Khusus dengan rute jaringan angkutan umum belum tertata dengan baik sesuai
dengan ukuran kenderaan karena penetapan hiea rhi jalan sebagai jalan arteri, kolektor dan
lokal belum jelas. Hal ini membuat sulitnya pengaturan moda angkutan umum yang
berukuran besar terpisah beroperasi dengan yang berukuran kecil. Sehingga persaingan antar
kedua ukuran moda ini menjadi tajam dan m emicu pengemudi membawa kenderaannya
secara berlomba-lomba untuk menang dan mutu pelayanan menurun.
Dengan perkembangan jaman dan era globalisasi yang semakin nyata, alangkah
baiknya Indonesia juga dapat berpikir menata angkutan umum kota yang baik secara
berangsur, mendekati angkutan umum yang ideal atau kelas dunia.
Hal inilah salah satu tujuan paper ini dibuat guna mengajak bersama -sama
menyumbangkan pemikiran dalam pemecahan permasalahan angkutan kota menuju
transportasi kota yang didambakan.
ANGKUTAN UMUM IDEAL
Tujuan dasar dari penyediaan angkutan umum, Wells (1975) mengatakan adalah
menyediakan pelayanan angkutan yang baik andal, nyaman, aman, cepat dan murah,
untuk umum. Secara umum dapat dikatakan angkutan umum selalu kalah bersaing dengan
kenderaan pribadi. Dari beberapa studi mengenai angkutan umum Harries (1976)
menyatakan pelayanan angkutan umum dapat diusahakan mendekati angkutan pribadi
untuk membuat angkutan umum menjadi lebih menarik dan pemakai angkutan pribadi
tertarik berpindah ke angkutan umum
Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan beberapa kriteria
angkutan umum ideal antara lain adalah:
Keandalan:
Setiap saat tersedia,
Kedatangan dan sampai tujuan tepat waktu,
Waktu total perjalanan singkat dari rumah, menunggu, dalam kenderaan, berjalan ke
tujuan,
Waktu tunggu singkat,
Sedikit berjalanan kaki ke bus stop,
Tidak perlu berpindah kenderaan.
Kenyamanan.
Pelayanan yang sopan,
Terlindung dari cuaca buruk di bus stop,
Mudah turun naik kenderaan,
Tersedia tempat duduk setiap saat,
Tidak bersesak-sesak,
Interior yang menarik,
Tempat duduk yang enak.
Keamanan,
Terhindar dari kecelakaan,
Badan terlindung dari luka benturan,
Bebas dari kejahatan.
Murah,
Ongkos relatip murah terjangkau.
Waktu perjalanan
Waktu di dalam kenderaan singkat.
Secara digaram Gambar 1, dapat menggambarkan perbandingan kepuasan relatif,
pelayanan memakai angkutan umum dengan angkutan pribadi. Skala Linkert untuk
kepuasan relatip dibuat 5 (1- sangat kurang, 2- kurang, 3-cukup, 4- baik, 5-sangat baik).
Dari diagram dapat dilihat perbandingan kenyamanan, keandalan, keamanan dan waktu,
memakai kenderaan pribadi lebih menguntungkan dari pada memakai angkutan umum.
Dengan angkutan umum besar biaya atau ongkos perjalanan memang dinyatakan lebih
murah. Melalui skor ini perencana dapat mengambil ide dalam meningkatkan pelayanan
angkutan umum, selalu berusaha dapat mengusahakan menuju mutu pelayanan angkutan
pribadi.Dalam pembahasan selanjutnya kriteria pelayanan angkutan umum ideal selalu
diarahkan kepada kriteria ini.
Metode
Menentukan nama kegiatan
Mancari masalah
Menentukan penyebab utama masalah
Membuat rencana perbaikan dan target
Alat Statistik
Check sheet,
Graph,
Pareto diagram,
Histogram,
Scatter diagram,
Cause and effect diagram,
Control chart
Langkah
Plan
5.
Melaksanakan perbaikan
Do
6.
Check
7.
8.
Standarisasi solusi
Menentukan rencana berikutn ya
Check sheet,
Graph,
Pareto diagram,
Histogram,
Scatter diagram,
Cause and effect diagram,
Control chart
Sesuai dengan keputusan
Sesuai dengan prioritas berikutnya
Act
1.
No
1
2. Akibat
penyebab
dominan
Macet
Parkir
Macat
Turun naik
penumpang
3. Why
4. What
5. Where
6. When
7. Who
8. How
Petugas
Tidak ada
kesadaran
Pendidik
an lalu
lintas
Pengelola
Parkir
Bertahap
3 jam
Petugas
polisi
Pengajar
an kelas
Dan
praktek
Tidak ada
Marka
Marka
dipasang
Segera
Penglola
parkir
Dipasang
marka
Supir dan
masyarakat
tidak ada
kesadaran
Pendidik
an lalu
lintas
Di pasar
dan
sekolah
Sewaktu
mendapat
SIM dan di
sekolah
Segera
dan
berkelanj
utan
Kepolisian
Dan unsur
Pendidikan
Di kelas
dan
sekolah
Penegakan
hukum lalu
lintas
lemah
Tindakan
tegas
Di
lapangan
Segera
Kepolisian
Di
lapangan
9.
Cost
Keterangan kolom-kolom:
2: Effek - Akibat / masalah dominan?
3. Why Mengapa perlu diadakan perbaikan (kol.2)?
4. What Apa rencana perbaikan untuk mencapai kondisi (kol. 3)?
5. Where Lokasi yang tepat dilakukan perbaikan (kol.2)?
6. When Kapan dan berapa lama perbaikan (kol. 2)?
7. Who Anggota tim yang melaksanakan perbaikan (kol.2)?
8. How - Metode untuk perbaikan faktor penyebab utama (kol.2)?
9. Cost Biaya diperlukan untuk perbaikan (kol.2)?
Dari analisis ini ditemukan penyebab kemacatan bukan sel amanya karena kurangnya
ruangan jalan tetapi dengan kesadaran berlalu lintas permasalahan dapat dikurangi.
Bentuk ringkasan lain hasil analisis dapat juga dibuat seperti Tabel 3.
Penyebab
Akar
Penyebab
Observasi
Jalan macet
Tindakan
Jalan diperlebar
Hasil
Biaya besar
Parkir sembarangan
Parkir diatur
Petugas parkir
berwibawa
Pengemudi kurang
kesadaran berlalu lintas
Pengemudi berwibawa
Pengemudi tidak
disiplin
Tindak
Jalan lancar
Pasang rambu-rambu
Jalan lancar
Standard seleksi
diperbaiki
Pengemudi menghargai
profesinya
Sleksi pengemudi
longgar
KESIMPULAN
Pendapat umum bahwa, kemacatan lalu lintas selalu dikarenakan pertumbuhan
kenderaan lebih besar dari pertumbuhan prasarana jalan kelihatannya tidak selalu demikian.
Alasan terbesar penyebab kemacatan bersumber dari kurangnya kesadaran masyarakat
pemakai transportasi kota mulai dari pengemudi, pengatur parkir, dan masyarakat pelanggan
sendiri. Untuk itu perlu pemasyarakatan perubahan pandangan dalam penyelesaian masalah
angkutan umum mikrobus dari semua kalangan yang terlibat dalam proses angkutan umum,
khususnya melalui pendidikan transportasi.
SARAN-SARAN
Pendekatan MMT dapat dipertimbangkan dalam menangani masalah transportasi yang
melibatkan semua pihak memasukkan sa ran dan idenya sebagai bagian dari proses
peningkatan pelayanan transportasi kota.
Kesuksesan dalam pendekatan MMT, semua anggota team harus terus meningkatkan
mutu pribadinya melalui pendidikan, sehingga dapat mengenal proses dan menguasai
bagiannya dengan sebaik mungkin.
Pendidikan lalu lintas untuk semua warga pada semua kesempatan perlu terus
dijalankan.
Perbaikan dan penambahan fasilitas control lalu lintas perlu diusahakan seperti
penambahan marka jalan, rambu -rambu, tempat pejalan kaki yang nyaman.
Penyesuaian cara parkir dengan lebar jalan supaya dibuat. Dimana daerah pejalan kaki
banyak, kenderaan parkir supaya dibatasi.
Secara umum penambahan angkutan kota berukuran besar perlu direncanakan, sambil
penetapan hierarhi jalan arteri, kolektor dan lok al dibuat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Panitia Simpusium III FSTPT, yang telah
memberikan kesempatan, paper ini disajikan, dengan tujuan semoga buah pikiran
8
didalamnya dapat mendorong pelaku penyedia angkutan umum selalu berpikir, berusaha
bertujuan mengutamakan pemuasan pelayanan yang bermutu kepada pelanggan internal dan
external.
DAFTAR PUSTAKA
Dimitriou, H. T., (1995), A Developmental Approach to Urban Transportation: An Indonesian
Illustration, Avebury, Hong Kong.
Gray George E., (1979), Public Transportation: Planning, Operations and Management,
Prentice-Hall, New Jersey.
Harries S., (1976), State-of-the-art review of Urban Transportation Concepts and Public
Attitudes, US Department of Transportation, Washington.
Ibrahim, B., (1997), TQM Panduan untuk menghadapi Persaingan Global , Penerbit Jambatan,
Jakarta.
Institute of Traffic Engineers, (1976), Transportation and Traffic Engineering Handbook ,
Prentice-Hall, Inc., N. J.
_______, (1991). ISO 9000 International Standards for Quality Management, ISO Central
Secretariat, Geneva.
Tamin Ofyar Z. (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi , Penerbit ITB, Bandung.
Wells G. R., (1975), Comprehensive Transport Planning , Charles Griffin & Company Ltd., London
________, (1980), The Demand for Public Transport, Transport and Road Research Laboratory,
U.K., Crowthorne.
Goetsch D. L., Davis S. B. (1997), Introduction to Total Quality , Prentice Hall International, UK.,
London.
Gaspersz V. (1998). Statistical Prosess Control, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gaspersz V. (1997). Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi , PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta