Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Syamsul Rijal D

NIM : 1137040047
Pembahasan
Resin merupakan senyawa hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan
hubung silang (crosslinking) serta gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion
tertentu. Pada resin penukar kation, gugus fungsionalnya memiliki ion positif (kation) yang
nantinya akan bertukar dengan kation dari senyawa yang akan direaksikan.
Kolom yang akan digunakan untuk kromatografi, sebelum ditambahkan resin terlebih dahulu
dimasukkan kapas yang berfungsi untuk menyaring efluen yang akan menuruni kolom
sehingga efluen yang diperoleh murni. Aquadest juga digunakan untuk mengeluarkan udara
dari kapas dan membasahi resin agar lebih mudah bereaksi dengan KCl 0,1 M yang akan
diteteskan melalui corong pisah. Resin yang digunakan pada percobaan ini adalah resin yang
memiliki gugus H+ yaitu bersifat basa kuat, yang nantinya akan dipertukarkan dengan ion
K+ dari KCl. Penambahan KCl dilakukan melalui corong pisah yang diteteskan sedikit demi
sedikit bertujuan untuk membentuk HCl karena pertukaran ion H+ dan K+secara teratur dan
lebih banyak diperoleh. Reaksi yang terjadi antara resin dan KCl adalah sebagai berikut:
Res- H+ + KCl Res- K+ + HCl

Ion H+ dan K+ dapat bertukar karena perbedaan keelektronegatifan yang menyebabkan


H+ lebih stabil berikatan dengan Cl- daripada K+, dimana atom H dan K berada dalam satu
golongan dan dalam satu golongan tersebut, dari atas ke bawah sifat keelektronegatifannya
semakin kecil. Dalam tabel periodik diketahui bahwa H berada pada periode 1 dan K periode
4, sehingga H+ lebih elektronegatif daripada K+. Selain itu, H juga unsur non logam sehingga
lebih mudah untuk membentuk ikatan kovalen. Dengan demikian, proses pertukaran kation
dapat
berlangsung.
Efluen kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan indikator pp. Larutan NaOH
digunakan untuk titrasi bertujuan untuk mendeteksi adanya HCl pada efluen. Indikator pp
digunakan untuk mendeteksi terjadinya titik akhir titrasi dari tak berwarna menjadi berwarna
merah muda pada larutan. Volume ratarata NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi adalah
0,725 mL karena dilakukan duplo. Reaksi yang terjadi pada penitrasian yaitu:
HCl + NaOH
Kesimpulan

----> NaCl + H2O

:
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Kation yang ditukarkan adalah K+ dan KCl yang bertukar dengan H+ dari resin kation
menghasilkan HCl.
2. Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung gugus-gugus
fungsional ionik, dan merupakan salah satu metode pemisahan zat dimana terjadi
penggantian suatu ion yang terikat pada resin dengan ion lain.
3. Jumlah ion hidrogen yang di pertukarkan melalui reaksi penetralan sebanyak
7,811x1019 partikel.
4. Konsentrasi NaOH hasil standarisasi sebesar 0,1789 M.

Daftar Pustaka:

Antera, IK. G, dkk. 2008. Kajian Kapasitas dan Efektivitas Resin Penukar Anion
Untuk Mengikat Klor dan Aplikasinya Pada Air. Jurnal Kimia 2(2), Juli 2008. Hal :
87-92.
Basset, J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kualitatif Anorganik. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Khopkar, S.M. 2010. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Pers.
Sivehla, G. 1998. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro
Edisi Kelima. Jakarta : Kalma Media Pustaka.
Laburatorium, Tim. 2015. Modul Praktikum Kimia Analitik II. Bandung : Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati.

Anda mungkin juga menyukai