapat pada
batu, dan massa material. Semakin seragam butir penyusun
batuan maka nilai porositasnya akan semakin besar, dilain
pihak apabila ukuran butiran tidak seragam maka butiran
yang lebih kecil akan mengisi ruang kosong diantara butiran
yang lebih besar sehingga nilai porositas akan turun. Pada
derajat sementasi semakin tinggi derajat sementasi maka
pori-pori batuan yang tertutup semen akan semakin kecil,

JURNAL FISIKA BAHAN


sehingga nilai porositas akan semakin kecil pula. Sedangkan
pada derajat kompaksi semakin besar tekanan yang diberikan
ketika proses diagenesa batuan maka akan membuat ukuran
pori-pori semakin kecil dan akibatnya nilai porositas juga
akan semakin kecil. Pengaruh lain adalah pada derajat
angularitas yaitu pada umumnya batuan dengan butiran yang
memiliki roundness yang baik akan memiliki nilai porositas
yang lebih baik daripada batuan dengan bentuk yang
melancip
Penentuan densitas menggunakan prinsip archimedes
dimana gaya angkat ke atas sangat dipengaruhi oleh berat
kering dan berat basah. Hukum Archimedes menyatakan
bahwa ketika sebuah benda seluruhnya atau sebagian di
masukkan ke dalam zat cair, cairan akan memberikan gaya
ke atas pada benda setara pada berat cairan yang di
pindahkan benda. Hal ini disebabkan karena adanya gaya
apung pada benda atau disini pada batu yang di uji. Gaya
apung ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida
pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida bertambah
terhadap bertambahnya kedalaman benda pada dalam fluida.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan
fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam
fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida
pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda.
Dari hasil perhitungan yang di peroleh yaitu besar
densitas untuk batuan aquarium, batu karang, batu batako
abu-abu, batu taman warna merah, batu taman warna putih,
batu kali, batu bata, dan batu marmer secara berturut turut
adalah 4112,4 gram/cm 3; 17598 gram/cm 3; 19489 gram/cm 3;
21826 gram/cm 3; 26184 gram/cm 3; 9736 gram/cm 3; 24188
gram/cm 3 dan 24996 gram/cm 3 . Sedangkan untuk nilai
porositas untuk batuan aquarium, batu karang, batu batako
abu-abu, batu taman warna merah, batu taman warna putih,
batu kali, batu bata, dan batu marmer secara berturut turut
adalah 31,79% ; 3,53% ; 11,85% ; 11,70% ; 0,67% ; 0,71% ;
20,24% dan 0,17%.

Secara teori densitas dan porositas nilainya berbanding


terbalik. Ketika suatu bahan memiliki porositas tinggi maka
bahan tersebut pasti memiliki densitas yang rendah. Densitas
suatu bahan tidak dipengaruhi oleh dimensi bahan. Untuk
bahan yang sama namun untuk dimensi yang berbeda maka
nilai densitasnya tetap sama. Berdasarkan hasil perhitungan
densitas dan porositas pada batu porus, diperoleh hubungan
berbanding terbalik. Semakin besar densitas maka
porositasnya kecil. Sebaliknya, jika densitasnya kecil maka
porositas besar.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Analisis Sifat fisis Material
Batu Porus dengan Perhitungan Porositas dan Densitas dapat
disimpulkan bahwa besar densitas untuk batuan aquarium,
batu karang, batu batako abu-abu, batu taman warna merah,
batu taman warna putih, batu kali, batu bata, dan batu
marmer secara berturut turut adalah 4112,4 gram/cm 3; 17598
gram/cm 3; 19489 gram/cm 3; 21826 gram/cm 3; 26184 gram/cm 3;
9736 gram/cm 3; 24188 gram/cm 3 dan 24996 gram/cm 3 .
Sedangkan untuk nilai porositas untuk batuan aquarium, batu
karang, batu batako abu-abu, batu taman warna merah, batu
taman warna putih, batu kali, batu bata, dan batu marmer

4
secara berturut turut adalah 31,79% ; 3,53% ; 11,85% ; 11,70% ;
0,67% ; 0,71% ; 20,24% dan 0,17%. Berdasarkan hasil
perhitungan dapat didaptkan pula bahwa sifat fisis batu porus
salah satunya dapat diketahui dari densitas dan porositasnya.
Semakin besar densitas maka porositasnya semakin kecil.
Sebaliknya, jika densitasnya kecil maka porositas besar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium bahan Jurusan Fisika FMIPA ITS khusunya
kepada Maya Andansari selaku asisten pada praktikum ini
yang telah memberikan bantuan berupa tenaga dan
bimbingan sehingga praktikum dan jurnal ini dapat
diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Consolmagno.G.J.2008.The Significance of Meteorite Density and


Porosity. Orlando; Departemen Of Physics, University of Central Florida
Chang, Raymond, 2004. Kimia dasar Konsep-konsep Inti Jilid 1 Edisi
ketiga. Jakarta: Erlangga
Mashuri.2000.Modul Ajar Ilmu Bahan I. Surabaya ; Fisika FMIPA ITS
Nur Fithrah, Oscar.2008. Analisa Sifat Fisis Dan Mekanis Batu Bata
Berdasarkan Sumber Lokasi Dan Posisi Batu Bata Dalam Proses
Pembakaran, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol 4 NO. 2

Anda mungkin juga menyukai