Anda di halaman 1dari 42

BIOLOGI DASAR 2

SISTEM EKSKRESI HEWAN


NOVITA HIDAYATUN NUFUS,
S.Si.,MP

SISTEM EKSKRESI
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa
hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh
organisme

ALAT EKSKRESI
Vertebrata

: Ginjal, Paru-paru, Kulit,

Hati

Invertebrata : Nefridium, Sel Api, Buluh


ERAN membantu memelihara homeostasis dengan:
Malphigi.
1.Melakukan osmoregulasi
2.Mengeluarkan sisa metabolisme,
3.Mengatur konsentrasi sebagian
besar penyusun cairan tubuh.

SISTEM EKSKRESI
ZAT SISA METABOLISME
Hasil pembongkaran zat makanan
yang bermolekul kompleks yang
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh
Sisa metabolisme antara lain, CO2,
H20, NHS, zat warna empedu, dan
asam urat.

SISTEM EKSKRESI
ZAT
SISA
METABOLISME

A. KARBON DIOKSIDA dan AIR

Merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan


yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein.
Tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.

SISTEM EKSKRESI
ZAT
SISA
METABOLISME

B. Amonia (NH3)

Hasil pemecahan protein, dan bermacam-macam


garam, melalui proses deaminasi atau proses
pembusukan mikroba dalam usus.
Merupakan zat yang beracun bagi sel.
Harus dikeluarkan dari tubuh.
JikA untuk sementara disimpan dalam tubuh, zat
tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea.

SISTEM EKSKRESI
ZAT
SISA
METABOLISME

C. Zat Warna Empedu


Adalah sisa hasil perombakan sel darah
merah yang dilaksanakan oleh hati dan
disimpan pada kantong empedu.
Zat inilah yang akan dioksidasi jadi
urobilinogen yang berguna memberi warna
pada tinja dan urin.

SISTEM EKSKRESI
ZAT
SISA
METABOLISME

D. Asam Urat
merupakan sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen (sama dengan
amonia) dan mempunyai daya racun lebih
rendah dibandingkan amonia, karena daya
larutnya di dalam air rendah

SISTEM EKSKRESI
PADA AVERTEBRATA

PROTOZOA

Protozoa
ekskresi
berdenyut

memiliki
berupa

alat

vakuola
(vakuola

kontraktil) yang berfungsi


sebagai osmoregulasi.

Permukaan tubuh Protozoa


berfungsi

untuk

mengeluarkan CO2 dengan


cara difusi

Cacing Pipih

Sistem ekskresi pada cacing


pipih,
misalnya
Planaria,
merupakan
suatu
sistem
Protonefridium
Sistem Protonefridium merupakan
suatu sistem yang tersusun atas
dua saluran longitudinal yang
memanjang sejajar pada tiap
bagian lateral tubuh
Dari saluran tersebut terbentuk
banyak cabang ke seluruh bagian
tubuh cacing
Setiap cabang berakhir pada selsel
api
(solenosit)
beserta
salurannya
tersebut
disebut
Protonefridium.
Sel
api
hanya
berperan
mengekskresikan air dan air
dikeluarkan
melalui
lubang
(nefridiopor).

Annelida
Sistem ekskresi pada cacing tanah
berupa sistem nefridium
Setiap
segmen tubuh cacing tanah
mengandung
sepasang
nefridium
disebelah kiri dan kanan, kecuali pada
tiga segmen pertama dan satu segmen
terakhir
Setiap nefridium terdiri atas 3 bagian:
1. Nefrostoma,
yaitu corong bersilia
yang terdapat pada rongga tubuh
semu (pseudoselom)
2. Saluran atau pipa halus yang berliku,
disebut duktus ekskretorius. Bagian
akhir dari saluran ini membesar dan
ujung akhir saluran ini berakhir pada
nefridiopor (lubang nefridia)
3. Nefridiopor,
merupakan
lubang
tempat muara sisa metabolisme,
terletak pada permukaan ventral
tubuh cacing.jumlahnya tiap segmen
sepasang

Serangga (Insecta)

Sistem

ekskresi

pada

serangga, misalnya belalang,


berupa pembuluh malphigi

Pembuluh-pembuluh
malphigi merupakan serabut
seperti

benang

halus

berwarna putih kekuningan


dalam jumlah banyak

Pangkalnya

melekat

pada

ujung anterior dinding usus


dan ujungnya menuju rongga
tubuh ke segala arah

SISTEM EKSKRESI
PADA VERTEBRATA
(MANUSIA)

Sistem Ekskresi pada


Manusia

1.
2.
3.
4.

Alat ekskresi manusia


berupa:
Ginjal
Paru-paru,
Hati
Kulit

1. GINJAL
a. Struktur Ginjal

Ginjal

(buah

berbentuk

pinggang

seperti

kacang

manusia)
merah,

berwarna keunguan, dan berjumlah 2


buah.

Ginjal terletak di daerah pinggang, di


sebelah

kiri

dan

kanan

tulang

belakang

Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari


berat badan, dan panjangnya 10 cm.

Setiap menit 20-25% darah dipompa


oleh jantung yang mengalir menuju
ginjal.

a. Struktur Ginjal

Ginjal terdiri dari 3 daerah, yaitu kulit ginjal


(korteks), sumsum ginjal (medulla), dan
rongga ginjal (pelvis).
Glomerulus

Badan Malpighi
Korteks

Nefron

Proksimal
Tubulus

Ginjal

Medula
Pelvis

Simpai Bowman

Henle
Distal

Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:


a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).

1. GINJAL
a. Struktur Ginjal

Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta


sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan
zat buangan menjadi banyak.

Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang
panjang.

Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti


mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman
membungkus glomerulus.

Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan


Malphigi

adalah

tubulus

proksimal

yang

bergulung

dekat

kapsul

Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria.


Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

1. GINJAL
a. Struktur Ginjal

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh


pengumpul.
Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter
(berupa saluran) ke kandung kencing
(vesika urinaria) yang berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara urin
sebelum keluar tubuh.
Dari kandung kencing menuju luar tubuh
urin melewati saluran yang disebut uretra

Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal


1.

Ada 3 Tipe Ginjal, yaitu:


Tipe Protonefros

2.

Ginjal ini muncul pada saat embrio


Bentuk bersegmen
Terletak jauh ke arah rongga tubuh
Setiap unit memiliki 1 nefrostoma yang bermuara
ke dalam selom
Tidak memiliki glomerulus

Tipe Mesonefros

Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di


tengah rongga tubuh
Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom
tetapi ekskresinya dilakukan oleh glomerulus

2. Tipe Mesonefros

3.

Pada ikan dan amphibi, ginjal ini berfungsi terus


sampai dewasa
Pada aves, reptil, dan mamalia, ginjal ini timbul
setelah protonerfos dan berfungsi hanya selama fase
embrio kemudian menghilang

Tipe Metanefros

Ginjal tipe ini tidak bersegmen


Tidak memiliki nefrostoma
Jumlah glomerulusnya banyak

1. GINJAL
b. Pembentukan Urine
1.

Penyaringan (filtrasi)

Terjadi pada kapiler glomerulus yakni kapiler darah yang


bergulung-gulung di dalam kapsul Bowman.

Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga


mempermudah penyaringan

Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali


sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea
melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan

Hasil penyaringan ini berupa filtrat glomerulus (urin primer)

1. GINJAL
b. Pembentukan Urine
2.

Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)


Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh
karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara
aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan
zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan
bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan
urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin
primer.
Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum
dari 0,03 % dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder.
Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus
distal.

1. GINJAL
b. Pembentukan Urine
2.

Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan


urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.

Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah


96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi
lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warm dan bau pada urin

Pembentukan Urin dalam Ginjal

1. GINJAL
c. Kandungan Urine

Urin yang normal terdiri 96% Air,


2 % urea, dan 2% metabolik lain

Hasil metabolik lain yaitu zat


warna empedu yang memberi
warna kuning pada urin, garamgaram mineral, vitamin B dan C
yang berlebih dalam darah

1. GINJAL
d. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine
1. Hormon ADH
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi
penyerapan air pada bagian tubulus distal karna
meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.
Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air
berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer.
Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan
air banyak sehingga urin sedikit dan pekat.
2.Jumlah air yang diminum
3. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan
penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke
glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang
efektif karena tekanan darah menurun.
4. Hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes
melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan

GANGGUAN TUBUH KARENA KELAINAN GINJAL

1) Nefritis, diakibatkan oleh infeksi bakteri


Streptococus pada nefron. Infeksi ini
menyebabkan protein dan sel-sel darah keluar
bersama urin, serta meningkatnya kadar
ureum dalam darah sehingga penyerapan air
terganggu dan air akan tertimbun di kaki (kaki
membengkak).
2) Diabetes melitus (kencing manis) diakibatkan
oleh kerusakan tubulus ginjal dan kadar gula
dalam darah yang tinggi. Peningkatan kadar
gula darah diakibatkan oleh produksi hormon
insulin yang terhambat sehingga proses
pengubahan gula menjadi glikogen terhambat.
Akhirnya gula dikeluarkan bersama urin.

3) Diabetes insipidus, diakibatkan oleh


kekurangan hormon antidiuretik sehingga
volume urin yang dihasilkan dapat mencapai
30 kali dari volume urin normal.
4) Albuminuria, diakibatkan oleh kegagalan
proses penyaringan protein, sehingga urin
mengandung protein.
5) Batu ginjal, diakibatkan oleh terdapatnya
endapan senyawa Ca dan penumpukan
asam urat di dalam rongga ginjal atau
kandung kemih. Kurang minum atau sering
menahan kencing dapat menyebabkan
terbentuknya batu ginjal.
6) Anuria, merupakan kegagalan ginjal karena
kerusakan di glomerulus sehingga tidak ada
urin yang dihasilkan oleh penderita.

2. Paru-paru

Paru-paru manusia berjumlah sepasang


Fungsi paru-paru adalah sebagai alat
pernafasan dan erat hubungannya dengan
sistem ekskresi
CO2 dan air merupakan hasil proses
metabolisme di jaringan yang diangkut
melalui darah dan akhirnya di bawa ke paruparu untuk dibuang dengan cara difusi di
alveolus

Paru-paru

3. Hati

Hati terletak di dalam rongga perut sebelah


kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Hati merupakan kelenjar terbesar di tubuh
kita
Hati menghasilkan enzim arginase yang
dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan
urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat
NH3 dan CO2 yang bersifat racun

Hati

Fungsi Hati
1. Sebagai organ pengeluaran
2. Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
3. Mengubah asam amino berlebih menjadi urea
4. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh.
5. Merombak sel darah merah yang rusak menjadi empedu.
Empedu terdiri dari garam empedu (berfungsi mengemulsikan
lemak dalam proses pencernaan) dan zat warna empedu
(bilirubin) yang akan memberi warna pada urin dan feses
(tinja).
6. Mengatur kadar gula dalam darah.
7. Sebagai tempat membuat fibrinogen dan protrombin yang
berperan dalam proses pembekuan darah.
8. Sebagai tempat mengubah pro vitamin A menjadi vitamin A.

5. Kulit

Kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan


kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat
(dermis), dan lapisan jaringan ikat bawah
kulit.

a. Epidermis
Kulit ari (epidermis) terdiri dari 2 lapisan, yaitu:
1.

lapisan tanduk, merupakan lapisan terluar dan terdiri


atas sel-sel mati yang dapat mengelupas.

2.

lapisan Malphigi, terdiri atas sel-sel yang hidup yang


mengandung pigmen melanin dan berfungsi melindungi
tubuh dari sengatan matahari.

b. Dermis

5. Kulit

Kulit jangat (dermis) merupakan lapisan kulit yang terletak di


bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat:

1.

Kelenjar keringat, berfungsi mengeluarkan keringat menuju poripori di permukaan kulit. Keringat terdiri atas air dan garam.

2. Kelenjar minyak, berfungsi menghasilkan minyak agar rambut


dan kulit tidak kering.
3. Pembuluh darah kapiler, memberi zat-zat makanan pada akar
rambut dan sel kulit sehingga sel-sel tersebut tetap hidup.
4. Ujung saraf, terdiri dari ujung saraf peraba (untuk mengenali
rabaan), ujung saraf perasa (untuk mengenali tekanan), dan
ujung saraf suhu (untuk mengenali suhu).
5. Kantong rambut terdiri dari akar rambut dan batang rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi
menegakkan rambut pada saat kedinginan atau merasa takut.

5. Kulit
c. Jaringan Ikat Bawah Kulit

Pada jaringan ikat bawah kulit terdapat cadangan lemak


yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan menjaga
suhu tubuh agar tetap hangat.

Fungsi kulit :

5. Kulit

1.

Sebagai alat pengeluaran.

2.

Sebagai pelindung tubuh dari kerusakan akibat benturan (kerusakan


mekanis) maupun kerusakan yang disebabkan oleh zat kimia.

3.

Sebagai tempat indera peraba, karena pada kulit terdapat ujung saraf
indera yang dapat merasakan halus, kasar, panas, dingin, dan nyeri.

4.

Untuk menyimpan kelebihan lemak.

5.

Tempat pembuatan vitamin d dari provitamin d dengan bantuan sinar


matahari.

6.

Sebagai pengatur suhu tubuh.

Pengeluaran air melalui kulit berhubungan dengan pengeluaran air


melalui ginjal. Ketika suhu lingkungan kita panas, tubuh akan banyak
mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil. Sebaliknya ketika
cuaca di sekitar kita dingin maka pengeluaran air lebih banyak melalui
ginjal.

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai