Pendahuluan.
Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah
satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman tuberculosis
melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Menurut
Sommer dan Good dalam buku Journal of Clinical tahun 1980, dilakukan kajian tentang
Klasifikasi Mycobacteria, pada masing-masing kelompok terdiri dari Divisio, Class, Family,
Genus, dan spesies. Pada bagian spesies ini banyak ditemukan macam dan ragam dari koloninya,
dan juga kehidupannya dipengaruhi dengan sifat asam atau basa pada media yang ditumbuhinya.
Jika dilakukan pembiakan di laboratorium maka akan tampak perbedaan koloni serta sifat
pertumbuhannya, hal ini juga dipengaruhi oleh suhu dan pH pertumbuhan koloni.
Untuk apa kita membiakkan Mycobacterium? Pertanyaan ini tentu bisa dijawab apabila
kita sudah terjun dan bekerja untuk kuman tuberculosis di Laboratorium. Beberapa hal
kebersihan lingkungan tempat bekerja, kecukupan reagen, bahan pemeriksaan, serta Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memadai dan sanggup melaksanakan pemeriksaan laboratorium
secara tekun dan dinamis. Banyak laboran yang enggan melakukan pekerjaan pemeriksaan dahak
di laboratorium, karena memang yang dikerjakan adalah sputum/dahak dari penderita TB-paru,
merasa jijik, merasa tidak penting, dan akhirnya kerjanya asal-asalan saja. Jika ini terjadi maka
akan banyak masalah yang ditemukan. Seperti: hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan data
penderita, hasil pemeriksaan tidak mengikuti aturan coilling (prosedur pengecatan), akibatnya
kualitas hasil yang baik tidak diperoleh, karena akan terjadi positif palsu atau positif palsu. Jika
ini terjadi akan menyebabkan salah diagnosis oleh dokter pemeriksa. Ini dapat mengakibatkan
orang yang diperiksa hasil sputumnya seharusnya positif ditulis negatif, dan sebaliknya hasil
1
laboratorium negatif dinyatakan positif. Keadaan yang seperti ini akan mengakibatkan seorang
yang seharusnya diberi obat anti tuberculosis (OAT), tapi tidak diberikan karena salah
pemeriksaannya.
Di laboratorium penyakit menular penting dilakukan pembiakan/kultur dari sampel
sputum, dengan menanamkan sampel dahak ke atas media yang mengandung telur, glycerol,
malachyte green, sikloheksimid, linkomisin, dan asam nalidiksat. Semua bahan ini perlu dan
penting bagi Mycobacterium untuk pertumbuhannya serta perkembangbiakan koloninya.
: Mycobacteria
Class
: Actinomycetes
Ordo
: Actinomycetales
Family
: Mycobacteriaceae
Genus
: Mycobacterium
Spesies
: Mycobacterium tuberculosis
Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan
manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang,
burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah
Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Kuman yang menyerang manusia
biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke
dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama. Apabila
seseorang sudah tertular kuman tuberculosis, maka gejalanya adalah batuk-batuk secara terus
menerus >3 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari walau tidak ada aktifitas.
Penderita yang sudah dinyatakan positif TB, harus diobati dengan segera dan minum obat anti
tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan lamanya.
Gram positif staf (sulit diwarnai dengan gram, memerlukan waktu lama)
berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh
obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak
bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh
pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum
37 C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan
kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap asam
dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan Acid Fast Staining atau Bakteri Tahan
Asam (BTA).
Jenis-Jenis Mycobacteria
Mycobacteria merupakan mikroba tahan asam, lebih mirip dengan bakteri nocardia.
Tingkat ketahanan terhadap asam atau alkohol bervariasi, bergantung spesiesnya. Beberapa jenis
dari Mycobacteria ini ada yang tidak patogen dan sering ditemukan pada manusia dan juga pada
lingkungan tempat tinggal. Di antaranya ada yang ditemukan di dalam air, sedangkan yang
ditemukan pada lingkungan merupakan cemaran yang harus diantisipasi, agar tidak membuat
kesalahan pada pemeriksaan biakan/kultur serta pada pengujian kepekaan di laboratorium.
Beberapa jenis Mycobacterium yang sering ditemukan pada lingkungan dan orang adalah:
-
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium bovis
Mycobacterium africanum
Mycobacterium microtii
Mycobacterium ulcerans
Mycobacterium leprae
Mycobacterium kansasii
4
Mycobacterium marinum
Mycobacterium simiae
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium szulgai
Mycobacterium xenopi
Mycobacterium gordonae
Mycobacterium flavescens
Mycobacterium fortuitum-chelonaecomplex
perkembangannya, dan cara tumbuh koloni dilihat dari parameter yang diamati sebagai berikut:
Nama Spesies
Parameter
Pertumbuhan
1.
- M. kansaii
- M. marinum
- M. simiae
- M. asiaticum
Kuning
Photochrogen
(Berwarna bila disinari
cahaya lampu)
2.
Non photochromogen
(tanpa pigmen )
Hijau muda
(tidak berwarna)
3.
-M. gordonae
-M. flavesens
-M. thermoresistible
-M. scrofulaceum
-M. xenopi
-M. szulgai
Scotochromogen
(ada pigmen)
4.
-M. flavescens
-M. thermoresistible
-M. marinum
-M. fortuitum-chelonae complex
Rapid Grower
(cepat pertumbuhannya)
Penyakit TBC pada manusia disebabkan oleh kuman type human, sedangkan type bovine
pada sapi dapat juga menular ke manusia yaitu melalui perantaraan susu sapi. Tuberculosis
adalah kuman penyebab penyakit TBC kronis (menahun) dan paling sering menyerang paru dan
merusak jaringan dan pembuluh darah di paru, akibatnya terjadi pendarahan dan darah ini sering
keluar bersama-sama dengan dahak, darah yang keluar dari paru umumnya berwarna merah
jernih, oleh sebab itu orang yang mengeluarkan kuman tuberculosis melalui dahaknya adalah
merupakan sumber potensial sebagai penyebaran penyakit TB-paru di masyarakat.
Daftar Pustaka:
1. Mohamed Abdel Azis, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, 2003
2. Depkes RI, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis Edisi II, 2006
3. WHO. Laboratory Services in Tuberculosis Control,1998
4. Koman Brahmana, Bakteriologi Khusus bagi Pendidikan Analis
5. Depkes RI, Modul Kultur dan Uji Kepekaan M. tuberculosis terhadap obat anti
tuberculosis lini pertama, tahun 2008.
6. Girsang. Merryani. Panduan Pengenalan Penyakit TBC bagi Siswa-Siswi di Sekolah
Menengah Atas (SMA), tahun 2009.