Puput
Puput
Enter Keyw
5.07.2012
Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut
atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera
mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat
menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
1. Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel sel
lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya tidak
teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan pecahanpecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut karioreksis.
Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
2. Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan nekrotik
akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan mempertahankan ciri
arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut nekrosis koagulatif,
seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah. Contohnya gangren.
Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada
jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang berisi
cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada
tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa
dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini
disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis
nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit
atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan
adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ion-ion
logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini disebut
nekrosis lemak enzimatik.
3. Perubahan Kimia Klinik
Kematian sel ditandai dengan menghilangnya nukleus yang berfungsi mengatur
berbagai aktivitas biokimiawi sel dan aktivasi enzim autolisis sehingga membran sel
lisis. Lisisnya membran sel menyebabkan berbagai zat kimia yang terdapat pada
intrasel termasuk enzim spesifik pada sel organ tubuh tertentu masuk ke dalam
sirkulasi dan meningkat kadarnya di dalam darah.
Misalnya seseorang yang mengalami infark miokardium akan mengalami
peningkatan kadar LDH, CK dan CK-MB yang merupakan enzim spesifik jantung.
Seseorang yang mengalami kerusakan hepar dapat mengalami peningkatan kadar
SGOT dan SGPT. Namun peningkatan enzim tersebut akan kembali diikuti dengan
penurunan apabila terjadi perbaikan.
Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik
tersebut dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses
perbaikan untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan
oleh sel-sel regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika
daerah nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh jaringan
fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah di
sekitar sirkulasi jaringan nekrotik . Proses pengendapan ini disebut kalsifikasi dan
menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama
hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
1. Hilangnya fungsi daerah yang mati.
2. Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk
bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3. Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.
4. Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel
yang mati.
Kematian Sel (Nekrosis) Reviewed by Agus Hariyanto Apotoxin on 5.07.2012 Rating: 4.5
Diposkan oleh Agus Hariyanto Apotoxin di 16.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: ANFIS, KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
http://aghoesdc.blogspot.com/2012/05/kematian-sel-nekrosis.html
Aug
15
MAKALAH MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS
MAKALAH
MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IDK II
Dosen Pengampu : dr. Elok M.Q. M.Kes
Disusun oleh :
Nama
: M.KOIRUL ANWAR
NIM
: 201201434
Kelas/Prodi
: 2C/PSIK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya. Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar II dengan judul MEKANISME KEMATIAN JARINGAN DAN
NEKROSIS. Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis, maka makalah
ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
dr. Elok Muriyatul Q, M.Kes. Yang telah dengan sabar bersedia
membimbing memberikan saran saran, motivasi serta nasihatnya yang sangat
berguna bagi penulis.
6.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
Rumusan Masalah
b.
c.
d.
e.
1.3
Manfaat Penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
b) Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai
respons dari beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut
terjadi secara terkontrol dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup
tertentu, menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada
inti sel. Kemudian sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya
fragmen tersebut diabsorpsi sehingga sel yang mati menghilang.
http://1.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/SsiDlTuRpdI/AAAAAAAAATQ/cXsMzziaUI/s320/apoptotik+bodi.bmp
2.2 Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut
atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan
cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol
yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat
berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
1.
Perubahan Mikroskopis
Perubahan pada sel yang nekrotik terjadi pada sitoplasma dan organel-organel
sel lainnya. Inti sel yang mati akan menyusut (piknotik), menjadi padat, batasnya
tidak teratur dan berwarna gelap. Selanjutnya inti sel hancur dan meninggalkan
pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Proses ini disebut
karioreksis. Kemudian inti sel yang mati akan menghilang (kariolisis).
http://1.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/SsiD_PA-QcI/AAAAAAAAATY/qTyJ60LKXk/s400/tahap+nekrosis.bmp
2.
Perubahan Makroskopis
Perubahan morfologis sel yang mati tergantung dari aktivitas enzim lisis pada
jaringan yang nekrotik. Jika aktivitas enzim lisis terhambat maka jaringan
nekrotik akan mempertahankan bentuknya dan jaringannya akan
mempertahankan ciri arsitekturnya selama beberapa waktu. Nekrosis ini disebut
nekrosis koagulatif, seringkali berhubungan dengan gangguan suplai darah.
Contohnya gangren.
http://3.bp.blogspot.com/_0OOQOqD3ODk/Ssh6lpnA_I/AAAAAAAAASo/AKK2rP3JcpM/s320/gangren.jpg
Jaringan nekrotik juga dapat mencair sedikit demi sedikit akibat kerja enzim dan
proses ini disebut nekrosis liquefaktif. Nekrosis liquefaktif khususnya terjadi pada
jaringan otak, jaringan otak yang nekrotik mencair meninggalkan rongga yang
berisi cairan.
Pada keadaan lain sel-sel nekrotik hancur tetapi pecahannya tetap berada pada
tempatnya selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan tidak bisa
dicerna. Jaringan nekrotik ini tampak seperti keju yang hancur. Jenis nekrosis ini
disebut nekrosis kaseosa, contohnya pada tuberkulosis paru.
Jaringan adiposa yang mengalami nekrosis berbeda bentuknya dengan jenis
nekrosis lain. Misalnya jika saluran pankreas mengalami nekrosis akibat penyakit
atau trauma maka getah pankreas akan keluar menyebabkan hidrolisis jaringan
adiposa (oleh lipase) menghasilkan asam berlemak yang bergabung dengan ionion logam seperti kalsium membentuk endapan seperti sabun. Nekrosis ini
disebut nekrosis lemak enzimatik.
3.
Dampak Nekrosis
jaringan fibrosa dan akhirnya diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari
darah di sekitar sirkulasi jaringan nekrotik. Proses pengendapan ini disebut
kalsifikasi dan menyebabkan daerah nekrotik mengeras seperti batu dan tetap
berada selama hidup.
2.
Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik
untuk bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
3.
4.
Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran
sel-sel yang mati.
2.3 Penyebab Nekrosis dan Akibat Nekrosis
1.
Penyebab nekrosis
a.
Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk
suatu alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan
akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat
pembentukan trombus.
Penyumbatan mengakibatkan anoxia.Nekrosis terutama terjadi apabila daerah
yang terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih
mudah terjadi pada jaringan-jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia.
Jaringan yang sangat rentan terhadap anoxia ialah otak.
b.
Agens biologik
Agens kimia
Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik,
cahaya matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul
kerusakan potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul
kekacauan tata kimia potoplasma dan inti.
e.
Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara di dapat (acquired) dan
menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obatobatan sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan
obat-obatan sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah.
Dalam imunologi dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi Arthus.
2.
Akibat Nekrosis
a.
infeksi
- syok
dehidrasi
b.
Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
-
Abroptio placenta
Placenta previa
Pendarahan rahim
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel
akut atau trauma, dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol
yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat
berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler.
Nekrosis hanya dapat diobati sebelum jaringan sel tersebut mati.
3.2 Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut
atau trauma, di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Maka
kita harus mempraktekkan gaya hidup sehat, dengan makan makanan yang
sehat dan melakukan aktivitas yang teratur sebelum mendapatkan hal yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
0
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
MAKALAH INTERGUMEN
madrid fc
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.
Sumber : http://kebengen.blogspot.com/2013/08/makalah-mekanisme-kematianjaringan-dan.html