Anda di halaman 1dari 9

PERAN PEMBIMBINGAN DALAM AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI

PNS
AGENDA STRATEGIS DIKLAT PRAJABATAN POLA BARU
Oleh :
Drs. Yusuf Subagyo, M.Si
Widyaiswara Utama Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah
---------------------------------------------

A. Pendahuluan
Penyelenggaraan Diklat Prajabatan ditujukan untuk membentuk PNS
yang profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh tiga
kompetensi yaitu: nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku
disiplin PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat.
Untuk dapat membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang
menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, diperlukan penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang
inovatif, yaitu penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi kompetensi-kompetensi tersebut,
mengalami sendiri dalam menerapkan dan mengaktualisasikannya di
tempat kerja, merasakan manfaatnya, sehingga ketiga kompetensi
tersebut terpatri dalam dirinya sebagai sikap dan perilaku keseharian.
Pembaharuan Diklat Prajabatan ditandai pembelajaran non klasikal (of
campus) melalui aktualisasi nilai dasar profesi. Aktualisasi merupakan
tahap pembelajaran yang intinya pembimbingan peserta dalam
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Profesi PNS di tempat kerja oleh
coach dan mentor.
Bahasan dalam artikel ini dimaksudkan untuk memberi sedikit
sumbangan
pemikiran
terhadap
agenda
strategis
dalam
penyelenggaraan Diklat Prajabatan Pola Baru bagi CPNS yang akan
berlangsung pada tahun 2015 ini.

Kata kunci: Nilai Dasar Profesi, Aktualisasi, Coach dan Mentor.


A. Diklat Prajabatan Pola Baru
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil, antara lain ditetapkan jenis-jenis Diklat
PNS. Salah satu jenis Diklat adalah Diklat Prajabatan yang merupakan
syarat pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk
menjadi PNS. Selanjutnya Kepala LAN-RI melalui keputusan No. 38 dan
39 tahun 2014 menetapkan durasi pembelajaran in class Diklat
Prajabatan Golongan III selama 17 hari kerja dan Golongan I/II selama
13 hari, sedangkan pembelajaran of campus selama 13 hari dan 14
hari serta maing-masing 1 hari kerja untuk evaluasi.
Tahapan in class digunakan untuk internalisasi nilai-nilai dasar profesi
yang diakronimkan ANEKA, yaitu 5 materi ajar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Meskipun in class metode pembelajaran oleh pengampu/widyaiswara
diharapkan lebih kreatif dan variatif misalnya dengan melakukan
visitasi/junjungan ke obyek belajar di luar kelas, seperti lembaga
pemasyarakatan, pasar, SPBU, atau lokasi lain agar peserta
memperoleh kesan dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
intisari bahan ajar.
Tahapan of campus dimaksudkan untuk mengaktualisasikan nilai dasar
profesi di tempat kerja melalui pembimbingan oleh coach dan mentor.
Keduanya diharapkan dapat memfasilitasi peserta untuk mengalami
sendiri penerapan dan manfaat nilai dasar profesi dalam tugas seharihari di tempat kerjanya. Apabila peserta terkendala transportasi yang
sulit, dapat memilih untuk melakukan magang di unit kerja terdekat.
Kompetensi yang ingin dibangun dalam Diklat Prajabatan adalah
kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional, yang
diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar
yaitu:
1.

kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas


jabatannya;

2.

kemampuan
mengedepankan
pelaksanaan tugas jabatannya;

3.

kemampuan menjunjung tinggi


pelaksanaan tugas jabatannya;

kepentingan
standar

nasional

etika

publik

dalam
dalam

4.

kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas


jabatannya; dan

5.

kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong


pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.

percepatan

Tahap evaluasi dilakukan dua kali, yaitu evaluasi pemahaman yang


akan dilakukan setelah peserta menyelesaikan pembelajaran ANEKA di
kelas sebelum bimbingan menyusun rancangan aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Profesi PNS di tempat kerja dan evaluasi aktualisasi yang akan
dilakukan setelah peserta menyelesaikan pembelajaran aktualisasi di
tempat kerja dengan mempresentasikan rancangan dan capaian hasil
aktualisasi di tempat kerja dihadapan penguji, pembimbing, dan atasan
peserta.
Penilaian terhadap kelulusan Peserta Diklat Prajabatan difokuskan pada
komponen pemahaman dan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS,
dengan proporsi 30% dan 70%. Penilaian pemahaman Nilai-Nilai Dasar
dilakukan melalui ujian tertulis yang dapat berbentuk pilihan ganda,
benar salah, menjodohkan, jawaban singkat, dan essai. Penguasaan
pemahaman terhadap Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS ditunjukan melalui
jawaban peserta Diklat Prajabatan dalam ujian tertulis yang dilakukan
setelah seluruh mata diklat Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS diberikan.
Indikator penilaian komponen aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
(70%) meliputi rancangan aktualisasi dan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar,
dengan proporsi 15% dan 55%.
Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap
komponen pemahaman dan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS.
Nilai pemahaman dan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
direkapitulasi
sesuai
pembobotan
masing-masing
sehingga
menghasilkan nilai akhir.
Kualifikasi kelulusan ditentukan fengan batas nilai kelulusan (passing
grade) adalah di atas 70 (tujuh puluh). Kualifikasi kelulusan peserta
Diklat ditetapkan dari nilai terendah Tidak Memuaskan (<60) sampai
dengan nilai tertinggi Sangat Memuaskan (>90-100). Peserta Diklat
yang memperoleh kualifikasi Tidak Memuaskan atau jumlah
ketidakhadiran peserta melebihi 3 sesi atau 9 jam pelajaran atau satu
hari secara kumulatif, dinyatakan Tidak Lulus. Sementara Peserta Diklat
yang memperoleh kualifikasi Kurang Memuaskan dinyatakan Ditunda
Kelulusannya dan peserta Diklat dimaksud wajib mengikuti
pembelajaran remedial.
A. Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi

Melalui berbagai kegiatan belajar ANEKA peserta dituntut pemahaman


dan kesadaran untuk memiliki esensi nilai dasar sebagai seperangkat
prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Dengan bekal pemahaman yang mendalam
diharapkan peserta mampu mengaktualisasikan kelima nilai dasar yang
terkandung dalam mata-mata Diklat tersebut.
Kata aktualisasi itu sendiri berasal dari kata dasar aktual yang
berarti nyata/benar-benar terjadi/sesungguhnya ada. Oleh karena itu,
aktualisasi nilai dasar dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
menjadikan
kelima
nilai
dasar
tersebut
aktual/nyata/terjadi/sesungguhnya ada, tidak terbatas hanya pada
pemahaman ataupun penguasaan konsep nilai dasar (unsur kognitif)
tetapi sampai pada tataran aplikatif.
Pemahaman yang lengkap tentang kelima nilai dasar profesi PNS
menumbuhkan kesadaran adanya keterkaitan antara nilai-nilai dasar
tersebut dengan setiap praktek pelaksanaan tugas-tugas PNS. Ketika
seorang PNS telah menginternalisasi nilai dasar anti korupsi misalnya,
maka PNS tersebut tidak hanya mampu mencegah dirinya dari berbuat
korupsi, tetapi juga mampu mencegah perbuatan korupsi di instansinya,
betapapun kecil skalanya.
Pemahaman tersebut selanjutnya diproses dalam suatu rangkaian
kegiatan aktualiasi, yaitu mulai dari merancang aktualisasi,
mengaktualisasikan hasil rancangan di tempat kerja/tempat magang,
melaporkan hasil aktualisasi dalam seminar, dan membuat rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi di masa mendatang.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS untuk dapat dilaksanakan
dengan baik, diawali
dengan membuat perencanaan untuk
mengaktualisasikan kelima nilai dasar, dan dituangkan dalam suatu
dokumen pembelajaran yang disebut dengan rancangan aktualisasi nilai
dasar. Isi rancangan aktualisasi ini pada hakekatnya merupakan butirbutir rencana kegiatan yang akan dilaksanakan ketika berada ditempat
tugas/tempat magang. Dalam setiap kegiatan, dituntut kejelasan
bahwa kegiatan tersebut mengandung aktualisasi dari salah satu atau
beberapa nilai dasar profesi PNS. Kualitas rancangan bukan hanya
format penyajiannya tetapi juga unsur konten atau isinya. Harus diingat
bahwa kegiatan-kegiatan yang dicantumkan dalam rancangan
aktualisasi merupakan objek dari penilaian Penguji, Coach, dan Mentor.
Untuk membuat rancangan aktualisasi yang komprehensif, dibutuhkan
sebuah instrumen yang menjadi alat untuk membuat daftar kegiatan
yang mengandung aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS. Instrumen

apa pun yang dipergunakan, seharusnya mengedepankan pentingnya


mengaktualisasikan Nilai-Nilai ANEKA.
Untuk menghasilkan rancangan aktualisasi yang komprehensif, peserta
berhak mendapatkan bimbingan dari Coach atau Widyaiswara.
Pembimbingan diberikan minimal tiga kali dengan jadwal sesuai dengan
kesepakatan Coach/Widyaiswara tersebut. Pembimbingan difokuskan
pada ketepatan substansi kegiatan yang akan diaktualisasikan baik
ditempat tugas maupun tempat magang.
Mengenai sistematika penulisan peserta dibebaskan memilih, akan
tetapi sistematika sebaiknya memuat tiga bagian besar. Pertama, ada
bagian yang menjelaskan pemahaman terhadap indikatorindikator dari
setiap nilai dasar; kedua, ada bagian yang menjelaskan tugas-tugas
jabatan peserta atau tugas-tugas unit kerja tempat magang; ketiga, ada
bagian yang memuat daftar kegiatan yang akan diaktualisasikan berikut
uraian keterkaitannya dengan nilai-nilai dasar profesi PNS.
Rancangan Aktualisasi nilai dasar profesi PNS yang telah disusun pada
hakekatnya merupakan dokumen yang sifatnya sementara. Rancangan
tersebut baru merupakan
kesepakatan peserta dengan Coach. Penguji dan mentor belum
dilibatkan dalam proses
penyusunan rancangan tersebut. Penguji dan Mentor harus terlibat dan
memgambil bagian dalam proses penyusunan rancangan tersebut
sebelum ditetapkan sebagai rancangan yang final. Masukan dan kritisi
mereka dalam seminar sangat penting untuk mematangkan dan
menyempurnakan rancangan aktualisasi tersebut.
Oleh karena itu informasi yang disampaikan pada saat seminar perlu
diseleksi dan disajikan dengan penuh kehati-hatian. Sehingga Penguji
dan Mentor dapat lebih optimal dalam memberikan arahan dan
petunjuk. Masukan-masukan ini sangat penting karena akan digunakan
untuk menyempurnakan rancangan aktualisasi nilai dasar yang dibuat.
Rancangan aktualisasi yang sempurna pada gilirannya akan sangat
membantu ketika melaksanakan aktualisasi di tempat kerja atau di
tempat magang.
Penyempurnaan rancangan aktualisasi diberi alokasi waktu satu hari,
apabila telah selesai akan ditandai dengan persetujuan dari Coach,
maka rancangan aktualisasi menjadi dokumen yang mengikat peserta,
Penyelenggara, Coach dan Mentor. Dokumen tersebut

akan menjadi acuan dalam menilai berhasil tidaknya peserta dalam


aktualisasi di tempat tugas/tempat magang.
Selanjutnya masukk tahap aktualisasi (of campus) dimana peserta
dituntut untuk bekerja, melaksanakan tugas-tugas tertentu, yang
memungkinkan peserta mengalami secara langsung bagaimana nilainilai dasar profesi PNS tersebut diterapkan. Oada dasarnya sedang
berlangsung metode experiencial learning, yaitu peserta bekerja secara
ril atau nyata, bukan seolah-olah atau bermain peran. Dari bekerja
secara nyata tersebut, diharapkan terjadi proses pembelajaran yang
lebih dalam sehingga terpatri dalam benak Saudara.
Agar proses pembelajaran yang bersifat experiencial learning berjalan
secara efektif, maka terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dan
dilaksanakan, yaitu: bagaimana membangun komunikasi yang lancar
dengan Mentor dan Coach termasuk penyelenggara Diklat, bagaimana
mendokumentasikan semua kegiatan-kegiatan yang telah sepakati
sewaktu seminar rancangan aktualisasi, dan bagaimana menyusun
laporan aktualisasi. Melalui ketiga hal ini, laporan aktualisasi yang
merupakan produk pembelajaran pada tahap aktualisasi ini akan lebih
terjamin hasilnya.
Untuk menuangkan kegiatan aktualisasi ke dalam laporan peserta
diberikan kebebasan memilih format laporan. Peserta bisa menuangkan
ke dalam bentuk laporan tertulis, dapat menuangkannya dalam bentuk
poster-poster yang menggambarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
berikut penjelasannya maupun dalam bentuk video, yang merekam
sebagian atau keseluruhan aktualisasi kegiatan. Disini kreativitas setiap
peserta akan lebih menentukan karena pilihan yang tersedia memberi
kebebasan dalam menuangkan ide dan gagasan untuk meyakinkan
penguji pada saat seminar laporan aktualisasi.
Kemampuan meyakinkan penguji/audience bahwa kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan pada tahap aktualisasi nilai dasar memang
merupakan aktualisasi nilai-nilai dasar harus didukung oleh bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Sewaktu seminar aktualisasi akan diperoleh masukan-masukan yang
perlu ditindaklanjuti dengan penyempurnaan terhadap laporan
aktualisasi dalam waktu satu hari. Apabila penyempurnaan laporan
aktualisasi telah selesai yang ditandai dengan persetujuan dari Coach,
maka laporan aktualisasi perlu diserahkan kepada Penyelenggara Diklat
dalam bentuk yang sudah dijilid secara permanen. Laporan ini akan
menjadi dokumen yang akan disimpan di lembaga Diklat, untuk menjadi
sumber pembelajaran bagi yang membutuhkannya.

A. Peran Coach dan Mentor.


Keberhasilan tahap aktualisasi nilai dasar Profesi oleh peserta sangat
dipengaruhi oleh keberadaan coach dan mentor yang diberi amanah
untuk memberikan pembimbingan dalam pembuatan rancangan
aktualisasi, pelaksanaan kegiatan maupun laporan hasil aktualisasi.
Mentor pada prinsipnya adalah atasan langsung peserta atau pejabat
lain yang ditunjuk dengan tugas memimpin, mengarahkan, mendorong,
memberi contoh dan membagi pengalaman, dan membimbing peserta
selama of campus. Coach adalah widyaiswara yang diberi tugas
membekali peserta dengan ketrampilan yang diperlukan untuk
merancang dan membuat laporan aktualisasi, memberi motivasi melalui
komunikasi yang efektif selama pelaksanaan kegiatan peserta di tempat
kerja.
Coaching
adalah
membekali
seseorang
dengan
peralatan,
pengetahuan, dan kesempatan yang diperlukan untuk mengembangkan
dirinya dan untuk menjadi lebih efektif (Peterson dan Hicks dalam
Kaswan, 2012), sedangkan mentoring diartikan sebagai hubungan
interpersonal dalam bentuk kepedulian dan dukungan antara seseorang
yang berpengalaman dan berpengetahuan luas dengan seseorang yang
kurang berpengalaman maupun yang pengetahuannya lebih sedikit
(Crawford dalam Kaswan, 2012).
Persamaan coaching dan mentoring ada pada kesamaan hubungan
pembelajaran yang membantu orang bertanggung jawab terhadap
perkembangannya sendiri, membuka potensi dan mencapai hasil
seperti yang diharapkan, selain itu coaching dan mentoring
memfasillitasi perubahan wawasan, pembelajaran dan pengetahuan
yang diperlukan dalam organisasi.
Sedangkan perbedaan keduanya dapat dilihat dari sarana dan jangka
waktu, mentoring membantu secara off line (tanpa fasilitas internet)
dan menitik beratkan pada tujuan dan karir jangka panjang serta
menyangkut wilayah/isu yang lebih luas (Kaswan, 2012).
Tentang coaching, Kaswan (2012) lebih jauh menyatakan nilai coaching
menyangkut pendekatan positif terhadap kinerja, menutup kesenjangan
pengetahuan dan tindakan, pemenuhan kebutuhan perubahan,
memberi sentuhan manusiawi, dan menyempurnakan pelatihan. Tiga
hal yang perlu diperhatikan coach agar klien berhasil adalah: asumsi
yang tepat terhadap orang lain, mengajukan pertanyaan yang tepat dan
memberikan bantuan yang tepat kepada orang lain/klien (Maxwel dalam
Kaswan).

Lain daripada itu, coaching juga merupakan seperangkat kompetensi,


yang meliputi kemampuan membangun hubungan yang kuat,
berkomunikasi secara efektif, memfasilitasi tindakan dan hasil, serta
kemampuan memberi dukungan yang optimal.
Adapun mentoring, maka kompetensi yang digunakan lebih kepada
kemampuan menyimak, mengelola perbedaan, menetapkan tujuan, dan
membangun hubungan. Peran mentor terbagi dalam peran primer
seperti bertindak sebagai pelaku perubahan, suri tauladan, pendengar,
penanya; dan peran skunder sebagai pemberi bantuan, penyuluh,
penasehat, pemberi dukungan, perintis dan juga pelindung.
Tanggungjawab mendasar pada seorang mentor adalah memberikan
umpan balik, baik yang bersifat korektif maupun yang mendukung.
Pandangan mentor akan berdampak besar karena status, keahlian dan
posisinya sebagai pengamat yang netral. Umpan balik memberi
kesempatan pihak yang dibimbing melakukan refleksi atas tindakan,
bergerak maju menjawab tantangan dan mengembangkan rencana
tindak yang lebih sesuai.
Peran mentor dalam diklat prajabatan pasti lebih memahami tugas dan
fungsi organisasi maupun yang diemban bawahannya, sehingga cukup
akrab dengan akuntabilitas kinerja instansi ataupun sasaran kinerja
pegawai di lingkungannya. Dengan demikian seorang mentor
diharapkan mampu mengarahkan dan memberi penugasan langsung
kegiatan yang sejalan dengan nilai dasar profesi PNS.
A. Penutup.
1. Nilai dasar adalah seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang meliputi
aktuntabilitas, nasionalisme,etika publik, komitmen mutu,dan anti
korupsi.
2. Aktualisasi nilai dasar diartikan sebagai suatu proses untuk
menjadikan
kelima
nilai
dasar
tersebut
aktual/nyata/terjadi/sesungguhnya ada, tidak terbatas hanya pada
pemahaman ataupun penguasaan konsep tetapi sampai pada tataran
aplikasi.
3. Coaching merupakan seperangkat kompetensi, yang meliputi
kemampuan membangun hubungan yang kuat, berkomunikasi secara
efektif, memfasilitasi tindakan dan hasil, serta kemampuan memberi
dukungan yang optimal. Seorang coach harus mampu memiliki asumsi
baik terhadap orang yang dibimbing, disamping mampu bertanya dan
membantu dengan tepat untuk peserta.

4. Mentoring diartikan sebagai hubungan interpersonal dalam bentuk


kepedulian dan dukungan antara seseorang yang berpengalaman dan
berpengatahuan luas dengan seseorang yang kurang berpengalaman
maupun yang pengetahuannya lebih sedikit. Seorang Mentor dalam
Diklat Prajabatan Pola baru diharuskan memahami materi/substansi,
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, percaya diri, mampu
menganalisis Sasaran Kinerja Pegawai serta penugasan operasional
dan mengarahkan peserta untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
ANEKA.
5. Atasan/pimpinan peserta Diklat Prajabatan selaku mentor diharapkan
mampu memberikan umpan balik dan berperan memberikan
bimbingan, motivasi, menjadi mitra dan pelindung, menularkan
pengalaman-pengalaman terbaiknya, dengan tetap menjalin hubungan
interpersonal yang efektif.

---------------------------------------Daftar Pustaka
1. Kaswan, 2012, Coaching dan Mentoring untuk Pengembangan
SDM dn Peningkatan Kinerja Organisasi, ALFABETA, Bandung.
2. Panduan Penyelenggaraan Diklat Prajabatan CPNS Golongan III
Tahun 2014.
3. Modul Diklat Prajabatan Golongan III, 2014, LAN-RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai