Anda di halaman 1dari 15

Enter your blog description here.

Enter Keyw

Home KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Kematian Sel (Nekrosis)

5.07.2012

Kematian Sel (Nekrosis)


Kematian Sel
Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif
sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi
tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali
dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta
timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu mencerna sel-sel yang mati dan
selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme
kematian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu
maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan
dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan
iskemia.
Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai
respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut
terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel.
Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen
tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.

Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut
atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
1. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel
lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak
teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahanpecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis.
Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).

2. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik
akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri
arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif,
seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.

Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada
jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi
cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada
tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa
dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini
disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis
nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit
atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan
adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion
logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini disebut
nekrosis lemak enzimatik.
3. Perubahan Kimia Klinik
Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur
berbagai aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel
lisis. Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada
intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam
sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami
peningkatan kadar LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung.
Seseorang yang mengalami kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan kadar
SGOT dan SGPT. Namun peningkatan enzim tersebut akan kembali diikuti dengan
penurunan apabila terjadi perbaikan.

Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik
tersebut dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses
perbaikan untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan
oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika
daerah nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh jaringan
fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah di
sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut kalsifikasi dan
menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama
hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi daerah yang mati.
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk
bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel
yang mati.
Kematian Sel (Nekrosis) Reviewed by Agus Hariyanto Apotoxin on 5.07.2012 Rating: 4.5
Diposkan oleh Agus Hariyanto Apotoxin di 16.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: ANFIS, KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
http://aghoesdc.blogspot.com/2012/05/kematian-sel-nekrosis.html

Aug
15
MAKALAH MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS
MAKALAH
MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IDK II
Dosen Pengampu : dr. Elok M.Q. M.Kes

Disusun oleh :
Nama

: M.KOIRUL ANWAR

NIM

: 201201434

Kelas/Prodi

: 2C/PSIK

STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS


PRORAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya. Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar II dengan judul MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN
NEKROSIS. Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis, maka makalah
ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1.

dr. H. Parno Widjoyo AF., Sp. Fk., (k). Ketua Stikes.

2.

Ns. Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep. Pembantu Ketua Stikes.

3.

Ns. Noor Faidah, S.Kep. Ketua Prodi Ilmu Keperawatan.

4.

Ns. Sri Hartini, S.Kep. Sekretaris Prodi Ilmu Keperawatan.

5.
dr. Elok Muriyatul Q, M.Kes. Yang telah dengan sabar bersedia
membimbing memberikan saran saran, motivasi serta nasihatnya yang sangat
berguna bagi penulis.
6.

Teman teman PSIK 2B yang mendukung pembuatan makalah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini berman faat bagi penulis dan pembaca.
Kudus, 28 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan ............................................................................ 1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.2 Pengertian Kematian Sel.................................................................... 2


2.3 Nekrosis............................................................................................. 3
2.3 Penyebab Nekrosis dan Akibat
Nekrosis .......................................... 6
2.4 Pengobatan
Nekrosis ......................................................................... 8

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan .......................................................................................... 10


3.2 Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dalam kaitan nya dengan pertumbuhan dan perkambangan sel, kematian


menjadi salah satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor dapat ,menjadi
alasan kematian, yaitu akibat penuaan, kematian terprogram, dan pengaruh dari
lingkungan luar.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh
disebut
Nekrosis. Nekrosis biasa nya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui
mekanisme kaetian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa
hidup tertentu maka sel akan mati

1.2

Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah


sebagai berikut :
a.

Apakah pengertian kematian jaringan pada tubuh makhluk hidup?

b.

Apa saja jenis-jenis dari kematian jaringan atau nekrosis?

c.

Apa dampak dari kematian jaringan atau nekrosis?

d.

Apa saja penyebab kematian jaringan atau nekrosis?

e.

Bagaimana pengobatan nekrosis pada tubuh?

1.3

Manfaat Penulisan

Untuk mendapat pengetahuan tentang mekanisme kematian jaringan dan


nekrosis sesuai kemampuan kita

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Kematian Sel

a) Kematian Sel (Nekrosis)


Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi
kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu
lagi mengkompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami
kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan
berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan membantu
mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan
secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui
mekanisme kematian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa
hidup tertentu maka sel akan mati. Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan
menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga
dipicu oleh keadaan iskemia.

b) Apoptosis

Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai
respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut
terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.

Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup
tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada
inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya
fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.

http://1.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/SsiDlTuRpdI/AAAAAAAAATQ/cXsMzziaUI/s320/apoptotik+bodi.bmp

2.2 Nekrosis

Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut
atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan
cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol
yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat
berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

1.

Perubahan Mikroskopis

Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel
sel lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya
tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan
pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut
karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).

http://1.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/SsiD_PA-QcI/AAAAAAAAATY/qTyJ60LKXk/s400/tahap+nekrosis.bmp

2.

Perubahan Makroskopis

Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan
nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan
mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut
nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah.
Contohnya gangren.

http://3.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/Ssh6lpnA_I/AAAAAAAAASo/AKK2rP3JcpM/s320/gangren.jpg

Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada
jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang
berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada
tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa
dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini
disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis
nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit
atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan
adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ionion logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini
disebut nekrosis lemak enzimatik.

3.

Perubahan Kimia Klinik

Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi


mengatur berbagai aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga
membran sel lisis. Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang
terdapat pada intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh tertentu
masuk ke dalam sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami
peningkatan kadar LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung.
Seseorang yang mengalami kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan
kadar SGOT dan SGPT. Namun peningkatan enzim tersebut akan kembali diikuti
dengan penurunan apabila terjadi perbaikan.

Dampak Nekrosis

Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik


tersebut dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses
perbaikan untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan
oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut.
Jika daerah nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh

jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari
darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik. Proses pengendapan ini disebut
kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap
berada selama hidup.

Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :


1.

Hilangnya fungsi daerah yang mati.

2.
Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik
untuk bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3.

Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.

4.
Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran
sel-sel yang mati.
2.3 Penyebab Nekrosis dan Akibat Nekrosis

1.

Penyebab nekrosis

a.

Iskhemi

Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk
suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan
akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat
pembentukan trombus.
Penyumbatan mengakibatkan anoxia.Nekrosis terutama terjadi apabila daerah
yang terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih
mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia.
Jaringan yang sangat rentan terhadap anoxia ialah otak.
b.

Agens biologik

Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan


trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri - bakteri yang virulen, baik
endo maupun eksotoksin.
c.

Agens kimia

Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga


merupakan juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium
danglukose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat
gangguan keseimbangan kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam konsentrasi
yang rendah sudah dapat merupakan racun dan mematikan sel, sedang yang
lain baru menimbulkan kerusakan jaringan bila konsentrasinya tinggi.
d.

Agens fisik

Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik,
cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul
kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul
kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
e.

Kerentanan (hypersensitivity)

Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara di dapat (acquired) dan
menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obatobatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan
obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah.
Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi Arthus.

2.

Akibat Nekrosis

a.

Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak.

Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena:


-

persalinan yang disertai dengan abruptio placentae sepsis bakterialis.

Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:


-

infeksi

- syok

dehidrasi

b.

Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.

Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
-

Abroptio placenta

Placenta previa

Pendarahan rahim

infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)

penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)

kematian janin di dalam rahim

pre-eklamsi(tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih


atau penimbunan cairan selama kehamilan)

2.4 Pengobatan Nekrosis

Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda. Biasanya,


penyebab nekrosis harus diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat
ditangani.Sebagai contoh, seorang korban gigitan ular atau laba-laba akan
menerima anti racun untuk menghentikan penyebaran racun, sedangkan pasien
yang terinfeksi akan menerima antibiotik. Bahkan setelah penyebab awal
nekrosis telah dihentikan, jaringan nekrotik akan tetap dalam tubuh. Respon
kekebalan tubuh terhadap apoptosis, pemecahan otomatis turun dan daur ulang
bahan sel, tidak dipicu oleh kematian sel nekrotik.
Terapi standar nekrosis (luka,luka baring, lukabakar, dll) adalah bedah
pengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung pada beratnya nekrosis, ini bisa
berkisar dari penghapusan patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi
anggota badan yang terkena atau organ. Kimia penghapusan, melalui enzimatik
agen debriding, adalah pilihan lain. Dalam kasus pilih, khusus belatung terapi
telah digunakan dengan hasil yang baik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel
akut atau trauma, dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol

yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat
berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler.
Nekrosis hanya dapat diobati sebelum jaringan sel tersebut mati.

3.2 Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut
atau trauma, di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Maka
kita harus mempraktekkan gaya hidup sehat, dengan makan makanan yang
sehat dan melakukan aktivitas yang teratur sebelum mendapatkan hal yang
tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

(Online),(http://denfirman.blogspot.com/2009/09/infak-nekrosis-dangangren.html), diakses 06 Mei 2013


(Online),(http://dentistrymolar.wordpress.com/2011/03/04/nekrosis-liquefaktif/),
diakses 06 Mei 2013
(Online),(http://www.scribd.com/doc/91149771/Nekrosis), diakses 07 Mei 2013
Diposkan 15th August 2013 oleh mohammad anwar

0
Tambahkan komentar

anwar bocah kebengen

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

MAKALAH INTERGUMEN
madrid fc
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.
Sumber : http://kebengen.blogspot.com/2013/08/makalah-mekanisme-kematianjaringan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai