Anda di halaman 1dari 4

Analisis Beban Pendinginan Maksimal Ruang P401 Universitas Telkom

Ihsan Adhi, Hicary, Randhy Novianto, Sontha Herdiawan


Program Studi Teknik Fisika Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom
Email : hicary_smudama@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan perhitungan beban pendinginan pada ruang P401 Universitas
Telkom yang pada akhirnya digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai optimasi dari penggunaan energi
dalam system tata udara. Perhitungan beban pendinginan menggunakan metode CLTD (Cooling Load
temperature Difference). Perhitungan beban pendinginan berdasarkan data primer pengamatan langsung dan data
sekunder dari referensi dan diperoleh beban pendinginan maksimum pada kondisi puncak adalah 496,400.1836
BTU/hr sehingga diperlukan kapasitas pendinginanan terpasang dengan besar yang sama atau mendekati nilai
tersebuat agar diperoleh kenyaman termal.
Kata kunci : Beban pendinginan, kapasitas pendinginan, optimasi
PENDAHULUAN

Pengkondisian Udara

Meningkatnya temperature udara bumi


akibat efek pemanasan global mengakibatkan
penggunaan mesin-mesin pendingin ruangan di
perumahan, gedung-gedung, dan bahkan pusatpusat keramaian. Seiring dengan peningkatan
tersebut, peningkatan kebutuhan energi di negara
kita.

Stocker,
(1994)
menjelaskan
Mengkondisikan udara adalah perlakuan terhadap
udara untuk mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan dan pendistribusiannya secara simultan
guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan
oleh penghuni yang ada di dalamnya.

Optimasi penggunaan energi secara tepat


merupakan suatu upaya penghematan energi secara
nyata. Oleh karena itu, sudah sewajarnya untuk
generasi penerus bangsa khususnya engineer ikut
berperan dalam upaya penghematan energi jangka
panjang di negara kita ini.
Dibutuhkan beberapa perhitungan penting
terkait dengan perhitungan dari sistem tata udara
dari suatu bangunan. Sistem pengkondisian udara
khususnya beban pendinginan dapat menggunakan
metode CLTD dengan melakukan pendekatan nilainilainya dengan menggunakan table data sekunder
dan data-data primer dari pengukuran secara
langsung.
Kegiatan penelitian ini sendiri bertujuan
untuk meminimumkan pemakaian energi yang
optimum.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghitung beban pendinginan dari ruang P401
Universitas Telkom.
2. Menganalisis beban pendinginan maksimun dan
kapasitas pendinginan yang diperlukan.

Pengkondisian udara adalah salah satu


aplikasi dari refrigerasi. Refrigerasi adalah proes
penurunan temperature dan menjaga agar
temperature ruang/material tetap berada di bawah
temperature lingkungannya. [Dossat, Roy, J, 1981]
Pengertian Hemat Energi
Hemat energi dalam arsitektur adalah
meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi
atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan,
maupun produktivitas penghuninya.
Secara lebih luas hemat energi harus
dimulai dari masing-masing cara pengoperasian
bangunan.
Peluang Penghematan Energi
Singa, N. (1984) menjelaskan peluang
penghematan
energi
pada
suatu
sistem
pengkondisian udara dapat dilakukan melalui ;
penghematan energi pada mesin pendingin, dan
penghematan energi pada sistem distribusi udara.
Peluang penghematan energi pada sistem
distribusi udara dapat dilakukan dengan meninjau
kembali pola aliran udara yang ada di dalam
ruangan yang dikondisikan dengan mengetahui pola
aliran udara yang ada di dalam ruangan yang
dikondisikan, kita dapat mengefektifkan peletakan
posisi evaporator menjadi lebih efisien dan merata.

Penghematan
Energi
dengan
Pendinginan Berlebihan (Overcooling)

Mencegah

Pendinginan berlebihan bukan saja


membuang-buang energi, tetapi juga tidak
memberikan kenyaman termal bagi manusia. Pada
saat beban pendinginan berkurang seharusnya
beban pendinginan total dari mesin pendingin juga
dikurangi. Hal ini dapat dilakukan secara otomatis
dengan thermostat dan humidistat yang akan
mengatur laju aliran udara dikoil pendinginan.
Beban Pendinginan
Beban pendinginan adalah jumlah total
energi panas yang harus dihilangkan dalam satuan
waktu dari ruangan yang didinginkan. Beban ini
diperlukan untuk mengatasi beban panas eksternal
dan internal. Beban panas eksternal diakibatkan leh
panas yang masuk melalui proses konduksi
(dinding, langit-langit, kaca, lantai), radiasi (kaca),
dan konveksi (ventilasi dan infiltrasi). Beban pamas
internal diakibatkan karena penghuni, lampu dan
peralatan.
Beban Panas Eksternal
Beban panas external untuk seluruh
gedung konduksi, radiasi dan konveksi dapat
dihitung melalau persamaan-persamaan sebagai
berikut:
Konduksi melalui atap, dinding dan kaca:
Q = U x A x CLTDc
dimana:
Q = Beban Pendingin (BTU/hr)
A = luas atap, dinding, kaca (ft).
U = nilai konduktansi bahan (Btu/ ft.F.h).
CLTDcorr = CLTD tabel + (78-indoor) +
(outdoor-85) (F).
Radiasi melalui Jendela/Kaca:
Q = SHGF x A x SC x CLF
Dimana:
Q
=
Beban
Pendinginan
(BTU/hr)
A = luas kaca (ft).
SC = shading coefficient.
SHGF= solar heat gain factor (BTU/hr.ft2)
Ventilasi:
Q= 1,10 x n x CFM x T
Q = 4840 x n x CFM x W
Beban Panas Internal
Beban Panas Internal untuk seluruh
gedung akibat penghuni, lampu dan peralatan,
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

Penghuni:
Q = n x qs x CLF
Q = n x ql
Dimana:
qs = beban panas orang sensibel (Btu/h).
ql = beban panas orang latent (Btu/h).
CLF = cooling load factor
n= untuk orang.
Lampu:
Q = 3,412 x W x B x CLFdimana:
Dimana:
W = daya (watt)
B = Ballast Factor
CLF = cooling load factor untuk lampu
METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah
menghitung
beban
pendinginan
dengan
mengunakan metode Cooling Load Temperature
Difference (CLTD) berdasarkan ASHRAE 1993
Handbook Fundamental.
Data yang dipakai pada penelitian ini
merupakan data sekunder yang meliputi:
Luas lantai, luas permukaan bangunan, volume
bangunan, luas permukaan kaca, masing-masing
dibedakan antara yang dikondisikan dan tidak.
Luas permukaan selubung/fasade, terdiri dari luas
dinding dan kaca.
Luas tiap-tiap material bangunan arah hadapnya.
Jenis bahan, tebal dan warna material selubung
bangunan dan atap.
Nilai U untuk material yang digunakan baik
dinding, kaca dan atap.
Nilai koefisien peneduh (SC).
Dengan metode ini akan diperlihatkan
profil beban pendinginan, juga akan diperlihatkan
komposisi beban pendinginan eksternal dan internal
yang dialami oleh bangunan, selanjutnya akan
dilakukan analisa dari hasil perhitungan.
Hasil analisis berupa informasi data beban
pendinginan dan profil beban pendinginan
dari kedua kondisi. Prosedur yang ditempuh dalam
penelitian ini antara lain:
1. Pengambilan data awal ruang P401, berupa
ukuran ruang, material dinding, atap dan lantai,
jumlah system penerangan yang digunakan, alat
perkantoran, dan lain-lain sebagai data awal
perhitungan beban pendinginan.
2. Perhitungan beban pendinginan dari data awal.
3. Analisis hasil perhitungan dari kedua kondisi.
4. Pengambilan kesimpulan.

ITEM
Atap
Atap
Dinding
Dinding
Dinding

Arah

U
(Btu/ja
m.ft2.F)
0
0.31
0
0
0

A = LUAS
(m2)
0
20,820
0
126.57344
0

KONDUKSI

Barat
Timur
Selata
n
Dinding utara
0
334.587
Kaca
Barat
0
0
Kaca
Timur
0
1132
JUMLAH (U x A) EKSTERNAL =
ITEM
U
A
Partisi
0
0
Partisi
0
0
Langit-langit
0
0
Kaca (Timur)
0
0
Kaca (Barat)
0
0
Lantai
0
0
Lantai
0
0

Tabel 3. Data Temperature

People

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dan pembahasan diolah dari data
primer berupa hasil pengukuran secara langsung
dan data sekunder berupa data-data yang bersumber
dari tabel referensi yang ada. Berikut ini data
primer dan sekunder yang digunakan dalam analisis
beban pendinginan maksimal ruang P401
Universitas Telkom

N
(Jumlah
orang)
48

7:00
0
-1
0
-1
0
-1

CLTD (harga dari tabel)


9:00
11:00
13:00
15:0
0
0
0
0
0
11
30
51
65
0
0
0
0
11
30
51
65
0
0
0
0
11
30
51
65

17:0
0
0
66
0
66
0
66

Tabel 2. Data Nilai CLTD

Temperature udara di dalam ruangan :


Temperature Internal/room (F)
7:0
9:00
11:00
13:00
15:0
17:00
0
0
86
86
88
88
86
86

ql

245

155

Qs
7526.4

Ql
7440

Tabel 4. Beban Panas Internal Manusia

Data-data tersebut kemudian diolah


dengan menggunakan persamaan-persamaan yang
ada di atas sehingga diperoleh data dengan
menggunakan bantuan software ms.excel diperoleh:

ROOM
NAME
PLAN
SIZE

P401
Maximum
D.

WALL

0.43
0.43

ROOF/
CEILI
NG
FLOO
R
PARTI
TION
DOOR

0.31

WIND
OWS

INFILT
RATIO
N
PEOP
LE
EQP
AND
APPLI
ANCE
S

A
126.57
344
334.58
7
20820.
144

CLTD
c
53
53
54

BTU/h
r
2884.6
08698
7625.2
3773
34852
9.2055
0
0
0

SH
GF

Tabel 1. Data Primer Konduksi

CLTD menurut bahan dindind dan atap Concrete


Block :

(Btu/jam)
per orang

qs

217

1132

SC

CLF

0.94

0.5

Ql

Qs

8118.0
5163

Ql

Qs

5040

7526.4

11545
2.68
0
0
0

8118.0
5163
12566.4

LIGHT
ING

3.4

3.4
288
Q cooling load

BF
1.25

1 Beban pendinginan maksimum pada


beban puncak adalah 496400.1836 BTU/hr.
2.Diperlukan energi besar energi yang mendekati
1
nilai tersebut oleh mesin pendingin agar diperoleh
496400.1836
kenyamanan termal manusia.

CLF

DAFTAR PUSTAKA
Dari data perhitungan di atas dapat diperoleh nilai
beban pendinginan yang diperlukan oleh suatu
mesin pendingin adalah sebesar 496400.1836

BTU/hr.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis, dan kajian pada beban
pendingin ruang P401 Universitas Telkom, maka
dapat disimpulkan:

[1] ASHRAE, Hand Book Fundamentals,USA,1993


[2] Dossat, Roy. J, Principle ofrefrigeration, 2nd
Edition, John Willey and Son, New york, 1981.
[3].Sinaga. N. Beberapa Peluang Penghematan
Energi pada Gedung Belantai Banyak, Jurnal
Teknik FT. Undip, Edisi Agustus 1994, hal
42-45

Anda mungkin juga menyukai