Anda di halaman 1dari 11

BENCANA

ALAM

Disusun Oleh:
Salman Hasan Al hafidz
Kelas V A (Lima)

SDN PAMULANG I
TANGERANG SELATAN BANTEN
Senin, 27 April 2015 | 13:50
Gempa Bumi, 20 WNI di Nepal Belum Terjangkau

Jakarta - Pascagempa bumi yang


mengguncang
Nepal,
diketahui
bahwa ada 49 warga negara
Indonesia (WNI) yang berada di
Nepal. Dari 49 WNI, terdapat 18
WNI yang diketahui menetap,
sementara sisanya dalam status
berkunjung. Dari 49 WNI, 20 WNI
belum bisa dihubungi.
Kita
terus
berupaya
untuk
menghubungi mereka namun karena
komunikasinya yang masih sulit, saya
sudah minta duta besar di Dhaka yang meng-cover Nepal yang saat ini masih berada di
Jakarta, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (menlu) Retno Lestari Priansari
Marsudi di Kuala Lumpur sebagaimana dirilis Sekretariat Kabinet, Jakarta, Senin (27/4).
Dari 20 WNI yang belum bisa dijangkau tersebut, sembilan orang yang berstatus menetap
dan 11 orang yang merupakan pengunjung.
Gempa berkekuatan hingga 7,9 skala Richter yang menghantam Nepal diketahui
menewaskan hingga 3.000 orang lebih. Sementara duta besar Indonesia untuk Nepal sendiri
diketahui sedang mengantar delegasinya menghadiri KTT Asia Afrika pekan lalu namun akan
segera kembali setelah situasi memungkinkan .
Kementerian Luar Negeri mengimbau bagi masyarakat yang memiliki keluarga dan
membutuhkan informasi perihal WNI di Nepal bisa menghubungi Tim Direktorat
Perlindungan WNI dengan Bagaskoro melalui nomor 021-3813186 atau telepon seluler
081284794696.
Indonesia sendiri akan membantu pencarian dan pemulihan gempa bumi di Nepal dengan
mengirimkan bahan makanan, obat-obatan, tim medis dan tim SAR. Bantuan akan segera
diterbangkan begitu bandar udara Nepal sudah bisa menerima pendaratan.
Tim direktorat perlindungan WNI selalui dapat dikontak jika terjadi emergency dari waktu
ke waktu, update jumlah Ezra Sihite/FMB dan nama, kata Retno.

27 Agustus 1883: Krakatau Meledak Dahsyat, Bulan Jadi Biru


By Elin Yunita Kristanti
on 27 Agu 2013 at 10:35 WIB
Hari ini, 130 tahun lalu, Selat Sunda bak
neraka. Gunung Krakatau yang tidur
panjang selama 200 tahun menggeliat. Ia tak sekadar
meletus, melainkan meledakkan diri hingga hancur
berkeping-keping.
10.20,
TNT,
tsunami,

Krakatau

Puncaknya terjadi Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul


meletus dahsyat. Kekuatannya setara 150 megaton
lebih 10.000 kali kekuatan bom atom yang
meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki di
Jepang. Melenyapkan pulau dan memicu dua
dengan tinggi 40 meter, menewaskan lebih dari
35 ribu orang. Itu versi resmi.

Sejumlah laporan menyebut, korban mencapai 120 ribu. Kerangka-kerangka manusia


ditemukan mengambang di Samudera Hindia hingga pantai timur Afrika sampai satu tahun
setelah
letusan.
Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 km
hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat,
hingga ke Australia di timur.
Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di
muka bumi. Siapapun yang berada dalam radius 10 kilometer niscaya menjadi tuli. The
Guiness Book of Records mencatat bunyi ledakan Krakatau sebagai bunyi paling hebat yang
terekam
dalam
sejarah.
"Akibatnya tak hanya melenyapkan sebuah pulau beserta orang-orangnya, melainkan
membuat mandeg perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad," demikian ungkap
Simon Winchester, penulis buku Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883.
Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang
muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru.
Pasca letusan tersebut, Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada 1927 atau kurang lebih 40
tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak
Krakatau. Ia sangat aktif dan terus bertumbuh. Akankah ia akan meletus seperti induknya?
Tak ada yang tahu. Anak Krakatau adalah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau
NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1.
Ada dua alasan yang membuat NASA terus mengamati Anak Krakatau. Selain karena terusmenerus bererupsi, ini juga dilatarbelakangi faktor historis. (Ein/Yus)

Kamis, 19 Februari 2015 | 16:47 WIB

Ciliwung Meluap, Kampung Pulo Banjir 150 Cm


Aktivitas warga saat
tempat
tinggal
mereka
terendam
banjir
di
Kampung Pulo Jakarta
Timur,
Senin
22
Desember
2014
Kampung
Pulo
merupakan daerah
yang rawan banjir
dan
daerah
langganan banjir.
TEMPO/Dasril
Roszandi.
TEMPO.CO,
Jakarta - Hujan yang turun secara terus-menerus sejak
semalam membuat permukaan Kali Ciliwung naik. Rumahrumah warga Kampung Pulo di sepanjang bantaran sungai
terendam banjir setinggi 120 sentimeter.
Camat Jatinegara Syofian Taher mengungkapkan ketinggian
banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, bervariasi."Banjirnya
kira-kira 20-150 sentimeter sampai 15 meter dari bibir sungai,"
kata dia kepada Tempo, Kamis, 19 Februari 2015.
Syofian menambahkan, banjir lokal akibat luapan Kali Ciliwung
merendam rumah di tujuh rukun warga yang memaksa 3.427
orang mengungsi. Kebanyakan dari mereka masih mengungsi
di loteng rumah.
Akibat banjir itu pula, ruas Jalan Jatinegara Barat di sisi barat
ditutup polisi. Pengendara hanya boleh melintas di ruas jalan
sisi timur. Mobil patroli parkir melintang di depan Rumah Sakit
Hermina, Jakarta Timur.
"Satu ruas jalan itu dipakai untuk evakuasi kendaraan warga
Kampung Pulo," kata Kepala Bagian Humas Kepolisian Jakarta
Timur
Komisaris
Sri
Bhayakari.

Warga memanfaatkan fasilitas itu dengan memarkirkan sepeda


motornya di Jalan Jatinegara Barat. Ratusan sepeda motor
berjajar hingga dua baris memenuhi ruas jalan sisi barat hingga
di dekat Pasar Jatinegara.

Kamis, 05/01/2006 09:20 WIB


BMG: Longsor Banjarnegara Akibat Akumulasi
Curah Hujan
Bagus Kurniawan - detikNews

Banjarnegara

Banjarnegara

BMG

menduga

musibah tanah longsor


di

Desa

Sijeruk,

Kecamatan

Banjarmangu,
Kabupaten
Banjarnegara,
Tengah,

Jawa
akibat

akumulasi curah hujan


yang tinggi.
"Perkiraan kami, longsor ini akibat akumulasi hujan yang tinggi sehingga
kandungan air di dalam tanah menjadi jenuh," kata Kepala Stasiun BGM
Banjarnegara, Pujo Atmojo, di Kecamatan Banjarmangu, sekitar 500 meter
dari lokasi bencana,
Kamis (5/1/2006). "Berdasarkan pengamatan dan laporan warga, di
sekitar Bukit Pawinihan sekitar 2 tahun lalu ada patahan," imbuhnya.
Dijelaskan, curah hujan tinggi telah terjadi mulai Desember hingga awal
tahun 2006. Pihaknya juga mencatat beberapa kali getaran dalam skala
kecil. "Memang ada getaran Rabu kemarin, namun saya tidak bisa
memastikan apakah itu getaran di sekitar sini atau daerah lain," kata Pujo.
Getaran yang terjadi, pertama, dengan kekuatan 1,7 SR pada pukul
11.32.22 WIB. Getaran kedua, lebih kecil sekitar 1,5 SR pada pukul
12.14.19 WIB.

"Tapi, longsor yang terjadi kemarin curah hujannya yang tinggi," tegas
Pujo. Menurut catatannya, selama bulan Desember tercatat curah hujan
mencapai 783 milimeter per bulan. Itu curah hujan yang tinggi atau di
atas normal. Untuk normalnya, wilayah Banjarnegara sekitar 500-600 mm.
Pujo tak bisa memastikan apakah illegal logging turut berperan dalam
musibah ini. "Namun sekali lagi pada awal Januari ini, curah hujannya
tinggi. Pada tanggal 1, tercatat 57,7 mm. Tanggal 2 Januari tercatat 51,5
mm. Tanggal 3 Januari tercatat 21,5 mm. Tanggal 4 tercatat 37 mm," jelas
Pujo. Secara terpisah, Haryanto, staf BMG, menyatakan, di sekitar
perbukitan di daerah Banjarnegara banyak warga yang melakukan
penebangan liar di kawasan hutan lindung. "Dan itu sudah terjadi
beberapa lama," katanya.

Angin Puting Beliung Rusak Puluhan Rumah di Pidie


Agus Setyadi - detikNews
Kamis, 23/04/2015 14:44 WIB

Banda Aceh - Angin puting beliung


melanda Kabupaten Pidie, Aceh,
Kamis (23/4/2015) siang. Akibatnya
sejumlah rumah warga di beberapa
kecamatan rusak hingga terangkat
bagian atapnya.

"Hampir di semua kecamatan di Pidie ada rumah rusak dan atap terangkat. Kita masih
mendata," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Apriadi saat
dihubungi detikcom dari Banda Aceh.
Puting beliung disertai hujan deras terjadi sekitar pukul 13.15 WIB itu melanda semua
kecamatan di Kabupaten Pidie. Tiupan angin yang demikian kuat menyebabkan pohon, dan
tiang listrik tumbang.

Banyak juga pohon yang tumbang itu menimpa rumah warga. BPBD kini telah meminta
camat yang daerahnya dilanda puting beliung untuk segera melakukan penanganan dan
membersihkan pohon tumbang.
"Penanganannya dilakukan masing-masing camat di lokasi. Nanti biayanya dilaporkan ke
bupati. Karena kalau kita yang tangani tidak sanggup karena puting beliung ini menyeluruh di
Pidie," jelasnya.
Angin puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang tersebut membuat warga yang
melintas di jalan raya memilih menepi ke tempat aman. Warga sempat khawatir dengan
puting beliung tersebut.
"Rumah saya di Desa Meunasah Kumbang, Kecamatan Mila rusak. Tapi sekarang pohon
tumbang sudah mulai dibersihkan," kata seorang warga, Hendra.

Pembalakan Liar di Blitar Masih Marak


Solichan Arif
Jum'at, 5 Desember 2014 05:12 WIB
Ilustasi. (sindonews.com)
BLITAR

Tenggat

delapan bulan (JanuariAgustus 2014), sebanyak


1.257 pohon di kawasan
petak

hutan

KPH
sasaran
liar.

Blitar

Perhutani
menjadi

pembalakan
Total

kerugian

mencapai Rp595 juta.

Sementara, peristiwa yang sama di tahun 2013, kerugiannya Rp615 juta dengan 1.367 batang
kayu yang hilang.
Ini memang perlu adanya peningkatan kerja sama di semua sektor guna menjaga kelestarian
hutan di kawasan Blitar. Selain itu, tentu untuk mencegah bencana longsor dan banjir,

mengingat musim hujan telah dating," ujar Kepala Humas Perhutani KPH Blitar Heri
Purwanto, Kamis (4/12/2014).
Ironisnya, aksi pembalakan hutan seringkali melibatkan sejumlah oknum petugas perhutani
sendiri. Menurut informasi, yang dihimpun , selain pembalakan, oknum juga mengalihkan
fungsi hutan secara ilegal.
Seperti yang pernah disidak anggota Komisi II DPRD Kabupaten Blitar di Desa Plandirejo,
Kecamatan Bakung, kawasan hutan lindung Blitar selatan. Belantara seluas 18.690 hektar
diubah menjadi tambak udang ekspor, kebun ketela dan tebu.
Saat sidak yang berlangsung pertengahan tahun 2014 lalu itu diketahui bahwa pengalihan
fungsi sejak tahun 2006 tersebut terbukti tidak memenuhi syarat yuridis. Karenanya tidak
heran Kepala Bakesbangpol Kabupaten Blitar Mujianto mengakui bahwa kasus kerusakan
hutan masih sulit diatasi.

Penambangan Liar Pasir-Batu Masih Marak di


Lereng Merapi
By Edhie Prayitno Ige
on 08 Des 2014 at 15:43 WIB
Liputan6.com, Semarang Meski sudah diterbitkan SK
Bupati
yang
melarang
penambangan galian C di
lereng Gunung Merapi, hingga
kini masih ditemukan adanya
alat berat ekskavator untuk
menambang.
Pemerintah
Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, pun dinilai tak serius
menindak penambangan liar.
Tudingan itu disampaikan
Forum Rembug Lintas Merapi
melalui juru bicaranya, Agus
M Sidik. Menurut Agus
penggunaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai
landasan hukum Satpol PP untuk melakukan penegakan hukum terlalu berlebihan.
Sebab imbuh dia, cakupannya yang terlalu luas dan tidak detail. Seharusnya, Satpol PP bisa

melakukan penertiban dan penegakan hukum cukup dengan Perda Nomor 1 Tahun 2008
tentang Usaha Penambangan.
"Mengapa sampai saat ini payung hukum perda tersebut tidak pernah digunakan, bahkan
terkesan ditiadakan?" kata Agus melalui sambungan ponselnya, Minggu (7/12/2014).
Agus menduga penerbitan perda itu sekadar sebagai lips service agar masyarakat tenang.
Argumentasi penertiban dengan retorika UU Penataan Ruang tersebut menjadi bukti bahwa
pemkab sebagai pembuat regulasi tidak mampu menjalankan aturan yang dibuatnya sendiri.
"Kesungguhan untuk melakukan penertiban seharusnya dilakukan secara menyeluruh, tidak
tebang pilih. Tidak hanya persoalan penambangan, tetapi juga penertiban pabrik pemecah
batu. Fakta di lapangan, masih beroperasi pabrik pemecah batu ilegal di Kabupaten Magelang
dan hampir semuanya tidak memiliki izin. Ironisnya beberapa pabrik tersebut berdiri di zona
merah. Sungguh ironis jika pemda hanya melakukan penertiban penambangan pasir, tetapi
membiarkan pabrik-pabrik pemecah batu ilegal," papar Agus.
Sementara, Koordinator Advokasi Forum Rembug Lintas Merapi Sarju Teguh Riyadi
mengatakan penegakan hukum yang dilakukan hanya pemanis bibir. Sebab banyak oknum
pemda ikut bermain.
Sebelumnya, sekalipun sudah menyita 9 alat berat atau ekskavator, Satpol PP Kabupaten
Magelang ternyata belum menemukan indikasi pelanggaran penambangan alat berat.

Begini Kondisi Lalu Lintas Jakarta Senin Pagi


By Nafiysul Qodar
on 27 Apr 2015 at 07:36 WIB
Lalu lintas Ibukota Jakarta dan
sekitarnya terlihat padat sejak pagi.
Kondisi ini juga diwarnai
sejumlah
insiden
kecelakaan.
Liputan6.com, Jakarta
- Lalu lintas di Ibukota
Jakarta dan sekitarnya
terpantau mulai padat
sejak pagi. Kondisi ini
disebabkan
meningkatnya volume kendaraan yang terjadi pada jam berangkat kerja dan sekolah di pagi
hari.
Kemacetan cenderung terlihat di sejumlah ruas jalan dari luar menuju Ibukota Jakarta.
Sementara lalu lintas di beberapa jalan arteri dan protokol di Ibukota masih relatif lancar.
Berikut pantauan arus lalu lintas Ibukota dan sekitarnya yang dihimpun Liputan6.com dari
akun Twitter Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya @TMCPoldaMetro,
Senin(27/4/2015) pagi:

07:06 Jalan layang Pramuka arah Tugu Proklamasi padat merayap.


07:04 Tol Dalkot Cawang arah Kuningan padat.
06:52 Tanjung Barat arah Pasar Minggu padat merayap.
06:50 Simpang Kartini arah Jalan Margonda Raya, Depok terpantau padat.
06:41 Blok B arah Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang ramai lancar.
06:39 Tol JORR Ceger arah Kampung Rambutan - Fatmawati padat merayap.
06:38 Tol Dalkot Semanggi arah Tomang ramai lancar. Sebaliknya padat merayap.
06:35 Tol Tomang arah Kebon Jeruk - Karang Tengan lancar. Sebaliknya padat.
06:31 Tol Puri Kembangan arah Tomang padat. Sebaliknya ramai lancar.
06:21 Tol Jagorawi arah Jakarta padat imbas antrean di GT Cimanggis Utama.
05:58 Jalan MT Haryono arah Pancoran padat imbas antrean traffiic light.
05:57 Tol Cimanggis arah ke Cawang padat.
05:56 KM 18 Tol Tangerang arah Karang Tengah padat merayap.
05:46 Jalan layang Kebon Jeruk arah Permata Hijau dan sebaliknya lancar.
05:35 KM 19 Tol Tambun arah Halim padat merayap.

Senin, 27 April 2015 18:43 WIB

Kodim 0302/Inhu Panen Raya Padi di Kuala


Cenaku

(Foto: Penrem 031/WB)


PEKANBARU,

GORIAU.COM
Danrem
031/Wirabima Brigjen TNI
Prihadi
Agus
Irianto
mengimbau kepada para
Dandim, Danramil dan Babinsa
jajaran Korem 031/Wirabima
agar
selalu
melakukan
pendampingan
kepada
petani mulai dari pemilihan
bibit,
penanaman,
pemupukan,

pendistribusian pupuk serta panen.


Hal ini sesuai dengan perjanjian kerja sama Pemprov Riau dengan Korem
031/Wirabima, sebagai wujud keseriusan Korem 031/WB untuk

menyukseskan program Ketahanan Pangan Nasional, khususnya di


wilayah Provinsi Riau.
Panen padi di wilayah Korem 031/Wirabima kali ini, Senin (27/4), berada di
Kecamatan Kuala Cenaku, wilayah Kodim 0302/Inhu. Memiliki potensi yang
besar untuk mendukung dan mendorong program pemerintah khususnya
di wilayah Kabupaten Inhu. Untuk surplus pangan dengan sasaran untuk
mencapai target produksi.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Inhu
Rahmat, SP MSi, juga menyerahkan bantuan satu unit hand tracktor
kepada Kelompok Tani Rejo. "Semoga kelompok tani lebih bersemangat
dalam
mengelola
pembudidayaan
tanaman
padi
sehingga
pembudidayaan tanaman padi ke depan dapat menghasilkan panen padi
yang lebih melimpah dan berkualitas lebih baik dari sebelumnya dan
dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Inhu, juga
dapat sebagai sarana peningkatan pendapatan masyarakat, tutur
kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Inhu tersebut. rls

Anda mungkin juga menyukai