Anda di halaman 1dari 10

ORGANISASI KOPERASI DALAM SISTEM PASAR

Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen koperasi


Yang dibina oleh Ibu Diah Dinaloni S.Pd, MM

Disusun oleh :
Nur Wanto 142035
Ananda Aliffiah 142100
Erlina Gangga 142021
Erista Wibowo 142095
Ani Tri Wulandari 142114
Badriatus Sholih 142136
Roziatul Badriya 142045

PROGRAM STUDY EKONOMI 2014-C


SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG

ORGANISASI KOPERASI DALAM SISTEM PASAR


1. Organisasi Koperasi Dalam Sistem Pasar
Potensi koperasi dalam system pasar menghendaki dan merencanakan
dalam tiap usahanya untuk memeperoleh keuntungan atau memanfaatkan peluang
dengan maksimal sehingga perusahan dapat memperoleh laba atau sisa hasil usaha
yang mampu mengadakan cadangancadangan guna pengembangan usaha
selanjutnya.
Kekuataan-kekuatan potensi yang dimiliki perusahaan yang ideal adalah
kekuatan yang berhubungan dengan adanya unsur-unsur : skala ekonomi,
mempunyai posisi tawar-menawar didalam pemasaran, pemanfaatan keterkaitan
pasar, dan biaya transaksi. Skala ekonomi diperoleh dengan mengantisipasi
tingkat penjualan yang cocok dengan meminimumkan skala efisien. Bargaining
positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga
jual barang dengan memperhatikan gerak para pesaingnya.
Dalam hal ini koperasi memiliki Keunggulan tersebut, adapun keunggulan
yang dimiliki organisasi koperasi karena beberapa hal diantaranya :
1. Untuk mencapai skala ekonomi dengan mengatur tingkat volume produksibersama.
2. Mengkordinasi biaya transaksi
3. Mengadakan kesepakatan harga jual produk demimenarik konsumen dalan hal
posisi koperasi di pasar.
Agar perusahaan mampu bersaing, maka perusahan harus melakukan
orientasi pasar agar mampu unggul bersaing didalam persaingan pasar.
Organisasi koperasi memiliki dua pangsa pasar :
1.

Internal Market, di mana arah penyaluran barang koperasi ditujukan kepada


anggota-anggota koperasi.

2.

External market,adalah pasar yang ditunjukan di luar anggota atau untuk


masyarakat umum.

A.

Kekuatan dan Kelemahan Koperasi Dalam Sistem Pasar


Sebagai bagian dari sistem pasar secara keseluruhan ,koperasi akan bersaing

dengan perusahaan-perusahaan lain yang bukan koperasi. Untuk memenangkan


persaingan, koperasi harus mempunyai kemampuan bersaing di pasar. Berbagai
strategi dan kebijakan yang biasa di lakukan oleh banyak perusahaan nonkoperasi
harus digunakan oleh koperasi agar

mampu meraih target pasar yang

dikehendaki. Koperasi harus mampu mengunakan kekuatan-kekuatan yang


dimiliki, mampu mencari peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan,
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan memperbaiki kelemahankelemahan yang ada dalam tubuh koperasi.
Sebagai organisasi yang dimiliki oleh para anggota, koperasi sangat
mungkin memanfaatkan kekuatannya terutama yang behubungan dengan
economies of scale, bargaining position di pasar sebagai akibat bersatunya para
produsen dalam koperasi, kemampuan dalam menghadapi ketidak pastian
(uncertainty), pemanfaatan inter-linkage market dan transaction cost sebagai
akibat self control dan self managemen. Economies of scales dapat diperoleh
melalui pembelian

bahan/barang. Pembelian

bahan yang banyak

akan

merendahkan biaya rata-rata karena akan memperoleh potongan harga sehingga


harga per unitnya akan semakin murah. Bargaining position di pasar diperoleh
melalui penjualan prodak yang dihasilkan oleh organisasi koperasi. Bersatunya
para produsen dalam sebuah organisasi koperasi merupakan ajang yang baik
dalam mengatur harga jual. Itu berarti koperasi mempunyai kekuatan dalam
penawaran produknya. Kemampuan menghadapi ketidakpastian dimasa yang akan
datang terutama karena dalam koperasi terdapat internal market disamping
external market. Adanya internal market ( pasar antara anggota dengan koperasi)
memungkinkan resiko yang ditimbulkan sebagai akibat ketidakpastian dapat
ditekan serendah mungkin. Sedangkan bila terdapat resiko sebagai akibat koperasi
bergerak di external market (koperasi melayani kebutuhan nonanggota), risiko itu
akan ditanggung bersama-sama anggota. Jadi pada akhirnya biaya resiko
peranggota akan menjadi murah. Adanya interlinkage market pada koperasi
merupakan kekuatan lain yang dimiliki institusi koperasi karena pada dasarnya

transaksi antar koperasi bukan didasarkan pada profit motive melainkan non-profit
motive. Keadaan tersebut dapat menurunkan biaya transaksi (cost transaction).
Cost transaction disini diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan diluar biaya
produksi. Rendahnya biaya transaksi pada koperasi di samping karena adanya
sicial control (pengawasan antar anggota) dan management control (pengawasan
manajemen terhadap anggota dan sebaliknya), juga karena adanya kemampuan
untuk menghadapi risiko ketidak pastian, pembelian dalam jumlah banyak dan
inter-linkage market.
Kendatipun banyak kekuatan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh
koperasi, tetapi sisi lainnya yang masih memperihatinkan adalah rendahnya
tingkat pertumbuhan koperasi sebagai akibat ketidakmampuan koperasi dalam
mencari dan memanfaatkan peluang yang ada. Kemampuan mencari dan
memanfaatkan peluang terutama karena struktur dasar koperasi yang kurang
mendukung

kewirausahaan

koperasi.

Bila

seorang

anggota

mempunyai

kemampuan dan kemauan dalam menemukan danmemanfaatkan peluang, maka


hasil yang diperoleh dari usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh semua anggota
atau anggota potensial. Bahkan benefit yang akan diperoleh anggota tadi sangat
sedikit dibandingkan dengan anggota keseluruhan.
Bila keanggotaan pada koperasi tidak dibatasi, hal ini akan menyebabkan
ketidakefisienan dalam jangka panjang. Bila anggota potensial tidak masuk
menjadi anggota koperasi dan bekerja diluar koperasi, maka anggota tersebut akan
menjadi pesaing koperasi. Dengan kata lain anggota potensial akan memanfaatkan
peluang yang ditemukan oleh anggota koperasi di atas untuk kemudian mengajak
bersaing dengan koperasi.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa bila anggota tidak mempunyai sifat
altruis (bertindak untuk kepentingan orang lain), tidak akan ada daya tarik untuk
mecari dan menemukan peluang. Kendatipun anggota tersebut memperoleh
peluang, maka secara rasional anggota tersebut akan lebih menguntungkan bila
memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain
yang dapat memberikan keuntungan lebih besar dibanding keuntungan yang
diberikan koperasi.

Jika manajer diharapkan menjadi wirausaha koperasi, kendala yang akan


dihadapi adalah kebebasan untuk bertindak yang terbatas. Untuk meningkatkan
pertumbuhan koperasi, kadang-kadang koperasi harus berorientasi keluar (kepasar
eksternal). Hal ini menjadi kendala bagi manajer koperasi karena kebebasan untuk
beroperasi di pasar eksternal menjadi terbatas. Peluang-peluang yang sebenarnya
ada dan dapat direalisir dipasar eksternal, sulit untuk diraih karena
kepentingan/kebutuhan anggota (pasar internal) harus lebih diutamakan. Bila
koperasi bertindak di pasar eksternal maka intensitas pelayanan koperasi terhadap
anggotanya akan menjadi berkurang. Hal semacam ini tidak diinginkan oleh para
anggota koperasi.
Bila dikaji secara teoritis, terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan
pada organisasi koperasi yang timbul dari sifat dasarnya. Dalam prinsip-prinsip
koperasi yang dikemukakan terdahulu terlihat ada keunggulan dan kelemahan
dalam organisasi ini.
Berikut beberapa keunggulan dan Kelemahan koperasi.
A.1. Keunggulan koperasi.
1. Untuk mencapai skala ekonomi dengan mengatur tingkat volume produksibersama.
2. Mengkordinasi biaya transaksi
3. Mengadakan kesepakatan harga jual produk demi menarik konsumen dalam
hal posisi koperasi di pasar.

A.2. Kelemahan Koperasi.


1.

Prinsip keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela, akan melemahkan


struktur permodalan dalam jangka panjang sebab jika perusahaan koperasi
tidak mampu melayani kepentingan anggota, ia bisa keluar dari keanggotaan
koperasi. Konsekuensinya, modal yang tertanam dalam koperasi harus
dikembalikan.

2.

Prinsip kontrol secara demokratis menyebabkan anggota yang memiliki


modal dalam jumlah banyak akan keluar dari koperasi dan memilih masuk
organisasi non koperasi yang ketentuan-ketentuannya menyatakan pemilik
modal besar adalah yang mempunyai kontrol terbesar dalam perusahaan.

3.

prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota, akan


mengurangi pemilik modal (terutama pemilik modal yang besar) memasuki
koperasi (menjadi anggota koperasi).

4.

Prinsip bunga yang terbatas atas modal, akan mengurangi kegiatan


anggota untuk menabung pada koperasi.

Kelemahan struktur permodalan pada koperasi menunjukkan bahwa koperasi


tidak akan cocok untuk bidang usaha yang membutuhkan modal cukup besar dan
stabil. Kelemahan-kelemahan koperasi tersebut sedapat mungkin dikurangi agar
koperasi paling tidak dapat tetap eksis dalam persaingan. Tetapi untuk
membangun koperasi, sebenarnya tidak seluruhnya menjadi beban sektor
koperasi, tetapi dibutuhkan berbagai sektor yang terkait dengan pertumbuhan
perkoperasian.
B.

Koperasi dalam Rantai Tata Niaga


Pada dasarnya ada tiga pelaku dalam sistem ekonomi pasar, yaitu produsen,
konsumen, dan perantara (pedagang). Pengertian produsen disini harus dipahami
secara khusus. Produsen adalah orang atau badan yang menghasilkan prodak
tertentu. Produk tersebut bisa berupa produk akhir yang langsung di konsumsi,
bisa pula produk antara yang digunakan untuk proses produksi berikutnya. Jadi
rumah tangga konsumen yang menghasilkan input bisa dipandang sebagai
produsen, demikian pula rumah tangga konsumen yang menghasilkan barangbarang untuk dikonsumsi dikatakan sebagai produsen.
Konsumen adalah orang atau badan yang menggunakan suatu produk.
Rumah tangga perusahaan. Maka dapat dikatakan sebagai konsumen dalam hal
penggunaan input. Sedangkan pedagang adalah orang atau badan yang membeli
produk tetapi bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk dijual kembali. Pedagang
merupakan mediator penghubung antara produsen dan konsumen. Dalam
pengertian ini, pedagang bisa berupa pedagang besar (who lsaler),

agen

penjualan, dan pengecer. Pedagang besar biasanya tidak melayani konsumen


akhir melainkan para pengecer, Sedang agen ada yang melayani konsumen akhir
tetapi ada pula yang tidak.
Disini pedagang besar, agen dan pengecer dianggap sebagai pedagang,
sehingga jalur tata niaganya hanya meliputi produsen, pedagang dan konsumen.
Dalam menjual produknya, produsen bisa menjual langsung ke konsumen, tetapi
bisa juga keperantara (pedagang).
Produsen dapat melakukan pemasaran olehnya sendiri atau memutuskan
untuk menjual kepada pedagang yang kemudian oleh pedagang dijual
kekonsumen akhir.

Tentunya produsen yang rasional akan

memakai pedagang sebagai

pengganti melakukan pemasaran dan distribusi produk olehnya sendiri jika


keunggulan lewat pedagang lebih besar daripada melakukan pemasaran sendiri.
Bila koperasi dimasukkan dalam analisis di atas, maka seorang produsen
mempunyai 3 alternatif yang mungkin dipilih yaitu:
1.

Menjual langsung ke konsumen

2.

Menjual ke pedagang

3.

Menjual ke koperasi
Dalam hal ini produsen akan memilih alternatif yang dapat memberikan
kelebihan yang paling besar (dalam memaksimumkan profit atau penjualannya).
Jika produsen telah menjual beberapa dari produknya lewat perantara (pedagang),
koperasi harus memberikan paling sedikit keunggulan yang sama dengan
keunggulan yang diberikan pedagang agar koperasi menjadi alternatif yang dipilih
oleh produsen.
Bagi seorang konsumen yang akan membeli barang-barang keperluannya
sebenarnya juga mempunyai 3 alternatif, yaitu:

1.

Membeli dari produsen secara langsung

2.

Mengontrak dari pedagang

3.

Membeli dari koperasi


Dalam hal ini keputusan buat seorang anggota potensial atau koperasi
konsumen pada prinsipnya akan sama dengan produsen tadi yang berpikir
akankah produknya dijual melalui koperasi. Seorang konsumen yang rasional
akan membeli

yaitu agar ia dapat:


1.

Menyediakan input olehnya sendiri

2.

Membeli input dari produsen input

3.

Mengontrak dengan pedagang input

4.

Berdagang dengan sebuah koperasi


Apa yang dideskripsikan di atas sebenarnya hanyalah rantai tata niaga yang
dimulai dari pemilik faktor produksi dan berakhir pada konsumen. Pada setiap
tingkat dari jalur tersebut dapat didirikan koperasi.
Konsumen dapat bekerja sama dalam mendirikan koperasi konsumen dan
dengan itu langsung bersaing dengan pengecer lainnya. Para pengecer dapat
mendirikan koperasi yang kegiatannya berupa membeli dari pedagang besar atau
bahkan kontrak langsung dengan produsen. Maka dengan cara itu sangat mungkin
bahwa koperasi disetiap tingkat rantai tata niaga akan bersaing satu dengan yang
lain,

1.

Koperasi konsumen bersaing satu dengan lain (kompetisi horizontal)

2.

Koperasi konsumen dapat juga konflik dengan tingkat yang lebih rendah baik
wholsaler maupun produsen (kompetisi vertikal/kompetisi saluran)

3.

Pada tingkat wholsaler (pedagang besar), koperasi dengan keanggotaan dan


interest yang berbeda bisa bersaing dengan koperasi yang dimiliki oleh para
pengecer atau tingkat yang sama dari rantai tata niaga.
Konflik yang mungkin timbul antar koperasi yang dibentuk tanpa integrasi
vertikal dapat berupa, koperasi yang anggotanya para produsen akan mencoba
untuk menetapkan harga tinggi untuk pengecer, sedangkan koperasi yang
anggotanya para pengecer ingin membayar harga serendah mungkin kepada para
produsen. Konflik tersebut hanya bisa dipecahkan bila koperasi yang dimiliki
oleh para produsen akan berintegrasi maju dengan mendirikan toko-toko pengecer
sendiri atau koperasi para pengecer berintegrasi mundur dengan mendirikan
produsen sendiri.

Daftar Pustaka
Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi Untuk Pergutuan Tinggi,Jakarta, 1999
Junaidi Muhammad, Organisasi dalam system pasar. (online)
http://selidik86.blogspot.com/2013/02/makalah-organisasi-koperasi-dalam.html
Diakses pada Sabtu, 17-April-2015, jam 21:20 am.

Anda mungkin juga menyukai