Anda di halaman 1dari 3

BURJ AL TAQA

Sebuah bangunan menara pencakar langit, yang mana bangunan tersebut dapat
menghasilkan semua kebutuhan energinya sendiri melalui peralatan yang dapat diperbarui
seperti turbin angin & solar panel (pengolah an tenaga angin dan sinar matahari).
Didesain oleh arsitek dari Jerman, Eckhard Gerber, dibangun di Riyadh, Dubai & Bahrain
(sepertinya dibangun beberapa) dan bukan hanya menjadi bangunan tertinggi ke-22 di
dunia, tapi juga akan merupakan bangunan dengan emisi nol.
Dijuluki sebagai lili raksasa & tidak seperti lilin lain pada umumnya yang berukuran sangat
kecil dan bisa habis (berubah) energinya. Lilin yang satu ini selama ada angin dan matahari
maka energi yang dihasilkannya tidak akan pernah habis. Oleh karena itu, tidak salah
memang apabila lilin raksasa yang berada di Dubai ini diberi nama Burj Al Taqa, atau Energy
Tower.
Burj Al Taqa dibangun dengan mengikuti prinsip-prinsip yang digunakan pada arsitektur arab
tradisional. Semenjak jaman dahulu kala, bangsa arab telah mahir membuat bangunan yang
dapat mengolah angin panas menjadi angin sejuk untuk menyegarkan orang-orang yang
ada dalam bangunan tersebut. Dengan prinsip ini, Burj Al Taqa dapat menjaga suhu dalam
bangunan tetap rendah tanpa menggunakan AC sama sekali. Prinsip ini membuat Burj Al
Taqa dapat menghemat 40% kebutuhan listriknya.
Di luar dari bentuknya, projek ini mempunyai banyak hal yang patut dicermati. Temperatur di
Dubai dapat mencapai 50 derajat celcius, sehingga bentuk silinder dari bangunan didesain
untuk meminimalkan permukaan yang terekspos pada matahari dengan kata lain
mempunyai sesedikit mungkin permukaan area yang terekspos ke arah matahari. Ia
mempunyai juga sebuah bagian pelindung cahaya yang menutupi 60% dari permukaannya
yang terpengaruhi oleh matahari dibangun dari material ultra modern yang bahkan belum
ada di pasaran.

Bangunan ini juga akan menggunakan pengudaraan alami untuk pendinginan


hawanya. Sebagai tambahan, terdapat 15.000 m2 panel photovoltaic system di
bagian atas bangunan & 17.000 m2 panel yang mengapung di laut membentuk
pulau buatan, yang mana akan memenuhi semua kebutuhan listrik bangunan ini.
Semua kelebihan energi listrik akan digunakan untuk memperoleh hidrogen dari air
laut yang akan disimpan di fuel cell dan digunakan untuk tenaga penerangan
bangunan pada malam hari.
Pada puncak Burj Al Taqa juga terdapat alat untuk menangkap energy matahari. Alat
ini dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi posisi matahari, sensor ini
memungkinkan Burj Al Taqa untuk dapat mengoptimalkan penangkapan sinar
matahari dan juga pengolahan angin. Juga pada ujung atas dari menara ini akan
terdapat sebuah 200 kaki turbin yang me menangkap kekuatan dari tiupan angin,
dan kemudian dijadikan sebagai supplai tenaga listrik.
Menara ini juga mempunyai sebuah lapisan pelindung massif untuk melindunginya
dari matahari, & kaca vakum / kedap udara yang akan mengurangi jumlah panas
yang diserap dari suhu temperatur yang ekstrem (hingga 50 derajat celcius / 122 F)
yang mana mengurangi ketergantungan terhadap sistem pendingin tradisional
selama ini. Kaca ini menyalurkan 2/3 lebih sedikit panas daripada kaca biasa pada

umumnya, & mengurangi jumlah listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan unit
pendingin ruangan.
Mengenai penghawaan udara, sistem utama untuk mendinginkan udara di dalam
menara menggunakan sebuah sistem pancaran yang mendorong udara dingin di
lantai bawah dan mengisapnya keluar ke bagian atas dari menara. Pendingin udara
ini akan menggunakan air laut & 3 unit pendingin bawah tanah yang bisa
menurunkan temperatur di dalam hingga 18 derajat celcius / 64,4 F. Prinsip
arsitektur tradisional yang ditiru Burj Al Taqa membuat angin panas terangkat ke
udara, angin panas ini kemudian digunakan untuk memutar kincir angin kincir
angin yang diletakkan secara vertical dalam bangunan. Kincir angin inilah yang
menghasilkan energi bagi bangunan.
Bagian luar dan dalam dari Burj Al Taqa ini juga dilengkapi dengan beberapa taman
gantung. Taman-taman inilah yang bertugas untuk menjamin kesegaran dan
kebersihan udara yang mengalir di dalam dan sekitar menara ini.
Atrium tengah berisi daluran pipa transparan yang terlihat seperti plastik silinder
dipasang melalui langit-langit pada semua tingkat bangunan. Sang arsitek
mempertimbangkan rencana untuk menggantung struktur taman-taman dengan
pipa-pipa ini, tali baja, untuk menampilkan fungsi & kegunaannya. Tanaman ini akan
membantu menjaga udara bersih & kaya oksigen. Sebelumnya udara sudah
didinginkan terlebih dahulu secara alami oleh air laut di bawah.
Bangunan ini masih harus membuktikan sustainabilitiy-nya yang mana banyak
material & teknik yang digunakan di pembangunannya yang belum terbukti secara
menyakinkan, walaupun para insinyur telah mensimulasikannya menggunakan
program CAD.

Anda mungkin juga menyukai