Lab. Klinik di rumah Sakit, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan tempat Praktek
Dokter
3. Penunjang preventif
Ada juga laboratorium yang bertindak dalam kegiatan pemeriksaan dan pengawasan :
Nah untuk Laboratorium Klinik umum keberadaannya sudah tersebar sampai ke tingkat
kecamatan, sedangkan yang lainnya masih terbatas.
Siapa aja yang bekerja dalam suatu Laboratorium?
Berdasarkan PermenKes RI No.514/Menkes/Per/VI/1994, tentang Laboratorium Kesehatan
Swasta, ketenagaan minimal dalam sautu laboratorium diatur sbb :
Laboratorium Klinik Umum :
Pratama :
Utama :
Tenaga Teknis : Analis Keseahtan (2 orang) atau salah satu bisa diganti dengan satu
orang asisten apoteker/Analis Kimia.
Utama :
Tenaga Teknis : Analis Kesehatan (3 orang) dan Perawat Kesahatan (1 orang) atau
salah satu bisa diganti dengan satu orang asisten apoteker/Analis Kimia.
Hematologi
Hemostasis
Urinalisa
Tinja
Kimia Klinik
Immunologi
Mikrobiologi
Kimia Lingkungan
Pemeriksaan Jasaboga
Mikrobiologi Klinik
Histopatologi
Sitopatologi
Histokimia
Imminopatologi
Patologi Molekuler
Berbicara kesehatan, maka setiap laboratorium harus mempunyai sarana pengolahan limbah
masing-masing dan kebutuhannya disesuaikan dengan laboratoriumnya. Karena pada
umumnya limbah laboratorium kesehatan tidak terlalu banyak karena itu limbah laboratorium
di lakukan secara sederhana saja, misalnya :
Limbah dapat diartikan sebagai materi yang dihasilkan dari proses suatu kegiatan, yang tidak
memberikan aspek ekonomi dan harus dibuang. sehingga untuk penambahan serta penjelasan
penanganan dan pengolahan suatu limbah pada laboratorium kesehatan, di bawah ini tempat
yang harus dibuat oleh setiap laboratorium untuk suatu limbah padat maupun cair dimana
kebutuhan tergantung suatu laboratorium, meliputi :
1. Tempat penampungan/pengolahan (sederhana) limbah cair.
Ukuran tergantung dari keperluan, disesuaikan dengan volume limbah cair yang
dihasilkan oleh laboratorium tersebut dalam sehari, seminggu atau sebulan.
Bak penampung bisa lebih dari satu buah. Kesemuanya harus tertutup.
Cairan yang telah jernih (dengan system pengendapan dan pembubuhan desinfektan)
dapat dialirkan ke perairan umum.
Harus memiliki alat penutup, untuk menghindari pemindahan bibit penyakit oleh lalat.
Penyediaan bak atau drum bisa lebih dari satu buah tergantung dari volume limbah
padat yang dihasilkan oleh laboratorium tersebut, dalam sehari, seminggu atau
sebulan. Begitu juga ukuran bak disesuaikan dengan keperluan.
Pembakaran limbah bisa dilakukan. Kalo bisa, diusahakan limbah yang dihasilkan
perhari langsung dibakar hari itu juga jangan dibiarkan sampai terlalu banyak
tertimbun.
Pisahkan penampungan limbah medic padat dengan limbah non medic padat.
Penanganan limbah padat ini bisa juga dengan cara di timbun, namun pada umumnya
ini dihindari karena bisa mengundang masalah baru di kemudian hari.
Nah, supaya tubuh kita tetap terjaga kesehatannya berarti kita harus melakukan pemeriksaan
laboratorium (cek up) secara rutin sesuai pada tempatnya. Jika kita termasuk orang yang
senang dengan kegiatan laboratorium harus di waspadai tentang penyakit akibat kerja.
Penyakit akibat kerja, apa-an tuh?
Penyakit akibat kerja yaitu penyakit yang timbul sewaktu atau setelah bekerja bisa juga di
artikan sebagai penyakit yang diakibatkan lingkungan kerja, dimana lingkungan kerja itu
situasi dan kindisinya tidak memadai.
Ada faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat menjadi penyebab bagi timbulnya penyakit
akibat kerja, yaitu meliputi factor fisik, factor kimia, factor biologi, factor fisiologik dan
factor psikologik.
Jadi, jika kita akan melakukan pemeriksaan klinik, ya anda harus tau bagaimana laboratorium
klinik tersebut. Lain lagi jika laboratorim untuk menguji mutu makanan dan minuman.
Demikain catatan ringkas ini saya sajikan mudah-mudahan saja dapat menambah wawasan
tentang laboratorium kesehatan.
Karena jika kita sakit maka yang memeriksa kita adalah analis kesehatan dari laboratorium
klinik tersebut, dimulai dari pengambilan sampel dan pemeriksaannya.