Anda di halaman 1dari 17

Kehilangan hasil pada tahap pascapanen dapat diakibatkan oleh banyak faktor,

salah satu faktornya adalah serangan hama pascapanen. Di negara berkembang


seperti Indonesia, kerusakan bahan hasil pertanian diperkirakan rata-rata mencapai
25-50% dari total produksi, sedangkan dinegara maju kerusakan pascapanen
pertanian yang terjadi berkisar 5-15% (Zulnayati, dkk. 2004 dalam Lidia, 2008).
Kerusakan produk pascapanen pertanian, selain terjadi pada proses pengangkutan,
pemasaran, pengolahan, juga terjadi pada gudang sebagai tempat penyimpanan.
Seperti halnya pada saat budidaya tanaman, pengendalian hama juga perlu
dilakukan pada saat pascapanen atau saat dalam penyimpanan. Serangan hama
pada saat penyimpanan dapat menimbulkan kerusakan kualitas dan kuantitas
produk pascapanen. Keberhasilan pengendalian hama pascapanen dalam gudang
penyimpanan sangat ditunjang oleh pengetahuan tentang hubungan antara faktor
luar dengan hama itu sendiri.
Diantara beberapa mikroorganisme penyebab kerusakan produk pascapanen
pertanian, jamur merupakan penyebab utama kerusakan pascapanen dalam
penyimpanan. Jamur-jamur tersebut akan tumbuh dengan baik pada suhu dan
kelembapan udara yang relatif tinggi seperti keadaan di wilayah beriklim tropis.
Jamur akan membentuk toksin pada produk pascapanen pertanian, khususnya
mikotoksin yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Bahan yang
disimpan akan mengalami berbagai bentuk penyusutan (susut jumlah, susut berat,
susut mutu), juga menyebabkan daya simpan menurun. Pembentukan mikotoksin
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain keadaan morfogenesis jamur, keadaan
jenis atau strain jamur tertentu dan keadaan substrat tempat tumbuh jamur.
Produksi mikotoksin selain dipengaruhi faktor biologi (jenis dan strain jamur),
faktor kimiawi (keadaan substrat tempat tumbuh jamur) juga dipengaruhi faktor
fisik antara lain keadaan lingkungan, suhu, potensi air (kadar air), dan pengaruh
pertumbuhan spora jamur. Perkembangan jamur penyebab kerusakan produk
pascapanen dalam gudang penyimpanan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya seperti disebutkan dibawah ini.
Suhu dan kadar air bahan simpan
Perkembangan mikroorganisme yang dapat menurunkan nilai ekonomi pada
produk pascapanen dipengaruhi oleh kadar air dalam produk pascapanen tersebut.
Kadar air yang berlebih pada produk pascapanen akan menyebabkan tingginya

kelembapan disekitar produk tersebut dan hal ini mampu menyebabkan konidium
atau spora jamur untuk aktif tumbuh. Untuk itu dalam menyimpan produk
pascapanen hendaknya dengan mengurangi kadar air produk tersebut, seperti
penjemuran pada pascapanen pala untuk mengurangi kadar air sampai 6-7%
sebelum dimasukkan dalam penyimpanan. Suhu merupakan faktor penting dalam
penyimpanan produk pascapanen karena akan mempengaruhi daya simpannya.
Suhu berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur patogen
pascapanen, juga dapat meningkatkan kerentanan produk pascapanen, setelah
panen atau dalam penyimpanan. Beberapa jamur mampu tumbuh sangat lambat
meski berada dibawah suhu 10C, seperti jamur Rhizopus stolonifer, Geotrichum
candidum, dan Ceratocystis paradoxa. Jamur Botrytis, Cladosporium, dan
Penicillium bahkan masih mampu tumbuh pada suhu 1C.
Suhu lingkungan dan kadar air bahan simpan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi masa perkembangan. Pada Coleoptera, kadar air dan kelembapan
lebih dominan pengaruhnya dibanding suhu dan ketersediaan makanan, demikian
pula pada ordo Lepidoptera. Suhu lingkungan dan kelembapan dipenyimpanan
merupakan sebab dan akibat dari keberadaan hama pascapanen. Serangga
membutuhkan kisaran suhu dan kelembapan optimum untuk perkembangannya
yaitu 25-37,50C. Kadar air dan kelembapan udara pada produk pascapanen
berpengaruh pada lama stadium larva. Kadar air bahan simpan yang rendah akan
memperlama stadium larva, tetapi tidak berpengaruh untuk telur dan pupa,
sehingga hal ini dapat mengubah keseimbangan struktur umur dalam populasi
yang sudah stabil. Suhu dan kadar air produk pascapanen, masa perkembangan,
ketahanan hidup dan produksi telur serangga hama pascapanen tergantung pada
kesesuaian lingkungan dan makanan. Laju populasi serangga hama pascapanen
dapat meningkat sebagai hasil dari masa perkembangan yang singkat, ketahanan
hidup yang meningkat atau produksi telur yang lebih banyak, sehingga
permasalahan utama bagi serangga hama pascapanen adalah suhu dan kadar air.
Masa perkembangan, lama perkembangan rata-rata (dari telur sampai imago)
hama pascapanen dipengaruhi oleh tiga faktor penting yaitu suhu lingkungan,
kelembapan dan kadar air produk pascapanen. Peningkatan suhu dan kadar air
produk pascapanen meningkatkan produksi telur, hanya saja produksi telur

22

tertinggi dan ketahanan hidup tertinggi tidak terjadi pada satu titik suhu atau kadar
air yang sama.
Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu faktor fisik yang mempengaruhi besarnya
populasi hama. Kelembapan pada ruang penyimpanan berperan penting terhadap
kerentanan produk pascapanen dan laju infeksi patogen. Kelembapan relatif 90%
dan suhu diatas 5oC mempengaruhi perkembangan penyakit pascapanen dengan
cara mendukung pertumbuhan patogen. Pada kelembapan kurang dari 90%,
patogen umumnya tidak dapat tumbuh. Kelembapan dan suhu berperan dalam
mempertahankan luka dan lubang infeksi alami lain, sehingga memberikan
kondisi yang sesuai bagi patogen untuk menginfeksi. Sebaliknya, kelembapan
yang tinggi berperan penting untuk memperbaiki ketahanan terhadap penyakit
pascapanen. Hama pascapanen membutuhkan kelembapan udara dan kelembapan
material tertentu. kelembapan relatif (RH) yang optimum bagi serangga hama
pascapanen sekitar 75-90%. Sebagian hama gudang tidak akan berkembang biak
dengan baik bila lingkungan gudang mempunyai kelembapan dibawah 40%
(Zulnayati, dkk. 2004 dalam Lidia, 2008). Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
kelembapan dalam gudang penyimpanan dapat saja terjadi sebagai sebab atau
akibat dari keberadaan hama. Serangga membutuhkan kisaran waktu yang
optimum untuk perkembangannya. Sementara itu metabolisme serangga hama
pascapanen juga menghasilkan kalor dan uap air ke lingkungannya. Kelembapan
sangat diperlukan oleh setiap hama, khususnya hama pascapanen pertanian dalam
penyimpanan. Menurut Kartasapoetra, 1987 dalam Lidia, 2008, menyatakan
bahwa kelembapan udara minimum dan maksimum masing-masing berkisar
antara 0% dan 100%, sedangkan kelembapan udara relatif yang optimum berada
disekitar 75%. Serangga hama pascapanen pada produk makanan dalam
penyimpanan mempunyai kemampuan yang unik untuk tumbuh dan bereproduksi
pada makanan yang mempunyai kadar air terbatas. Selain itu ketersediaan
makanan berkombinasi dengan kondisi-kondisi abiotik seperti suhu dan
kelembapan relatif untuk mempengaruhi distribusi populasi dan pertumbuhan
hama pascapanen dalam penyimpanan. Kuantitas dan kualitas makanan

23

berinteraksi dengan suhu dan kelembapan untuk mempengaruhi ukuran dari


kebanyakan serangga hama pada produk pascapanen dalam gudang penyimpanan.
Kerusakan produk
Produk pascapanen yang terserang oleh OPT pascapanen setelah proses panen
namun sebelum dimasukan dalam gudang penyimpanan, maka tingkat kerusakan
yang dialami oleh produk pascapanen tersebut setelah dimasukkan dalam gudang
penyimpanan akan semakin bertambah. Keadaan dimana produk pascapanen telah
terserang OPT sebelum disimpan merupakan stadia awal dari serangan hama atau
penyakit pascapanen, sehingga akan membuat kerusakan yang lebih parah setelah
dalam penyimpanan. Satu produk pascapanen yang rusak saat proses panen dan
terserang penyakit pascapanen akan menjadi sumber inokulum yang kemudian
akan menular pada produk pascapanen yang lainnya.
Benda-benda asing
Keberadaan benda-benda asing dalam penyimpanan produk pascapanen seperti
biji tanaman lain, biji yang pecah/rusak, bagian tanaman, serangga sebagai hama
pascapanen, dan butiran tanah yang terbawa sewaktu panen, sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dari produk pascapanen. Benda-benda asing yang terbawa
dalam gudang penyimpanan dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi
penyakit pascapanen untuk tumbuh dan berkembang.
Aktivitas hama pascapanen
Aktivitas serangga hama dalam gudang penyimpanan seperti tungau dapat
berpengaruh pada perkembangan jamur dalam penyimpanan. Hal ini dilakukan
dengan cara meningkatkan kandungan air pada produk pascapanen dan membantu
penyebaran jamur ke tempat lainnya. Hasil metabolisme serangga hama
pascapanen ini dapat berupa CO2 atau air yang dibuang pada produk pascapanen
yang diserangnya dan bercampur. Hal ini menyebabkan produk pascapanen
tersebut menjadi lembap dan akhirnya terciptalah lingkungan yang mendukung
untuk pertumbuhan beberapa jamur yang merugikan pada produk pascapanen
dalam gudang penyimpanan.

24

Proses panen
Proses panen dan penanganan produk pertanian merupakan faktor yang perlu
diperhatikan, karena terdapat patogen yang menyerang ke bagian produk
pascapanen disebabkan karena proses pemanenan yang kurang tepat. Misalnya
masuknya patogen ke dalam biji kakao, karena sewaktu proses pengupasan kulit
kakao menggunakan parang, sehingga parang membelah kulit kakao hingga
melukai biji didalamnya yang membuat biji tergores atau terbelah. Hal itu
menyebabkan masuknya patogen yang dapat menginfeksi biji terluka tersebut.
Kondisi pengangkutan
Produk pascapanen dalam penyimpanan akan terus melakukan respirasi dan
biasanya akan menghasilkan panas. Untuk itu diperlukan transportasi/kendaraan
angkut yang dapat mengatasi apabila hal itu terjadi. Suhu yang tinggi dapat
mempercepat

respirasi,

sedangkan

kelembapan

nisbi

udara

selama

transportasi/pengangkutan berlangsung harus disesuaikan dengan kebutuhan,


sehingga pertumbuhan patogen dapat ditekan/dicegah. Terjadinya luka memar,
luka potongan, lecet akibat gesekan maupun lubang alami pada permukaan produk
pascapanen yang terjadi sewaktu transportasi/pengangkutan merupakan jalan
masuknya (infeksi) patogen baik jamur maupun bakteri. Kondisi seperti ini akan
semakin tinggi tingkat kemungkinannya, apabila produk pascapanen yang dipanen
tersebut diletakkan dipermukaan tanah tanpa alas sewaktu proses panen
dilakukan.
Dengan mengetahui berbagai faktor yang dapat memicu munculnya penyakit pada
produk pascapanen, diharapkan para petani, pengepul produk pascapanen dan jasa
transportasi produk pascapanen dapat mengkondisikan produk pascapanen
tersebut dengan baik. Sehingga dapat menciptakan keadaan yang tidak
mendukung hama atau penyakit pascapanen untuk berkembang. Salah satunya
dengan lebih berhati-hati dalam melakukan proses panen. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir adanya benda-benda asing yang terikut dalam produk pascapanen
atau rusaknya produk pascapanen pada waktu proses panen dilakukan yang

25

akhirnya dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produk pascapanen tersebut.


Penanganan produk pascapanen yang tepat perlu dilakukan guna menjaga nilai
jualnya agar tidak semakin menurun, sehingga diperlukan berbagai teknologi
untuk mendukungnya. Untuk itu, perlu dukungan dari pemerintah agar petani dan
para pengusaha skala kecil dapat menerapkannya.

III. PRODUK NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL


3.1 Produk Dan Pendapatan Nasional
Pengertian pendapatan nasional adalah nilai seluruh barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun. Dalam
penghitungannya pendapatan nasional dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran, produksi dan pendapatan. Produk Nasional Bruto adalah
pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran. Produk Nasional
Bruto (Gross National Product GNP) adalah jumlah nilai atau harga pasar dari
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat selama waktu satu
tahun. Produk Domestik Bruto adalah pendapatan nasional yang dihitung melalui
pendekatan

produksi,

sedangkan

Pendapatan

Nasional

dihitung

dengan

pendekatan pendapatan.
Perhitungan pendapatan nasional mempunyai beberapa peranan, antara
lain :
1. Pendapatan nasional merupakan alat pengukur bagi tinggi rendahnya
tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa. Kemakmuran suatu
masyarakat umumnya diukur melalui pendapatan per kapita atau
perbandingan antara jumlah pendapatan nasional dengan jumlah
penduduknya,
2. Mengetahui struktur perekonomian negara, apakah agraris, industri dan
sebagainya. Struktur perekonomian dihitung melalui peranan masingmasing sektor dalam komposisi pembentukan pembentukan nasional,
3. Sebagai alat penyusun kebijakan,

26

4. Mengetahui besarnya kontribusi ekonomi luar negeri, apabila dilihat angka


perbandingan antara neraca penadapatan nasional dengan neraca
pembayaran internasioanl,
5. Mendasari perencanaan kegiatan ekonomi di masa mendatang. Hal ini
diketahui melalui data kuantitatif tentang putput, pengeluaran masyarakat,
konsumsi, tabungan, investasi dan lain-lain,
6. Mengetahui

gelombang

kegiatan

ekonomi

dari

tahun

ke

tahun

(konjungtur).
3.2 Perhitungan Pendapatan Nasional
Penghitungan pendapatan nasional dapat didekati dengan 3 cara
perhitungan dengan beberapa alasan yang disampaikan dalam sub bab berikut.
Pada dasarnya produksi bersama-sama dari suatu masyarakat atau jumlah dari
barang dan jasa yang tiap tahunnya dihasilkan oleh suatu masyarakat, adalah
penghasilan masyarakat tersebut. Bila hasil tersebut dikalikan dengan harganya
masing-masing, maka jumlah tersebut adalah merupakan pendapatan nasional
bruto. Bila pendapatan nasional dikurangi biayanya, maka diperoleh pendapatan
nasional bersih. Jadi pendapatan nasional sama dengan jumlah harga bersih (nett
value) dari semua barang dan jasa.
Pendapatan nasional dapat pula diukur dari segi penerimaan dan segi
pengeluaran. Dari sudut penerimaan, maka pendapatan nasional itu sama dengan
jumlah pengeluaran biaya untuk faktor produksi yang ikut serta dalam proses
produksi masyarakat (jumlah sewa, bunga, upah dan sebagainya yang diterima
oleh para pemilik faktor produksi, seperti pekerja, pemilik modal, pemilik tanah
dan sebagainya). Selanjutnya penerimaan-penerimaan atau pendapatan para
pemilik faktor produksi itu akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pengeluaran-pengeluaran ini terarah pada barang konsumsi dan barang
modal dan investasi.
Beberapa pendekatan perhitungan pendapatan nasional :
1. Metode Produksi
Dari segi produksi, maka pendapatan nasional itu diperoleh dengan cara
mengalikan jumlah produksi dari masing-masing sektor dengan tingkat harganya
masing-masing (dengan nagka indeks), kemudian kita jumlahkan seluruhnya, atau

27

dapat juga diperoleh dengan cara menjumlahkan secara total seluruh nilai
tambahan (value added) dari semua sektor kegiatan ekonomi. Dalam hal ini
haruslah dihindari agar jangan sampai terjadi pembukuan dobel dari suatu barang.
Perhitungan dengan cara ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data
tentang hasil akhir barang dan jasa untuk sutu periode tertentu dari semua unitunit produksi yang menghasilkan barang-barang dana jasa-jasa tersebut. Semua
nilai hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan. Apabila jumlah
produk ke 1 kita tandai dengan Q1, produk ke 2 dengan Q2 dan seterusnya sampai
ke n ditandai dengan Qn. Harga produk ke 1 ditandai dengan P1, harga produk ke
2 ditandai dengan P2 dan seterusnya sampai pada Pn. Bentuk persamaan
matematik pendekatan produk akan menghasilkan :
NI = P1Q1 + P2Q2 + ... + PnQn
Atau ditandai dengan :
n

NI Pi Q i
i 1

Persamaan NI mempunyai makna bahwa pendapatan nasional atas dasar harga


pasar besarnya sama dengan produk nasional atas dasar harga pasar.
2. Metode Pendapatan
Metode pendapatan adalah suatu metode perhitungan pendapatan nasional
dengan cara menghitung jumlah pendapatan dari seluruh warga masyarakat, yang
berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi. Untuk berlangsungnya produksi
diperlukan berbagai faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga dan pengusaha.
Faktor-faktor produksi itu yang telah dipergunakan dalam proses produksi,
diberikan balas jasa, yang masing-masing : sewa, bunga, upah dan gaji dan
keuntungan. Kesemuanya balas jasa-jasa ini akan kembali ke masyarakat sebagai
pendapatan. Perhitungan balas jasa atas faktor-faktor produksi inilah yang
dimaksud sebagai metode pendapatan dalam perhitungan pendapatan nasional.
Unsur-unsur pembentuk pendapatan diantaranya :
Upah dan Gaji (Yw)

28

Upah dan gaji merupakan pendapatan yang diperoleh rumahtangga sebagai


imbalan atas penggunaan faktor produksi (tenaga kerja) yang digunakan sebagai
pembentukan produk nasional. Selain sebagai balas jasa faktor produksi, yang
dimaksud upah dan gaji termasuk juga berbagai macam penerimaan karyawan
dalam bentuk lain seperti tunjangan keluarga, perumahan dan lain-lain.
Sewa (Yr)
Pendapatan sewa meliputi semua sewa atas pemakaian aktiva tetap oleh
pihak lain atau oleh pemiliknya sendiri, kecuali kalau pihak penerima sewa atau
pemakai-pemilik aktiva tetap tersebut merupakan perusahaan, yang sisa hasil
usahanya sudah tergolong kedalam kategori laba.
Bunga (Yi)
Bunga merupakan semua pembayaran jasa modal pinjaman yang dibayar
oleh sektor swasta, baik sektor keluarga maupun sektor perusahaan.
Laba (Yp)
Perbedaan antara penerimaan penjualan perusahaan dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan per tahun. Dalam perkiraan pendapatan dan produk
nasional dibedakan :
a.

laba perusahaan perseorangan, yaitu laba yang diperoleh


perusahaan-perusahaan yang tidak terbentuk badan hukum

b.

laba

perseroan yaitu laba yang diperoleh oleh perusahaan-

perusahaan yang berbentuk badan hulum.


Bentuk persamaan pendapatan nasional atas dasar biaya faktor produksi :
Y = Yw + Yr + Yi + Yp
3. Metode Pengeluaran
Pendapatan Nasional yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh keempat sektor dalam perekonomian, yaitu
sektor konsumen (personal sector), sektor perusahaan (business sector), sektor
pemerintah (goverment sector), dan sektor perdagangan luar negeri (foreign trade
sector).
Pengeluaran konsumsi (C)

29

Merupakan pengeluaran sektor keluarga meliputi semua pengeluaran


rumahtangga-rumahtangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga
swasta bukan perusahaan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembelian
barang-barang tahan lama yang baru seperti mobil, televisi dan lain-lain.
Pembelian barang yang telah menjadi milik seorang konsumen tidak dapat
dianggap sebagai pengeluaran konsumsi, sebab pengeluaran konsumen yang satu,
yakni konsumen pembeli, diimbangi oleh penerimaan konsumen penjual sehingga
nettonya sebesar nol.
Pengeluaran Investasi (I)
Pengeluaran investasi merupakan pengeluaran perusahaan yang meliputi
semua pengeluaran domestik yang dilakukan oleh sektor swasta untuk mendirikan
bangunan-bangunan baru, mesin-mesin baru beserta perlengkapannya dan
perubahan jumlah berbagai macam persediaan perusahaan.
Pengeluaran Pembelian Pemerintah (G)
Yang dimaksud pengeluaran pemerintah, pengeluaran dimana pemerintah
mendapat balas jasa secara langsung dari pengeluaran tersebut. Pengeluaran
berupa pembayaran pensiun, bea siswa, subsidi, dan bantuan finansial untuk
perusahaan tidak dikategorikan sebagai pengeluaran peemrintah, melainkan
sebagai transfer pemerintah.
Ekspor Netto (X M)
Ekspor netto adalah komponen Foreign Trade Sector, merupakan hasil
pengurangan nilai total impor (M) terhadap nilai total ekspor (X). Apabila neraca
perdagangan dalam keadaan pasif ditunjukkan oleh nilai impor barang dan jasa
lebih besar daripada nilai ekspor barang dan jasa. Kondisi ini ditandai nilai ekspor
bertanda negatif.
Secara matematis pendapatan nasional ini disimbolkan :
Y = C + I + G + (X M)
3.3 Jenis-jenis Pendapatan Nasional
a.

Produk Nasional Riil Vs. Nominal

30

Kita mendefinisikan GNP sebagai nilai seluruh barang dan jasa dalam
satuan uang. Untuk menghitung GNP digunakan patokan harga pasar (market
price) yang berlaku dari barang dan jasa. Namun harga senantiasa berubah; inflasi
senantiasa membuat harga lebih tinggi dari tahun ke tahun. Dengan demikian
harga merupakan ukuran yang kurang akurat. Masalah harga-harga yang selalu
berubah merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh para ekonom manakala
mereka menggunakan uang sebagai tolok ukur. Untuk mengatasi ketidak akuratan
perhitungan akibat inflasi para ekonom menggunakan tolok ukur indeks harga
(price index), yakni harga rata-rata atas sejumlah barang.
Kita bisa menghitung GNP untuk tahun tertentu dengan memakai harga
pasar aktual pada tahun tersebut. Hasil perhitungannya disebut GNP nominal, atau
GNP pada tingkat harga berlaku. Tapi biasanya yang lebih disukai adalah GNP
riil, atau GNP pada harga konstan. GNP riil merupakan hasil bagi antara GNP
nominal dengan suatu indeks harga yang disebut deflator (GNP riil = GNP
nominal : deflator GNP). Dengan demikian hubungan antara GNP yang dinilai
atas dasar harga berlaku dengan atas dasar harga konstan sebagai berikut :
IH tahun dasar
GNP konstan = GNP berlaku x
IH tahun berlaku
Keterangan :
IH = indeks harga konsumen
b. Produk Nasional Bruto (GNP) dan Produk Domestik Bruto (GDP)
GNP (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto paling sering
digunakan sebagai ukuran produksi nasional. Masih ada dua ukuran lainnya yang
sering digunakan yaitu NNP (net national product) atau Produk Nasional Neto dan
GDP (Gross Domestik Product) atau Produk Domestik Bruto.
GNP meliputi investasi bruto, yakni investasi neto ditambah dengan
penyusutan (depresiasi). Apabila faktor depresiasi dihilangkan, jadi investasi neto
yang digunakan dalam total output, maka perhitungan tersebut dinamakan Produk
Nasional Neto (NNP). Walaupun NNP lebih baik, namun GNP lebih banyak
digunakan. Hal ini disebabkan sulitnya perhitungan faktor penyusutan sehingga
investasi bruto sudah dianggap lebih akurat. Gross National Product

(GNP)
31

meliputi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga
negara suatu negara, baik yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar
negeri. Barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asaing di negara
tersebut tidak dimasukkan dalam perhitungan GNP.
Ukuran lain yang sering dilakukan adalah Produk Domestik Bruto (PDB)
atau Gross Domestic Product (GDP). GDP atau PDB merupakan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam wilayah negara tersebut, baik
perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
Selisih antara GDP dengan GNP adalah pembayaran ke luar negeri
(dikurangi dengan pembayaran dari luar negeri kalau ada). Ini disebut Net Factor
Income to Abroad atau pendapatan neto terhadap luar negeri dari faktor produksi.
Jadi GDP net factor income to abroad = GNP. Apabila GDP suatu negara lebih
besar dari GNP nya, ini berarti bahwa penanaman modal asing dalam negara
tersebut adalah lebih besar daripada penanaman modal negara itu di negara lain.
3. Lima Jenis Pendapatan Nasional
Ada 5 jenis pendapatan nasional, diantaranya :
1. Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto
2. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto
3. National Income atau Net National Income (NNI)
4. Personal Income (PI)
5. Disposible Income (DI)
Gross National Product (GNP)
Merupakan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
masyarakat selama satu tahun. Barang yang dihasilkan diantaranya barang
konsumsi dan barang modal atau investasi. Barang-barang konsumsi tersebut ada
yang bersifat tahan lama, dan barang-barang konsumsi yang cepat rusak.
Sedangkan barang investasi itu sebagian untuk perluasan produksi, sehingga
menambah peralatan produksi yang sudah ada, dan sebagian lagi untuk
penggantian peralatan produksi yang sudah rusak..
Secara rinci komponen GNP antara lain :
a. Upah + tunjangan,

32

b. Penghasilan perusahaan perseorangan


c. Sewa rumah,
d. Bunga,
e. Dividen,
f. Net corporate profit (laba perusahaan yang tidak dibagikan)
g. Pajak perusahaan
h. Pajak tidak langsung
i. penyusutan
Net National Product (NNP)
NNP = GNP penyusutan.
Penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam produksi
umumnya

bersifat

taksiran,

sehingga

mungkin

saja

tidak

tepat

sehinggamenimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil. Keadaan demikian dapat


menyebabkan tidak tepatnya perhitungan pendapatan nasional.
Net National Income (NNI)
NNI merupakan jumlah seluruh penerimaan para anggota masyarakat
sebagai balas jasa, karena mereka turut serta dalam proses produksi. Penerimaan
ini dinataranya : upah, sewa, bunga dan sebagainya.
NNI = NNP pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak penjualan, pajak peredaran, pajak impor, pajak
pembangunan dan sebagainya. Pajak tidak langsung pada dasarnya adalah semua
beban pajak yang dapat digeserkan pembayarannya kepada pihak lain. Pajak
penjualan misalnya yang harus dibayar oleh pengusaha tetapi dibebankan kepada
pembeli. Apabila negara tidak memungut pajak, maka besarnya NNP sama dengan
jumlah seluruh penerimaan yang diterimakan kepada pemilik faktor produksi
(NNI).
Personal Income (PI)
Personal Income mrupakan jumlah pembayaran yang diterima oleh
partisipan dalam proses produksi masyarakat.
PI = NNI

laba yang tidak dibagi

33

laba perusahaan

kontribusi perusahaan untuk karyawan

+ transfer payment, subsidi


Disposible Income (DI)
DI merupakan jenis pendapatan yang siap untuk dibelanjakan atau
dikonsumsikan. DI = PI pajak langsung.
Pajak langsung diantaranya pajak pendapatan, pajak kekayaan dan lain-lain.

34

RINGKASAN PERHITUNGAN JENIS-JENIS PENDAPATAN


Pendekatan Pendapatan
1. Upah dan gaji
Rp. ...............
2. Sewa
Rp. ...............
3. Bunga
Rp. ...............
4. Laba
Rp. ...............
Pendapatan Nasional atas
dasar
biaya faktor produksi
Rp. ...............
+ Transfer Perusahaan
Rp.................
+ Pajak Tidak Langsung Rp................
- Subsidi
Rp................
+ Penyusutan
Rp.................
PRO D UK

DO M ES TIK

P e n d a p a t a n

PRODUK

Pendekatan Pengeluaran
1. Pengeluaran konsumsi Rp. ...............
2. Pengeluaran investasi
Rp. ...............
3. Pengeluaran Pemerintah Rp. ...............
4. Nilai Net Ekspor
Rp. ...............

BR UTO

N e t t o

t h d .

(G RO SS

L u a r

DOM ES TI C

n e g e r i

P e n d e k a t a n

P r o d u k s i

1. Pertanian
2. Pertambangan & penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air
5. Bangunan

Rp. ............
Rp. ............
Rp. ............
Rp. ............
Rp. ............

6. Perdagangan, hotel & restoran


7. Pengangkutan & komunikasi
8. Bank & Lembaga Keuangan
9. Sewa Rumah
10. Pemerintahan & Pertahanan
11. Jasa-jasa
PRO D UCT) = PD B

Rp. ..........
Rp. ..........
Rp. ..........
Rp. ..........
Rp. ..........
Rp. ..........
(G DP )

d a r i

f a k t o r

p r o d u k s i

NASIONAL BRUTO (GROSS NATIONAL PRODUCT) = PNB (GNP )


Net National Product (NNP) =
G
N
P

p
e
n
y
u
s
u
t
a
n
Net National Income (NNI) =
N N P

p a j a k
t i d a k
l a n g s u n g
P e r s o n a l I n c o m e ( P I ) =
N N I
l a b a y a n g t i d a k d i b a g i

Disposible Income (DI)

pajak perseroan
transfer perusahaan (iuran untuk hari tua, bantuan bencana alam)
+ transfer payment ( transfer pemerintah : penganggur, orang jompo, jaminan
kesehatan dll)
+ subsidi
P I

p a j a k
l a n g s u n g

* : Nilai imbalan terhadap penggunaan sumber-sumber daya milik penduduk negara kita yang dimanfaatkan oleh negara lain
dikurangi nilai imbalan terhadap penggunaan sumber daya milik negara asing yang dimanfaatkan di negara kita

Contoh soal :
N

oI
t
e
m Nilai (tril yun Rp )
1N i l a i
e k s p o r 2
.
9
2 Pengeluaran upah dan gaj i 7
.
9
3P a j a k t i d a k l a n g s u n g
1
4N i l a i
i m p o r 1
.
7
5N i l a i
s e w a 0
.
5
6S
u
b
s
i
d
i 1
.
8
7Pengeluaran konsumsi 8
.
3
8B
u
n
g
a 0
.
4
9P e n y u s u t a n 0
.
6
0Pengeluaran investasi 2
.
9
1L a b a p e r u s a h a a n ha ru s di h i t un g
2L a b a t i d a k d i b a g i k a n 2
0
%
3Pengeluara pemerintah 1
.
7
4T r a n s f e r p e m e r i n t a h 0
.
4
5P a j a k l a n g s u n g 0
.
2
6 Pendapatan neto Luar negeri
1

1
1
1
1
1
1
1

Susunlah perkiraan 5 jenis pendapatan nasional : GNP, NNP, NNI, PI, DI


C/tahu

Y=
YnC
MPC.
APCn.Yn

C
a
0

Y/tahun

Anda mungkin juga menyukai