Anda di halaman 1dari 49

PSG Dietetik

(Measurement Errors and


Validity)
Triska Susila Nindya
Dept Gizi Kesehatan
FKM-Universitas Airalngga

Dietary Assessment Method

Food Record
24 hours food recall
FFQ
Dietary History

Setiap metode mempunyai kelebihan dan


kelemahan

Food Record: Strength Weaknesses


Kelebihan
Kelemahan
Tidak mengandalkan ingatan

Memerlukan kerjasama yang tinggi


dari subyek

Memberikan data yang detail ttg


porsi yang dikonsumsi, terutama
jika weighed

Responden dapat mengubah


kebiasaan makan

Umumnya valid dilakukan sampai


dengan 5 hari

Beban responden yang tinggi dapat


menyebabkan tingkat partisipasi
yang rendah dari responden

Dapat menilai pola makan dan


kebiasaan makan kaitannya
dengan sosio-demografi dan
lingkungan

Responden harus dapat menulis


untuk melengkapi form record

Dapat meningkatkan interpretasi


dari hasil PSG biokimia,
antropometri dan klinis

Perlu waktu yang lama (Time


Consuming)

Multiple day lebih representatif


untuk mengetahui usual intake

Analisis membutuhkan tenaga


yang intensif dan mahal
Significant underreporting masih

24-Hour Recalls:
Strengths - Weaknesses
Kelebihan
Sederhana, Mudah dan Cepat

Kelemahan
Mengandalkan ingatan

Dapat memberikan gambaran


Tidak cocok untuk anak dan
tentang pola makan dan asupan lansia
gizi
Berguna untuk menilai rata-rata
usual intake pada populasi yang
luas, sehingga sering digunakan
pada survei besar/luas

Cenderung terdapat kesalahan


pada perkiraan ukuran porsi
yang dikonsumsi (subyek
melaporkan perkiraan porsi yang
lebih kecil atau lebih besar)

Dapat digunakan pada orang


yang buta aksara ataupun orang
yang bisa baca-tulis

Mungkin tidak dapat


menggambarkan usual intake
grup jika recall tidak mampu
merepresentasi semua hari pada
1 minggu

Tidak perlu melatih subyek

Interviewer/Enumerator harus
terlatih

24-Hour Recalls:
Strengths Weaknesses Cont
Kelebihan
Responden tidak
mengubah kebiasaan
makannya
Coverage luas

Relatif tidak mahal


Lebih obyektif jika
dibandingkan dietary
history

Kelemahan
Ada kecenderungan terjadi
kesalahan pada saat
estimasi ukuran porsi ke
ukuran gram
Ada kecenderunag tjd
error pada koding jenis
makanan jika food item
pada database terbatas
Data entry membutuhkan
tenaga yang intensif

Food Frequency
Questionnaire
Strengths - Weaknesses
Kelemahan

Kelebihan

Mudah dlm pengumpulan data,


sederhana

Hasil tergantung pada kelengkapan


datar makanan yang ada di
kuesioner

Cepat (antara 20 menit s.d 1 jam)

Pangan musiman sulit untuk


dikuantifikasi

Beban responden rendah jika


dibanding record method

Mengandalkan ingatan

Dapat diisi sendiri oleh responden

Ukuran porsi pada SQ-FFQ mungkin


tidak merefleksikan apa yang
dimakan subyek

Data processing relatif sederhana

Hanya cocok untuk zat gizi tertentu


(tidak dapat digunakan untuk
semua zat gizi)

Tingkat partisipasi tinggi sehingga


dpt digunakan pada sampel yang
besar

Akurasi pengukuran intake absolute


lebih rendah daripda metode lain.
FFQ lebih abstrak krn responden hrs

Dietary History
Strengths - Weaknesses
Kelebihan
Dapat mengukur usual
nutrient intake

Kelemahan
Proses interview perlu
waktu yang lama (sekitar 2
jam)
Dapat mendeteksi seasonal Memerlukan interviewers
changes
yang sangat terlatih
Data pada semua zat gizi
Sulit dan mahal
dapat diperoleh
Dapat menunjukkan
Cenderung terjadi overkorelasi yang baik dengan estimate zat gizi
penilaian biokimia
Memerlukan kerjasama
dari responden untuk
mengingat konsumsi

Measurement Error pada


Penilaian Dietetik
Measurement Error: semua hal yang
dapat mengurangi akurasi dan
reliabilitas data
Ada 2 jenis pada Penilaian Dietetik:
1.Random Measurement Error:
mempengaruhi reproducibility
2.Systematic Measurement Error:
mempengaruhi akurasi

Strategi untuk Mengurangi


Measurement Error
Non Response Bias
menyederhanakan metode penilaian
dietetik
mailed atau telephone
reminder/follow up
reward: medical check-up, feedback
melatih interviewer/enumerator agar
mampu menciptakan suasana yang
nyaman dan dapat dipercaya

Strategi untuk Mengurangi


Measurement Error
Respondent bias:
systematic overreporting atau under-reporting
train interviewers to avoid socially
desirable
answers from the respondent
conduct private interviews
carry out weekend data collection

Strategi untuk Mengurangi


Measurement Error
Respondent Memory Lapses
Supply picture chart of staple foods
Multiple-pass recall interviews
Probing questions; standard
prompts
Memory aids: simulated foods;
actual foods; graduated food
models or photographs
Minimizing time between actual
intake and its recall

Strategi untuk Mengurangi


Measurement Error
Incorrect Estimation of Portion Size
- use of measurement aids
abstract graduated food models
salted replicas of staple foods
graduated food models, drawings, or
photographs
household measures : measuring cups,
spoons
for meat: sausage diagram; ruler plus
thickness measures

- train interviewers and respondents

Definisi Validitas PSG


Dietetik
Validitas: mengukur apa yang memang menjadi
tujuan untuk diukur:
intake saat ini atau masa lampau (selama
berapa lama?)
intake makanan/zat gizi?
intake kelompok atau individu
Relative validity: perbandingan antara metode
test dengan metode reference validitas yang
diketahui

Merancang Relative Validity Studies


Subject
sama jenis kelamin, SES, ras, umur, geografis,
representative pada populasi studi
Respons Self-selected subjects mungkin lebih
akurat, mempunyai diet yang lebih baik krn lbh
sadar terhadap kesehatan
penyakit dapat mempengaruhi intake
Tujuan penelitian dan time frame
sesuaikan dengan 4 level tujuan
metode reference harus mengukur parameter
yang sama dalam time frame yg sama
Sekuens dan Jeda
Independent errors

4 Level Tujuan
Level 1: Rata-rata intake pada
group/kelompok
single 24-h recall/record per
orang
semua hari dalam seminggu
harus terepresentasi scr
keseluruhan
Besar sampel: ditentukan oleh tk
presisi yg diinginkan dan withinsubject variation

4 Level Tujuan
Level 2: Proporsi populasi at risk
intake yg inadaquate
Repeat 24-h recall/records pada
sub sample (30 40 per stratum)
Pengulangan dilakukan pada hari
non-consecutive selama 2 hari,
atau jika tdk memungkin 3 hari
consecutive (berurutan)

4 Level Tujuan
Level 3 dan 4: Usual intake
individu untuk ranking dan
korelasi
multiple replicates of 24-h
recall/records
Jumlah hari ditentukan untuk
tujuan ranking atau korelasi,
serta within-subject variation
FFQ / Dietary history

Mengukur Absolute Validity:


24-hr recalls
Hanya dapat dilakukan di setting institusional
atau rumah sakit dengan:
o Waskat
o penimbangan yang teliti
o videotaping
Hasil:
o Kesesuaian antara rata-rata intake energy
dapat diterima, kecuali pada lansia dan anak
o Kesesuaian intake zat gizi kurang konsisten

Absolute validity: perbandingan antara


observed intake dengan recalled
intake pada remaja putri di metabolic
unit RS

Absolute validity: underestimation of intake pada


33 wanita selama 24 h recall di fasilitas metabolik

Kombinasi metode test dan


metode reference dalam relative
validity
TEST METHOD
REFERENCE METHOD
Single 24-h recall
Multiple 24-h recalls
Food frequency
questionnaire over 1
year

Dietary history over 1


month

Single 1-day weighed


record
Multiple 1-d weighed
records
Four 7-d weighed
records at 3 months
intervals over 1 year
and spaced to account
for seasonal variation
Single 1-d weighed
records spaced evenly

Mean correlation for FFQ compared


with reference methods
Mean correlation:
tertinggi untuk Ca
dan total fat;
paling rendah
untuk vitamin A
dan Vegetables
Sehingga, tidak
dapat diasumsikan
bahwa satu FFQ
dapat digunakan
untuk semua zat
gizi

Analisis statistik validitas dan


reproduksibilitas: level
group/kelompok

Membandingkan (compare) means


dengan paired t-test
Membandingkan (compare) medians
dengan Wilcoxons signed rank test
untuk paired data

Analisis statistik validitas dan


reproduksibilitas: level individu
Korelasi: Pearsons; Spearmans; intraclass
- mengukur kuat hubungan antara 2 variabel, bukan
kesesuaian antar variabel tersebut
- energy-adjusted nutrient intakes
Cross-classification: digunakan untuk data ranking
Linear regression: sering digunakan dengan biomarkers
Bland-Altman method: mengukur kesesuaian range
intake
- berdasar mean difference (mengindikasikan jika 1
metode cenderung over atau under-estimate)
- menghitung 95% CI (mean difference 2 SD). Disebut
juga dengan limits of agreement (LOA)

Analisis Bland-Altman: perbedaan mean


& antara FFQ dan 7-d weighed record
Data dari metode test diplot
dengan metode reference dn
garis equality (at zero)
Plot menunjukkan terdapat
outliers dan bias pada metode
test
Hitung mean difference 2
SD = LOA
Pada gambar ini, mean
difference TIDAK mendekati
zero dan perbedaan
cenderung meningkat ,
SEHINGGA 2 metode ini TIDAK
BISA SALING MENGGANTIKAN

Analisis Bland-Altman: Intake dari


Repeated FFQ (n=22) r = Spearmans
correlation

Interpretasi:
95% CI include 0 untuk semua zat gizi (tidak ada perbedaan) sehingga
FFQ dapat digunakan sebagai metode untuk mengukur intake zat gizi
tersebut
- r value above 0.4 indicate good agreement

Biomarkers untuk mengukur


validitas
Definisi:
indeks
biokimia
yang
dapat
memberikan predictive response terhadap
komponen dietetik tertentu
Tidak bebas error TETAPI punya potensi untuk
lebih valid dan tepat dibanding PSG dietetik
Pengukuran lebih objektif yang
dapat
merefleksikan intake
TETAPI:
biasanya lebih mahal, invasif, time
consuming
hanya dapat memvalidasi 1 jenis zat gizi
pada suatu waktu
tidak dapat mengidentifikasi komponen

Mengapa menggunakan biomarker


untuk mengukur validitas PSG dietetik
Proses untuk perkiraan intake zat gizi
pada tingkat individu sulit dan kompleks
Mengandalkan motivasi responden dan
kemampuan untuk mendeskripsikan
makanan secara akurat
Ada kecenderungan untuk mengubah
kebiasaan makan saat pemantauan
dietetik
Terutama kesulitan untuk mengukur
usual intake pada waktu lampau

Kriteria untuk memilih dan


mengevaluasi biomarker
Validity
- biomarker mampu merefleksikan parameter dietetik
- Harus punya hubungan kuat langsung dengan dietary parameter
Reproducibility
- tergantung within-subject variation
- tergantung pada stabilitas diet responden
Specificity: kemampuan biomarker untuk mengidentifikasi intake
yang tinggi atau rendah
Sensitivity: kemampuan untuk merefleksikan peubahan pada
parameter dietetik
Temporal relationship with dietary intake
- Short term biomarkers: in serum, urine, breast milk
- Medium-term: in erythrocytes
- Long-term: in hair, fingernails, toenails, adipose tissue (fatty acids)

Faktor yang mempengaruhi


Biomarker
Biological Confounders
- menyebabkan variasi biomarker yg
tidak terkait dgn komponen dietary
Sampel (pengumpulan, transport,
penyimpanan)
- harus sesuai dgn biomarker yg
dipilih
Within-subject variation: may be
large for nutrients in serum

Biological Confounders

Genetic background
Co-existing nutrient deficiencies
Environment: workplace, smoking
Homeostatic regulation
Effect of digestion, absorption, uptake,
utilization, metabolism, excretion
Medication or drug use: HRT
Disease states: effect of infection
serum ferritin; zinc

Confounding effects of sample


collection, transport, and/or storage

Confounding effects of sample


collection, transport, and/or storage

Confounding effects of sample


collection, transport, and/or storage

Contoh Biomarkers
Energy Intake
- Total energy expenditure via doubly labeled water
Protein Intake
- 24-h urinary excretion with PABA untuk
mengkonfirmasi kelengkapan of pengumpulan urine
Sodium intake
- urinary sodium: high within subject variation,
sehingga 15 24 jam pengumpulan urin diperlukan
Potasium intake: 77% K excreted in urine
- under-reporters: ratio < 1 for dietary K x 0.77/urine
K
- Biomarker of diet rich in fruit and vegetables
Iodine excretion: 90% excreted in urine

Linier Regresi antara linoleic acid


pada diet dengan konsentrasi
pada adipose tissue
Adipose linoleic
acid (essential n-6
PUFA) adalah
biomarker yang
baik terhadap level
intake dlm diet
Linoleic acid pada
diet dapat
diprediksikan dari
komposisi linoleic
acid pada adipose
tissue

Comparing energy
expenditure dan reported
energy
intake
BMR sbg biomarker untuk intake energi
Goldberg cutoff method: membandingkan antara
intake energi yg dilaporkan (EIrep) dgn
FAO/WHO/UNU recommended dietary intake for a
sedentary life style (BMRest)
Intake di bawah level menandakan hasil reported
energy intake tidak sesuai dgn habitual intake
Hitung Eirep dibanding BMRest
Bandingkan dengan tabel predicted cutoff for
assessing reported energy intake
A plausible energy intake derived from
recall/record BMRest x predicted cutoff value

Cara Menghitung BMRest


Age

Basal Metabolic Rate


(Kcal)

Men
10 - 18
18 - 30
30 - 60
> 60
Women
10 - 18
18 - 30
30 - 60
> 60

16W +77H +572


15.4W - 27H +717
11.3W + 16H + 901
8.8W +1128H - 1071
7.4W + 482H + 217
13.3W + 334H +35
8.7W 25H +865
9.2 W + 637 H - 302

Predicted cutoff for


assessing reported energy
intake

Contoh Soal
Seorang mahasiswi
dengan umur 20 Pertanyaan:
tahun mempunyai 1. Apakah intake energi
mahasiswi tersebut telah
berat badan 49 kg
menggambarkan aktual
dengan tinggi 155
intake?
cm telah di-recall 2. Saran apakah yang dpt
selama 24 jam.
anda berikan jika hasil
recall tsb tidak
Diketahui bahwa
menggambarkan intake
Intake energi yang
energi aktual?
dilaporkan dari
hasil recall tsb
sebesar 1040 Kcal

Any Question?
Comments?
Feedback?
If you still do not understand, do not
hesitate to ASK and DISCUSS, Please..

References
Fahmida U, Dillon DHS. 2007.
Handbook Nutritional Assessment.
SEAMEO-TROPMED RCCN, Jakarta
Gibson, RS. 2005. Principles of
Nutrition Assessment 2nd edition.
Oxford University Press
Gibson, RS. 2011. Handout Validity.
Regional Training on Nutritional
Status Assessment SEAMEO RECFON
University of Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai