Anda di halaman 1dari 15

Pemotongan dan Pemasangan Graft Kulit yang Awal untuk Luka Bakar

Wajah dan Leher pada Pasien-pasien Selama 20 tahun


Walaupun pemotongan dan pemasangan graft untuk luka bakar adalah hal yang
umum dan telah menjadi standar, banyak ahli bedah yang merasa ragu-ragu dalam
memotong dan memasang graft pada wajah yang terbakar. Pada kenyataannya, kami
hanya berhasil menemukan 8 orang pasien yang memiliki hasil fotografik setelah 1
tahun pemasangan graft dalam literatur bahasa Inggris. Kami memulai prosedur
pemotongan dan pemasangan graft untuk luka bakar wajah pada tahun 1979 dan
menyajikan 16 pasien pertama kami pada tahun 1986 dalam jurnal ini. Dengan
dukungan dari Janzekovic dan Jackson, kami melanjutkan usaha kami dan saat ini
kami masih menggunakan prosedur yang sama untuk lebih dari 20 tahun ini pada
sekitar 100 orang pasien, dan akhirnya dari rangkaian yang besar ini, kami berhasil
menyajikan suatu hasil akhir. Dari bulan Januari 1979 sampai bulan Mei 1999, kami
melakukan pemotongan dan pemasangan graft kulit pada 91 orang pasien dengan
luka bakar wajah yang dalam. Data kemudian direkam dan foto-foto 35-mm didapat
selama periode 20 tahun. Kami meninjau basis data tersebut dan slide file-file dari
pasien-pasien tersebut. Kami menemukan 45 orang pasien dengan kumpulan foto
yang lengkap termasuk foto follow-up setelah 1 tahun mereka. Karena, menurut
pendapat kami tidak ada gunanya pengukuran obyektif terhadap penampilan, maka
kami memutuskan untuk begitu saja menerbitkan semua 45 kumpulan foto lengkap,
memungkinkan para pembaca untuk secara subyektif membentuk sebuah pendapat
terhadap hasil akhir prosedur ini. Hasil-hasil yang didapat ditunjukkan sebagai luka
bakar pada wajah secara keseluruhan dan luka bakar pada wajah dalam dua
bagian. Kami melanjutkan untuk percaya bahwa pemotongan dan pemasangan
graft yang awal, diindikasikan untuk luka bakar wajah yang tidak akan sembuh dalam
waktu 3 minggu dan bahwa prosedur ini menghasilkan hasil yang memungkinkan
korban terbakar untuk kembali ke masyarakat dan mengurangi waktu cuti kerja atau
sekolah. (Plast. Reconstr. Surg. 109: 1266, 2002.)

Sebagian besar luka bakar wajah sembuh secara spontan dalam waktu 3 minggu
dengan hasil yang baik. Luka bakar yang tidak membaik dalam jangka waktu tersebut
atau luka bakar yang dikelola dengan graft kulit split-thickness yang tipis pada
jaringan granulasi diketahui memberikan hasil estetik yang mengecewakan, seringkali
memerlukan pemasangan graft ulang dan prosedur rekonstruktif besar lain.
Janzekovic mempopulerkan pemotongan tangensial dan pemasangan graft awal
pada luka bakar, dan hal ini telah menjadi metode standar untuk luka bakar di luar
wajah. Namun, banyak ahli bedah plastik luka bakar merasa ragu untuk memotong
dan memasang graft pada muka. Kami menemukan tujuh artikel yang mendukung
prosedur, tapi tujuh artikel ini memasukkan gambar-gambar hanya dari 8 pasien. Pada
bulan Februari 1979, kami mulai mengelola pasien dengan luka bakar wajah yang
dalam dengan prosedur pemotongan tangensial dan pemasangan graft awal dan
melaporkan rangkaian awal kami dari 16 orang pasien dengan tiga foto pada tahun
1986. Kami saat ini telah menggunakan tehnik ini selama lebih dari 20 tahun untuk
sekitar 100 orang pasien.
Tujuan dari artikel ini ada tiga lapis; untuk menegaskan protokol dan metode
kami dalam memotong dan memasang graft pada pasien-pasien dengan luka bakar di
wajah yang dalam, untuk menyajikan hasil yang khas yang dapat diterima dengan
pendekatan ini, dan untuk mendeskripsikan komplikasi lanjut yang membutuhkan
perbaikan.
Pasien-pasien dan Metode
Perawatan Luka Bakar Awal
Semua pasien dengan luka bakar pada wajah yang dibawa ke Pusat Kesehatan
Harborview telah dikelola dengan cara di bawah ini. Saat datang, luka bakar pada
wajah dibersihkan dari lepuh yang longgar. Luka bakar yang secara jelas merupakan
luka bakar dengan ketebalan penuh kemudian dijadwalkan untuk pemotongan dan

pemasangan graft dalam 7 atau 10 hari setelahnya. Luka bakar yang tidak dapat
ditentukan dikelola dengan hidroterapi dua kali sehari, pembersihan debris, dan
pemberian anti bakteri topikal, biasanya sulfadiazine perak. Perawatan ini berlanjut
hingga hari kesepuluh. Pada saat itu, luka bakar akan dievaluasi untuk menentukan
area mana yang tidak membaik dan tampaknya tidak akan sembuh dalam waktu 3
mingggu. Rencana-rencana kemudian dibuat untuk memotong dan memasang graft
pada area tersebut.
Tujuannya adalah selesai melakukan pemotongan dan pemasangan graft pada
wajah dalam 21 hari paska trauma. Pada pasien-pasien dengan luka bakar pada area
tubuh yang luas, hal ini dilakukan dengan melakukan pengelolaan terlebih dahulu
pada permukaan tubuh yang luas kemudian tangan dan pada hari ke 10 dan 14
dilanjutkan pada wajah. Tehnik pemotongan dan pemasangan graft yang kami
lakukan telah dideskripsikan dan juga kami cantumkan di bawah. Tehnik ini belum
mengalami perubahan sejak publikasi awal kami, kecuali saat ini kami biasanya
menunggu 1 minggu antara pemasangan allograft dan autograft, dimana pada
publikasi awal, kami menyebutkan 2 hari.
Pemotongan Luka Bakar dan Peletakan Allograft
Dengan anestesi umum, pasien disupinasikan dalam posisi Tredelenburg terbalik.
Tabung endotrakeal (endotracheal tube) diikatkan pada gigi dan digantung pada
kaitan yang melewati kepala. Pelindung kornea dipakaikan pada mata. Pembungkus
ace digunakan pada tungkai bawah untuk mencegah stasis vena. Pipa makanan
diletakkan begitu saja tanpa perlu diikat. Diberikan antibiotik peri operatif.
Unit yang tidak akan sembuh secara estetik dalam 3 minggu diberi batas dengan
pena. Terkadang, diikutkan sebagian kecil daerah yang tidak terbakar atau yang telah
sembuh pada pemotongan untuk menjaga unit estetiknya. Dermatom Goulian dengan
pisau 0,008 inchi digunakan untuk pemotongan, yang dilanjutkan sampai jaringan
yang normal tampak. Jika daerah dangkal termasuk dalam unit, maka perlu dipotong

cukup dalam untuk mencegah penyembuhan luka dibaliknya, yang berakibat lepasnya
graft. Hal ini dilakukan dengan memotong cukup dalam untuk menyingkirkan folikel
rambut. Penghentian perdarahan dilakukan dengan elektrokauter dan pemberian
Telfa pads (Kendall, Mansfield, Mass) yang dibasahi epinefrin (1:10.000). Kehatihatian diperlukan agar tidak mengkontaminasi daerah yang tidak dipotong dengan
epinefrin. Asal perdarahan yang terlihat saat pemotongan merupakan kunci dalam
menentukan jika semua jaringan mati telah disingkirkan, dan vasokonstriksi yang
disebabkan epinefrin dapat mengganggu tujuan ini. Area yang dipotong kemudian
ditutup dengan allograft dengan memperhatikan satu detil yang akan membedakan
dengan autograft kecuali bahwa terkadang kami menambahkan allograft pada pipi
dan dahi dengan staples, dimana kami tidak gunakan untuk autograft. Allograft
dijahit pada kelopak mata, hidung dan bibir. Steri-Strips (3M, St.Pu, Minn) digunakan
dimanapun sebagai pendukung tambahan. Sebuah gelembung, topeng wajah kain
bertekanan

diletakkan

untuk

melindungi

allograft

dan

untuk

membantu

menghentikan darah.
Pada beberapa kesempatan, setelah pemotongan luka bakar dimulai, terlihat
bahwa luka bakar tidak sedalam yang dipikirkan pada awalnya. Pada kasus ini, adalah
hal yang bijaksana untuk memotong dengan sangat tipis atau hampir seperti
mengelupaskan debris yang mudah lepas, dan kemudian memasang allograft atau
xenograft. Kemudian, jika luka bakar telah sembuh dalam 3 minggu, maka semua ini
selesai.jika tidak, maka pasien kembali ke ruang operasi dan mengulangi prosedur
yang telah direncanakan.
Pemeriksaan pada Allograft dan Persiapan Topeng Wajah
Kira-kira 1 minggu setelah operasi, pasien kembali ke ruang operasi untuk
pemasangan autograft.

Periode menunggu 1 minggu ini adalah satu-satunya

perubahan pada protokol sejak publikasi awal. Seringkali, masa menunggu 2 hari
sudah cukup untuk menentukan apakah lapisan dibawah autograft hidup. Alas kepala

Mayfield digunakan untuk menyokong kepala jika kulit kepala donor dipakai.
Allograft yang sebelumnya dipasang secara hati-hati kemudian dilihat untuk
menentukan apakah allograft tersebut menempel pada lapisan dibawahnya. Jika
allograft longgar, hal ini dapat berarti pemotongan tidak dilakukan cukup dalam dan
dapat dilakukan pemotongan kembali. Jika allograft melekat baik, sebuah Duplicast
(Duplicast Corporation, Ione, Calif), atau, jika tidak ada Duplicast, maka dibuat
negative impression Jeltrate (DETSPLY International, Milford, Del.) di atas allograft
dan dilekatkan dengan plester. Dari ini, dibuat sebuah topeng wajah

elastomer

(Smith & Nephew, Germantown, Wis.) yang akan dipakaikan setelah autograft
terpasang. Terkadang, sepotong busa sudah cukup untuk mencetak graft pada
tempatnya. Semua allograft kemudian diangkat. Penghentian perdarahan dilakukan
dengan Telfa pads yang dibasahi epinefrin. Saat menunggu berhentinya darah, kulit
donor dipanen.
Pemilihan dan Pemanenan Kulit
Jika hanya satu bagian wajah yang dipasang graft dan jika bertujuan untuk
mencocokkan warna, maka kulit kepala merupakan tempat asal donor yang dipilih.
Jika seluruh wajah yang akan dipasang graft, maka kulit kepala tidak mencukupi dan
pemanenan dilakukan dari mana saja. Jika luka bakar seluruh area tubuh yang luas,
penting untuk menyingkirkan dahulu tempat asal donor untuk wajah, sebelum semua
tempat asal donor digunakan untuk mengganti bagian tubuh lain. graft yang tebal
penting untuk mendapat slide terbaik dan meminimalisasi kontraktur. Split-thickness
graft dengan ketebalan sekitar 0,018 sampai 0,025 inchi pada orang dewasa dan
ketebalan 0,008 sampai 0,012 pada anak dipanen. Ketebalan ini diperkirakan dan
memang dipengaruhi oleh dermatom dan tehnik panen yang digunakan. Untuk
kelopak mata, maka digunakan graft utuh kecuali jika defek yang terjadi sangat lebar,
maka digunakan graft split-thickness setebal 0,016 inchi.

Untuk memanen kulit dari kulit kepala, alas kepala bedah sarah Mayfield
digunakan sebagai cara yang tidak standar. Akhir dari potongan bentuk U diletakkan
sedemikian rupa sehingga mengarah langsung ke atas, dan diletakkan di bawah leher.
Beberapa handuk diletakkan antara sandaran kepala dan leher untuk menambah
kestabilan. Posisi ini memungkinkan akses pada seluruh kulit kepala.
Kulit kepala kemudian dicukur kemudian pola panen direncanakan. Sebelum
pemanenan, di bawah kulit kepala dimasukkan salin bercampur epinefrin (1:500.000)
dalam volum besar. Hal ini memastikan permukaan yang halus dan datar. Strip
pertama didapat dengan dermatom Padgett (Padgett Instruments, Kansas City, Mo)
dari telinga satu ke telinga lain melewati bagian atas tengkorak, strip kedua dari atas
kepala ke arah tengkuk leher melewati regio oksipital, dan kemudian dua strip yang
lebih kecil dari tiap area posterolateral, menghasilkan empat potong autograft.
Setelah memanen, Telfa-pads yang dibasahi dengan epinefrin dipakaikan karena
kehilangan darah dari kulit kepala dapat berjumlah banyak, dan epinefrin sangat
mengurangi kehilangan darah tersebut.
Jika graft akan dipasang pada seluruh wajah, maka tidak mungkin untuk
memanen sejumlah kulit kepala yang cukup. Maka pada kasus ini, kerana kecocokan
warna kulit tidak mungkin didapatkan, maka graft diambil darimanapun tempat yang
mungkin. Untuk mendapat graft yang lebar yang dibutuhkan untuk melapisi kembali
seluruh unit estetik pipi, maka digunakan dermatom manual Padgett yang lebar. Alat
ini dapat mengambil graft yang mulanya selebar 5 inchi menjadi 4 inchi, dimana
merupakan graft yang paling lebar yang didapat dengan dermatom listrik atau
tekanan udara. Dermatom Padgett sudah ada yang berukuran 6 inchi, namun tidak
dapat digunakan untuk pasien-pasien ini.
Peletakan Autograft
Setelah darah berhenti dengan baik, autograft kemudian diletakkan pada unit
estetik dan dijahit pada tempatnya dengan jahitan usus polos 4-0. Graft tidak salah

letak dan staples tidak digunakan. Bioclusive (Johnson & Johnson Medical,
Arlington, Texas) digunakan pada kulit kepala setelah dipanen. Sebuah penutup
kemudian dipakaikan yang mengandung lapisan kain kasa yang bertaut dengan baik,
sebuah elastomer seperti yang sudah disebutkan, dan sebuah gelembung kain
bertekanan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
Perawatan Post operatif
Hal ini sudah disebutkan dengan mendetil. Kain bertekanan dilepaskan dua kali
sehari. Graft diperiksa dan tiap hematom disingkirkan lewat insisi 1 cm pada garis
tekanan kulit yang tidak tegang. Pasien diminta untuk menahan bicara selama 5 hari,
makanan diberikan melalui pipa nakanan (NGT) atau parenteral. Kain tekanan
dipakai hingga graft matur.
Tinjauan Data dan Pengolahan
Kami meninjau perekaman selama 20 tahun dan slide file-file dari semua pasien
dan mengidentifikasi yang kumpulan fotonya lengkap. Slide-slide tersebut
dimasukkan dalam komputerdan disusun pada tempatnya menggunakan Adobe
Photoshop (Adobe System, Inc, San Jose, Calif). tidak dilakukan proses pengeditan.
Manuskrip disiapkan dengan aturan terhadap Bagian Subyek Manusia pada
Universitas Washington
Hasil
Antara bulan Janiari 1979 dan Mei 1999, telah dirawat 104 pasien. Hal ini
mawakili kira-kira 5-10% dari semua kejadian luka bakar pada wajah, karena
sebagian besar luka bakar dangkal dan sembuh dengan baik tanpa intervensi bedah.
Dari 194 pasien, tujuh orang tidak dikelola dengan pemotongan dan pemasangan
graft dengan berbagai alasan termasuk adanya penyakit lain, kurangnya tempat
donor; luka bakar yang kecil paling baik tidak lagsung direkonstruksi atau keputusan
dokter bahwa luka akan sembuh dalam 3-4 minggu dari rangkaian ini. Enam pasien

meninggal. Terdapat 13 pasien yang diekslusi dari rangkaian ini, meninggalkaan 91


yang dikelola dengan pemotongan dan pemasangan graft seperti yang telah
dideskripsikan dan tersedia untuk follow up jangka panjang.
Rata-rata umur pasien adalah 23,7 tahun (bervariasi, 4 bulan sampai 70 tahun),
umur median adalah 20 tahun, dengan 42 persen dari semua pasien lebih mda dari 10
tahun. Rata-rata area tubuh yang bakar adalah 27% (bervariasi, dari 1 sampai 70).
Tujuh puluh enam diantaranya adalah Kaukasia, lima Afrika Amerika, lima Asia, dan
2 penduduk asli Amerika. Penyebab dari luka bakar termasuk api (80%), kontak
(13%), air mendidih (3%), listrik (2%) dan kilat (1%). Kira-kira sepertiga dari jumlah
pasien mengalami lepasnya graft, namun hal ini biasanya terjadi di sekitar pinggir
dan dapat sembuh spontan. Tujuh pasien yang mengalami lepas graft yang cukup
untuk dilakukan penanaman graft kembali. Pada hakikatnya semua pasien dapat
diuntungkan dari adanya perbaikan, namun sekitar 30 persen pasien menolak setiap
prosedur rekonstruktif.
Oleh karena, menurut pendapat kami, tidak ada pengukuran yang obyektif
terhadap hasil akhir dari prosedur ini, kami memutuskan untuk memasukkan foto dari
semua pasien yang dipasangkan graft dengan metode ini dan semua pasien yang yang
memiliki kumpulan foto yang lengkap termasuk foto pada 1 tahun setelah
pemasangan graft.

Kami menemukan bahwa terdapat 25 pasien yang mengalami

luka bakar wajah keseluruhan dan 20 pasien dengan luka bakar sebagian . Fotofoto yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 dan semuanya merupakan foto
setelah 1 tahun atau lebih pemasangan graft. Luka bakar wajah sebagian dipisahkan
dari luka bakar wajah keseluruhan karena lebih sulit untuk mendapatkan hasil
estetik, dikarenakan kulit normal tetap merupakan pengingat yang tampak.
Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2, pemotongan dan penanaman
graft pada luka bakar wajah bukanlah sebuah obat mujarab ajaib, dan kami telah
menyadari beberapa hasil akhir yang dapat diprediksi yang seringkali memerlukan

perbaikan. Berikut ini daftar masalah yang dapat mengganggu, dan

sebenarnya

semua pasien akan mendapatkannya;


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bekas luka hipertrofik


Batas graft yang hipertrofik
Kehilangan alis mata
Retraksi pada kelopak mata atas
Ektropion pada kelopak mata bawah
Jaring pada komisura palpebra
Puncak hidung yang berubah bentuk dengan batas hidung yang tertarik atau

bahkan hilang dan dasar hidung tertarik ke arah lateral.


8. Bibir atas yang tipis, tanpa celah atau rigi philtral atau busur Cupid atau bibir
atas yang tertarik.
9. Ektropion pada bibir bawah atau bibir bawah yang tebal dengan porminensia
mentalis yang rata
10. Adanya mikrostomia dan kuk graft kulit dari pipi ke arah dagu lalu ke pipi
lainnya.
11. Ketidakcocokan warna kulit
12. Kontraktur leher
13. Graft kulit leher yang berkerut
14. Pada leher lateral
15. Graft yang tipis
16. Hilangnya jaringan tiga dimensi dari luka bakar empat sampai enam derajat
17. Gestalt yang buruk
18. Bekas luka donor yang hipertrofik
19. Kegembiraan jangka panjang baik untuk pasien maupun penyedia layanan
kesehatan
Gambar 1. Hasil pada luka bakar keseluruhan
Gambar 2. Hasil pada luka bakar sebagian
Pembahasan
Kami mulai memotong dan memasang graft pada luka bakar yang dalam sejak
tahun 1979. Sudah jelas bahwa pada waktu itu sebagian besar luka bakar pada wajah
sembuh spontan dengan baik tanpa bekas luka yang bermakna. Namun, juga sudah

jelas bahwa luka bakar wajah yang dalam bisa saja sembuh dalam waktu lebih dari
berminggu-minggu atau malah bisa saja dipasang graft dengan split-graft tipis, beban
rekonstruktif sangat besar. Kami mendiskusikan persoalan ini dengan Zora Janekovic
dan Douglas Jackson; penemu dari pemotongan tangensial yang popular dan telah
meneglola luka bakar dalam beberapa dekade. Dr. Janekovic mengatakan dalam
sebuah surat, Kami tidak pernah mengabaikan luka bakar pada wajah; sebaliknya
kami memotong nya pada operasi pada pertama kali dan menutup secepatnya. Tuan
Jackson mengatakan, ...luka bakar teranalgesik baik jika dipotong dan menutup
dengan graft. Dengan dukungan ini, maka kami berani melanjutkan.
Metode yang kami jelaskan dalam artikel ini hanya sedikit sekali
berubah sejak kami melaporkan hasil awal 15 tahun yang lalu. Satusatunya hal yang berubah adalah bahwa kami meningkatkan
periode menunggu antara penerapan allograft dan penerapan
autograft dari 2 sampai 3 hari hingga mendekati 1 minggu. Hal ini
memungkinkan area-area yang tidak dapat terus hidup untuk dapat
diidentifikasi dengan jelas dan dieksisi kembali serta dilakukan
alografi kembali bila diperlukan.
Dr.

Feldman

membahas

artikel

tahun

1986.

Beliau

menyimpulkan bahwa pemotongan tangensial dan pemasangan


graft kulit yang tebal pada luka bakar wajah dapat memberikan
hasil akhir paling baikbila persyaratan tertentu dipenuhi :
1. Bila wajah mengalami luka bakar yang dalam, luas, dan
bilateral ...
2. Ketika diterapkan pada luka bakar wajah lokal atau
unilateral ..., bila eksisi dan graft dilakukan secara hatihati terbatas pada daerah luka ...

3. Misalnya tidak ada apakah saya akan mengambil graft


kulit dari leher atau dada bagian atas pada periode akut
...
Persyaratan 1 dan 2 merupakan pertimbangan dalam bedah
namun tidak semuanya sesulit itu dan cukup mudah diikuti.
Persyaratan 3 menyebutkan leher, yang selalu terbakar dalam
rangkaian kami dan sebenarnya tidak pernah menjadi lokasi donor
potensial.

Terlebih

lanjut lagi,

pengambilan pada

leher sulit

dilakukan dan tidak begitu berfungsi dalam mengembalikan lapisanlapisan kulit untuk wajah; sehingga dalam 20 tahun kami tidak
pernah mengambil dari leher. Persyaratan 3 juga menyebutkan
dada bagian atas. Terdapat contoh-contoh di mana wajah terbakar
dan dada bagian atas tidak, dengan demikian dada bagian atas
menghasilkan lapisan-lapisan kulit yang berguna untuk graft wajah.
Namun demikian, rekomendasi tersebut sangat kuat sebagaimana
keputusan itu tergantung dari kasus individual. Sebagai contoh,
pasien yang menghendaki atau membutuhkan perawatan cepat dan
sekali kerja akan sangat baik bila dilakukan dengan graft tebal dan
dari dada bagian atas. Di sisi lain, orang yang akan mentoleransi
banyak prosedur dan yang menginginkan hasil terbaik absolut
mungkin sebaiknya tidak dilakukan graft dari dada bagian atas
selama

fase

akut,

menyelamatkan

lokasi

donor

ini

untuk

rekonstruksi selanjutnya. Terdapat enam kasus di mana kami


memutuskan penggunaan dada bagian atas menjadi tepat. Hanya
satu dari kasus-kasus tersebut yang terbukti salah, seorang wanita
muda yang mempunyai jaringan parut hipertrofi pada lokasi donor.
Dalam penelitian kami untuk studi lain pada hasil, pada 14 Mei
2000, kami menyelenggarakan sebuah penelitian MEDLINE tentang
(fac$ and burn$). Penelitian tersebut memberikan lebih dari 900 referensi. Kami

memilah referensi-referensi tersebut berdasarkan judul dan mendapatkan kurang lebih


35 untuk dibaca secara detil.
Sebagian besar tidak memberikan pendapat tentang luka bakar pada wajah.
Enam artikel menganjurkan penolakan eksisi pada wajah. Lima di antaranya tidak
memberikan hasil. Neale dkk. juga menganjurkan penolakan eksisi namun
memberikan hasil penyembuhan spontan yang dapat mendukung eksisi. Tujuh artikel
membolehkan eksisi luka bakar wajah namun tidak memberikan hasil. Delapan
artikel membolehkan eksisi dan split-thickness graft dan mempublikasikan hasil
berupa foto-foto. Sayangnya, angka total dari pasien dengan foto saat 1 tahun setelah
luka pada kedelapan artikel ini hanya 11, termasuk ketiga pasien kami sebelumnya.
Oleh karena dokumentasi foto merupakan satu-satunya cara untuk menilai hasil dari
prosedur ini, tampaknya literatur sekarang tidak cukup untuk mengevaluasi prosedur
ini. Untuk itu, kami memutuskan untuk memasukkan ke dalam artikel ini seluruh
pasien kami dengan perlengkapan fotografi lengkap, termasuk hasil-hasil saat 1 tahun
atau lebih. Terlebih lanjut lagi, oleh karena pengaruh luka bakar sebagian wajah
sangat berbeda dari luka bakar seluruh wajah, kami memutuskan untuk membagi
hasil-hasil menjadi luka bakar wajah sebagian dan keseuruhan.
Kritik-kritik lebih jauh mengenai metode ini telah timbul setelah
berbagai presentasi dan publikasi. Kritik tersebut dan tanggapan
kami adalah sebagai berikut.
1. Tidak mungkin mengetahui pasien mana yang dapat
sembuh dengan biak dan mana yang tidak, kecuali
dengan menunggu dan melihat sehingga ahli bedah
harus menunggu. Kami melakukannya, kami menunggu
selama 10 hari dan kemudian merasakan bahwa kami
dapat mengetahui dengan beberapa akurasi mana yang
dapat sembuh dengan baik.
2. Eksisi dan graft tidak mengurangi angka prosedur
rekonstruksi.

Meskipun

tidak

ada

data

yang

mendukungnya, hal tersebut mungkin benar. Namun

oleh karena permukaan datar dan luas telah dilakukan


graft dan telah diselesaikan, prosedur rekonstruktif
tersebut lebih kecil dan biasanya dapat dilakukan pada
permulaan

rawat

jalan,

yang

merupakan

suatu

kemajuan, karena tidak begitu mengganggu untuk


pekerjaan, sekolah, dan hobi.
3. Eksisi dan graft tidak mengembalikan penampilan asli.
Hal ini benar, namun metode terdahulu juga tidak
dapat.
4. Eksisi dan graft memakan lokasi donor primer. Hal ini
sebagian benar, seperti didiskusikan di atas ketika
menanggapi persyaratan Dr. Feldman.
5. Eksisi dan graft luka bakar wajah memakan lokasi donor
yang diperlukan untuk graft untuk penyelamatan jiwa.
Tidak benar. Bila tidak ada lokasi donor yang tersedia,
kami

mengembalikan

Selanjutnya,

bila

pada

Integra

metode
(Integra

terdahulu.
LifeSciences,

Plainsboro, N.J.) digunakan untuk cakupan general,


lokasi donor lain dapat diambil kembali untuk cakupan
penyelamatan jiwa.
6. Eksisi dan graft bukan merupakan obat untuk segala
penyakit. Benar, tetapi banyak terapi medis juga tidak
dan masih lebih baik daripada terapi alternatif.
Penampilan bukan merupakan hasil satu-satunya dari prosedur
ini. Memiliki data penampilan saat tersenyum, fungsi kelopak mata,
dan fungsi mulut akan lebih berguna. Namun, data-data ini tidak
dicata secara sistematik selama 20 tahun. Hal ini hanya dapat
dinyatakan dalam opini penulis utama, wajah digerakkan dengan
bagus selama tersenyum, kelopak mata dan komisura bibir
seringkali direkonstruksi, dan hasil dari rekonstruksi kelopak dan

komisura bibir

cukup untuk kehidupan normal. Data saat cuti

bekerja dan sekolah juga dapat bermanfaat, namun hal tersebut


juga tidak dicatat secara sistematik, dan tidak tersedia dalam
catatan-catatan sebelumnya.
Membandingkan hasil dari kelompok pasien-pasien ini dengan
sebuah

kelompok

pasien-pasien

yang

dirawat

dengan

cara

terdahulu atau dengan suatu rangkaian acak. Kami tidak memiliki


studi sistematik tentang itu, demikian pula tidak ada studi yang
telah disajikan dalam literatur.
Seseorang mungkin menanyakan mengapa kami hanya dapat
menemukan 45 kumpulan foto-foto lengkap. Alasan untuk tidak
adanya slide-slide tersebut adalah apa yang diharapkan dalam
eksperimen 20 tahun, termasuk kelupaan untuk mengambil,
hilang, terpajan dua kali, dipinjamkan dan tidak dikembalikan,
dan sebagainya. Di sisi lain, penulis utama berpikir bahwa memiliki
kumpulan lengkap dari satu setengah pasien cukup baik lebih dari
20 tahun.
Demikianlah, setelah 20 tahun dan 100 pasien, kami masih
mempercayai bahwa eksisi tangensial, allograft, dan autograft yang
tertunda dari luka bakar wajah yang dalam memberikan hasil lebih
baik dari yang diperoleh dengan membiarkan penyembuhan
spontan atau graft pada jaringan granulasi. Penyesuaian warna baik
bila kulit diperoleh dari kulit kepala. Tekstur baik bila graft tebal
digunakan. Rekonstruksi lanjut terbatas pada perbatasan, area yang
lebih kecil, dan prosedur rawat jalan.
Jelas bahwa pengelolaan luka bakar pada wajah berlanjut
menjadi tantangan bagi setiap orang. Perkembangan selanjutnya
yaitu

pengendalian

perubahan pigmen.

jaringan

parut

hipertrofi,

kontraksi,

dan

Kesimpulan
Kami merasa bahwa luka bakar wajah yang tidak sembuh
secara esensial pada 10 hari harus dieksisi dan dilakukan graft di
unit estetika dengan kulit tebal menggunakan kulit kepala sebagai
lokasi donor pada luka bakar sebagian wajah. Kami juga yakin
bahwa

prosedur-prosedur

tersebut

memberikan

hasil

yang

memungkinkan korban luka bakar untuk kembali ke masyarakat,


dan menjaga agar periode sakit dan waktu cuti kerja dan sekolah
menjadi minimal.

Anda mungkin juga menyukai