Anda di halaman 1dari 21

KLIEN dengan CVA Pada

Lansia
Dosen Pengempuh :
Nur Melizza.,S.Kep.,Ners

H. Ahmad
201010420311107
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang

DEFINISI
StrokeatauCerebroVasculerAccident(CVA)ada

lahkehilanganfungsiotakyangdiakibatkanoleh
berhentinyasuplaidarahkebagianotak
(Brunner dan Suddarth, 2002 : hal. 2131 )
Strokeadalahdeficitneurologisakutyangdiseb

abkanolehgangguanalirandarahyangtimbulse
caramendadakdengantandadangejalasesuai
dengan daerah fokal otakyang terkena (WHO,
1989).

ETIOLOGI
1.

Trombosis

2.

Embolisme cerebral

3.

Iskemia cerebral

4.

Hemorrhagi :
- Ekstradural
- Subdural
- sub-arachnoid
- Intracerebral

FAKTOR RISIKO
Hipertensi
Penyakit

kardiovaskuler-embolisme cerebral dari jantung


Kolesterol tinggi
Obesitas
Pe Ht
DM
Kontrasepsi oral
Merokok
Penyalahgunaan obat (kokain)
Alkohol

PATOFISIOLOGI
A. Trombosis Proses arteriosklerosis
Plak berlemak pada lapisan intima arteri besar
lapisan intima arteri menipis, berserabut, sel otot menghilang
Lamina elastika interna robek, berjumbai shg lumen terisi
materi sklerotik
Hilangnya lapisan intima membuat jaringan ikat terpapar
Trombosit menmpel pada permukaan yang terbuka
Permukaan dinding PD kasar
Trombosit melepas enzim ADP, mengawali mekanisme
koagulasi
Sumbatan fibrinotrombosit terlepas, membentuk emboli shg
arteri tersumbat

Cont
B. Emboli
TrombusEmboli sumbatan anastomosis

Perdarahan cerebri
Ruptur arteri serebri

Perdarahan
intrakranial
Ekstravasasi ke otak
dan atau subarachnoid
& mengiritasi jaringan
otak

Bekuan darah lunak, terlarut dan mengecil

Proses pencairan krn


kerja enzim
Rongga

Otak bengkak, tjd


nekrosis
Jaringan nekrotik
diganti astroit &
kapiler baru

Vasospasme arteri
sekitar perdarahan

Terbentuk jalinan di
sekitar rongga

Spasme menyebar

Rongga terisi serabut


astroglia yg mengalami
proliferasi

Gangguan fgs otak

Perbandingan stroke hemisferik


kiri dan kanan
STROKE HEMISFERE KIRI

Paralisis tubuh kanan

Defek lapang
pandang kanan

Afasia (ekspresif,
reseptif, global)

Perubahan
kemampuan
intelektual

Perilaku lambat dan


kewaspadaan

STROKE HEMISFERE
KANAN

Paralisis pd tubuh kiri


Defek lapang pandang
kiri
Defisit persepsi-khusus
Peningkatan
distraktibilitas
Perilaku impulsif dan
penilaian buruk
Kurang kesadaran
terhadap defisit

KLASIFIKASI

Berdasarkan perjalanan penyakit, CVA dibagi menjadi


3:
1. TIA (Transient ischemic Acute)
2. Progressive
3. Complete stroke

MANIFESTASI KLINIS
1.

Vertebro-basilaris :
- Kelemahan satu/ke-4 angg ekstremitas
- Pe reflek tendon
- Ataksia
- tanda babinski bilateral
- disphagia
- disarthria
- sincop, stupor, koma, pusing, gangg daya
ingat
- gangg visual & muka baal

Cont
2. Karotis interna :
- buta satu mata episodik
- tangan lemah dan baal

DIAGNOSIS
- Temuan klinis

- Pencitraan otak
- Pemeriksaan neurovaskuler
- Evaluasi jantung
- Pemeriksaan penunjang (laboratorium)

1.

2.

3.

4.

PENCEGAHAN
Pencegahan Primer (4-M)
- Menghindari,mengurangi,mengendalikan,
menganjurkan.
PENGOBATAN

Menstabilkan TTV
Deteksi dan perbaiki aritmia jantung
Merawat bladder
Atur Posisi

PENGKAJIAN
Observasi:

Gejala-gejala yang mungkin cepat pada


awitan

Perubahan tingkat kesadaran

Kehilangan sensasi dan reflek

Biasanya unilateral

Mungkin temporer/permanen

Kelemahan umum

Tonus otot spastis/flaksid

Pengkajian

Besar pupil tidak sama


Ptosisi kelopak mata
Defisit visual
Penglihatan ganda
Mulut turun
Peningkatan TD
Paralisis unilateral atau bilateral
Disfungsi komunikasi
Ataksia sensorik dan motorik
Mual dan muntah
Desiran karotid, femoral, arteri iliaca/aorta abdominalis

Pemeriksaan Diagnostik

Pungsi lumbar & CSF

Tekanan normal atau


meningkat

EEG

Peningkatan kadar
protein

Scan otak

USG

CT scan

Sinar-X tengkorak

MRI

Koensefalografi

Arteriografi serebral

Ultrasonografi dopler

Komplikasi

Individu yang mengalami CVS mayor pada


bagian yang mengontrol respon
pernapasan atau kardiovaskuler dapat
menyebabkan kematian. Destruksi area
ekspresif atau represif pada otak akibat
hipoksia dapat menyebabkan kesulitan
komunikasi. Hipoksia pada area motoric
otak dapat paresis. Perubahan emosional
dapat terjadi pada kerusakan korteks yang
mencakup system limbic.
Hematoma intraserebral dapat disebabkan
oleh pecahnya aneurisma atau strok
hemoragik yang menyebabkan cedera otak
sekunder ketika tekanan intracranial
meningkat.

Disritmia jantung

Malnutrisi

Kontraktur ankilosis

Peningkatan TIK

Hernia

Aspirasi, atelektasis

Gagal pernapasan

Aktivitas kejang

Penatalaksanaan Medis
Bantuan

kepatenan jalan napas


Ventilasi dan oksigen
Trakeostomi
Tirah baring
Cairan dan nutrisi
Obat-obatan
EKG, pantau hipothermia dan TIK
Pemasangan kateter indweling
Rehabilitasi neurologis

Manajemen Pasien di
Emergency
Tujuan Perawatan

Mendukung fungsi fungsi vital klien

Memperbaiki aliran darah ke otak

Meminimalkan defisit neurologis

Mencegah perkembangan penyakit

Diagnosa Keperawatan

Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan


dengan vasospasme serebral.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan kerusakan menelan.

Kerusakan mobilitas fisik


kerusakan neuromuskuler.

Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan


kerusakan sirkulasi serebral.

berhubungan

dengan

Proses Keperawatan Lanjutan

Memelihara jalan napas

Terapi O2 dengan intubasi dna ventilasi mekanik

Bedrest

Memantau keadaan cairan

Menyediakan cairan IV

Memberikan Dexametason

Proses Keperawatan Lanjutan

Memberikan antikoagulan dan anti platelet


Memberikan sedatif (fenobarbital)
Mengkaji status neurologis klien
Mengkoreksi abnormalitas kardiovaskuler
Memikirkan prosedur bedah
Memulai latihan ROM
Mendidik klien, mengidentifikasi faktor resiko
dan memodifikasi gaya hidup
Memberi dukungan pada keluarga

Anda mungkin juga menyukai