ABSTRAK
PENGUKURAN
KANDUNGAN
Fe
DALAM
PADUAN
AlFeNi
MENGGUNAKAN
PENGOMPLEKS AMONIUM TIOSIANAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS. Telah
dilakukan pengukuran kandungan Fe pada paduan AlFeNi dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Dengan
mengaplikasikan prinsip penurunan intensitas cahaya yang terjadi karena adanya penyerapan oleh suatu
media maka dengan bantuan alat spektrofotometer UV Vis. konsentrasi Fe pada AlFeNi dapat diketahui.
Pengompleks yang digunakan pada penelitian ini adalah ammonium tiosianat 0,1M. Dari hasil pengukuran
yang dilakukan pada panjang gelombang 461,0 nm diketahui bahwa kadar Fe dalam paduan AlFeNi sebesar
0,7419%. Angka ini cukup aman untuk menghindari terjadinya korosi. Selain itu kadar Fe yang diperoleh lebih
kecil dari kadar Fe saat dibuat paduan AlFeNi. Hasil pengukuran disertai dengan perhitungan nilai ketidak
pastiannya diperoleh nilai sebesar 0,4917 ppm atau 0,0734%. Ini dapat diartikan bahwa konsentrasi besi
dalam sampel nilainya terletak antara 4,9682 ppm 0,4917 ppm atau 0,7419% 0,0734%.
Kata Kunci : Analisis Fe, NH4SCN, AlFeNi, spektrofotometer UV-Vis
ABSTRACT
MEASUREMENT OF IRON CONTENT IN ALUMINIUM FERRUM NICKEL ALLOY USING
THIOCYANATE
AMMONIUM
COMPLEXING WITH UV-VIS SPECTROPHOTOMETER.
Measurements have been carried out on the iron content in AlFeNi alloy by UV - Vis spectrophotometry method
. By applying the principle of reduction of light intensity due to absorption by a medium so with the help of UVVis spectrophotometer. Complexing used in this study was 0.1 M ammonium thiocyanate Complexing was
selected based on its ability to react quickly with the iron to form ferrum thiocyanate ions are colored bright red
. From the results of measurements made at a wavelength of 461.0 nm is known that the Fe content in the alloy
AlFeNi of 0.7419 % . Besides Fe content obtained is smaller than current levels of Fe alloy made AlFeNi . The
measurement results along with the estimation of the uncertainty values obtained or uncertainty of 0.4917 ppm
or 0.0734 % . This means that the concentration of iron in the sample value lies between 4.9682 ppm ppm or
0.7419 0.4917 % 0.0734 %
Keyword : Analysis of iron, NH4SCN, AlFeNi, spektrofotometer UV-Vis
PENDAHULUAN
Dalam industri nuklir paduan aluminium telah
digunakan sebagai bahan struktur yaitu sebagai
cladding
bahan bakar. Cladding bahan bakar
berbasis aluminium telah dikembangkan
oleh
berbagai negara di dunia sebagai komponen reaktor
Andi H. dkk
132
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
keberadaannya dalam paduan alumunium tersebut
adalah sangat penting. Meskipun unsur Fe berperan
penting dalam
pembuatan bahan Cladding
alumunium namun keberadaannya juga tidak boleh
melebihi persyaratan yang diperkenankan dalam
bahan struktur. Sehubungan dengan hal tersebut maka
pengukuran kandungan Fe dalam paduan AlFeNi
adalah cukup penting, karena keberadaan Fe dapat
meningkatkan laju korosi dalam paduan AlFeNi.
Terbukti dari penelitian yang dilakukan sebelumnya
bahwa semakin tinggi kadar Fe pada paduan semakin
besar laju korosinyanya. Pada kadar Fe 1,5%, 2% dan
2,5% laju korosi bertambah dari 0,015 mpy ; 0,02
mpy dan 0,025 mpy[2]. Atas dasar itulah penelitian ini
dilakukan. Pengukuran kandungan Fe tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan alat spektrometer
UV-Vis.
1006
X100%
........ (1)
Dimana :
Ax = kadar Fe (%)
Vx = volume sampel (mL)
Fp = Faktor pengenceran
Cx = konsentrasi hasil pengukuran (ug/mL)
Bx = berat sampel (gr)
Dalam pengukuran dapat terjadi penyimpangan.
Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh ketidak
sempurnaan alat ukur analisis, metode dan operator
yang tidak terlatih, sehingga diperlukan suatu
indikator mutu yang dapat diterapkan secara umum,
konsisten dapat diukur serta mempunyai arti yang
jelas. Adapun indikator tersebut yang memenuhi
persyaratan adalah ketidakpastian yang merupakan
suatu parameter untuk menentukan rentang nilai yang
didalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur
berada[4]. Untuk analisis besi dalam paduan AlFeNi,
akan ditetapkan faktor apa saja yang digunakan
terhadap nilai ketidakpastian perhitungannya.
Sumber-sumber ketidak pastian dapat berasal dari
setiap tahapan yang diamati dalam menganalisis suatu
unsur dalam suatu sampel. Seperti[5,6] definisi besaran
ukur yang tidak lengkap, realisasi definisi besaran
ukur yang tidak sempurna, pengambilan sampel yang
kurang mewakili populasi, pengetahuan yang kurang
tentang besaran pengaruh, bias personil, resolusi atau
ambang diskriminasi alat ukur, nilai standar
acuan yang digunakan, konstanta atau parameter
yang digunakan dalam proses pengukuran,
pendekatan atau asumsi yang tercakup dalam metode
dan prosedur dan variasi pengamatan berulang yang
dilakukan terhadap besaran ukur yang sama.
TEORI
Spektrofotometer UV-Vis. merupakan salah satu
metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif maupun kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visible, ultra violet
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom
dan molekul namun yang lebih berperan adalah
elektron
valensi.
Salah
satu
kegunaan
spektrofotometer UV-Vis adalah untuk menentukan
kandungan unsur dari suatu bahan seperti kandungan
besi dari paduan AlFeNi.
Pada alat spektrofotometer UV Vis, Sumber
cahaya yang dilewatkan pada sampel besi akan
memberikan informasi nilai serapan (absorbansi)
dengan variasi konsentrasinya. Spektrometri UV-Vis
adalah salah satu metode analisis yang berdasarkan
pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh
suatu media. Penurunan intensitas cahaya yang
diserap oleh suatu media tergantung pada tebal
tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang
ada pada media tersebut. Pembentukan warna pada
metode ini sangat menentukan ketelitian hasil yang
diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan
cara penambahan pengompleks
yang selektif
terhadap unsur yang ditentukan. Pada penelitian ini
dipilih pengompleks ammonium tiosianat sebab
pengompleks ini
bereaksi cepat
dengan besi
membentuk kompleks dari besi sianat yang berwarna
merah terang [3] Sehingga dapat diketahui konsentrasi
dari besi. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya [3], diketahui bahwa senyawa kompleks
Fe Sianat mengalami penurunan absorbansi sejak hari
ke 2 sampai hari ke 7.Untuk penentuan konsentrasi
senyawa kompleks NH4SCN, dilakukan pada dua titik
STTN-BATAN
METODE
Bahan yang digunakan :
Sampel yaitu AlFeNi, HNO3 pekat sebagai pelarut,
NH4SCN 0,1 M sebagai bahan pengomplek dan HCl
133
Andi H. dkk
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
1:1 sebagai media pengomplek. Sedangkan pengencer
digunakan air bebas mineral.
Prosedur Percobaan :
A. Penyiapan larutan
1. Pembuatan larutan sampel
Paduan AlFeNi ditimbang seberat 2,0925 gr, lalu
dilarutkan menggunakan HNO3 pekat. Selanjutnya
larutan diencerkan menggunakan air bebas mineral.
hingga volume menjadi 50 mL. Larutan sampel yang
telah diencerkan dipipet 0,4 ml, dimasukan ke dalam
labu 25 ml, lalu ditambahkan 1 mL asam khlorida
1:1, dan 2 mL senyawa kompleks NH4SCN 0,1M,
selanjutnya larutan diencerkan dengan air bebas
mineral.
hingga tanda batas.
Andi H. dkk
134
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
0,007
0,038
0,077
0,176
0,243
0,356
0,459
0,533
Absorbansi
0,007
0,037
0,077
0,176
0,243
0,356
0,459
0,533
Absorbansi
y = 0.0451x - 0.0064
R2 = 0.9967
0.2
0.1
5
10
0,0000
0,0006
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0006
0.4
0.3
0
-0.1 0
0,007
0,037
0,077
0,176
0,243
0,356
0,459
0,533
Kurva Kalibrasi Fe
0.6
0.5
SD
0,007
0,037
0,077
0,176
0,243
0,356
0,459
0,532
15
Konsentrasi (ppm)
STTN-BATAN
RSD
0,002587
0,002959
0,0000
4,9682
135
Andi H. dkk
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
Berdasarkan
komponen-komponen
dalam
pelaksanaan analisis yang memberikan estimasi
ketidakpastian
pengukuran
terhadap
nilai
analisis, dari hasil nilai ketidakpastian dengan
mengacu pada gambar 3.
(1)
Bx
Vx (2)
Kalibrasi
Presisi
kalibrasi
Efek muai
Konsentrasi
Fe
pipet
kalibrasi
Fp
Efek
muai
Kurva kalibrasi
kalibrasi
(4)
Labu takar
Efek muai
C Sp (3)
( )
]
2 [( )2 /n]
.................(2)
[ Yi(bXi)]
n
................ (3)
Nomor
Andi H. dkk
1
2
3
Rerata
SD
Berat (g)
Wadah kosong
Wadah+AlFeni
4,5832
6,6757
4,5832
6,6757
4,5833
6,6758
4,5832
6,6757
5,7735-E05
5,7735E-05
Dalam
penentuan
nilai
ketidakpastian
penimbangan,
dilakukan penentuan faktor-faktor
yang berpengaruh.
136
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
kepercayaan. Berdasarkan persamaan 3 di atas ,
kalibrasi volume = 0,04/3 = 0,023 mL.
Kalibrasi Penimbangan
Skala penimbangan dari timbangan dengan Merk
Metler Tolledo sebesar 0,0001 dengan tingkat
kepercayaan = 95% dengan nilai k =1,96 sehingga
diperoleh ketidakpastian
kalibrasi penimbangan
0,0001/1,96 = 5,1020.10-5 g. Oleh karena
penimbangan
dilakukan dua tahapan, yaitu
penimbangan wadah kosong dan penimbangan berisi
paduan, diperoleh ketidakpastian gabungan dari
tahapan penimbangan =
2,7421.10-4 g.
2(0,0001939)2
Efek Temperatur
Untuk ketidakpastian dari volume cairan dalam labu
takar pada t = 4oC koefisien muai air = 0,00021 oC-1,
efek temperatur terhadap muai volume = (V x T x
koefisien muai air)/3 = (25x4oCx0,00021 oC-1/ 3) =
0,012 mL. Jadi, ketidakpastian volume labu
tkr=(0,023)2
Asal
Pipet
Lb tkr
Presisi
Ketidakpastian ini berasal dari penimbangan
yang berulang, sehingga diperoleh S = 0,0001.
ketidakpastian baku () presisi 5,774.10-5 g.
ketidakpastian gabungan penimbangan
(X)/x
0,0043
0,0049
Efek Temperatur
Untuk ketidakpastian dari volume cairan dalam labu
akibat efek temperatur t = 20oC, koefisien muai air =
0,00021oC-1 dengan perbedaan suhu 4oC, efek
temperatur terhadap muai volume = V x T x
koefisien muai air/3 = 2,425. 10-2 mL sehingga
diperoleh ketidakpastian labu takar =
S2 =
3. Nilai Ketidakpastian Faktor Pengenceran
(Fp) meliputi Kalibrasi Volume Pipet
Dari spesifikasi pabrik pipet 0,4 mL 0,003 mL
kalibrasi volume = 0,003/3 =0,003/1,7321 =
0,0017 mL
volume asal efek temperatur = V x (T) x koefisien
muai air = 0,4 x 4oC/3 x 0,00021 oC-1 = 0,0001939
mL,
ketidakpastian
dari
pipet
=
(YiYc)
(2)
....................................(4)
Dimana :
S2 = variansi dari residual
Yi = nilai pengukuran ke i
N = jumlah titik pada kurva
Yc = nilai y hasil perhitungan dari Y = bx-a
Dari Persamaan (4) di atas diperoleh :
S2 = 0,0007278/6 = 0,0001213
Var X = S2/b2
..............(5 )
0,0017108
mL.
STTN-BATAN
(X)
1,7108E-3 mL
0,122 mL
= 2,7426x10-4 gr
Nilai
0,4 mL
25 mL
=
(2,7421104 )2 + (2,7421104 )2
(0,0017)2 (0,0001939)2
+ (0,012)2 = 0,122 mL
137
Andi H. dkk
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
Tabel 4. Nilai Ketidakpastian Faktor Pengenceran (Fp) meliputi
Sumber
Nilai(x)
Satuan
x
satuan
Vol. Labu (Vx)
50
mL
3,464.10-2
mL
Faktor Pengenceran (Fp)
62,5
0,4062
Hasil pengukuran (Cx)
4,8935
g/mL
0,2447
g/mL
Berat sampel (Bx)
2,0925
gr
9,241.10-5
g
Dengan
memperhatikan
komponen-komponen
tersebut pada Tabel 4, diperoleh hasil perhitungan
untuk ketidakpastian:
Cs/Cs=
3.
Cs/Cs=0,0505
Cs = 0,0505 x 4,9682 = 0,2509 g/mL
4.
Ketidakpastian diperluas
= 1,96 x 0,2509 = 0,4917 g/mL.
Ini dapat diinterpretasikan bahwa konsentrasi Fe
dalam paduan berbasis aluminium nilainya
terletak
pada rentang 4,9682 ppm 0,4917 ppm
atau 0,7419% 0,0734%. Semakin tinggi kadar Fe
pada paduan semakin besar laju korosinyanya. Pada
paduan AlFeNi dengan kadar Fe 1,5%, 2% dan 2,5%
laju korosi bertambah dari 0,015 mpy ; 0,02 mpy dan
0,025 mpy[2].Dengan demikian untuk paduan AlFeNi
dengan kadar Fe 0,7419% 0,0734% tentu laju
korosinya lebih rendah lagi.
5.
6.
TANYA JAWAB
Pertanyaan
1. Apa
pengaruh
KESIMPULAN
Penentuan kandungan Fe dalam paduan AlFeNi
menggunakan alat spectrometer UV-Vis dapat
dilakukan. Dari hasil penentuan tersebut
telah
diketahui kandungan Fe dalam AlFeNi sebesar 4,9682
ppm atau 0,7419%. Persentase hasil pengukuran yang
diperoleh lebih kecil dari nilai persentase saat
dibuat(1,0%). Sedangkan pada perhitungan nilai
ketidakpastian dari hasil pengukuran diperoleh nilai
ketidakpastian sebesar 0,4917 g/mL, artinya
setiap analisis yang dilakukan memiliki nilai rentang
ketidakpastian
sebesar. 0,4917 g/mL atau
0,0734% yaitu nilai dimana didalamnya terdapat nilai
yang sebenarnya.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Husna Al Hasa, 2007, Formasi Fasa dan
Mikrostruktur Bahan Struktur Paduan Aluminium
Fero-Nikel Hasil Proses intesis, Buletin Urania,
Vol. 13 No 3, Juli, Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir, Batan.
2. Andi
Haidir, dkk, 2007, Aplikasi Metode
Elektrokimia Untuk Pengukuran Laju Korosi
Paduan AlFeNi, Prosiding Seminar Pengelolaan
Andi H. dkk
x/x
0,0006928
0,0065
0,0500
0,00004416
kandungan
Fe
jika
kandungannya terlalu tinggi? (Pranjono)
Apa
kelebihan
unsur
Fe
untuk
penggunaannya sebagai cladding bila
dibandingkan dengan unsur paduan lain
seperti Mg atau Si? (Dian Noorfika Ariani)
Kenapa dipilih Amonium Tiosianat sebagai
pengompleks? (Dian Noorfika Ariani)
Apa fungsi unsur Fe dalam kelongsong bahan
bakar? (Yadi Yunus)
Berapa batasan maksimal-minimal unsur Fe
di dalam paduan AlFeNi untuk kelongsong
bahan bakar? (Yadi Yunus)
Untuk apa penggunaan AlFeNi? (Tri
Harjanto)
Jawaban
1.
138
Dari
segi
korosi,
pertambahan
Fe
menyebabkan bertambahnya laju korosi pada
paduan AlFeNi.
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN
139
Andi H. dkk