Anda di halaman 1dari 4

NAMA

: 1. PUTRI DIANA AMRITA A1C412026


2. YULIA NOR ANNISA

A1C412030

3. NURUL HIDAYAH

A1C412204

KELAS : B/ 2012

TUGAS FISIKA KUANTUM


1. Berdasarkan definisinya, benda hitam adalah benda yang menyerap semua
radiasi yang mengenainya. Menurut Anda, adakah benda hitam itu? Jika
ada bagaimana Anda dapat melihatnya
2. Jika ada benda bertemperature 0 K, apakah benda tersebut meradiasi?
3. Dapatkah Anda menurunkan Hukum pergeseran Wien berdasarkan teori
Rayleigh- Jeans? Bagaimana dengan hukum Stefan- Boltzman (apakah
Anda dapat menurunkannya berdasarkan teori Rayleigh- Jeans)?
4. Adakah perbedaan dan kesamaaan antara pengkuantuman energi yang
dikemukakan Planck dan pengkuantuman energi yang dikemukakan
Einstein? Jelaskan!
5. Mengapa gejala efek fotolistrik hanya dapat dijelaskan jika cahaya
dipandang sebagai partikel bulan sebagai gelombang sebagaimana
dinyatakan oleh teori Maxwell?
6. Jelaskan peranan historis gejala efek fotolistrik terhadap lahirnya fisika
kuantum?
7. Salah satu sifat gelombang dapat dipantulkan. Apakh partikel juga dapat
dipantulkan?
8. Dapatkah Anda menjelaskan gejala difraksi cahaya berdasarkan faham
cahaya sebagai partikel?
9. Berdasarkan hipotesa de Broglie apakah partikel yang diam dapat
berwatak sebagai gelombang?
10. Menurut asas ketidakpastian Heisenberg, dapatkah kita menentukan
keadaan gerak suatu partikel secara lengkap, meskipun pada saat tertentu
saja? (Petunjuk: Keadaan gerak dapat diketahui secara lengkap
berdasarkan informasi tentang posisi dan momentum linear partikel)
JAWABAN

1. Bedasarkan definisinya, benda hitam adalah benda yang menyerap semua


radiasi yang mengenainya, maka benda hitam dapat dipandang sebagai
sebuah lubang kecil pada rongga, cahaya yang dipancarkan oleh lubang
kecil rongga dalam kesetimbangan dengan dinding, semua radiasi diserap
dan diemisikan kembali beberapa kali. Sedangkan berdasarkan definisinya,
benda hitam adalah benda yang memancarkan semua radiasi yang
mengenainya, maka benda hitam dapat dipandang sebagai sebuah lubang
kecil rongga panas terbuka, seperti suatu wadah dalam oven, bertingkah
laku sebagai benda hitam karena terperangkap dalam rongga tersebut.
2. Jika ada benda yang bertemperatur 0 K, maka benda tersebut tidak
meradiasi, karena besarnya radiasi suatu benda sebanding dengan pangkat 4
suhu mutlaknya.
3. Lampiran
4. Kesamaannya adalah energinya sama-sama terkuantisasi dan energinya
sama-sama diskrit. Perbedaannya pada pengkuantuman energi Planck
berlaku untuk kuantisasi energi elektron sedangkan pada pengkuantuman
energi Einstein berlaku pada kuantisasi energi foton.
5. Gejala efek Fotolistrik hanya dapat dijelaskan jika cahaya dipandang
sebagai aliran partikel (foton) bukan sebagai gelombang sebagaimana yang
dinyatakan oleh teori Maxwell. Hal ini dikarenakan pada proses efek
fotolistrik elektron yang merupakan partikel dan memiliki massa hanya
dapat tercungkil (terpental) jika mengalami tumbukan dengan suatu entitas
yang merupakan partikel pula, karena pada efek fotolistrik menggunakan
cahaya sebagai bahan untuk mencungkil elektron, maka proses ini
(fotolistrik) hanya dapat dijelaskan dengan memandang cahaya sebagai
aliran partikel (foton).
6. Peranan historis gejala efek fotolistrik terhadap lahirnya fisika kuantum.
Salah satu bukti eksperimen tentang keberadaan kuantum cahaya/foton
adalah percoban efek fotolistrik. Sebelumnya telah diketahui bahwa apabila
suatu cahaya dikenakan pada permukaan logam tertentu maka dapat terjadi
lucutan electron dari permukaan logam tersebut. Sumbangan pemikiran
Einstein untuk fenomena ini berdasarkan rumusan Planck, telah
menguatkan gagasan kuantisasi energy Planck untuk bias diterima secara

luas. Kontribusi Einstein untuk efek fotolistrik berangkat dari teorinya


bahwa terjadi tumbukan antara foton datang dengan electron didalam
logam. Dari eksperimen inilah maka lahirlah fisika kuantum yang
diperkuat lagi oleh efek Compton dan hipotesis De Broglie.
7. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan. Maka partikel
(electron) juga dapat dipantulkan oleh dinding yang memiliki beda
potensial tinggi.
8. Difraksi cahaya berdasarkan faham cahaya sebagai partikel dapat
dijelaskan dengan difraksi electron berdasarkan percobaan DavissonGermer yaitu : Pada tahun 1926 Elsosier menyarankan untuk menggunakan
berkas elektron yang ditumbukkan pada kristal sebagai cara menguji
perilaku gelombang dari zarah. Kisi kristal dengan jarak atom beberapa
angstrom akan merupakan kisi yang baik untuk difraksi gelombang zat
yang menyertai elektron.
Percobaan yang berhasil menunjukkan difraksi berkas elektron adalah yang
dilakukan Davison-Germer pada tahun 1927 di Amerika Serikat. Mereka
pada mulanya melakukan percobaan tentang hamburan berkas elektron oleh
nikel (nikel dalam bentuk curah (bulk).
Seluruh rangkaian percobaan ditempatkan dalam ruang yang dapat
divakumkan. Adapun langkah-langkahnya adalah :
Suatu penembak elektron menghasilkan berkas elektron terkolimasikan.
Berkas tenaga kinetik elektron dalam berkas diatur dengan mengatur
besar potensial antara anoda dan katoda.
Berkas elektron diarahkan pada sasaran yang terbuat dari bahan nikel.
Elektron yang dihambur oleh sasaran ini kemudian dikumpulkan oleh
kolektor, yang juga sekaligus menjadi detektor arus elektron. Kolektor
dapat dipindahkan kedudukannya sehingga dapat diperoleh pengamatan
besar arus kolektor sebagai fungsi sudut hambur.
Pada awal percobaannya Davison dan Germer menggunakan bahan
curah, yang hasilnya tidak spektakuler. Jumlah elektron yang terhambur
senantiasa berkurang apabila sudut hamburan diperbesar.
Pada saat percobaan dinding vakum mengalami kerusakan, sasaran
nikel yang ada pada saat itu berada pada suhu yang tinggi teroksidasi
oleh udara yang memasuki sistem vakum. Setelah peralatan diperbaiki

cuplikan nikel kemudian direduksi dalam tungku secara perlahan-lahan.


Reduksi ini menghilangkan lapisan oksida yang terbentuk pada saat
permukaan nikel teroksidasi karena kehadiran udara dalam sistem
vakum.
Ketika percobaan diulangi kembali ternyata diperoleh hasil yang sangat
berbeda. Elektron yang dihambur menunjukkan suatu pola hamburan
yang sangat bergantung pada sudut hambur. Terlihat bahwa dengan
adanya perubahan sudut hambur terjadi maksimal dan minimal dari
jumlah elektron yang terhambur. Pola hamburan itu menunjukkan
bahwa berkas elektron mengalami difraksi ketika bertumbukan dengan
permukaan nikel.
Davisson dan Germer dengan menggunakan cara-cara perhitungan yang
dipergunakan dalam difraksi sinar x, akhirnya dapat menentukan panjang
gelombang elektron dalam berkas. Besar panjang gelombang yang
diperoleh dari eksperimen ternyata sama dengan harga yang diperoleh
dengan menggunakan postulat de Broglie. Percobaan Davisson Germer
inilah yang memverifikasi tentang perilaku gelombang dari elektron
seperti yang dihipotesakan dan dipostulatkan de Broglie.
9. Berdasarkan hipotesis De Broglie, partikel yang diam tidak dapat berwatak
sebagai gelombang karena panjang gelombang yang identik dengan partikel
tersebut bergantung pada kecepatan partikel tersebut.
10.

Anda mungkin juga menyukai