Anda di halaman 1dari 2

1

Apa penyebab baja karbon tinggi lebih kuat dan getas daripada baja karbon rendah?
Baja merupakan suatu campuran dengan persentase besi 98%, selain juga mengandung
sedikit karbon, silicon, magnesium, dll. Karbon memberikan pengaruh besar pada sifat baja.
Sifat keras dan kekuatan akan meningkat dengan bertambahnya jumlah karbon tetapi baja
yang dihasilkan akan getas dan sulit untuk dilas. Jika jumlah karbon terlalu sedikit akan
menghasilkan baja yang lunak dan lebih ductile tetapi lemah. Penambahan kromium, silicon,
dan nikel menghasilkan baja dengan kekuatan cukup tinggi, tetapi baja jenis ini lebih mahal
dan sulit untuk difabrikasi. Material jenis ini memperlihatkan sedikit atau tidak ada deformasi
permanen pada saat patah. Tetapi sifat getas merupakan karakteristik dari baja kekuatan
tinggi. Baja getas dapat patah mendadak jika dibebani berlebihan, dan selama pelaksanaan
dapat patah akibat beban kejut.

Hal ini diakibatkan karena banyaknya unsur martensite pada baja karbon tinggi. Martensite
terbentuk saat Austenite didinginkan secara sangat cepat, misalnya melalui proses quenching
pada medium air. Martensite yang terbentuk berbentuk seperti jarum yang bersifat sangat
keras (hard) dan getas (brittle). Fase martensite adalah fase metastabil yang akan membentuk
fase yang lebih stabil apabila diberikan perlakuan panas. Martensite yang keras dan getas
diduga terjadi karena proses transformasi secara mekanik (geser) akibat adanya atom karbon
yang terperangkap pada struktur kristal pada saat terjadi transformasi polimorf dari FCC ke
BCC. Hal ini dapat dipahami dengan membandingkan batas kelarutan atom karbon di dalam
FCC dan BCC serta ruang intertisi maksimum pada kedua struktur kristal tersebut.

Mengapa baja karbon tinggi mempunya weld ability lebih kecil daripada baja karbon
rendah?

Karbon ekuivalen digunakan untuk memahami bagaimana unsur-unsur paduan yang berbeda
mempengaruhi kekerasan baja yang dilas. Hal ini berhubungan dengan hydrogen
embrittlement, yang merupakan cacat las yang paling umum untuk baja, dengan demikian hal
ini paling sering digunakan untuk menentukan weldability.Weldability adalah kemampuan
bahan, logam untuk dapat dilas, tanpa mengalami perubahan sifat-sifat yang dimilikinya
secara berlebihan. Logam yang dilas dapat mengalami penurunan mutu akibat terjadinya
penggetasan, cacat, atau retakan. Mutu hasil lasan akan terkait langsung dengan sifat mampu
las dari bahannya yang dilihat dari sensitifitas sambungan las terhadap kemungkinan
terjadinya penggetasan, cacat, atau retak, di mana hal ini berdampak langsung terhadap
penurunan sifat mekanik dari logam yang dilas.
Terdapat hubungan yang erat antara weldability dan karbon ekuivalen. Nilai karbon ekuivalen
menunjukkan hubungan antara kepekaan baja terhadap timbulnya retak dengan komposisi
kimia baja. Jadi, karbon ekuivalen pada dasarnya mengindikasikan pengaruh unsur-unsur
yang terkandung dalam baja terhadap kemungkinan terjadinya retak. Di bawah ini adalah
formula untuk menghitung nilai karbon ekuivalen :

Semakin tinggi konsentrasi karbon dan elemen paduan lain seperti mangan, kromium, silikon,
molibdenum, vanadium, tembaga, dan nikel, semakin cenderung untuk meningkatkan
kekerasan dan menurunkan weldability.

Anda mungkin juga menyukai