Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok Komunitas
SKENARIO Jaga Kesehatan Ibu Saat Hamil Ya...
Minggu ke-13
Tanggal 13 Desember s.d 19 Desember 2013

Grup G
TYSKA AULIA A
MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR
AGNES WIDYASARI
AFIFA NUR SALIMA
MUSTIKA ARUM H W P J
LAILY EKAWATI CANDRA
ANA DWI FIBRIYANTI
SAFHIRA ROVIDA
LUCKY ASTRIDA E.
KARINA MUTHIA SHANTI
ERIKA DAMAYANTI
DIAN NUR ARIANI
ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS
JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
ISI.............................................................................................................. 3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI...........................................................3


SKENARIO..............................................................................................3
DAFTAR UNCLEAR TERM..........................................................................3
DAFTAR CUES.........................................................................................4
DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.................................................................4
HASIL BRAINSTORMING..........................................................................5
HIPOTESIS..............................................................................................8
PEMBAHASAN
LEARNING
OBJECTIVE
.............................................................................................................
10

KESIMPULAN
DAN
REKOMENDASI
..................................................................................................................
26
REFERENSI
/
DAFTAR
PUSTAKA
..................................................................................................................
28
TIM
PENYUSUN
..................................................................................................................
29

ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
CD.40 Mahasiswa mampu mengawasi screening status gizi suatu populasi atau
masyarakat
B. SKENARIO
2

Jaga Kesehatan Ibu Saat Hamil Ya...


54% ibu setelah melakukan survey memiliki Hb yang rendah bila dibandingkan PHI.
Kadar Hb adalah salah satu parameter dari banyak parameter dalam penetuan
prevalensi IDA. Melihat besarnya persentase IDA yang terjadi, maka akan dilakukan
pengkajian

indirect

assessment

menggunakan

questionnaire

terstruktur

yang

sistematis dan telah diuji sebelum digunakan untuk mengukur.


C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. PHI
Karakteristik populasi dari subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa aspek
kesehatan pada populasi tersebut (European Community Health Indicators, 2013).
Digunakan untuk mengukur, mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi
kesehatan dari populasi yang berbeda (Surjan, 2005)
2. IDA
Iron deficiency anemia, anemia defisiensi besi. Anemia yang disebabkan karena
kekurangan besi sebagai penyebab utama (Kamus Gizi).
3. Indirect Assessment
Metode yang menggunakan indeks kesehatan komunitas berdasarkan survey
konsumsi makanan, vital statistik dan ekologi (Supariasa, 2001).
4. Kuesioner
Instrumen survey yang terdiri dari beberapa pertanyaan secara tertulis secara
terstruktur

dan

sistematis

yang

diberikan

pada

kelompok

orang

untuk

menjawabnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006).


5. Nutritional Survey
Teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data penyelidikan peninjauan
dan pengukuran, dilakukan sekali kepada populasi yang mengalami masalah
malnutrisi sehingga dapat diketahui status gizi pada populasi tersebut (Kamus
Pintar Bahasa Indonesia)
6. Prevalensi
Jumlah total kasus penyakit tertentu yang terjadi pada waktu dan wilayah tertentu
(Kamus Dorland, 2011).
7. Parameter
Konstanta yang berbeda sesuai dengan kasus tertentu, memiliki nilai tetap pada
suatu kasus tetapi nilai yang beda pada kasus lain (Kamus Dorland, 2011)
8. Hb
Hemoglobin: pigmen pembawa oksigen pd eritrosit dibentuk oleh eritrosit yg
sedang berkembang di sumsum tulang (Kamus Dorland, 2011)
9. Persentase
Bagian dr keutuhan yg dinyatakan dlm persen (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)
10.Sistematis
Berdasarkan urutan, mengikuti rencana yg tetap (Kamus Oxford)
11.Pengkajian
Kajian: penyelidikna tentang sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia )
12.Terstruktur
Struktur: Cara bagaimana sesuatu disusun (Kamus Pintar Besar Indonesia)
D. DAFTAR CUES
1. Ahli gizi mampu membandingkan hasil survey kadar Hb dengan PHI.
3

2. Ahli gizi mampu mengetahui kadar Hb merupakan salah satu parameter dalam
menentukan prevalensi Iron Deficiency Anaemia.
3. Ahli gizi mampu melakukan pengkajian indirect assessment terhadap populasi ibu
hamil untuk mengetahui prevalensi Iron Deficiency Anaemia menggunakan
questionnaire secara terstruktur dan sistematis yang telah diuji sebelumnya.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian
secara

umum

menurut

sumber

komunitas)?

risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?


2. Apa pengertian prevalensi IDA/anemia

Apa

menurut

saja

sudut

faktor

pandang

komunitas?
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar
Hb?
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron
Deficiency Anaemia pada ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana
cara pengukurannya?
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency
Anaemia? Hb atau yg lainnya? Mengapa?
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment?

Apa saja metode

yang termasuk indirect assessment? Apa metode yang tepat sesuai


skenario?
8. Apa yang

dimaksud

dengan

questionnaire

(dari

sudut

pandang

komunitas)? Apa saja jenis questionnaire? Komponen apa saja yang


harus terdapat di dalamnya?
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
10.
Bagaimana tahapan dalam pembuatan questionnaire

yang

terstruktur dan sistematis?


11.
Bagaimana cara membuat questionnaire yg sensitif untuk Iron
Deficiency Anaemia?
12.
Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan?
Beserta indikator quality control dan langkah uji kelayakan.
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian
secara

umum

menurut

sumber

komunitas)?

Apa

saja

faktor

risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?


IDA merupakan Iron Deficiency Anaemia yang disebabkan kekurangan zat besi.
Faktor resiko:
- Kurangnya asupan Fe karena kurangnya konsumsi zat yg dapat membantu
-

absorbsi Fe
Faktor ekonomi
Konsumsi zat inhibitor zat besi
Pendidikan
4

Adanya kondisi khusus seperti kehamilan dan remaja yang membutuhkan

asupan Fe yang cukup.


2. Apa pengertian prevalensi

IDA/anemia

menurut

sudut

pandang

komunitas?
Prevalensi Iron Deficiency Anaemia merupakan besaran kejadian anemia
defisiensi besi pada suatu populasi di periode dan wilayah tertentu.
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
Public health indicator, merupakan indikator suatu masalah kesehatan di dalam
populasi apakah menjadi suatu masalah publik atau tidak.
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar
Hb?
(belum ada jawaban di DK 1)
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron
Deficiency Anaemia pada ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana
cara pengukurannya?
a. Parameter selain Hemoglobin:
- Kadar besi serum di darah Metode Sahli (LO)
- Transferin
- Hematokrit
- Serum ferritin (tempat besi disimpan)
- Serum retinol ASI
- MCV, MCHC, MCH
b. PHI parameter lain: (belum ada jawaban di DK 1)
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency
Anaemia? Hb atau yang lainnya? Mengapa?
- Serum feritin (tempat besi disimpan) mahal
- MCV, MCHC, MCH
Alasan: (belum ada jawaban di DK 1)
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment?

Apa saja metode

yang termasuk indirect assessment? Apa metode yang tepat sesuai


skenario?
Indirect assessment adalah pengkajian status gizi secara tidak langsung pada
objek tetapi melalui media dietary assessment dan health vital statistic.
Yang tepat sesuai skenario adalah keduanya.
8. Apa yang dimaksud dengan kuesioner (dari sudut pandang
komunitas)? Apa saja jenis questionnaire? Komponen apa saja yang
harus terdapat di dalamnya?
Instrumen survey yang terdiri dari beberapa pertanyaan tertulis secara
terstruktur dan sistematis yang diberikan

pada kelompok orang

untuk

menjawabnya.
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
a. Tujuan:
- Menggali info penyebab terjadinya suatu masalah kesehatan.
- Mengetahui prevalensi suatu masalah kesehatan.
b. Kelebihan:
- Mengetahui langsung penyebab terjadinya suatu masalah kesehatan.
c. Kelemahan:
- Kalo uji kelayakan tidak berhasil, maka hasil survey juga tidak akurat
5

- Perlu skill khusus dalam membuat questionnaire


Bagaimana tahapan dalam pembuatan questionnaire

10.

yang

terstruktur dan sistematis?


- Diambil dari Project Planning Matrix
- Mengetahui masalah yang akan dikaji
- Mengetahui tujuan questionnaire
- Mengetahui data apa saja yang akan dianalisis dan dimasukkan ke dalam
questionnaire
menganalisis pertanyaan dan mengumpulkan pertanyaan
Komponen apa saja yg harus ada di questionnaire sehingga dapat

11.

dikatakan terstruktur dan sistematis?


- Kop questionnaire, berupa nama instansi penelitian
- Tanggal pengisian questionnaire
- Kode responden, harus ada di setiap halaman
- Kode interviewer, harus ada di setiap halaman
- Kode wilayah, nama dusun/desa
- Data pribadi responden
- Pertanyaan, di lembar sebelah kanan terdapat kolom penilaian yang diisi
12.

kode
Form kesediaan menjadi responden
Urutan halaman
Bagaimana cara membuat questionnaire yg sensitif untuk Iron

Deficiency Anaemia?
- Isi pertanyaan disesuaikan dengan masalah Iron Deficiency Anaemia
- Pertanyaan
berupa
multiple
choice/pilihan
ganda
dan
tidak
13.

membingungkan responden
Peneliti membuat pilihan jawaban

yang

dapat

membuat

jawaban

responden spesifik
Pertanyaan sederhana dan tidak bertele-tele
Bahasa mudah dimengerti
Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan?

Beserta indikator quality control dan langkah uji kelayakan.


- Langkah uji questionnaire:
a. Questionnaire diujikan kepada populasi lain yang bukan masuk
responden penelitian tersebut.
b. Langkah lanjutan: Jika hasilnya kurang spesifik seperti yang diinginkan
peneliti, maka dilakukan revisi.
c. Dibandingkan dengan questionnaire terstandar.
d. Setelah kuesioner selesai dibuat, selanjutnya dilakukan trial yaitu:
1) Mencari populasi pengujian yang sifatnya mirip dengan target
2)
3)
4)
5)

populasi.
Mencari enumerator (petugas survey).
Menanyakan kesediaan responden.
Melakukan pengisian questionnaire
Mengkaji hasilnya, kalau hasilnya kurang spesifik seperti yang

diinginkan peneliti (layak/tidak layak) harus ada revisi


6) Jika layak, peneliti melakukan revisi berupa quality control yaitu:
- Meneliti letak kesalahannya
- Mencari alternatif pertanyaan
- Kembali pada poin 4
6

Indikator kelayakan (quality control):


(belum ada jawaban di DK 1)

G. HIPOTESIS
Pengertian:
Anemia yang timbul
akibat kosongnya
cadangan besi tubuh
(depleted iron store)
sehingga penyediaan besi
untuk eritopoesis
berkurang, yang pada
akhirnya pembentukan
Prevalensi:
Data statistik yang merefleksikan proporsi
populasi
(-2SD dari rata-rata populasi yang normal
dengan usia dan jenis kelamin yang sama
pada wilayah yang sama) yang mengalami
anemia defisiensi zat besi >5% dari
Storage pool:
- Serum Ferritin (g/L)
Darah vena atau kapiler,
Dried Blood Spot, ELISA
method.
- Marrow Iron

PHI IDA:
Menurut
Hemoglobin
dan
Hematokrit:
Severe
(>
40);
Moderate (20-39,9); Mild (5-19,9);
Normal (< 4,9)

Faktor penyebab
a. Penyebab
langsung:
jumlah
besi
dalam
makanan tidak cukup,
absorpsi zat besi yang
rendah, kebutuhan zat
besi
meningkat,
peningkatan
kehilangan
zat besi, penyakit yang

Iron Deficiency Anaemia


pada ibu hamil

Parameter
& Metode
Pengukuran

Plasma pool:
- TIBC (g/dl) Darah vena,
Chromogenic method
- Serum Iron (g/dl)
- Transferin saturation (%)
Darah vena, Dikalkulasi
dari nilai TIBC dan serum
iron

Public Health
Indicator (PHI)

Indirect
Assessment

Red Blood Cell pool:


RDW
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC(g/L)
Hemoglobin (g/dl) Darah vena atau
kapiler, Dried Blood Spot, HomoCue,
Cyanmethemoglobin, Oxyhemoglobin,
CopperSulphate Densitometry,
Hemoglobin Color Scale, Sahli-Hellige,
Alkaline-Hematin
- Hematocrit (%) Whole Blood,
-

Definisi: Karakteristik populasi dari subjek


yang diukur untuk menjelaskan beberapa
aspek kesehatan pada populasi tersebut.
Digunakan untuk mengukur,
mengkarakteristikkan, dan membandingkan
kondisi kesehatan dari populasi yang

Survey Konsumsi
Makanan

Statistik
Vital

Kuesioner

Kuesioner sistematis dan


terstruktur

Kelebihan:
lebih ekonomis,
mudah
pengisiannya,
mudah
dianalisis, tidak
terlalu
mengganggu
waktu
responden,
tidak

Kekurangan:
respon
responden
mungkin
rendah, tidak
menarik,
responden tidak
teliti dalam
menjawab, sulit
dicari
validitasnya,
responden tidak
jujur, dapat

Tahapan pembuatan:
1. Conceptual frame
2. Pembuatan kuesioner
- Tetapkan informasi
- Tentukan jenis
kuesioner dan
metodenya.
- Tentukan isi pertanyaan
- Tentukan bentuk
respon pertanyaan
- Perhatikan kata-kata
Tentukan urutan
pertanyaan
- Tentukan karakteristik
fisik kuesioner
- Uji langkah 1-7, revisi
jika perlu.
- Uji Awal kuesioner,
revisi jika perlu

Kuesioner
IDA:

Faktor Ekologi

Pengertian: Suatu teknik pengumpulan


informasi yang dioperasionalkan ke dalam
bentuk item pertanyaan dan pernyataan
yang disusun sedemikian rupa untuk
dijawab oleh responden dalam rangka
pengumpulan data sesuai tujuan penelitian.

sensitif

Komponen:
- Request for
cooperation
- Instructions
- Actual
questions
- Classification
data

Uji coba
kuesioner

Pre-test

Yield-test

Uji kelayakan (Quality


Control)

10

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Apa yang dimaksud dengan Iron Deficiency Anaemia (pengertian
secara

umum

menurut

sumber

komunitas)?

Apa

saja

faktor

risiko/penyebab Iron Deficiency Anaemia?


Pengertian
Anemia Deficiency Besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritopoesis
berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Kelainan
ini ditandai dengan penurunan serum besi, TIBC (Total Iron Banding Capacity)
meningkat,

saturasi

transferin

menurun,

feritin

serum

menurun,

dan

pemecahan besi sumsum tulang negatif.


Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Penyebab Langsung
Jumlah besi dalam makanan tidak

Penyebab Tidak Langsung


- Ketersediaan zat besi dalam bahan

cukup

makanan rendah
- Praktek pemberian makanan kurang
baik
- Keadaan

sosial

ekonomi

yang

rendah
- Diet vegetarian
- Makrobiotik diet
- Asupan daging, ikan, unggas, dan
makanan

fortifikasi

besi

yang

rendah
- Meal skipping
- Kurang mengonsumsi heme
- Komposisi makanan yang kurang
beragam
Absorpsi zat besi yang rendah

- Terdapat zat-zat yang menghambat


absorpsi
- Rendahnya asupan makanan yang
mengandung vitamin C
- Adanya riwayat anemia defisiensi
besi
- Kurangnya enzim

Kebutuhan zat besi meningkat

- Pertumbuhan fisik (bayi, anak usia


-

Peningkatan kehilangan zat besi

1-5 tahun, remaja)


Kehamilan dan menyusui
Latihan fisik yang berat seperti lari

jarak jauh, renang, bersepeda


- Latihan fisik yang sering
- Periode menstruasi yang lama dan
banyak
- Penggunaan aspirin dan obat anti

inflamasi

Penyakit yang diderita

2. Apa

pengertian

(WHO, 2001;

prevalensi

jangka

panjang

seperti

ibuprofen atau kortikosteroid


Donor darah yang sering
Perdarahan kronis
Infeksi parasit
Inflamatory bowel disease
Hemolisis karena malaria
Cacat bawaan dalam sisntesa Hb
Hematuria pada ginjal
Infeksi cacing tambang
Melena
Celiac disease
Husaini, 1989 dalam Arlinda, 2004)

IDA/anemia

menurut

sudut

pandang

komunitas?
Prevalensi Iron Deficiency Anaemia/IDA adalah suatu data statistik yang
merefleksikan proporsi populasi yang mengalami anemia defisiensi zat besi
yang merupakan fase terakhir yang paling parah dari defisiensi zat besi.
Ketika kadar hemoglobin individu berada di bawah dua standar deviasi (-2 SD)
dari rata-rata populasi yang normal dengan usia dan jenis kelamin yang sama
pada wilayah yang sama, maka dapat dikatakan prevalensi Iron Deficiency
Anaemia muncul. Dalam populasi normal, 2,5% dari populasi dianggap sebagai
ambang batas. Iron Deficiency Anaemia dianggap sebagai masalah kesehatan
masyarakat hanya bila konsentrasi hemoglobin melebihi 5,0% dari prevalensi,
sehingga prevalensi Iron Deficiency Anaemia dalam populasi adalah statistik
dari konsep fisiologis yang mencerminkan proporsi penduduk yang mengalami
anemia zat besi.
Meskipun penyebab terbanyak anemia adalah anemia defisiensi besi, tetapi
anemia defisiensi besi jarang timbul sebagai penyebab tunggal. Lebih sering
bersama-sama dengan beberapa penyakit seperti: malaria, infeksi parasit,
kekurangan gizi, dan hemoglobinopati. Kelompok masyarakat yang paling
rentan dan memiliki efek sangat merugikan adalah ibu hamil dan anak-anak.
(WHO, 2001; Lubis, 2010).
3. Apa yang dimaksud dengan PHI?
Karakteristik populasi dari subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa
aspek

kesehatan

pada

populasi

tersebut.

Digunakan

untuk

mengukur,

mengkarakteristikkan, dan membandingkan kondisi kesehatan dari populasi


yang berbeda (Surjan, 2005; European Community Health Indicators, 2013)
4. Bagaimana PHI Iron Deficiency Anaemia berdasarkan parameter kadar
Hb?
a. Cut-off Hemoglobin dan hematokrit berdasar umur

12

(Centers for Disease Control and Prevention, 1998)


b. Cut-off kadar Hb (pada Wanita Usia Subur)
Stage
Normal Iron status
Anemia
Depleted iron stores
Iron def eritropoesis
Iron def anemia

Hb (gr/dL)
> 12
< 12
>12
<12
(Chandyo, 2006)

c. PHI IDA menurut Hemoglobin dan Hematokrit


Kategori Public Health

Prevalensi

Significance

Anemia (%)
> 40
20-39,9
5-19,9
< 4,9

Severe
Moderate
Mild
Normal

(WHO, 2001)
5. Apa saja parameter yg digunakan dalam menentukan prevalensi Iron
Deficiency Anaemia pada ibu hamil beserta PHInya? Dan bagaimana
cara pengukurannya?
IDA merupakan tingkatan paling akhir dari defisiensi besi. Parameter yang
digunakan dalam identifikasi defisiensi besi secara umum maupun untuk wanita
hamil antara lain :
STAGE 2
IRON
STATUS

IRON

STAGE 1

Iron

REPLATE

Iron

deficient

Normal

depleted

erythropoi

STAGE 3
Iron

Commonly

deficienc

Used Method

esis
STORAGE
POOL:

>12

<12

<12

<12

Darah vena atau

Serum

kapiler,

Dried

Ferritin

Blood

Spot,
13

(g/L)

ELISA method
2-3+

0-1+

300-360

360

390

410

Marrow Iron
PLASMA
POOL:
TIBC (g/dl)

Darah vena
Chromogenic
method

Serum

Iron

65-165

115

<60

<40

20-50

30

<15

<10

(g/dl)
Transferin

Darah vena

saturation

Dikalkulasi

dari

(%)

nilai

dan

TIBC

serum iron
RED BLOOD
CELL POOL:
RDW

Normal

Normal

Normal

Normal

MCV (fL)

77-85

77-85

77-85

<77

MCH (pg)

27-32

27-32

27-32

<27

320-360

320-360

320-360

<320

MCHC(g/L)
Hemoglobin

11

11

11

<11

Darah vena atau

(g/dl)

(pregnant)

(pregnant)

(pregnant)

(pregnant)

kapiler

12 (non

12 (non

12 (non

<12 (non

Dried Blood Spot

pregnant ,

pregnant ,

pregnant ,

pregnant)

HomoCue

>15 thn)

>15 thn)

>15 thn)

Cyanmethemogl
obin

Hematocrit
(%)

>36 (non

>36 (non

36 (non

>36 (non

pregnant ,

pregnant ,

pregnant ,

Whole Blood

pregnant ,

>15 thn)

>15 thn)

>15 thn)

Centrifugation

>15 thn)

>33

>33

33

method

>33

(pregnant)

(pregnant)

(pregnant)

(pregnant)
14

(Muhammad dan Sianipar, 2005; Lammi-Keefe et al., 2006; Fahmida et al.,


2007)
Metode Pengukuran Hb :
a) Cyan methemoglobin method
Sejumlah darah dilarutkan kedalam reagen larutan Drabkins, kemudian
kadar Hb dideteksi dengan fotometer.
b) HemoCue System
Metode kuantitatif dalam menentukan kadar Hb yang relatif cepat karena
tidak

perlu

dilarutkan

dalam

reagen,

deteksi

dengan

fotometer

portable.Metode ini memiliki hasil akurat dan presisi.


c) Alkaline-Hematin Method
Mendeteksi estimasi sebenarnya dari Hb, bakan HbCO, akan tetapi kurang
akurat dibandingkan HICN dan HbO2.
d) Sahli-Hellige
Kurang akurat dan kurang presisi karena acid-hematin yang tidak stabil,
mudah hilang. Tidak valid untuk mengukur Hb bayi <3 bulan.
e) Hemoglobin Color Scale
Terdiri atas degradasi warna pada kertas, menunjukkan level Hb antara 414g/dl. Kadar Hb ditunjukkan dengan darah yang terabsorbsi pada kertas.
f) CopperSulphate Densitometry
Metode kualitatif menunjukkan kemampuan Copper sulphate membentuk
suspense pada sampel darah untuk mengukur specific gravity.
g) Oxyhemoglobin method
Metode pengukuran Hb yng presisi dan murah, tetapi tidak dapat
dikalibrasi.
(Alemu et al., 2006)
6. Parameter apa yang paling sensitif untuk mengetahui Iron Deficiency
Anaemia? Hb atau yg lainnya? Mengapa?
Parameter yang sensitif mendeteksi Iron Deficiency Anemia (IDA), menurut
WHO adalah hemoglobin dan serum ferritin. Akan tetapi, serum ferritin tidak
valid untuk ibu hamil pada trimester 2 dan trimester 3 karena merupakan
kejadian normal terjadi penurunan serum ferritin, meskipun sumsum tulang
belakang dapat memproduksi eritrosit secara normal. (WHO et al, 2001;
Lammi-Keefe et al, 2006)
Serum hemoglobin atau hematokrit merupakan tes screening primer untuk
mendeteksi anemia, dan sensitivitasnya baik untuk mendeteksi IDA meskipun
spesifitasnya kurang. Selain itu, hemoglobin adalah salah satu parameter yang
biayanya terjangkau dan mudah dalam penggunaannya. Parameter hematokrit
juga biasanya dilakukan dalam screening untuk mendeteksi IDA, tetapi
dinyatakan bahwa hematokrit tidak lebih menguntungkan daripada hemoglobin.
Akan tetapi hematokrit membutuhkan listrik yang stabil untuk peralatannya dan
15

hanya sensitif terhadap severe iron deficiency (WHO et al, 2001; US


Preventive Services Task Force, 2006).
7. Apa yang dimaksud dengan indirect assessment?

Apa saja metode

yang termasuk indirect assessment? Apa metode yang tepat sesuai


skenario?
Indirect Assessment adalah metode yang menggunakan indeks kesehatan
komunitas berdasarkan survey konsumsi makanan, vital statistik dan ekologi.
Metode indirect assessment:
a. Survey Konsumsi Makanan (Dietary) : dengan menilai jumlah dan jenis
konsumsi makanan yang dikonsumsi.
b. Vital statistik: dengan menganalisa angka kematian, umur, dan lain-lain.
c. Ekologi: berdasarkan sosioekonomi, pengaruh budaya, pendidikan
(Supariasa, 1969)
Metode indirect assessment yang tepat sesuai dengan skenario adalah
ketiganya, yaitu survey konsumsi makanan, vital statistik dan ekologi.
8. Apa

yang

dimaksud

dengan

questionnaire

(dari

sudut

pandang

komunitas)? Apa saja jenis questionnaire? Komponen apa saja yang


harus terdapat di dalamnya?
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang dioperasionalkan ke
dalam bentuk item pertanyaan dan pernyataan yang disusun sedemikian rupa
untuk dijawab oleh responden dalam rangka pengumpulan data sesuai tujuan
penelitian, yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku dan karakteristik beberapa orang dalam organisasi.

(Ifa, 2008;

Bardosono)
Jenis kuesioner:
1) Jenis kuesioner berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya adalah:
a. Kuesioner tidak berstruktur (terbuka) ialah kuesioner yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan
jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban
bebas

disini

maksudnya

adalah

uraian

berupa

pendapat,

hasil

pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang


dipertanyakan setiap item pada kuesioner. Contoh pertanyaan kuesioner
terbuka Bagaimana pendapat anda mengenai kenaikan standar nilai
UN?
b. Kuesioner berstruktur (tertutup) ialah jenis kuesioner yang setelah
rumusan pertanyaannya disediakan pula alternatif jawaban yang dapat
dipilih oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan diajukan dengan susunan
kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika
mengumpulkan data, para responden diatasi untuk memilih satu
16

diantara jawaban yang disediakan peneliti (Hendri, 2009). Kuesioner


berstruktur dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
- Kuesioner berstruktur dengan pertanyaan tertutup ialah kuesioner
yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih
responden

tanpa

kemungkinan

jawaban

lain.

Contohnya

Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah


berlangsung tadi?
a. sangat baik

b. baik

c. cukup

d. kurang

e. sangat

kurang
-

Kuesioner berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis


pertanyaan kuesioner yang juga termasuk kedalam kuesioner
tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan
ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan
untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai
atau tepat, sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk
menyampaikan jawaban lain yang lebih tepat.
Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
a. Pembelajaran yang menyenangkan
b. Pembelajaran yang humoris
c. Pembelajaran yang santai
d. Pembelajaran yang komunikatif
e. .

Kuesioner berstruktur dengan jawaban singkat

(short answer

item), kuesioner jenis ini merupakan gabungan atau kombinasi


antara kuesioner tidak berstruktur dengan kuesioner berstruktur.
Contoh Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru?
2) Jenis kuesioner berdasarkan bentuknya, antara lain :
a. Kuesioner pilihan ganda (sama dengan kuesioner tertutup)
b. Kuesioner isian, seperti kuesioner tercheck list/ daftar cek, sehingga
responden tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom yang
sesuai.
(Millis, 2003)
Komponen kuesioner:
1. Request for cooperation
Suatu teks yang menyatakan kesediaan responden untuk berpartisipasi
dalam

pengisian

kuisioner,

baik

berupa

paragraf

maupun

surat

pernyataan.
2. Instructions
17

Instruksi pengisian kuisioner, ditulis dengan jelas, sederhana, dan mudah


dipahami.
3. Actual questions
Terdiri atas pertanyaan-pertanyaan

pasti

secara

sistematis.

Dalam

kuisioner terstruktur dan sistematis, pertanyaan diberikan dalam bentuk


closed question with ordered choice atau pertanyaan yang sudah diberikan
butir-butir

jawabannya.

Pertanyaan

yang

dapat

dicantumkan

untuk

kuisioner dengan sasaran ibu hamil yaitu: pemenuhan kebutuhan zat gizi,
pola makan, craving, penggunaan suplemen, pengetahuan, kesehatan
mulut, keamanan pangan, dan aktivitas fisik.
4. Classification data
Mencakup data demografi responden.
5. Identification data
Terdiri atas identitas responden.
(Fairfax Country Department, 2012; USDA, 2006)
Prinsip Kuesioner:
-

Menggunakan kalimat yang pendek dan simpel


Menanyakan satu informasi pada satu pertanyaan
Tidak menggunakan kata-kata yang berkonotasi negatif
Membuat pertanyaan sesuai tingkat pengetahuan dan informasi dari target

yang dituju
Memperhatikan pertanyaan yang mendetail. (Leung, 2001)
Jika terdapat penggunaan kata asing dapat ditambahkan penjelasan dengan
bahasa yang biasa digunakan oleh target populasi.

(Kirklees

Council, 2008)
9. Apa tujuan, kelebihan, dan kekurangan dari questionnaire?
a. Tujuan
- Mengumpulkan informasi faktual dalam mengklasifikasikan kelompok
-

orang
Mendapatkan informasi langsung terkait kebiasaan seseorang
Mengetahui pendapat sebuah kelompok mengenai isu isu tertentu
Mengumpulkan basis data yang dapat dilihat kemudian untuk.

(Kirkless, 2008)
b. Kelebihan
- Kelebihan kuesioner secara umum
a) Kuesioner dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan metode

yang lain
b) Kuesioner mudah dianalisis
c) Kuesioner tidak terlalu mengganggu waktu dari responden
d) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. (Saleh, 2008)
Kelebihan kuesioner apabila diisi sendiri oleh responden
a) Dapat menjangkau banyak orang dengan biaya yang rendah
b) Responden dapat mengisi sendiri sesuai dengan waktu yang mereka
miliki.
Kelebihan kuesioner apabila diisi oleh interviewer: Face to face kuesioner
membuat pengidentifikasian orang lebih mudah.

(Kirkless, 2008)
18

c. Kekurangan
- Kekurangan kuesioner secara umum
a) Respon responden rendah ketika kuesioner terlalu panjang dan rumit
b) Kuesioner dianggap tidak menarik
c) Responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan
yang tidak terjawab
d) Sulit dicari validitasnya
e) Responden sengaja memberikan jawaban yang tidak bebas dan jujur.
-

(Eiselen, 2005)
Kekurangan kuesioner apabila diisi sendiri oleh responden
a) Kontrol yang sedikit pada postal kuesioner dapat menimbulkan bias
b) Postal kuesioner tidak cocok diberikan pada orang yang memiliki
gangguan membaca dan melihat.
Kekurangan kuesioner apabila diisi oleh interviewer
a) Membutuhkan interviewer yang telah dilatih sebelumnya
b) Kuesioner membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk responden
dan intensive labor dibandingkan dengan metode yang lain.
(Kirkless, 2008)

10.

Bagaimana

tahapan

dalam

pembuatan

questionnaire

yang

terstruktur dan sistematis?


1) Conceptual frame: suatu proses menspesifikasikkan tujuan, konsep, dan
definisi survey sebelum pertanyaan dirumuskan, perlu dilakukan survey
pada literatur dan sumber informasi lainnya. Terdiri dari:
a. Literature search: diperlukan untuk mengetahui isu, data statistik dan
sumber daya yang tersedia. Juga perlu mencari tahu masalah dasar
untuk membantu peneliti dalam membuat stuktur kuisioner.
b. Menentukan tujuan: menetukan apa yang akan dicapai dan diukur
c. Menentukan strategi penelitian dan operasinya
d. Explore concept (FGD & in-depth-interview) : melakukan FGD/interview
pada beberapa responden yang representatif untuk menggali informasi
e. Membuat skema kuiesioner: suatu skema/bagan yang menunjukkan
unit,item,dan hubungannya yang akan dibahas pada kuisioner. Antar
f.

unsur dihubungkan secara logis dengan garis.


Mendefinisikan variabel dan membuat draft rencana dalam tabel:
menuliskan variabel yang bersumber dari kenyataan yang ada, ditulis

pada tabel.
2) Membuat pertanyaan kuisioner
Langkah 1 : Tetapkan informasi yang ingin diketahui
- Pastikan bahwa anda mempunyai pemahaman yang baik tentang suatu
isu dan apa saja yang ingin anda ketahui (kecuali untuk belajar).
Susunlah pertanyaan riset anda sedemikian rupa, tetapi jangan
mengulang pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada dalam kuesioner
pada waktu ini.
- Buatlah daftar pertanyaan riset anda, Review pertanyaan itu secara
periodic ketika anda sedang menyusun kuesioner.
19

- Gunakan tabel contoh atau dummy ketika melakukan analisis data


guna

menentukan

pertanyaan

yang

akan

dicantumkan

dalam

kuesioner.
- Lakukan pencarian atas pertanyaan mengenai isu-isu yang ada.
- Revisilah pertanyaan tentang isu-isu yang ada, dan susunlah
pertanyaan baru mengenai isu yang akan anda bahas dalam riset.
Langkah 2 : Tentukan Jenis Kuesioner dan Metode Administrasinya
- Gunakan

jenis

data

yang

dikumpulkan

sebagai

dasar

untuk

memutuskan jenis kuesioner.


- Gunakan tingkat struktur dan samara serta faktor biaya untuk
menentukan metode administrasinya.
- Bandingkan kemampuan dan keterbatasan utama dari setiap metode
administrasi, serta nilailah data yang dikumpulkan oleh masing-masing
metode untuk keperluan survey.
Langkah 3 : Tentukan Isi dari masing-masing pertanyaan
- Untuk setiap pertanyaan riset yang diajukan jawabannya harus
membantu riset
- Pastikan bahwa setiap pertanyaan adalah penting dan hanya berkaitan
dengan isu-isu penting
- Pertanyaan harus berlaku untuk setiap responden
- Hindari pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang sulit diutarakan
dengan baik
Langkah 4 : tentukan bentuk respon atas setiap pertanyaan
- Tentukan mana jenis pertanyaan open-minded, dichotomous, atau
pilihan ganda
- Gunakan pertanyaan terstruktur bila memungkinkan
- Gunakan pertanyaan terbuka atau open-minded

yang

hanya

memerlukan jawab singkat secukupnya


- Apabila menggunakan pertanyaan dichotomus nyatakan sisi negative
atau alternative secara rinci
- Menyediakan jawaban tidak tahu, tidak ada pendapat, dan keduanya
- Tunjukkan apakah item-item diisi menggunakan peringkat atau hanya
memilih satu
Langkah 5 : kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan
-

Gunakan kata-kata sederhana


Hindari kata-kata atau pernyataan yang bermakna ganda
Hindari pertanyaan yang mengandung jawaban atau menuntun
Hindari kalimat yang sama
Ubahlah kalimat dengan kata-kata panjang menjadi frasa pendek
Buat pertanyaan yang spesifik

Langkah 6 : Tentukan urutan pertanyaan


20

- Gunakan pertanyaan yang sederhana dan menarik sebagai pembuka


- Gunakan pertanyaan yang bersifat umum terlebih dahulu, baru
kemudian yang bersifat khusus.
- Ajukan pertanyaan yang sulit atau sensitive pada bagian akhir
kuesioner, ketika hubungan yang baik telah terjamin.
- Ajukan pertanyaan sesuai alurnya.
- Ajukan pertanyaan tentang demografi pada saat terakhir sehingga jika
responden menolak menjawabnya, data yang lain masih dapat
digunakan.
Langkah 7 : Tentukan karakteristik fisik kuesioner
- Buatlah kuesioner dengan professional dan secara relative agar mudah
dijawab
- Gunakan

kertas

dan

tinta

cetakan

yang

berkualitas,

jangan

menggunakan kuesioner yang difotokopi agar dapat dibaca dengan


baik.
- Upayakan membuat kuesioner yang sesingkat mungkin dan hindari
kesioner yang terlalu padat.
- Gunakan format buku kecil dan booklet untuk memudahkan analisis
dan mencegah halaman-halaman yang hilang.
- Cantumkan nama organisasi yang melakukan survey pada halaman
pertama.
- Berilah nomor pertanyaan untuk memudahkan pemrosesan data.
- Jika responden harus melewati lebih dari satu pertanyaan, gunakan
go to.
- Jika responden harus melewati seluruh bagian, maka gunakan kode
warna pada bagian-bagian tertentu.
- Nyatakan bagaimana respons akan dilaporkan, seperti memberi tanda
check mark, nomor, lingkaran, dan lain sebagainya
Langkah 8 : Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika
perlu.
- Periksa beberapa kata dari setiap pertanyaan untuk memastikan
bahwa pertanyaan itu tidak membingungkan dan bermakna ganda.
- Mintalah evaluasi dari rekan anda mengenai draft kuesioner
Langkah 9 : Lakukan Uji Awal atas kuesioner dan lakukan perubahan jika
perlu
- Lakukan uji awal atas kuesioner pertama melalui wawancara pribadi di
antara para responden
- Mintalah komentar dari

pewawancara

dan

responden

untuk

menemukan masalah dalam tiap kuesioner


- Eliminasi pertanyaan yang tidak menyediakan info yang memadai

21

3) Melakukan uji kuisioner (trial questionnaire)


4) Mengaplikasikan kuisioner
(Broncate et al., 2005; Henri,.2009)
11.

Bagaimana cara membuat questionnaire yang sensitif untuk Iron

Deficiency Anaemia?
Cara membuat kusioner yang sensitif untuk Iron Deficiency Anaemia adalah
sebagai berikut:
a. Dengan mengambil dari dietary: konsumsi susu sapi, konsumsi makanan
tinggi Iron, dan adanya suplementasi iron.
b. Memilih pertanyaan terkait Iron Defisiensi Anemia, yaitu:
- Riwayat lahir
- Riwayat kesehatan
- Diagnosis terkait anemia
- Pengetahuan ibu
- Penyebab anemia
- Faktor lain: keadaan ekonomi, kondisi rumah, konsumsi obat, lifestyle,
riwayat penyakit.
12.

Bagaimana cara untuk menguji questionnaire sebelum digunakan?

Beserta indikator quality control dan langkah uji kelayakan.


Terdapat dua metode yang saling berkelanjutan dalam menguji kuisioner yaitu :
1) Pre-field test
Pada metode ini, interviewer yang sudah ahli (expert) menyampaikan
pertanyaan dalam kuisioner dan melihat kemampuan responden menjawab
dengan tepat. Dilakukan sebelum field test dengan target sampel kecil dan
lingkungan

yang

terkontrol

(lingkungan

yang

sebagian

atau

secara

keseluruhan berbeda dengan kondisi lapangan target populasi).


Beberapa teknik dalam metode Pre-Field Testing :
a. Think aloud interview
Responden yang diuji diminta untuk menyampaikan dengan keras apa
yang ada di pikirannya yang merujuk pada jawaban kuisioner. Teknik ini
digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman pertanyaan
dan menguji sensitivitas pertanyaan.
b. Probing
Memeriksa jawaban dari responden dengan bantuan pertanyaan
tambahan yang ditanyakan oleh interviewer untuk mendapat informasi
tambahan. Pertanyaan Probing digunakan ketika informasi yangdidapat
dari responden tidak lengkap atau menampakkan masalah potensial
dari pertanyaan yang spesifik.
c. Paraphrasing

22

Pada teknik ini, responden yang diuji setelah menjawab pertanyaan


harus mengulang pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri. Teknik ini
digunakan untuk melihat pemahaman responden terhadap pertanyaan.
d. Confidence ratings
Responden yang diuji memberikan derajat kepercayaan pada jawaban
mereka sendiri dalam suatu skala. Menurut teori, kepercayaan diri
yang

rendah

terhadap

jawaban

disebabkan

oleh

kurangnya

pengetahuan.
e. Sorting
Responden yang diuji diberikan beberapa topik pertanyaan yang tidak
disusun

secara

sistematis.

Responden

diminta

mengurutkannya

menurut kriteria mereka.


f. Vignette classification
Responden diminta menghubungkan antar pertanyaan dalam suatu
konsep. Teknik ini dapat mendeskripsikan kebiasaan atau aktifitas dari
populasi responden.
g. Response latency
Waktu yang dihitung dengan stopwatch atau estimasi waktu antara
pertanyaan

dan

respon

jawaban.

Teknik

ini

digunakan

untuk

mengidentifikasi masalah dalam menginterpretasikan pertanyaan dan


memori.
2) Revisi
Setelah Pre-Field Testing dilakukan revisi pada kuisioner kemudian dpat
dilanjutkan dengan Field Testing.
3) Field testing
Metode ini dilakukan pada kondisi yang sesuai dengan di lapangan akan
tetapi bukan pada target populasi. Ukuran sampel umumnya 300 keluarga.
Sampel biasanya dipilih secara acak dan melibatkan sekitar 8 sampai 12
interviewer.
a. Behavior coding
Terdiri atas penerjemahan secara sistematis dari interaksi antara
interviewer dan responden, baik dari wawancara langsung maupun dari
rekaman untuk mengevaluasi kuisioner.
b. Interviewer debriefing
Terdiri atas diskusi yang terorganisir dari kuisioner antara interviewer
dan peneliti.
c. Respondent debriefing
Melibatkan kerja sama terstruktur untuk mem-follow up seluruh
pertanyaan

yang telah dijawab responden melalui focus group

discussion untuk memperoleh informasi jawaban responden secara


kualitatif dan kuantitatif.
d. Follow-up interviews

23

Interview semi-terstruktur yang dilakukan oleh interviewer berbeda


secara singkat setelah Field Testing. Responden ditanya bagaimana
menjawab pertanyaan pada saat pertama kali interview.
(Brancato et al, 2006)
Prosedur uji kelayakan kuisioner:
Sebelum instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
maka perludilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas
alat ukur tersebut. Uji validitas dan realibilitas digunakan untuk menguji data
yang berasal dari daftar pertanyaan atau kuesioner responden, validitas dan
reliabilitas dapat membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam kuesioner yang
diisi oleh responden sudah mewakili populasi atau belum.Ada dua syarat
penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner
untuk valid dan reliabel yaitu suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut, sedangkan suatu kuisioner dikatakan reliabel (andal)
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
a. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid,
valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk
mengukur sebuah variable yang akan diukur. Validitas terdiri atas tiga,
yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk),
dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Uji validitas
digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam
suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.
Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel
tertentu.
b. UJI RELIABILITAS
Reliabilitas adalah keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur),
sehingga reliabilitasmerupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yangberkaitan dengan konstruk-konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji validitas, maka harus
dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data. Alat ukur yang
reliabel pasti terdiri dari item-item alatukur yang valid. Sehingga, setiap
reliabel pasti valid, namun setiap yang valid belum tentu reliabel. Rumus
yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach,

24

Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon. Uji reliabilitas dapat


dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir
pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir
pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel. Analisisdimulai dengan
menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti oleh uji reliabilitas. Jadi jika
sebuahbutir tidak valid, baru otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah
valid baru kemudian secarabersama diukur reliabilitasnya.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara :
- Repeated Measure atau ukur ulang: seseorang akan disodori
pertanyaan yang samapada waktu berbeda, dan kemudian dilihat
-

apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya


One short atau sekali saja: pengukuran hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain (Testing in the
European Statistical System. European Commission Grant
Agreement.

Indicator Quality Control


1. Sample Deviation Index
Menunjukkan proporsi usia dan jenis kelamin pada sampel, dibandingkan
dengan data populasi dari data independen dengan asumsi terakhir
dijadikan standar.
2. Response rate
Menunjukkan jumlah interview yang sudah dilakukan pada target poulasi,
minimal 60 %.
3. Rate of missing data
Proporsi adanya data yang terlewat saat interview
4. Reliability coefficients for test-retest interviews
Stabilitas dari cara interview dengan respek untuk respon variabilitas pada
dua kejadian berbeda.
(Ustun, T. B, et al, 2005)

25

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. KESIMPULAN
1. IDA merupakan Iron Deficiency Anaemia dimana seseorang mengalami
penurunan intake Fe dan peningkatan kehilangan zat besi. Ibu hamil
merupakan salah satu faktor risiko seseorang mengalami IDA.
2. Prevalensi IDA merupakan bagian dari kejadian anemia dan defisiensi besi,
dengan mengetahui prevalensi IDA dapat membantu untuk memonitoring
dan mencegah terjadinya defisiensi besi sehingga dapat dijadikan basis
pencegahan anemia.
3. PHI merupakan Public Health Indicator yaitu karakteristik populasi dari
subjek yang diukur untuk menjelaskan beberapa aspek kesehatan pada
populasi tersebut dan digunakan untuk mengukur, mengkarakteristikkan,
dan membandingkan kondisi kesehatan dari populasi yang berbeda.
4. PHI IDA menurut Hemoglobin & hematokrit yaitu:
Kategori Public Health

Prevalensi Anemia

Significance
(%)
Severe
40 skenario
Moderate
20-39,9
Mild
5-19,9
Normal
<= 4,9
5. Terdapat tiga kelompok parameter dalam pengukuran prevalensi IDA pada
ibu hamil yaitu Storage pool (Serum Ferritin dan Marrow Iron), Plasma pool
(TIBC, Serum Iron, Transferin saturation), dan Red Blood Cell pool
(RDW,MCV, MCH, MCHC, Hemoglobin, Hematokrit)
6. Parameter yang paling sensitif untuk mengetahui kejadian IDA pada ibu
hamil yaitu Serum hemoglobin dan hematokrit karena merupakan tes
screening primer untuk mendeteksi anemia, sensitivitasnya baik untuk
mendeteksi IDA, biayanya terjangkau, dan mudah dalam penggunaannya.
7. Metode yang membantu dalam pengumpulan data secara komunitas yaitu
menggunakan

indirect

metode

menggunakan

yang

assessment.
indeks

Indirect

assessment

kesehatan

merupakan

berdasarkan

survey

konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi.


8. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan
mengajukan pertanyaan. Kuesioner harus sama untuk satu individu dan
lainnya, dan juga sistematis berdasarkan urutan untuk memudahkan alur
berpikir responden.

26

9. Tahapan dalam membuat kuesioner yaitu, membuat kerangka konsep,


membuat

VIM,

menentukan

indikator,

menyusun

kuesioner,

trial

kuesioner, ketika ada kesalahan dilakukan revisi, lalu trial ulang.


10.Langkah pengujian kuesioner yaitu Pre-testing dan Field-testing .
B. REKOMENDASI
Skenario dalam

PBL

minggu

ketigabelas

ini

dapat

menambah

dan

memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang gizi di komunitas. Namun


mahasiswa diharapkan mampu lebih banyak mencari literatur yang berkaitan
dengan

gizi

komunitas

untuk

menambah

pengetahuan

sehingga

mempermudah jalannya PBL.

DAFTAR PUSTAKA
Alamu, Y., et al. 2006. Hematology. Jimma University: Ethiopia
Brancato,

G.,

et

al.

2006.

Handbook

of

Recommended

Practices

for

Questionnarie Development and Testing in the European Statistical System.


European Commission Grant Agreement.
Broncate, G., et al. 2005.Handbook of Recommended Practice of Questionnaire
Development and Testing in The European Statistical System
Centers for Disease Control and Prevention. 1998. Recommendations to
Prevent and Control Iron Deficiency in the United States. Morb Mortal Wkly Rep;
47: 1-36.
27

Chandyo et al. 2006. Prevalence Of Iron Deficiency And Anemia Among Healthy
Women Of Reproductive Age In Bhaktapur, Nepal. European Journal Of Clinical
Nutrition.
Eiselen, et al. 2005. Questionnaire Design. University of Johannesburg.
Fairfax

Country

Department.

2012.

Survey

Questionnaire

Design.

VA

Publication.
Hendri, John. 2009. Merancang Kuesioner. Universitas Gunadarma
Kirklees Council. 2008. Research & Consultation Guidelines: Questionnaire. UK
Government
Lammi-Keefe,C.,et al.2006. Handbook of Nutrition and Pregnancy. Humana
Press.
Leung, Wai-Ching. 2001. How To Design A Questionnaire. Student BMJ Vol. 9.
Muhammad, A., Sianipar, O. 2005. Penentuan Defisiensi Besi Anemia Penyakit
Kronis Menggunakan Peran Indeks sTfR-F. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory, Vol.12 No.1 Nov 2005:9-15.
Saleh, Kusmadi. 2008. Pedoman Panduan Analisis.
Testing in the European Statistical System. European Commission Grant
Agreement
US Department of Agriculture. 2006. The First Step in Quality Nutrition Services.
US Preventive Services Task Force. 2006. Screening for Iron Deficiency Anemia-Including Iron Supplementation for Children and Pregnant Women.
Ustun, T.B., et al.2005. Quality Assurance in Survey : Standard, Guidelines, and
Procedures. WHO : Switzerland
WHO UNICEF, 2001. Iron Deficiency Anemia : Assessment, Prevention, And
Control. A Guide For Programme Manager.

TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. ADISTI DYAH PERMATANINGTYAS
B. SEKRETARIS
1. AFIFA NUR SALIMA
2. MUSTIKA ARUM H W P J

115070301111012

115070301111013
115070300111038
28

3. ANGGOTA
1. TYSKA AULIA A
2. MUCHAMMAD ILHAM GUMILAR
3. LAILY EKAWATI CANDRA
4. LUCKY ASTRIDA
5. ANA DWI FIBRIYANTI
6. SAFHIRA ROVIDA
7. DIAN NUR ARIANI
8. AGNES WIDYASARI
9. KARINA MUTHIA SHANTI
10.ERIKA DAMAYANTI

115070300111019
115070307111006
115070301111024
115070313111005
115070301111008
115070300111043
115070300111025
115070307111015
115070301111007
115070300111039

C. FASILITATOR
Mbak Widi
D. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI
- Mengarahkan mahasiswa apabila topik yang dibicarakan melenceng
dari pembahasan yang sebenarnya
- Mampu membimbing dengan baik sehingga mahasiwa menjadi terlatih
dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI
- Mahasiswa memahami pengertian, prevalensi, dan PHI dari Iron
-

Deficiency Anaemia.
Mahasiswa mampu membandingkan hasil survey kadar Hb dengan

PHI.
Mahasiswa mengetahui parameter lain selain kadar Hb serta metode
pengukurannya

Anaemia.
Mahasiswa

untuk

memahami

menentukan
langkah

prevalensi

pembuatan

dan

Iron
cara

Deficiency
pengujian

kuesioner, serta indikator dan cara melakukan quality control.

29

Anda mungkin juga menyukai