Anda di halaman 1dari 23

disampaikan oleh :

Widya Lita Fitrianur,


SKep.Ners.

Pengertian
Perdarahan yang terjadi

setelah melahirkan anak


dalam 24 jam yang
jumlahnya lebih dari
500-600 cc.

Estimasi jumlah darah


hilang
> 500 ml pada vaginal birth
> 1000 ml pada cesarean delivery
> 1500 ml pada cesarean

hysterectomy
Penurunan hematokrit dari antepartum
ke post partum > 10%
Hematokrit post partum < 27 %
Tranfusi sel darah

PENYEBAB KEMATIAN
MATERNAL

PERDARAHAN (28 %)
Preeklampsia/eklampsia

(24%)
Infeksi (11%)
Distosia bahu

KEGIATAN UNTUK
MENINGKATKAN KESEHATAN
Pelayanan Obstetri dasar di
IBU DAN BAYI
tingkat Polindes dan Puskesmas
Menyediakan minimal 4
Puskesmas di setiap
Kabupaten /kota
Menyediakan Pelayana 24 jam di
RS Kabupaten / Kota

ETIOLOGI

Atonia uteri (50-60 %).


Retensio placenta (16-17%).
Sisa placenta (23-24 %).
Laserasi jalan lahir (4-5 %).
Kelainan darah (0,5-0,8 %).

PENYEBAB HPP DINI


1.TONE
Kontraksi uterus (atonia/hipotonia)
2.TRAUMA
Laserasi jalan lahir spontan ok ruptur
3.TISSU
Hilangnya sebagian selpt amnion kontraksi
jelek
4. TROMBOSIT
Ok ibu mengalami masalah perdarahan
ex.hemofilia

Predisposisi :
Usia (yg terlalu tua /terlalu muda pd

saat melahirkan)
Paritas (Multi para /grandemulti)
Partus lama
Uterus terlalu tegang dan besar
Kelainan pada uterus (myoma uteri)
Malnutrisi

Diagnosis :

Palpasi: kontraksi uterus dan TFU.


Inspeksi: Uri, ketuban (lengkap /tidak),

apakah ada robekan di vagina / adanya


varises.
Eksplorasi cavum uteri: sisa uri dan
ketuban, robekan rahim
Pemeriksaan laborat: DL (Hb), Faal
hemostasis, Clot observastion test (COT).
Pemeriksaan USG jika diperlukan.

Gejala
Perdarahan yg lebih dari 500

600 cc
Kontraksi uterus lemah
Uterus lembek (boggy)
Sub involusi (fundus uteri naik)
Muka pucat/ anemis.

Penatalaksanaan secara umum untuk kasus


perdarahan adalah:

Hentikan perdarahan.
Cegah terjadinya syock.
Ganti darah yang hilang.

Penatalaksanaan khusus:
Tahap I (perdarahan yg tdk terlalu

banyak):
Berikan uterotonika, urut/ massage pd
rahim, pasang gurita.
Tahap II (perdarahan lebih banyak):
Lakukan penggantian cairan (transfusi /
infus), prasat /manuver, kompresi
bimanual, kompresi aorta, tamponade
uterovaginal, menjepit arteri uterina.
Bila semua tindakan diatas tdk menolong
maka dpt dilakukan histerekstomi.

Diagnosa keperawatan yang


mungkin muncul
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi selama dlm masa
perawatan dg kriteria:

Tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor, rubor


kolor, dolor dan fungsiolesa).
TTV dlm batas normal (tensi, suhu, nadi dan
respirasi).
Hasil pemeriksaan lab (DL) dlm batas normal.

RENCANA :
Jelaskan kpd klien ttg tanda-tanda terjadinya

infeksi.

R/ Pengetahuan yg memadai memungkinkan klien


kooperatif thp tindakan keperawatan.

Observasi jumlah perdarahan.


R/ Perdarahan yg banyak menyebabkan pertahanan
tubuh melemah akibat dari pengeluaran leukosit yg
berlebihan.
Motivasi klien untuk menjaga kebersihan diri.
R/ Lingk yg lembab merupakan media yg baik bagi
pertumbuhan kuman yg meningkatkan resiko
terjadinya infeksi.
Kolaborasi dgn dokter dlm pemberian

antibiotika.

R/ Antibiotika yg spesifik dpt membantu utk


mencegah pertumbuhan kuman yg lebh progresif.

Observasi tanda-tanda infeksi dan TTV


R/ Peningkatan TTV dpt mencerminkan terjadinya
infeksi.

2. Resiko terjadinya anemia b/d efek dari

perdarahan.
Tujuan:

Tidak terjadi anemia selama dalam


masa perawatan dengan kriteria:

Hb > 10 gr %.
Konjungtiva tidak anemis.
Mukosa tidak pucat.

RENCANA :
Identifikasi pengetahuan pasien ttg anemia dan

jelaskan penyebab dari anemia.

R/ Pengetahuan yg cukup memudahkan pasien utk kooperatif

terhadap tindakan keperawatan.

Anjurkan pada pasien untuk tirah baring.


R/ Aktivitas yg sedikit akan mengurangi metabolisme shg

beban suplai oksigen ke jaringan akan menjadi lebih baik.

Kolaborasi dalam pemberian nutrisi yang adekuat

(Diet TKTP).

R/ Nutrisi merupakan bahan sbg pembentuk Hb terutama zat

besi.

Kolaborasi dengan dokter dalam:


Pemberian koagulantia dan roburantia.
Pemberian transfusi.
Pemeriksaan DL secara berkala.

Observasi KU pasien, konjungtiva dan keluhan

pasien.

3. Resiko terjadinya syock hipovolemik b/d

perdarahan yg terjadi secara terus


menerus.
Tujuan:

Tidak terjadi syok selama dlm masa


perawatan dgn kriteria:
Tidak terjadi penurunan kesadaran.
TTV dalam batas normal.
Turgor kulit baik.
Perfusi perifer baik (akral hangat, kering dan
merah).
Cairan dalam tubuh balance.

RENCANA :
Anjurkan pasien utk lebih banyak minum.
R/ Peningkatan intake cairan dpt meningkatkan volume

intrvaskuler yg dpt meningkatkan perfusi jaringan.

Observasi TTV tiap 4 jam.


R/ Perubahan TTV dpt merupakan indikator terjadinya dehidrasi

secara dini.

Observasi thdp tanda-tanda dehidrasi.


R/ Dehidrasi merupakan awal terjadinya syock bila dehidrasi

tdk ditangan secara baik.

Observasi intake cairan dan output.


R/ Intake cairan yg adekuat dpt mengimbangi pengeluaran

cairan yg berlebihan.

Kolaborasi dalam:
Pemberian cairan infus / transfusi.
Pemberian koagulantia dan uterotonika.
Pemasangan CVP.
Pemeriksaan BJ Plasma.

4.

Resiko terjadinya asidosis metabolik b/d


penurunan jumlah darah dlm kapiler.
Tujuan:

Tidak terjadi asidosis metabolik selama dlm masa


perawatan dgn kriteria:

Hasil BGA dalam batas normal.


TTV dalam batas normal.

RENCANA :
Observasi TTV dalam batas normal.
R/ Perubahan TTV merupakan tanda awal deteksi

dari terjadinya asidosis.

Anjurkan dan motivasi pasien utk minum

yg manis.
R/ Mengurangi pemecahan protein dan lemak yg

berlebihan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Kolaborasi dalam:
Pemeriksaan BGA.
Pemberian cairan intravena.

5.

Self care defisit b/d kelemahan fisik


Tujuan:

Selama dalam masa perawatan kebutuhan aktivitas


sehari-hari terpenuhi.

RENCANA :
Jelaskan pd pasien ttg pentingnya menjaga kebersihan

diri.
R/ Pengetahuan yg memadai memungkinkan klien
kooperatif thdp tindakan perawatan yg dilakukan.
Bantu klien dlm memenuhi kebutuhan nutrisi (makan
dan minum).
R/ Kelemahan tubuh mengharuskan klien memenuhi
kebutuhan dgn bantuan orang lain.
Bantu klien dlm memenuhi kebutuhan kebersihan diri.
R/ Kelemahan tubuh yg tjd dpt mengakibatkan
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kebersihan
perseorangan.
Observasi pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari.
R/ Peningkatan kemampuan pemenuhan kebutuhan seharihari dpt mencerminkan berkurangnya kelemahan tubuh.

Wassalam.

Anda mungkin juga menyukai