Anda di halaman 1dari 15

MIKROBIOLOGI KULIT

Kulit manusia tidak bebas dari hama


(steril)
karena permukaan kulit mengandung
banyak
bahan makanan (nutrisi) bagi pertumbuhan
organisme.
Bakteri di tubuh manusia dapat bertindak
sebagai :
Parasit : menyebabkan penyakit
Komensal : sebagai flora normal

PATOGENESIS DAN VIRULENSI

Bakteri yang menimbulkan penyakit dianggap


sebagai patogen.
Patogenitas masing-masing bakteri mempunyai
frekuensi yang berbeda-beda.
Patogenitas tinggi : berasosiasi dengan penyakit.
Patogen oportunistik : organisme nonpatogen
yang dapat menimbulkan infeksi pada hospes
dengan debilitas.
Virulensi : spesies patogen yang dapat
menyebarkan kuman atau penyakit pada hospes
baru.

KOLONISASI

Kolonisasi : bakteri yang mengkontaminasi


kulit dapat hidup dan bermultiplikasi.
Kolonisasi dapat menimbulkan penyakit
infeksi
Pada kolonisasi hospes tidak memberi respon
dan dengan demikian pada kolonisasi juga
tidak terdapat kenaikan titer antibodi.

Frekuensi kontaminasi menimbulkan


kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan
penyakit infeksi bergantung pada :
1. Virulensi Organisme
2. Besarnya inokulasi
3. Tempat masuk kuman
4. Pertahanan atau imunitas hospes

PATOGENESIS INFEKSI

Respon inflamasi kulit terhadap bakteri bergantung


pada cara bakteri mencapai daerah bersangkutan.
Dinding pembuluh darah adalah tempat utama
penyebaran infeksi pada kelalinan kulit.
Manifestasi permulaan berupa pendarahan
disertai infark.
Diikuti reaksi selular akibat inokulasi bakteri ke
dalam kulit, lalu timbul inflamasi dan supurasi.
Hal ini dapat menimbulkan penyebaran sistemik

Contoh bakteri yang dapat menimbulkan lesi


jauh tanpa menyebabkan respon inflamasi
yang jelas :
Yarsinia pestis
Streptobacillus moniliformis (rat-bite
fever)

PERTAHANAN KULIT
1.

2.

Keadaan Kering
Deskuamasi : Pelepasan elemen epitel terutama
kulit dalam bentuk sisik.
Derajat kekeringan kulit yang relatif dapat
membatasi pertumbuhan bakteri gram (-).
Mekanisme Kimiawi
Asam lemak erantai karbon tidak jenuh terbentuk
di permukaan kulit sebagai hasil pemecahan ester
sebum oleh flora komensal.
Bahan aktif asam lemak tidak jenuh mempunyai
efek antibakteri,terutama asam oleat.

3.

Fenomen interferensi bakteri


Pengaruh supresif bakteri terhadap
kolonisasi
bakteri lainnya.

4.

Bakteri Normal di Kulit


Bakteri tersebut menghasilkan antibiotik
yang dapat menghambat mikroorganisme
lainnya.

FLORA NORMAL KULIT


Flora transien
Dapat bersifat patogen dan nonpatogen
Bukan organisme yang secara teratur
dijumpai di permukaan kulit.
Cepat menghilang dengan desinfektan
Tidak dapat mempertahankan dirinya
secara tetap di kulit normal.
2. Flora residen
Memperbanyak diri di permukaan kulit
Mikroorganisme nonpatogen
Terdapat pada kebanyakan individu
normal
1.

FLORA RESIDEN
1.

Micrococcus
tipe M1 & M2 : sering ditemukan di daerah
intertriginosa.
tipe M3 : dominan pada kulit kepala
dewasa.
Tipe M7 : sering disebut Sarcina lutea,
lebih sering ditemukan pada kulit normal
daripada dermatitis.

2. Corynebacteria
Aerobic diphteroids merupakan anggota
genus Corynebacterium yang non
patogen. Organisme ini berbentuk batang
Gram (+).
3. Anaerobic diphteroid
Contoh : Corynebacterium acnes,
merupakan flora residen di kulit, terutama
di folikel, yaitu di tempat yang banyak
sekresi sebum.

FLORA TRANSIEN
1.

2.
3.
4.

Organisme aerobik yang berbentuk spora


(Bacillus spp.)
Streptococcus
Neisseria
Basil Gram (-) yang berasal dari daerah
integriginosa dapat menjadi flora transien di
tempat lain.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLORA NORMAL


1.

2.

3.

Pantang mandi tidak meningkatkan jumlah


organisme.
Musim rupanya hanya berpengaruh sedikit
pada jumlah organisme. Jumlah organisme
meningkat jika suhu luar dan kelembaban
meningkat.
Penambahan hidrasi akan meningkatkan flora
total. Mula-mula Staphylococcus dan Micrococci
yang dominan, tetapi kemudian diphtheroid
dan bentuk negatif-Gram lebih banyak.

PERANAN FLORA NORMAL


1.

2.

Sebagai pertahanan terhadap infeksi


bakteri, dengan cara interferensi
bakteri.
Memproduksi asam lemak bebas.

Anda mungkin juga menyukai