Penerapan Strategi Elaborasi: Merangkum (Review)
Penerapan Strategi Elaborasi: Merangkum (Review)
53
54
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
55
1. Pendahuluan
Kimia Anorganik Fisik adalah mata kuliah kimia lanjut, yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang berbagai
sifat unsur-unsur anorganik dan persenyawaannya dari kajian kimia fisika.
Pada mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan senyawaan
anorganik secara lebih mendalam sampai pada tinjauan mikroskopik
kuantitatif. Kajian-kajian yang dilakukan tidak hanya pada pembahasan
yang bersifat empiris, tetapi mencakup kajian secara teoretis yang memiliki
sifat abstraksi yang cukup tinggi. Dengan ciri mata kuliah seperti ini,
banyak mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan,
terutama mahasiswa yang tergolong berkemampuan akademik kurang.
Tidak bisa dihindari bahwa dalam pembelajaran yang bersifat
klasikal akan dihadapi permasalahan heterogenitas kemampuan mahasiswa.
Mahasiswa Jurdik Kimia IKIP Negeri Singaraja, umumnya hanya sebagian
kecil yang mempunyai kemampuan akademik yang baik. Sebagian besar di
antaranya mempunyai kemampuan yang sedang sampai kurang, dalam
pemahaman konsep kimianya masih mengandung kadar miskonsepsi yang
cukup tinggi. Pondasi dasar kimia yang lemah menyebabkan mahasiswa
sangat sulit mengkonstruksi pengetahuan kimia lanjut karena konsep dasar
kimia tersebut adalah working memory yang digunakan dalam
mengkonstruksi dan memecahkan problem kimia lanjut.
Konsep dasar kimia yang bersifat abstrak sangat sulit dipahami
secara benar oleh mahasiswa pemula (Kirna, 1998; Sudria, 1999; Novick
dan Nussbaum, 1981; Novak dan Musonda, 1991). Miskonsepsi mahasiswa
terhadap konsep dasar kimia tergolong resisten dan berkontribusi besar
untuk menimbulkan miskonsepsi pada konsep-konsep kimia yang lain.
Akumulasi dari konsep-konsep kimia yang mengandung miskonsepsi ini
adalah penyebab utama sulitnya mahasiswa mengikuti perkuliahan kimia
lanjut, seperti Kimia Anorganik Fisik. Dengan metode Pembelajaran yang
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
56
57
58
59
60
61
62
63
yang diajukan,
pertanyaan termin pertama diarahkan pada isi presentasi, kemudian
problem, selanjutnya permasalahan kelompok dan individu (75 menit)
30 Menit terakhir diberikan kesempatan kelompok yang presentasi
mengajukan permasalahannya,
dosen selain sebagai moderator (mengklarifikasi/menajamkan pertanyaan
dan tanggapan dari mahasiswa) juga sekaligus memberikan penjelasan
terhadap permasalahan yang tidak bisa dipecahkan oleh mahasiswa, dan
15 menit terakhir digunakan untk merangkum pembelajaran.
Secara keseluruhan, strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran sesuai dengan paradigma konstruktivisme.
Pencermatan terhadap jurnal belajar mahasiswa dan hasil belajar kelompok
menunjukkan bahwa belajar mandiri berbasis kelompok seperti yang
direncanakan dalam penelitian ini berlangsung cukup efektif untuk
sebagian besar kelompok . Hal ini dapat dilihat dari jumlah pertemuan,
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
64
lama waktu diskusi kelompok, dan evaluasi terhadap kualitas hasil kerja
kelompok kerja sama dan sharing pengetahuan antarmahasiswa terjadi
cukup efektif untuk sebagian besar kelompok. Hal ini dapat dilihat pada
saat presentasi, diskusi kelas, evaluasi terhadap hasil belajar, dan
pernyataan mahasiswa yang dituangkan dalam angket. Mereka juga
memperoleh kontribusi dan memberikan kontribusi yang cukup dalam
diskusi kelompok. Secara phsikologis, tidak ada hambatan mahasiswa
dalam menerapkan pola belajar mandiri berbasis kelompok seperti pada
penelitian ini. Hal yang menjadi penghambat adalah kemampuan
mahasiswa dalam memahami topik-topik tertentu, terutama anggota
kelompok yang tidak mempunyai pemahaman yang memadai. Apabila hal
ini terjadi, maka tidak banyak hal yang bisa didiskusikan, dan mahasiswa
merasakan bahwa diskusi berlangsung kurang efektif.
Beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa diskusi kelompok
kurang berjalan efektif lebih banyak disebabkan oleh kemampuan anggota
yang relatif sama, yaitu sama-sama kurang dalam memahami uraian materi.
Sangat jelas teramati perbedaan kinerja kelompok dengan kemampuan
akademik baik dengan yang kurang. Homogenitas kemampuan mahasiswa
dalam satu kelompok, yaitu mahasiswa dengan kemampuan akademik baik,
cenderung berada dalam satu kelompok, sementara pada kelompok yang
lain adalah kumpulan dari mahasiswa yang kemampuan akademiknya
kurang adalah menjadi penyebab belum optimalnya strategi pembelajaran
yang diterapkan. Ada kecenderungan bahwa kelompok yang ada merupakan
kelompok permanen, yaitu setiap tugas yang dikerjakan dengan cara
berkelompok pada perkuliahan sebelumnya, anggota kelompoknya
cenderung sama. Dari sisi ikatan psikologis kelompok, hal ini adalah
positif, lebih-lebih kalau kelompok itu kemampuan akademiknya sudah
heterogen, tetapi apabila kenggotaan kelompok itu homogen, maka dalam
rangka optimalisasi semua kinerja kelompok dalam pembelajaran
kooperatif, dosen harus banyak campur tangan.
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
65
66
materi ajar, terutama pada pokok bahasan pada pembelajaran siklus II.
Aktivitas pembelajaran di dalam perkuliahan berlangsung cukup
efektif ditinjau dari parameter aktivitas yang diamati. Seluruh mahasiswa
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam mengikuti
perkuliahan. Demikian pula tidak teramati hambatan mahasiswa dalam
mengajukan permasalahan mereka. Ditinjau dari parameter mengajukan
pertanyaan, aktivitas pembelajaran termasuk sangat tinggi. Hal ini
mencerminkan bahwa mahasiswa mempunyai kesiapan yang baik dalam
mengikuti perkuliahan. Dalam hal menyampaikan pendapat, ada
kecenderungan positif, dimana pada tahap awal ada keengganan mahasiswa
kelompok pendiam untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga ada kesan
diskusi didominasi oleh mahasiswa tertentu saja yang sudah terbiasa dalam
menyampaikan pendapat. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya,
partisipasi mahasiswa dalam menyampaikan pendapat, terutama mahasiswa
kelompok pendiam semakin meningkat, walaupun mahasiswa yang
kemampuannya baik masih mendominasi.
Penerapan model pembelajaran seperti yang sudah dilakukan ini
dapat menggali dan sekaligus memberikan perbaikan terhadap miskonsepsi
yang dialami oleh mahasiswa. Miskonsepsi mahasiswa banyak sekali dapat
digali dari tanggapan mahasiswa terhadap permasalahan yang sedang
dibahas. Beberapa di antaranya, dapat pula diperoleh dari analisis
pertanyaan yang mereka ajukan. Miskonsepsi mahasiswa lebih banyak bisa
diperoleh dari mahasiswa yang mempunyai kemampuan literasi lebih tinggi
karena mahasiswa ini umumnya menyampaikan penjelasannya dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, sedangkan mahasiswa yang
kemampuannya kurang cenderung menghafalkan saja materi ajar yang
sebenarnya belum tentu dipahami.
Walaupun aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan tergolong tinggi,
namun tidak diikuti dengan hasil belajar yang memuaskan. Partisipasi aktif
mahasiswa berkontribusi langsung pada keterampilan-keterampilan yang
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
67
II
Rerata
75.1
61.9
65.7
86.1 %
16.7 %
5.6 %
78.8
64.2
68.4
80.0 %
45.7 %
22.9 %
Standar
deviasi
4.5
12.7
9.1
7.9
20.1
15.5
68
69
70
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005
71
______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus TH.
XXXVIII Desember 2005