REKAYASA KUALITAS
PADA OBYEK KERAJINAN GERABAH
Disusun Oleh :
Failla Dzul Luthfi (11522364)
I.
Latar Belakang
Banyak industri kecil yang memproduksi berbagai macam kerajinan, baik itu
kerajinan dengan pembuatan secara modern maupun kerajinan dengan pembuatan
tradisional. Salah satu contoh kerajinan di Indonesia yang cukup terkenal adalah
kerajinan gerabah. Kerajinan gerabah banyak ditemui di berbagai belahan kota di
Indonesia terutama kota Yogyakarta yaitu daerah Kasongan. Kasongan merupakan
daerah di sebelah selatan Kota Yogyakarta dan merupakan salah satu tujuan wisata
yang terkenal dengan gerabahnya. Desa Kasongan merupakan wilayah
pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat
sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang
hias). Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan ramah
oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer
yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan gerabah.
Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk
setiap kriyawan. Tahap pertama yaitu tahap persiapan, pada tahap ini yang
dilakukan adalah mempersiapkan bahan baku tanah liat, mempersiapkan bahan
campurannya dan mempersiapkan alat pengolahan bahan. Tahap kedua yaitu tahap
pengolahan bahan. Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan
bahan yang dimiliki kriyawan. Tahap ketiga yaitu tahap pembentukan badan
gerabah, pada tahapan ini pembentukan badan gerabah menggunakan teknik putar
walaupun dengan peralatan yang sederhana. Proses ke empat yaitu proses
pengeringan, proses pengeringan dapat dilakukan dengan panas sinar matahari.
Umumnya pengeringan gerabah dengan panas matahari dapat dilakukan sehari
setelah proses pembentukan selesai. Tahap selanjutnya yaitu tahap pembakaran,
pada proses pembakaran gerabah pada umumnya dilakukan sekali.
Pada penelitian kali ini, peneliti ingin menguji kualitas dari gerabah dengan
mempertimbangkan variabel respon, faktor kendali maupun faktor noice.
Kemudian peneliti juga menghitung berapa cacat yang dihasilkan dari gerabah
dengan menggunakan sampel yang tersedia.
II.
Tujuan
1. Mengetahui diagram sebab akibat yang menunukkan hubungan variabel
respon, faktor kendali, dan faktor noice beserta level yang dipilih.
2. Mengetahui cara dan alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel
respon dan satuannya.
IV.
V.
Variabel respon :
Kualitas gerabah ditentukan oleh :
1. Tekstur permukaan badan gerabah halus.
2. Badan gerabah kuat/keras.
VI.
Faktor kendali :
1. Komposisi air.
2. Komposisi tanah liat.
3. Komposisi pasir.
4. Suhu pembakaran.
5. Lama penjemuran.
6. Teknik pembuatan.
7. Finishing.
VII.
Komposisi pasir yang baik untuk pembuatan gerabah minimal 20%. Oleh
karena itu semakin kecil kadar pasir gerabah akan semakin bagus dapat
dikatakan STB (Small The Best)
4. Suhu pembakaran
Pada suhu pembakaran, aturan untuk membakar badan gerabah yang baik
antara suhu 1.100-1200oC.
5. Lama penjemuran
Aturan lama penjemuran untuk menjemur gerabah yang bagus selama 2 jam
melalui panas matahari langsung. Maka pernyataan tersebut NTB (Nominal
The Best).
6. Teknik pembuatan
Teknik pembuatan badan gerabah baik jika menggunakan teknik roda putar.
Kecepatan roda putar yang baik maksimal 200 rpm. Pernyataan tersebut
masuk dalam STB (Small The Best).
7. Finishing
Proses finishing merupakan proses terakhir dari pembuatan gerabah yaitu
IX.
No
1
2
3
4
5
6
7
Spesifikasi
Komposisi air
Komposisi tanah liat
Komposisi pasir
Suhu pembakaran
Lama pengeringan
Teknik pembuatan
Finishing
Level 1
40%
40%
20%
1.100oC
1 jam
teknik roda putar
cat genting
Level 2
30%
35%
35%
1.200oC
2 jam
teknik cetak
cat dinding
Level yang digunakan adalah 20% dan 35%. Dipilihnya level ini karena jika
dibawah 20% maka kekentalan akan berkurang dan proses pembentukan juga
tidak sempurna. Sedangkan jika diatas 35% akan melebihi prosentase tanah
liat yang menyebabkan banyak kekasaran pada gerabah.
4. Suhu pembakaran
Level yang digunakan adalah 1.100oC dan 1.200oC. Dipilihnya level ini karena
jika dibawah 1.100 oC badan gerabah tidak akan kuat dan mudah rapuh.
Sedangkan jika diatas 1.200 oC badan gerabah akan mudah mengalami
pengikisan dan gosong.
5. Lama pengeringan
Level yang digunakan adalah 1 jam dan 2 jam. Dipilihnya level ini jika
dibawah 1 jam maka gerabah akan mudah pecah. Sedangkan jika diatas 2 jam
maka akan mempengaruhi pada warna gerabah.
6. Teknik pembuatan
Level yang digunakan adalah teknik roda putar dan teknik cetak. Dipilihnya
level ini jika menggunakan teknik putar perputarannya adalah maksimal
200rpm. Sedangkan jika menggunakan teknik cetak lebih pada manual saja
dengan alat cetak.
7. Finishing
Level yang digunakan adalah cat genting dan cat dinding. Pada level ini
berpengaruh pada hasil akhir warna gerabah. Jika menggunakan cat genting
hasilnya lebih mengkilat dibandingkan dengan cat dinding.
Berdasarkan perbandingan antara level 1 dan level 2 dapat disimpulkan bahwa
jika menggunakan metode penelitian dengan metode Taguchi maka akan
dilakukan penelitian atau eksperimen sebanyak 8 kali.
Faktor
Eksperimen
Tria
Y1
Data Percobaan
Y3
Y4
Y2
Yi
Yi2
35,4
33,9
30,8
41,3
35,7
40,0
31,7
40,0
289,1
83584,5
0
37,8
5
32,7
5
39,0
3
35,6
5
38,9
7
44,1
0
32,9
6
35,0
1
296,2
9
87781,8
0
36,5
5
31,9
7
40,0
7
34,7
0
40,0
2
39,2
0
40,0
7
35,8
8
298,4
4
89042,5
5
40,0
0
35,0
6
38,7
7
40,0
0
35,9
3
38,0
0
38,0
9
34,0
299,9
6
89940,0
5
41,4
0
38,7
0
34,9
0
41,0
0
36,4
9
35,7
9
34,7
7
33,9
297,0
1
88226,8
0
38,0
5
40,0
5
35,7
5
38,7
5
40,7
5
40,0
8
31,7
0
40,0
3
305,2
2
93165,3
7
36,7
5
33,0
7
36,0
0
35,0
9
44,0
9
36,5
0
41,0
6
38,1
3
300,5
5
90318,2
0
34,3
2
36,7
8
37,9
6
33,9
0
39,9
5
34,7
0
42,0
2
35,0
3
254,8
8
64958,7
2
687018,
1
5
Total
SNR
Trial
40,190
40,403
40,465
40,509
40,425
40,662
40,527
39,095
Level
Level 1
Level 2
Perbedaan
Ranking
A
40,392
40,177
0,215
1
B
40,42
40,149
0,271
3
C
40,054
40,515
0,461
7
D
40,402
40,167
0,235
2
E
40,103
40,466
0,363
4
F
40,055
40,514
0,459
6
G
40,472
40,097
0,375
5
Kesimpulan : Formulasi terbaik didapat dari pemilihan nilai SNR dengan level
faktor yang paling kecil karena Small The Best dengan kriteria semakin sedikit
nilainya akan semakin baik. Sehingga didapatkan formulasi A2, B2, C1, D2, E1,
F1 dan G2.
XI.
Trial
1
2
3
4
5
6
7
8
Y1
1,3 2,5
2,4 1,9
1,7
3
3
3,2
2,5 3,4
1,8 1,5
2
1,9
3
1,5
Data Percobaan
Y3
Y4
1,7 2,1 2,5
4
2,5 2,5 1,5 1,8
3,3 1,9 1,7
4
4
1,5 2,8
4
4,1 3,4
3
3,5
4,2 3,3
1
2,5
3,5 1,7 1,5 1,6
3,2 1,6
2
1,9
Total
Y2
1,7
3
2,1 3,1
1,3 2,5
2
2,4
1,9 3,2
2,5 3,1
2
3,3
3,2 2,5
Yi
18,8
17,8
19,4
22,9
25
19,9
17,5
18,9
Yi2
353,44
316,84
376,36
524,41
625
396,01
306,25
357,21
3255,52
Faktor
SNR
Trial
16,452
15,977
16,725
18,166
18,928
16,946
15,829
16,498
Level
Level 1
Level 2
Perbedaan
Ranking
A
16,83
17,050
0,220
3
B
17,075
16,804
0,271
4
C
16,189
17,691
1,502
7
D
16,983
16,896
0,086
1
E
16,655
17,225
0,569
5
F
17,511
16,369
1,141
6
G
16,848
17,032
0,183
2
Kesimpulan : Formulasi terbaik didapat dari pemilihan nilai SNR dengan level
faktor yang paling kecil karena Small The Best dengan kriteria semakin sedikit
nilainya akan semakin baik. Sehingga didapatkan formulasi A1, B2, C1, D2, E1,
F2 dan G1.
DAFTAR PUSTAKA
Seni Gerabah www.slideshare.net
Gerabah Desa Banyumulek www.academia.edu
Proses Pembuatan Gerabah ruangkumemajangkarya.wordpress.com
Azmi, Reza.2013.Studi Tentang Produk Kerajinan Gerabah Maron Jaya Art Shop Milik
Bapak Ngadiono di Sentra Kerajinan Gerabah Betek Kota Malang, Universitas Negeri
Malang.