PENKES KELUARGA
Tahu.
Mau.
Mampu
SIAP
Persiapan itu antara lain Fisik ibu, psikologis ibu, pakaian ibu dan anak ,Orang yangmembantu mencari pertolongan, Orang yang
menolong persalinan itu sendiri, transportasi,Waktu yangsesuai dengan tafsiran persalinan, mempersipakan pendonor.
INFORMASI
SIAGA prioritas kedua.Menjelang persalinan sangat penting mencari informasi situasi kondisi Mencaritahu situasi ibu bersalin pada
petugas kesehatan atau bidan dan dokter yangmemeriksa, mencaritahu posisi bidan penolong pada saat bersalin. Bila
meragukan keadaan lebih baik persalinan itu langsung di rumah sakit terdekat agar mudah menolong bila terjadi perdarahan. Hal ini
memudahkan pelayanan bila persalinan itu harus dioperasi. Menginformasikan hal yang akan diperlukan kepada pendonor, kepada
pemilik transport, kepada keluarga di sekitar rumah sakit dan kepada keluarga sekitar dan serumpun. Mencari informasi ke Bank darah
tentang darah yang dibutuhkan nanti saat bersalin.
ANTAR
SIAGA prioritas ketiga. Mengantar ibu hamil yang hendak bersalin lebih cepat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Perdarahan
tidak akanmembawa kematian ibu dan anak bila cepat ditangani. Penanganan perdarahan yang paling benar dan tidak
mengalamikesulitan hanya di rumah sakit.Transfusi merupakan salah satu pertolongan yang paling baik.Transfusi hanya bisadilakukan
di rumah sakit.
JAGA
prioritas bungsu SIAGA. Menjaga ibu hamil dalam semua situasi. Dilakukan penjagaan sejak awal persalinan. Dalam konteks ini
Jaga yang dimaksudkan adalah sejak muncul tanda-tanda bersalin. Siaga setiap saat sampai persalinan selesai. Baik selama di
rumah, dalam pekerjaan, dalam perjalanan, maupun selama di rumah sakit selalu jaga jangan sampai terjadi perdarahan sebelum,
selama maupun sesudah
Peranan suami saat proses persalinan
Menyuguhkan minuman
Impian permainan peran/antisipasi persiapan emosional untuk bayi banyak terjadi pada minggu sebelum kelahiran.
Petugas kesehatan mendengarkan dengan aktif agar dapat menentramkan hati ibu & jika ada gangguan psikologis hebat
rujuk untuk pengobatan yang tepat.
Persiapan menjadi ibu ada 3 Fase :
Fase I
Menerima kenyataan biologik pada kehamilan bahwa dirinya hamil
Fase II
Menerima pertumbuhan Janin sebagai suatu yang jelas dari dirinya dan ia berkata? saya akan memiliki bayi ? terutama pada
TM II.
Dengan realitas penerimaan bayi (Mendengar DJJ & gerakan anak) khayalan & impian tentang anak menjadi berharga &
menarik & ia berusaha berkonsentrasi pada bayinya.
Fase III
Faktor biologis dari kehamilan, ia membutuhkan kedudukan bahwa ia akan menjadi ayah.
Respon pertama yaitu mencari informasi tentang kehamilan dengan perasaan takut, cemas, bingung.
2. Periode II / Fase Penundaan
Pada saat ini karakteristik ayah aktif terlibat dalam kehamilan & hubungan dengan anak.
Ia membutuhkan kedudukan bahwa ia tahu perannya selama persalinan & ia menjadi kepala keluarga.
Pada fase ini berkonsentrasi pada pengalaman yang dimiliki pada wanita hamil & merasa hubungannya lebih baik dengan
istri karena ia akan menjadi ayah & dunia sekelilingnya menentukan peran bapak di masa datang.
Adaptasi sibling :
0 2 tahun, tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu terhadap penjelasan.
2 4 tahun, berespon terhadap perubahan pada tubuh ibu dan tingkah lakunya.
1.
Ikut sertakan anak untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, ajak anak mendengarkan bunyi jantung anak & merasakan
pergerakan bayi.
2.
Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran bayi, misalnya dengan membantu mendekorasi ruangan bayi
3.
Pindahkan anak ke tempat tidur (jika sblmnya tidur di tempat tidur kecil) setidaknya 2 bln sebelumnya kelahiran bayi
4.
Bacakan buku, putarkan video / masukkan anak ke dalam kelas persiapan sibling termasuk kunjungan dalam RS.
5.
Jawab pertanyaan anak tentang datangnya kelahiran, bagaimana bayi itu & pertanyaan lainnya.
6.
Ajak anak ke rumah yang mempunyai bayi sehingga anak mempunyai gambaran nyata seperti apa bayi itu.
2.
Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan
mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.
Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
3.
Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu
dengan lembut.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
PENGUKURAN TFU
Pada sistem reproduksi akan terjadi involusi uterus, dimana terjadi proses kembalinya uterus seperti keadaan semula sebelum
hamil. Proses involusi berlangsung selama 6 minggu dan selama proses ini berlangsung berat uterus berkurang sekitar 500 gram setiap
minggunya, begitu juga ukuran serviks hingga akan menutup selebar 2 jari. Proses involusi uterus ini disertai dengan penurunan tinggi
fundus uteri. Pada hari pertama, TFU di atas simpisis pubis atau sekitar 12 cm . Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU
setiap 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm.
Fundus uteri sekitar tiga jam pos partum di bawah pusat, selama dua hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi
setelah dua hari uterus mengecil dengan cepatnya sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah enam minggu uterus
pada ukuran semula. Setelah plasenta lahir berat uterus 1000 gram, minggu I : 500 gram, minggu II : 375 gram, minggu ke III : 50-60
gram.
Penurunan TFU
Hari I post parturn
setinggi pusat
tidak teraba
EPISIOTOMI
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya dokter akan
memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal.
Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan lahir, jika:
. Dokter memperkirakan memang diperlukan, misanya jika bahu bayi tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap
tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi.
. Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat.
. Episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum.
. Daerah otot-otot perineum sangat kaku, sehingga kemungkinan Anda akan mengalami luka yang lebih luas diperineum atau labia
(lipatan disisi kanan dan kiri vagina) jika tidak dilakukan episiotomi.
Episiotomi dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau
garis tengah, yang potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu agak rendah ke sudut. Irisan midline umum di
Amerika. Di negara lain irisan mediolateral lebih populer.
Midline merupakan metode episiotomi yang paling mudah dilakukan juga paling cepat dalam proses perbaikannya, namun cukup
beresiko karena robekan bisa sampai ke anus. Sedangkan Medio cukup sulit dalam proses perbaikan namun cukup melindungi anus.
Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan yang luas dan tidak beraturan pada daerah perineum. Keuntungan dilakukannya
episiotomi, robeknya lebih mudah dijahit dan hasilnya lebih bagus. Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi robekan yang
meluas sampai ke anus jika epsiotomi dalakukan tidak benar. Kemunginan lain adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat
berhubungan intim.
Adakah cara lain yang bisa dilakukan oleh ibu hamil, agar pada saat proses melahirkan nanti terhindar dari episiotomi? jawabannya
adalah ada yaitu dengan melakukan pijatan perineum pada 2 bulan terakhir menjelang persalinan atau latihan Kegel (terutama pada
fase relaksasi) dapat menghindari episiotomi. Kadang digunakan kompres hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi akan
keluar, dokter atau bidan akan menahan perineum dengan jari mereka. Kemungkinan paling efektif menghindari tindakan episiotomi
adalah dengan melakukan proses persalinan yang benar, misal perlahan mengeluarkan kepala bayi sesuai dengan tingkatan pembukaan
vagina. Tunggulah refleks menekan secara alamiah yang akan Anda alami. Hindarilah tekanan yang terlalu dipaksakan.
http://bidanku.com/mengenal-episiotomi
4.
PERDARAHAN
Ringan: perdaraha kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan kurang dari 1/6 bagian
permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 150mg%
Sedang: perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang tedapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasn plasenta 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120 150 mg%
Berat: uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati,pelepasan plasenta dapat terjadi 2/3 bagian atau
keseluruhan
5.