Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN (PKK II)

MANAJEMEN ASUHAN BAYI BARU LAHIR


DI RSU SUFINA AZIZ
TINGKAT II PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2014-2015

OLEH :
NAMA

: SUSANTI

KELAS

: II-B

NIM

: 12-167

DOSEN PEMBIMBING : RITA RESKI RAMBE ,SST


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2014-2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu
sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatus
sebesar 10 juta pertahun. Kematian Maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di
Negara berkembang sebesar 99% ( Manuaba, 1998 )
Angka kematian bayi di Indonesia masi tinggi di bandingkan dengan
Negara lainnya. Angka kematian bayinya (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup ( hincllif 1999 ).
Angka ini merupakan salah satu indicator derajat kesehatan bangsa. Tingginya
angka kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan
nonatal kurang baik , untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Rencana strategi nasipnal Making Pregnacy Safer (MPS) Indonesia 20012010., dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat
2010, mempunyai visi kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman
dan bayi yang di lahirkan hidup sehat. Sedangkan salah satu misi MPS adalah
mempromosikan kesehatan ibu dan bbl. Perlu adanya program kesehatan ibu dan
bayi bru lahir (BBL) yang dapat menurun AKB ( syafesi, dari kompas 2008).
Periode BBL ( neonatus) adalah masa 28 hari pertama kehidupan
manusia.pada masa ini terjadi proses penyesuaian system tubuh bayi dari
kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauteri. Masa ini adalah masa yang perlu
mendapatkan perhatian karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi

(rudon, 2006). Penyebab kematian bayi ini adalah BBLR, asfiksia, tetanus,
infeksi dan masalah pemberian ASI ( syafei, di kutip dari kompas 2008 ).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memproleh gambaran nyata dalam melaksanakan
asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. J di neonatie ruang bayi di
RSU. Sufina Aziz
1.2.2. Tujuan Khusus
-

Bagi institusi pendidikan


Diharapkan agar makalah ini sebagai acuan untuk membimbing

mahasiswa yang terjun kelahan praktek belajar lapangan dengan


meneranpkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan memantau
kompetensi mahasiswa selama dalam menjalani peraktek.
-Bagi mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa ini lebih meningkatkan pengetahuan
dan menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang di
peroleh selama praktek belajar lapangan.

-Bagi pihak rumah sakit


Agar makalah ini berguna sebagai pola ukur dalam memberikan
asuhan kebidanan bayi baru lahir.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian.
2.1.1

Bayi Baru Lahir (BBL) Normal


Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir

selama satu jam pertama kelahiran.


Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir
sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500
gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat
lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak
ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
2.1.2

Ciri Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. Berat badan 2500 4000 gram


2. Panjang badan 48 52 cm
3. Lingkar dada 30 38 cm
4. Lingkar kepala 33 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 160 kali/menit
6. Pernafasan 60 - 40 kali/menit
7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna


9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
Setelah bayi lahir bayi memiliki beberapa reflex fisiologi:
2.1.3 Refleks bayi
9 REFLEKS BAYI
Bila Tak Ada
Pola
Refleks

Stimulasi

Respons

Respons,
Perkembangan
Menunjukkan

Kilatan cahaya Bayi akan


Kelainan pada
Blinking

atau hembusan menutup kedua Menetap


saraf di otak
udara
Telapak kaki

matanya
Menghilang di

Kelainan pada

Jari-jari kaki
Babinski

digoyang atau

usia 1 sampai 2 saraf otak (bila


akan membuka

disentuh
Darwinian Telapak tangan Jari-jari

tahun
menetap)
Melemah di usia Kelainan pada

(Grasping) disentuh

3 bulan,

mengatup,

saraf otak atau

membentuk

menghilang di
bila menetap

genggaman
Terkejut, lalu

usia 1 tahun

melengkungkan
punggungnya,
Tiba-tiba

Fraktur atau
menjatuhkan

Menghilang di

dikejutkan oleh
Moro

cedera pada
kepala,

usia 3 sampai 6

suara atau

bagian tubuh
menangkupkan bulan

gerakan

tertentu
kedua lengan dan
kakinya ke
tengah badan
Mulut akan
Bayi kurang
langsung
bulan

Disentuh pipi

membuka dan

Menghilang di
(prematur) atau

Rooting

atau ujung

melakukan

usia 3 sampai 4
kemungkinan

mulutnya

gerakan seperti

bulan
adanya kelainan

orang mengisap
sensorik
(mengenyot)
Bila tubuhnya
diangkat dan

Kakinya akan
Menghilang di

diposisikan

menjejak-jejak

Steping

Kelainan pada
usia 3 sampai 4

berdiri di atas

seperti akan

motorik kasar
bulan

permukaan
Sucking

berjalan

lantai
Bila ada objek Bayi langsung

Menghilang di

disentuhkan

usia 3 sampai 4 saluran

melakukan

Kelainan

pernapasan dan
atau

kelainan pada
gerakan seperti

dimasukkan ke

bulan

mulut termasuk

mengisap
mulut

langit-langit
mulut
Secara otomatis
tubuhnya akan

Menghilang di

Bayi prematur

membuat

usai 6 sampai 7 atau gangguan

Ditelungkupkan
Swimming
di dalam air
gerakan-gerakan bulan
seolah berenang
Tonic neck Ditelentangkan Memutar kepala Menghilang di

motorik kasar
- Jika waktu

bayi dalam posisi usia 7 bulan

lahir

ditelentangkan;

menunjukkan

akan tampak

respons yang

gerakan

stereotip (justru

berlawanan arah

searah) dan

antara kepala dan

sangat

tubuhnya.

menonjol,

Maksudnya, bila

pertanda ada

kepala menengok

kerusakan otak

ke arah kanan,

yang berat.

maka bagian

- Bila menetap

tubuhnya seperti

setelah usia 7

bergerak ke arah

bulan

sebaliknya

kemungkinan

dengan kedua
tangan biasanya
menggenggam.
ada kelainan
Posisinya akan
otak.
tampak seperti
pemain anggar
(the fencer pose).

2.1.4 Penanganan Segera Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih
untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan

Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,


gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita
pengukur, termometer, stetoskop.

2. Melakukan penilaian

Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan

Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas


Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka

segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.


3. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan
di atas benda benda tersebut.
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan
udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena
benda benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung)
2.1.5 Mencegah Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi
akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam
waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau
selimut bersih dan kering.Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi

pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi


sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.
2.1.6 Praktik Memandikan Bayi Yang Dianjurkan Adalah :
1. Tunggu hingga 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih
lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
2. Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila
antara 36,5 C 37 C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5 C,
selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan
tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli
ibu bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu
tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
3. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah
pernapasan
4. Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak
ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan
tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan
kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
5. Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
6. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
7. Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian
selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti
dengan baik

8. Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan
baik
9. Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan
bayinya
10. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
11. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan
ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera
memberikan ASI
Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah:
- ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang
paling mudah dicerna dan paling mudah diserap
- ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi
terhadap infeksi
- ASI bisa merubah keasaman tinja dan Flora usus sehingga melindungi
bayi terhadap diare karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya
lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa
dekat dengan bayinya.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya
sampai berusia 18-24 bulan.Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga
harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.
4. Membebaskan Jalan Nafas

Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :

Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.

Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.

Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar.

Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang
steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat

Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)

Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.

5 Merawat tali pusat

Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.

Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam


larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.

Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi

Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain


bersih dan kering.

Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi
tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara
mantap klem tali pusat tertentu.

Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung


tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian
tali pusat pada sisi yang berlawanan.

Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin
0,5%

Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian
kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)

6 Mempertahankan suhu tubuh bayi


Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru
lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan
akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi
harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai
dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah.
Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh
sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti
mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang
relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :

Keringkan bayi secara seksama

Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat

Tutup bagian kepala bayi

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya

Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)

7. Pencegahan infeksi

Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada

bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg /
hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 1 mg IM.

Memberikan obat tetes atau salep mata

Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular


seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian
obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir. Perawatan mata harus segera dikerjakan,
tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir Bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut
ini :

Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak


dengan bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.

Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali
pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola
karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.

Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi telah dalam keadaan bersih.

Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan


benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI,
2002)

8. Identifikasi bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera


pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi
setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan.

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat


penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi

Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas

Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya),
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu

Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,


tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)

2.2

Asuhan Kebidanan Menurut Varney

2.2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi


tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebtuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
2.2.2. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan

pengkajia, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).
2.2.3 Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses
manajemen

yang

memperkenalkan

sebuah

metode

dengan

mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis


dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan
pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997)

Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap


langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk
suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan
tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih
rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien
.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :
a) Riwayat Kesehatan
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya
c) . Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

d) .Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.


Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua
sumber yang berkaitn dengan kondisi klien
.
2. Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga di
temukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah

Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai


keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang
mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga ksehatan.
3. Mengidentifikasi

Sehingga

ditemukan

masalah

atau

diagnosa

yang

spesifik.

Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah
potensial ini benar-benar terjadi
4. Identifikasi
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Megidentikasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau
untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain
sesuai dengan kondisi klien.
.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen
kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data
yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrpretasi dokter
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi
data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke
dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam
antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat,
demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi

Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah


diberikan meluputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya.
Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik,

memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan
(Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA


BAYI BARU LAHIR NORMAL

MASUK TANGGAL

: 16 Juni 2015

PUKUL: 00.30 WIB

TEMPAT

: RSU SUFINA AZIZ

1.PENGUMPULAN DATA
A.IDENTITAS
Nama Bayi

: Bayi Ny.J

Umur Bayi

: 1 hari

Tgl/jam lahir : 16 Juni 2014 / 00.30 wib


Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan

: 3200 gram

Panjang Badan : 49 cm

Nama

: Ny. j

Umur

: 27 tahun

Umur

Agama

: Islam

Agama: Islam

Suku/bangsa

: Jawa/ Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaaan

: wiraswasta

Alamat

: Jl.

I .DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Antenatal

Nama

Alamat

: Jl.

: Tn. S
: 30 tahun

G2 P2 A0 umur kehamilan 38 minggu


Riwayat ANC

: teratur 4 kali di bidan

Imunisasi TT

: 1 kali

Kenaikan BB

TT 1 tanggal :

TT 2 tanggal :

: 10 kg

Keluhan saat hamil

: Nafsu makan berkurang sampai kehamilan 3 bulan

Penyakit selama hamil: Pasien mengatakan selama hamil tidak pernah menderita
penyakit seprti jantung, diabetes meletus gagal ginjal,hepatitis B , TBC, HIV
positif ,dan trauma penganiayaan.
Kebiasaan makan

: 3x sehari ( nasi,lauk pauk,buah)

Obat/jamu

: tidak pernah minum obat-obatan dan jamu-jamuan

Merokok

: tidak pernah merokok sebelum hamil dan selama hamil

Komplikasi ibu

: tidak ada hiperemesis, abortus, perdarahan, pre- eklamsi,


Diabetes gestasional

Komplikasi
a. ibu : tidak ada hipertesi, partus lama , penggunaan obat, infeksi, KPD,
perdarahan
b. janin: tidak ada premature, malposisi, malpresentasi,, gawat janin, ketuban
campur mekonium, prolaps tali pusat.

II. DATA OBJEKTIF


1. Keadaan bayi baru lahir

BB/PB

: 3200 gr / 49 cm

Nilai APGAR

: 1 menit/ 5 menit / 10 menit : 8/9/9

No
1
2
3
4
5

Kriteia
Denyut jantung
Usaha nafas
Tonus otot
Refleks
Warna kulit
Total

1 menit
2
2
1
1
2
8

Caput succedaneum

: tidak ada

Cepal hematoma

: tidak ada

Cacat bawaan

: tidak ada

Resusitasi

: rangsangan

5 menit
2
2
2
1
2
9

: tidak

Penghisapan lender : tidak


Ambu bag

: tidak

Massase jantung

: tidak

Intubasi endotrakheal: tidak


O2

2. Pemeriksaan Umum
a. keadaan umum

: baik

b. pernafasan

: 42x / menit

c. warna kulit

: kemerahan

d. denyut jantung

: 142x/i

e. suhu aksiler

: 36.7C

f. gerakan

: lincah dan aktif

10 menit
2
2
2
1
2
9

: tidak

g. tonus otot

: (+) positif

h. kesadaran

: compos mentis

i. ekstermitas

: kemerahan

j. kulit

: kemerahan

j. tali pusat

: (+) positif berwarna hijau keputih putihan

3. Pemeriksaan Fisik
a. kepala

: normal ubun-ubun datar, sutura tidak teraba penyusupan,tidak


ada kaput suksedaneum dan cephalhematoma.

b. muka

: normal, berbentuk oval

c. mata

: normal, simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi yakni secret mata.

d. telinga

: normal,simetris dan berlubang

e. hidung

: normal, simetris, terdapat lubang di keduanya.

f. mulut

: gigi dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, refleks hisapada

g. leher

: tidak ada benjolan dan pembengkakan pada vena jugularis

h. klavikula

: normal

i. lengan tangan : gerakan bebas, jumlah jari lengkap


j. dada

: simetris, putting susu menonjol, bunyi jantung teratur.

k.abdomen: tidak ada benjolan, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis , tidak ada perdarahan pada tali pusat
l. genitalia

: kelamin laki laki ,skrotum simetris, uretra berlubang.

m.tungkai dan kaki: gerakan normal, bentuk simetris, jumlah jari lengkap
n.anus

: normal, berlubang

o.punggung

: tidak ada pembengkakan dan cekungan.

4. refleks

: Moro

: (+) positif

Rooting

: (+) positif

Graps

: (+) positif

Sucking

: (+) positif

Tonickneck

: (+) positif

5. antopometri : PB

: 49 cm

LK

: 35 cm

LD

: 32 cm

LILA : 11 cm
6. eliminasi miksi : 7 kali
mekonium

: ada, hitam kecoklatan

7. pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan
III. ASSESMENT
1.Diagnosa kebidanan
Bayi baru lahir Normal BB 3200 gr, PB 49 cm segera menangis.
2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
Perawatan bayi segera setelah lahir
4. Diagnosa Potensial
Kemungkinan bias terjadi hipotermi
5. Masalah Potensial
Tidak ada

6. Kebutuhan Tindakan Sgera Berdasarkan Kondisi Klien


a. Mandiri

: - merawat ibu dan bayi dalam satu ruangan( rooming in).


- mengganti bedong bayi yang basah dengan yang kering
- merawat tali pusat dengan kasa steril
- menghangatkan bayi kedalam hipotermi

b. kolaborasi

: dengan dokter dalam pemberian pasi, injeksi Neo K 1mg IM,


dan gentamicin eye drops 0,3% 1 tetes kiri dan kanan.

c. Merujuk

: tidak ada

IV. PLANING
Tanggal 10 November 2014, jam 04.30 wib
Planning:
1. pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
a. pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya
sesegera mungkin (bounding attachment)
b. ganti handuk/kain basah dengan yang kering dan membungkus bayi
dengan kain hangat atau selimut
c. pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15
menit sekali
d. Biarkan bayi bersama ibunya minimal1 jam setelah bersalin
2. beri identitas bayi berupa plester di kepala bayi sesuai dengan nama ibunya.
3. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga.
4. perawatan tali pusat
5. jaga kebersihan tubuh bayi

6. penkes tentang ASI eksklusif dan posisi menyusui yang benar


7. bimbing ibu untuk melakukan perawatan payudara

VI. PELAKSANAAN
1. mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
a. memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan
ibunya
b. mengganti handuk/kain basah dan membungkus bayi dengan kain
hangat atau selimut
c. mepastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15
menit sekali
d. membiarkan bayi bersama ibunya minimal 1 jam setelah persalinan
2. beri identitas bayi berupa plester di kepala bayi sesuai dengan nama ibunya.
3. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga.
4. merawat tali pusat dengan kasa steril agar tidak terjadi infeksi
5. menjaga kebersihan tubuh bayi dengan cara memandikan bayi setelah 6 jam
dan mengganti popok setiap kali basah
6. menjelaskan pada ibu ASI adalah makanan terbaik dan ASI eksklusif adalah
ASI yang di berikan dari 0-6 bulan pertama tanpa makanan pendamping. ASI di
berikan setiap kali bayi mau.
Menjelaskan posisi menyususi yang benar

posisi tidur/ berbaring

atur posisi ibu agar bayi tidak mengalami kesulitan untuk mendapat cukup ASI,
jika posisi bayi tidak sesuai atau tidak tepat dapat terjadi asfiksia.

posisi duduk

ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur atau
di kursi, lengan ibu menopang kepala , leher dan seluruh badan bayi muka . bayi
menghadap payudara ibu , hidung bayi di depan puting susu.
7. menjelaskan pada ibu cara melakukan perwatan payu dara yang benar
Kompres dengan kapas/ kain yang sudah di basahi dengan air hangat kuku selama
lima menit , tempelkan ke payudara ibu kemudian di bersihkan seluruh
payudarah, lakuakan perawatan payudara ini sebelum menyusui bayi.

VII. EVALUASI
1. Suhu tubuh bayi dalam keadaan normal
2. Identitas bayi sudah diberikan berupa plester pada kepala bayi
3. Bayi sudah di perlihatkan dengan keluarga
4. Tali pusat bayi sudah di rawat sebagaimana mestinya
5. Kebersihan tubuh bayi dapat terjaga dengan baik
6. Ibu sudah mengetahui asi ekslusif sangat bermanfaat untuk bayinya
7. Ibu sudah mengetahui cara perawatan payudara

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibandingkan antara teori yang ada tentang bayi baru
lahir dan manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir di RSU Sufina Aziz.
Dalam pembahasan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir ini, penulis membahas
sesuai tahapan kebidanan 7 langkah menurut Varney.
1.

Pengkajian

Pengkajian

merupakan

tahap

awal

dalam

memberikan

asuhan

kebidanan.Pengkajian dibuat secara teliti dan sistematis untuk menegakan


diagnosa, masalah dan kebutuhan. Dalam pengkajian, data diambil berdasarkan
wawancara dengan keluarga, observasi dan pemeriksaan.
Hasil observasi dan pemeriksaan bayi Ny.J sesuai dengan teori menurut
Prawiroharjo, sarwono.2002 tentang tanda-tanda bayi baru lahir normal. Hal ini
menunjukan bahwa bayi Ny. J tidak terjadi kegawatan.
2.

Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa dan masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang dikumpulkan.


Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir ini dapat dirumuskan diagnosa Bayi
Ny.J lahir dengan berat badan 3200 gram, umur 1 hari lahir spontan, masa
kehamilan 40 minggu. Tidak ditemukan adanya masalah.
Kebutuhan bayi baru lahir adalah lingkungan yang hangat untuk mencegah
hipotermi pada bayi.Nutrisi yang cukup untuk mencegah hipoglikemi.
3.

Diagnose potensial
Diagnose tidak ditegakan karena tidak ada yang menunjukan adanya

kegawatan.
4. Tindakan segera
Tindakan segera tidak dilakukan.
5.

Perencanaan
Merencanakan asuhan merupakan penanganan dari diagnosa, masalah dan

kebutuhan yang ada sesuai dengan data yang diperoleh.

Dalam penanganan bayi baru lahir terdapat perbedaan antara teori Mochtar,
Rustam. 1998 dan asuhan bayi baru lahir di Bps. Amanah diantaranya yaitu
tentang perawatan bayi baru lahir.
Menurut Asuhan Persalinan Normal 2008, pembersihan lendir pada mulut,
hidung, dan mata saat kepala keluar tidak dilaksanakan lagi karena penghisapan
lendir di dalam mulut dapat merusak selaput lendir hidung

dan dapat

meningkatkan resiko infeksi pernapasan.


Mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan vernik akan membantu
menghangatkan tubuh. Sedangkan bau cairan amnion pada tangan bayi juga
membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
Menurut Mochtar, Rustam. 1998 bayi dimandikan dan dibersihkan dengan
air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air, ketuban, mekonium, dan vernik
kaseosa segera setelah lahir.Hal ini berbeda dengan APN 2008 yaitu memandikan
bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipotermia.
Sedangkan menurut Prawiroharjo, Sarwono 2002 bila tali pusat belum putus
pada waktu bayi berumur 6-7 hari, maka setiap sesudah mandi tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan dengan betadin atau alcohol 70 %. Hal ini berbeda
dengan penanganan bayi baru lahir menurut APN 2008, yakni tidak dianjurkan
mengoles ataupun menggompres putung tali pusat dengan betadin iodium atau
alcohol 70 %. Karena pengunaan antiseptik menyebabkan tali pusat semakin
lembab.
6. Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan kebidanan dan
rencana yang sesuai dengan kebutuhan pada bayi baru lahir

7.

Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk

melaksanakan penilaian apakah asuhan kebidanan telah tercapai keseluruhan,


sebagian atau sama sekali
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir di atas
kemudian diperoleh evaluasi bahwa keseluruhan rencana asuhan kebidanan telah
tercapai.

BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami buat adalah:
Dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir pemeriksaan yang di lakukan oleh
dokter,bidan atau perawat adalah

Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 2500

4000 gram
-

Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 48 52

cm
-

Mengukur lingkar kepala 33- 35 cm, Mengukur lingkar dada 30 38 cm

Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru,
sistem saraf, perut dan alat kelamin bayi. Dokter,bidan serta perawat juga harus
memperhatikan hal hal berikut: Pencegahan Infeksi,Pencegahan Kehilangan
Panas,Membebaskan Jalan Nafas nafas,Merawat tali pusat, Mempertahankan suhu
tubuh bayi.

DAFTAR PUSTAKA

1. DepKes RI, 1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks keluarga


2. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta
3. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen
diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi baru lahir,Pusdiknakes.Jakarta

4. Modul Asuhan Persalinan Normal

Anda mungkin juga menyukai