Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

Halaman Judul
. i
Kata Pengantar ..
.. ii
Daftar Isi
.. iii
BAB I. Pendahuluan ...........
1
BAB II. Isi Bahasan ............................................................................................................ 2
Manusia ............................................................................................................................. 2
A. Hakikat Manusia ...................................................................................................... 3
B. Martabat Manusia ................................................................................................... 4
C.
Tanggung Jawab Manusia .................................................................................. 6
BAB III. Penutup.................................................................................................................. 8
A.

Kesimpulan .................. 8
Daftar Pustaka
... 9

BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Karena selalu menarik,
maka masalahnya tidak pernah selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang
paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan
mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah
di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam
bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan
terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang amat baik, sesudah
itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya.
Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di
bumi dan menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi,

semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan
batin.
Al-Qur'an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, Dari ayat-ayat
Al-Quran, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggung
jawab, pada surat al-Mu'minun ayat 115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut :
"Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?"
Dari ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1]
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi,
dan

[3]

manusia

akhirnya

akan

dikembalikan

kepada

Tuhan,

untuk

mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini,
dan perbuatan itu tidak lain adalah realisasi daripada fungsi manusia itu sendiri.

BAB II
ISI BAHASAN
v MANUSIA
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara
logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita
bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :

ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang

terbungkus dalam tubuh yang fana".


UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan

fisik.
I WAYAN WATRA

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan

manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
A. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian
manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya
saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, AlMukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami
secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah,
dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi. Ayat-ayat yang
menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia
yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan
dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya : 8, Shad : 34 ).
Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran
185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb
( Ali Imran 159, Al-Araf 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah
manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafsu adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah
daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah (
an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Maarif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim
34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-Alaq 6 ) suka terburu nafsu (
al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafsu , sedang yang
dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia
pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses
terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi,

alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah
berproses dalam rahim ibu.

B.

Martabat Manusia
Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara dasarnya maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap khalikNya, yang juga merupakan
sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau
tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada
tingkatan maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini
jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba
yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang yang alim
yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan
sembarangan menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya
pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada
maqam tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui beberapa
proses sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap tuhan yang
maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara menetapkan
ingatan kepadaNya;

10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Dengan melalui latihan di atas melalui amalan dzikir pada maqamat, maka seseorang
hamba akan muncul sifat berikut :
1. Ketenangan jiwa;
2. Harap kepada Allah Swt;
3. Selalu rindu kepadaNya dan suka meningkatkan ibadahnya;
4. Muhibbah, cinta kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan point di atas, seseorang hamba harus melalui beberapa tingkatan
maqam di bawah ini, tetapi melaluinya adalah amalan dzikir pada maqam yang 7 (tujuh),
adapun hasilnya akan dapat di uraikan dengan beberapa maqam sifat, yaitu :

Taubat;

Zuhud;

Sabar;

Syukur;

Khauf (takut);

Raja (harap);

Tawakkal;

Ridha;

Muhibbah.

C. Tanggung Jawab Manusia


Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu,
juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia

akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan
diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.
Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda,
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

a.

Macam-Macam Tanggung Jawab


Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia dalam hidupnya mempunyai harga, sebagai mana kehidupan manusia
mempunyai beban dan tanggung jawab masing-masing.

b.

Tanggung jawab terhadap keluarga


Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.

c.

Tanggung jawab terhadap masyarakat


Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan
kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus
berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
d. Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu
negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh normanorma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kan kepada
negara.
e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan
manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab
suci melalui berbagai macam agama.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia, yaitu akal,
nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses tafakur, sehingga manusia dapat
menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia
mempunyai hakikat, martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu
yang diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui proses dzikir melahirkan
keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-abdullah-annya.
Penggunaan potensi akal secara terpisah dari qalbu akan melahirkan materialisme yang
kering dan hampa. Sementara penggunaan qalbu terpisah dari akal melahirkan mistisisme
yang statis dan beku. Karena itu, seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya
digunakan secara terpadu. Keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut akan
mewujudkan sosok manusia yang utuh dan sempurna.

Daftar Pustaka
Trianto. 2006. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar. Surabaya : Prestasi Pustaka.
Muchsin, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang.
Sauri Sofyan. 2004. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Alfabeta.
http://ratrismart.blogspot.com/2010/04/pengertian-manusia.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html

http://wadahsufiyah.blogspot.com/2011/07/pengertian-maqam-dan-martabat.html
http://bacaebookgratis.wordpress.com/2011/06/03/9-manusia-dan-tanggung-jawab-2/

Anda mungkin juga menyukai