Penyakit Ortophedi
Penyakit Ortophedi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
OKTOBER 2013
DISUSUN
OLEH:
A. ARDIATMA, S. Ked
(10542 0001 08)
PEMBIMBING :
dr. Henry Tanzil, Sp.OT, M.Kes
II.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
No. RM
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Ruangan
Tiba diruangan
: An. J
: 30 44 53
: 8 Tahun
: Laki-laki
: Manggarupi
: Islam
: Perawatan IV KMR 4
: Pukul 17.00 Wita
DATA DASAR
A. Data Subjektif
Keluhan utama
nyeri
: Pasien datang ke RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa diantar
oleh keluarga pasien dalam keadaan sadar setelah pasien
mengalami kecelakaan motor, terjatuh dari motor 3 jam
yang lalu di depan sekolah pasien setelah jam pulang
sekolah, pasien mampu menceritakan kejadian kecelakaan
tersebut, pasien mengeluhkan nyeri pada kaki kanan dan
sulit untuk digerakkan, saat kejadian pasien tidak
mengalami mual maupun muntah, pasien tidak mengalami
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan umum
Berat Badan
Tinggi Badan
Tanda vital
Nadi
Pernapasan
Suhu
Pemeriksaan fisik
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Tenggorokan
Gigi dan mulut
Leher
Thorax
Abdomen
Punggung
tekan (-)
Perkusi : timpani +, Pekak hepar (+)
Tampak normal, tidak terlihat kelainan bentuk tulang
Ekstremitas
atas
Alat kelamin
Status lokalis : inspeksi : tampak luka robek pada digiti II, III, IV Regio pedis dextra bagian
medioproximal.
Palpasi : Teraba luka dengan ukuran 4cm x 2cm x 0,5 cm
Nyeri tekan (+)
NVD : CRT < 2 detik
Motorik : Sulit dinilai
Sensorik : Baik
ROM : Terbatas karena nyeri
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap (24 September 2013)
Result
WBC
RBC
HGB
HCT
PLT
9,6
3,78
9,8
24,8
300
CT
830
BT
130
Unit
103/mm3
106/ mm3
g/dl
%
3
10 /mm3
Normal
5,0
3,80
9,50
29,0
150
DIAGNOSIS
Fraktur Terbuka Digiti III Pedis Dextra
PENATALAKSANAAN
Operasi : Debridemant + Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)
Terapi post operasi : Inj. Cefotaxim 0,5 g / 12 jam
Ranitidine 1/2 amp/12jam/iv
Limits
19,0
5,60
17,3
49,0
450
PROGNOSIS
Dubia at bonam
VIII.
DISKUSI
Berdasarkan data diatas pasien ini didiagnosis fraktur terbuka digiti III pedis dextra. Hal-hal
yang mendukung diagnosis tersebut yaitu berdasarkan anamnesis adalah adanya rasa nyeri yang
dirasakan pasien dan sulit menggerakkan kaki kanan.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Trauma yang menyebabkan
tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Dimana trauma langsung
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma
tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan
ini biasanya jaringan lunak tetap utuh (Sjamsuhidajat, 2005)
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar
melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.
luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh
karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung (chairuddin rasjad,2008)
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang
terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi
penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. beberapa hal yang penting untuk
dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera,
secara hati-hati, debrideman yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone
grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat (chairuddin rasjad,2008).
Luka kecil kurang dari 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan. Tidak terdapat tanda tanda
trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel transversal,
oblik pendek atau komunitif.
Grade II
Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit.
Terdapat kerusakan yang sedang dan jaringan.
Grade III
Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neovaskuler
dengan kontaminasi yang hebat. Dibagi dalam 3 sub tipe :
1. Tipe IIIA : Jaringan Lunak cukup menutup tulang yang patah.
2. Tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan jaringan lunak, tulang tidak dapat do cover
soft tissue.
3. Tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera.
Apabila fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas (6-7 jam mulai dari terjadinya
kecelakaan), maka sebaiknya kulit ditutup. hal ini dilakukan apabila penutupan membuat kulit
sangat tegang. dapat dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk
mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. luka dapat dibiarkan terbuka
setelah beberapa hari tapi tidak lebih dari 10 hari. kulit dapat ditutup kembali disebut delayed
primary closure. yang perlu mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang
mengakibatkan sehingga kulit menjadi tegang.
5. pemberian antibiotic
Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. antibiotik diberikan dalam dosis
yang adekuat sebelum, pada saat dan sesuadah tindakan operasi
6. pencegahan tetanus
Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. pada penderita
yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum,
dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin (manusia)
Komplikasi Fraktur terbuka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kesimpulan
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar
melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.
Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar
oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar
untuk mengurangi resiko infeksi. Selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan
fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. Beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam
penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, secara hati-hati,
debridemant yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini
sertapemberian antibiotik yang adekuat.
Hubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan
lunak dan tulang atau fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit. Klasifikasi
yang dianut adalah menurut gustilo, merkow dan templeman (1990)
Semua patah tulang terbuka adalah kasus gawat darurat. Karena itu penanganan patah tulang
terbuka harus dilakukan seebelum golden periode terlampaui agar sasaran akhir penanganan
patah tulang terbuka tercapai.
Daftar Pustaka
1. Sjamsuhidayat R, Jong DW, Fraktur pedis. Buku ajar ilmu bedah. Edisi III. Jakarta. ECG.
2011. 840-841
2. Rasjad, Chairuddin. Pengantar ilmu bedah orthopedi, cetakan ke V. Jakarta : Yarsif
watampone, 2008. 332-334.
3. Newton CD. Etiology, classification, and diagnosis of frakture. http://www.ivis.org
(diakses 24 oktober 2013)