TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Low Back Pain
a. Definisi
Low Back Pain adalah sindroma klinik yang ditandai dengan
gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak
nyaman di daerah punggung bagian bawah. Dalam masyarakat LBP
tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan , status
sosial, tingkat pendidikan, semua bisa terkena LBP. Lebih dari 80%
umat manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP.7
b. Etiologi
Penyebab nyeri punggung bawah ada barbagai macam,
dibedakan dalam kelompok dibawah ini1
1) Nyeri punggung bawah mekanis, yaitu timbul tanpa kelainan
struktur anatomis seperti otot atau ligamen, atau timbul akibat
trauma, deformitas, atau perubahan degeratif pada suatu struktur
misalnya diskus intervertebralis.
2) Penyakit
sistemik
seperti
spondilitis
inflamasi,
infeksi,
iskiadikus,
biasanya
akibat
penonjolan
diskus
intervertebralis ke lateral.
Pembagian penyebab dari LBP ini berdasarkan oleh frekuensi
kejadian adalah1
a) Penyebab luar biasa : langsung (20%)
1.
2.
2.
3.
Depresi
4.
5.
3) Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko
timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi
penumpu
berat
badan
akan
meningkat,
sehingga
dapat
seseorang,
seperti
duduk,
berdiri,
tidur,
10
6) Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok, diduga karena perokok memiliki
kecenderungan untuk mengalami gangguan pada peredaran
darahnya, termasuk ke tulang belakang.
7) Abnormalitas struktur
Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada
skoliosis, lordosis, maupun kifosis, merupakan faktor resiko
untuk terjadinya LBP.
e. Gambaran Klinis
Gejala klinis berkisar antara 2 minggu sampai dengan 4 tahun.
Gejala dengan onset yang lebih cepat dihubungkan dengan riwayat
trauma. Intensitas nyeri dengan NPS (Numeric Pain Scale) >7
tercatat pada 70% kasus saat kunjungan pertama. Gejala yang
menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia)
(77,5%), dan kelemahan tungkai (7,5%). Riwayat trauma
yang
11
12
dalam
hal intensitasnya
yang
lebih
besar, distal,
tumpul
atau
sakit
terus
berbagai
pergerakan
yang
yang
menaikkan
tekanan
intraspinal
dan
dapat
13
ditemukan
dalam
14
atau
penyakit
vaskuler
perifer
dapat
pada
waktu
sedang
tidur
sehingga
15
discus
intervertebralis
dan
biasanya
vertebralis
yang
terdiri
dari
osteogenik,
tuberculosa.
mengakibatkan
fraktur
Trauma
maupun
yang
dapat
spondilolistesis.
16
17
waktu
bangun
tidur
dan
hilang
setelah
18
19
penderita
misalnya
mendorong
mobil
mogok,
20
columna
vertebralis
untuk
menentukan
21
d) Tes Valsava
Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS
akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.
e) Tes Prespirasi
Dengan cara minor, yaitu bagian tubuh yang akan
diperiksa dibersihkan dan dikeringkan dulu, kemudian diolesi
campuran
yodium,
minyak
kastroli,
alcohol
absolute.
ditekan
dan
diperhatikan
perubahan
kecepatan
22
3. Elektroneuromiografi (ENMG)
Dapat dilihat adanya fibrilasi serta dapat pula dihitung
kecepatan hantar sarf tepi dan latensi distal, juga dapat diketahui
adanya serabut otot yang mengalami kelainan. Tujuan ENMG
yaitu untuk mengetahui radiks yang terkena dan melihat ada
tidaknya polineuropati.
4. Scan Tomografik
Dapat dilihat adanya Hernia Nucleus Pulposus, neoplasma,
penyempitan canalis spinalis, penjepitan radiks dan kelainan
vertebra.
h. Penatalaksanaan
1) Terapi konservatif
Rehat baring, penderita harus tetap berbaring ditempat
tidur selama beberapa hari dengan tempat tidur dari papan dan
ditutup selembar busa tipis. Tirah baring ini bermanfaat untuk
nyeri punggung bawah mekanik akut, fraktur dan HNP.
2) Medikamentosa
Obat obat simptomatik yaitu: analgetika, kortikosteroid,
AINS. Obat obat kausal: anti tuberculosis, antibiotic,
nukleolisis misalnya khimopapain, kolagenase (untuk HNP).
3) Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi misalnya pada HNP,
trauma mekanik akut, serta traksi pelvis misalnya untuk
relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
4) Terapi operatif
Jika tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang
nyata atau terhadap kasus fraktur yang langsung mengakibatkan
defisit neurologik.
i. Pencegahan7
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya Low Back Pain dan
cara mengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi, diantaranya adalah
23
maksimus,
mencegah
hiperlordorsis
lumbal.
otot
bagian
lateral,
gunanya
untuk
24
gunting,
gunanya
untuk
meregangkan
dan
gluteus dan
25
B. Buruh Pabrik
Buruh pabrik adalah orang yang bekerja dibagian industri suatu pabrik.
Dari hasil wawancara dengan PT. Djarum Megawon didapatkan jumlah buruh
sebanyak 854 orang, data ini selalu dipantau setiap harinya dan jumlah
karyawan tersebut didata pada tanggal 22 Agustus 2013. Rata rata usia
buruh pabrik ini adalah 70% 30 tahun yang merupakan pegawai baru bekerja
sekitar 15 tahun dan 30% diatas 40 tahun yang mana sudah lebih lama massa
kerjanya yakni sudah diatas 15 tahun. Jadi rata rata lama kerja buruh pabrik
rokok ini adalah sekitar 15 tahun. Terdapat beberapa bagian pekerjaan yakni
karwayaan bulanan, karyawan mingguan dan harian, dan karyawan borong.
Pembagian ini berdasarkan oleh upah gaji yang mereka terima.
Pada bagian karyawan bulanan terdapat sekitar 4 sampai 5 orang
menjabat sebagai kepala bagian dan wakil kepala bagian, tugas mereka
mengatur kinerja kinerja pegawai, ada foremen yang mengawasi sistematis
pekerjaan para pegawai, dan yang terakhir adalah bagian kasir tentu saja yang
mengatur sistem keuangan di produksi pabrik. Pada karyawan bagian
mingguan dan harian dibagi menjadi beberapa golongan dan golongan
tersebut dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok yakni golongan koordinator
dan golongan petugas kiriman rokok masuk ke kelompok 1, golongan
pengurus, golongan pembantu kantor dan golongan quality control masuk ke
kelompok 2, golongan gudang masuk kelompok 3 dan yang terakhir golongan
pelaksanaan masuk ke kelompok 4.
Pada karyawan bagian borongan dibagi menjadi giling, bathil, dan
yang terakhir pak dan pres. Pada bagian ini tidak diatur untuk jam kerjanya,
berbeda dengan karyawan bulanan dan mingguan harian yang diatur dengan
26
batas kerja 7 jam perharinya. Bagian giling tugas mereka adalah dimulai dari
memasukaan tembakau kedalam kertas yang sudah dipotong potong
kemudian dilinting menjadi sebuah rokok dan diserahkan kepada bagian
bathil. Bagian ini bekerja dari jam 6 pagi hingga jam 1 siang, meskipun tidak
ada batasan waktu mereka bisa bekerja melebihi batas jam itu. Dan setelah
rokok yang sudah dilinting tadi diserahkan pada bagian selanjutnya yaitu
bagian bathil. Pada bagian bathil rokok tadi dipangkas ujung ujungnya agar
lebih rapi dengan memiliki panjang yang sama satu sama lain, setelah itu
diikat menjadi 1 ikat lalu diserahkan ke bagian pak dan pres. Bagian ini juga
mengambil bahan bahan tembakau yang ditaruh dalam wadah kemudian
diserahkan ke bagian giling untuk diproses seperti awal tadi. Pada bagian
giling dan bathil memiliki kesamaan, adalah mereka sama-sama bekerja
dengan massa waktu 7 jam perhari.
Pada bagian giling mereka memiliki posisi bekerja dengan duduk terus
menerus dengan posisi yang sama, tetapi mereka dipersilahkan istirahat
dengan waktu yang tidak ditentukan agar mereka bisa meregangkan otot
otot bila mengalami pegal pegal. Namun bila mereka beristirahat terlalu
lama bisa berakibat dengan hasil upah gaji yang mereka terima karena mereka
sudah dituntut sehari harus memenuhi jumlah batang rokok dari peraturannya
yakni 585 batang per jam per orang dan sehari 4000 batang, oleh sebab itu
hanya beberapa dari mereka yang sering beristirat sehingga mereka lebih
sering duduk lama dengan posisi yang sama untuk menyelesaikan pekerjaan
gilingnya lebih cepat. Berbeda dengan bagian giling, bagian bathil hanya
memiliki kesamaan posisi bekerja yakni duduk. Massa duduk pada saat
mereka bekerja lebih cepat yakni sekitar 4 jam, sisanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan lebih cepat dan ada fase dimana harus mengambil
bahan tembakau dan disitu mereka lebih sering berdiri dan berjalan jalan
dengan frekuensi lebih dari 12 kali dibandingkan dengan bagian giling yang
hanya duduk menunggu orderan tembakau dari bagian bathil.
Bagian yang terakhir pada karyawan borong adalah bagian pak dan
pres. Bagian ini adalah bagian yang paling tercepat mengerjaan
27
C. Hubungan Antara Usia, Masa Kerja dan Durasi Kerja Pekerjan Dengan
Kejadian Low Back Pain
Dari teori yang didapatkan penelitian ini mengarah pada karyawan
borongan karena memiliki beberapa faktor resiko terkena LBP, salah satunya
usia para pekerja yang rata rata pada usia 30 tahun, dengan masa kerja
sudah mendekati 15 tahun serta posisi duduk lama saat bekerja yang
berdurasi lebih dari 6 jam. Dengan posisi duduk yang lama dan posisi yang
sama merupakan salah satu faktor resiko terjadinya LBP. Sebenarnya pihak
PT Djarum sendiri sudah melakukan tindakan preventif untuk para buruhnya
agar tidak sering mengalami pegal pegal pada otot saat bekerja dengan cara
setiap pagi sebelum memulai bekerja ada senam pagi yang bertujuan untuk
meregangkan otot otot dan melakukan beberapa gerakan pemanasan,
kemudian saat bekerja setiap 1 jam sekali diberikan pengumuman untuk
merubah posisi duduk dan menggerakaan badan agar melemaskan otot otot
yang kaku saat bekerja, dan yang terakhir para buruh disediakan minuman
seperti teh hangat dan air putih yang boleh diminum bebas beberapa kali saat
mereka bekerja agar tidak terjadi dehidrasi dan kelelahan.
28
D. Kerangka Konsep
Low Back Pain
Pekerjaan
Pekerjaan
Usia
Masa kerja
durasi saat bekerja
bekerja perhari
Belum pernah
menderita LBP
sebelumnya;
Asupan
makanan dan
minumaan
saat bekerja
Olahraga
Riwayat
penyakit dan
trauma
sebelumnya
29