Anda di halaman 1dari 55

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi
dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu
daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah.Salah satu upaya
yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus anak sekolah.
Usia sekolah merupakan usia yang sagat retan terhadap paparan penyakit karena
pola makan anak usia sekolah yang kurang di perhatikan seperti pola jajan yang
sembarangan.Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia
dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam
Qonita, 2010). Hampir semua anak usia sekolah suka jajan (91,1%), selain nilai gizi
makanan jajanan yang relatif rendah, keamanan pangan makanan jajanan juga menjadi
masalah. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyimpulkan
bahwa persentase makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) yang dicampur dengan
berbagai zat berbahaya masih sangat tinggi. Sebagai salah satu alternatif makanan bagi
anak sekolah, nilai gizi dan nilai keamanan maka makanan jajanan masih perlu mendapat
perhatian (Muhilal dkk, 2006 dalam Qonita, 2010).
Anak sekolah belum mengerti cara memilih jajanan yang sehat sehingga
berakibat buruk pada kesehatannya sendiri (Suci, 2009). Anak membeli jajan menurut
kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan bahan-bahan yang terkandung didalamnya
(Judarwanto, 2008). Anak sekolah biasanya mempunyai lebih banyak perhatian, aktivitas
di luar rumah, dan sering melupakan waktu makan sehingga mereka membeli jajanan di
sekolah untuk sekedar mengganjal perut (Rakhmawati, 2009). Kebiasaan jajan ini
dipengaruhi oleh faktor terkait makanan, karakteristik personal (pengetahuan tentang
jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan faktor lingkungan (Ariandani, 2011).
Permasalahan kebiasaan jajan yang tidak sehat pada siswa harus ditangani agar dapat
Page 1

terhindar dari berbagai macam resiko penyakit (Evy, 2008). Anak usia sekolah pada umur
7-11 tahun berada pada tahap perkembangan konkret operasional yang ditandai pikiran
yang logis dan terarah serta mampu berfikir dari sudut pandang orang lain membuat anak
usia sekolah sangat peka menerima perubahan dan pembaharuan (Wong, 2003).
Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan seseorang sebagai
hasil pengalaman belajar (Herijulianti, 2002). Upaya pro aktif sekolah pun perlu
dilakukan seperti pemilihan jajanan sehat seperti sekolah menyediakan kanti sekolah
yang sehat dan menempelkan poster tentang jajanan sehat. Pendidikan kesehatan yang
perlu diberikan salah satunya melalui media permainan yang edukatif dan menarik. Serta
peran UKS pun sangat berperan aktif didalam perkembangan kesehtaan anak usia
sekolah dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan carab
erkerjasama dengan tenaga kesehatan. Selain memberikan pemeriksaan peran tenaga
kesehatan pun sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak usia
sekolah tentang makanan yang sehat dan makanan yang perlu atau tidak perlu untuk di
makan.
Selain pendidikan Kesehatan, ada hal lain yang juga tidak kalah penting yaitu
pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah. Karena
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah akan menunjukkan
masalah-masalah apa yang muncul serta intervensi apa saja yang harus diberikan pada
Kelompok Anak Usia Sekolah. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun
makalah ini
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori pada anak usia sekolah?
2. Apa saja masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah?
3. Bagaimana program peningkatan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah?
4. Bagaimana proses pemberian asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok anak

usia sekolah?
5. Adakah Jurnal yang sesuai dengan topic-topik tersebut diatas?
1.3 Tujuan
Page 2

1. Untuk mengetahui konsep teori pada anak usia sekolah.


2. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah.
3. Untuk mengetahui program peningkatan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah.
4. Untuk mengetahui proses pemberian asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok
anak usia sekolah.
5. Untuk mengetahui Jurnal yang sesuai dengan topic-topik tersebut diatas.

BAB 2
KONSEP TEORI

Page 3

2.1 Konsep Anak Usia Sekolah


Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang
masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai
usianya. Anak usia sekolah adalah anak denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak
cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.
Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran
dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Di negara-negara
industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun,
pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam keterampilan
fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam
berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai
perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan
transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan dengan bermain,
belajar, dan bekerja yang terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus
belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya.
Orangtua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung jawab
dan belajar dari pengalaman kehidupan.
Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan kesehatan
fisik maupun psikis anak usia sekolah. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua
dan anak mengidentifikasi masalah-masalah potensial dan merancang intervensi untuk
meminimalkan bahkan menghilangkan masalah-maslah potensial tersebut.

Tahap Perkembangan pada Anak Usia Sekolah:


1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan
dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak lakiPage 4

laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung
gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya
daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu
ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan
mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat
atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang
dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan
psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu
melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki
keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan
tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi
terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga
peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang
peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak
sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata
daripada belajar tentang God. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka
sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk
neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran
di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami

Page 5

penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan


yang benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.
8. Perkembangan Sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan
pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak
mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua
sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri
ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh
nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van
den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.

2.2 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Anak Usia Sekolah


Diare
Air atau makanan yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit, bila digunakan dan dikonsumsi maka kuman dan bakteri berpindah ke
tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa
menimbulkan penyakit antara lain diare
Kebiasaan Jajan di Sembarangan

Pada anak usia sekolah tentu merupakan sebuah masa dimana dia ingin mencoba dan
melakukan banyak hal tanpa dia tahu apa akibatnya, termasuk diantaranya adala
pemilihan jajanan. Karena usia yang masih dini dan kurangnya pengetahuan, anak
cenderung membeli jajan disembarang tempat asalkan jajanan itu ia sukai. Jajan
sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan
(BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu
penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak. Jika makanan yang dikonsumsi oleh
Page 6

anak mengandung BTM yang berbahaya maka anak berpotensi besar mengalami
gangguan kesehatan.
Sanitasi Makanan
Pangan/jajanan adalah makanan/minuman yang dipersiapkan dengan teknologi yang
sangat sederhana, dimana seringkali faktor hiegine atau kebersihan kurang
diperhatikan, baik kebersihan bahan yang digunakan, peralatan yang dipakai maupun
kebersihan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam pemberian makanan pada anak usia
sekolah harus memperhatikan sanitasi dari makanan itu sendiri. Jika sanitasi makanan
tidak diperhatikan maka akan ada banyak kuman maupun bakteri pada makanan yang
dikonsumsi oleh anak usia sekolah tersebut. Sehingga bisa menyebabkan gangguan
kesehatan atau timbulnya penyakit pada anak.
Gigi Dan Mulut
Seorang anak apalagi anak di usia sekolah cenderung menyukai makanan-makanan
yang manis. Sebenarnya tidak ada salahnya mengkonsumsi makanan manis, asalkan
bahan dari makanan manis tersebut terjamin kebersihannya dan tentu saja jumlah dan
frekuensi dari mengkonsumsi makanan manis tetap harus diperhatikan. Tetapi tentu
saja anak pada usia sekolah tidak mengetahui hal tersebut apalagi jika orang tua tidak
menginformasikannya sebelumnya, tentu anak akan senang mengkonsumsi makanan
manis sampai semakin lama terbiasa karena sangat suka. Konsumsi makanan manis
yang berlebihan dapat menimbukan maslah kesehatan salah satunya yaitu masalah
atau gangguan pada kesehatan gigi dan mulut anak. Bisa terjadi gigi berlubang, caries
gigi
PHBS Di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana
saja, salah satunya yaitu di sekolah. Sebuah sekolah harusnya mengajarkan kepada
anak didiknya tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan diajarkannya PHBS di
sekolah, diharpkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
Page 7

kemampuan anak agar hidup bersih dan sehat. Ada beberapa perilaku hidup bersih dan
sehat yang hendaknya diajarkan pada anak usia sekolah antara lain yaitu mencuci
tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan tidak di
sembarang tempat, menggunakan sampah pada tempatnya, olah raga yang teratur dan
terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menggunakan jamban, dan lainlain.
2.3 Pendidikan Kesehatan
Program peningkatan kesehatan kelompok anak usia sekolah:
1. Nutrisi.
2. Penggunaaan bahan terlarang
3. Kekerasan pada anak.
4. Kesehatan mental.
5. Pengaruh sosial.
6. Keamanan lingkungan.
7. Kesehatan seksualitas.
8. Keamanan dalam bermain (rekreasi.
9. Pengajian dan Screening siswa di sekolah secara periodik.
10. Penemuan kasus
11. Pelayanan konseling pada siswa sekolah.
12. Pelayanaan rehabilitasi.

Page 8

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
Pengumpulan Data
Dalam pengkajian komunitas ini yang menjadi target sasaran adalah wilayah
kedung tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, sebelah utara dibatasi oleh jalan
raya dan sungai, sebelah selatan, timur, dan barat berdekatan dengan perkampungan
penduduk yang padat. Jumlah keluarga/responden dalam pengkajian komunitas ini,

Page 9

yakni sebanyak 10 responden yang kami ambil dari beberapa RT. di wilayah Kedung
Tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari.
Tabulasi Data (terlampir)
Penyajian Data
1) Agama
Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa
dari

seluruh responden 100%

(10 orang)

memeluk agama Islam.

2) Usia
Diagram 1. Agama

Dari diagram diatas, usia dari responden dengan


rentang antara 6-11 tahun sebanyak 34% (14
responden).

Diagram 2. Usia

3) Pendidikan
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7
orang)

responden

memiliki

tingkat

pendidikan SMA sederajat, 20% (2 orang)


SMP sederajat,

dan

10%

(1

orang)

perguruan tinggi.
Diagram 3. Pendidikan

4) Pekerjaan

Page 10
Diagram 4. Pekerjaan

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7 orang) responden memiliki perkerjaaan


swasta, 20% (2 orang) sebagai PNS, dan 10% sebagai pedagang.
5) Suku bangsa

Diagram 5. Suku Bangsa

Dari diagram diatas, suku bangsa

dari responden 100% (10 orang) Indonesia.

6) Jumlah Anggota keluarga


Dari diagram diatas, jumlah
anggota

keluarga

dengan

jumlah 1 orang sebanyak 40%


responden (4 keluarga), 30% (3
keluarga) dengan jumlah 3
orang, 20% (2 keluarga) dengan
jumlah 2 orang.
Diagram 6. Jumlah Anggota
Keluarga

7) Status kesehatan keluarga


Dari diagram diatas, status kesehatan keluarga sebanyak 90% (9 keluarga) sehat
dan 10% (1 keluarga) sisanya
tidak sehat.
Page 11

Diagram 7. Status Kesehatan

8) Penghasilan keluarga

Dari

Diagram 8. Penghasilan Keluarga

diagram

diatas,

sebanyak 50% (5 keluarga)

memiliki penghasilan lebih dari 1.000.000 rupiah, 30 % (3 keluarga) kurang dari


500.000, dan 20% 500.000-1.000.000.

9) Keluarga Menabung
Dari diagram diatas, sebanyak 60% (6
keluarga)

menabung

dan

40%

(4

keluarga) tidak menabung.

Diagram 9. Keluarga Menabung

I.

Kondisi Kesehatan Umum


a. Pelayanan kesehatan
1. Sarana kesehatan terdekat
Dari diagram diatas, sarana
kesehatan

terdekat

yang

terdapat di daerah rumah

Page 12
Diagram 10. Sarana Kesehatan
Terdekat

responden adalah 60% Puskesmas, 20% posyandu, 10% rumah sakit, dan 10% dokter
praktik.

2. Kebiasaan keluarga bila sakit


Dari

diagram

di

atas,

sebanyak 70% (7 keluarga)


responden

pergi

ke

puskesmas jika ada anggota


keluarganya sakit.

Diagram 11. Kebiasaan Keluarga Bila Sakit

3. Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan


Dari

diagram

sebanyak

di

80%

atas,
(8)

responden lebih memilih


mengonsumsi obat bebas
sebelum
Diagram 12. Kebiasaan Keluarga
Sebelum Ke Pelayanan Kesehatan

ke

pelayanan

kesehatan.

4. Sumber pendanaan kesehatan keluarga


Dari

diagram

di

atas,

sebanyak 60% (6 keluarga)

Diagram 13. Sumber Pendanaan


Kesehatan Keluarga

Page 13

sumber pendanaan kesehatan adalah BPJS, dan 30% (3 keluarga) berasal dari
ASTEK/ASKES.

5. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan

Diagram 14. Sarana Transportasi Ke


Pelayanan
Kesehatan

Dari diagram di
atas, sebanyak 70% (7
responden)

menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana untuk ke pelayanan kesehatan.

6. Jarak rumah dengan sarana kesehatan


Dari diagram di atas, sebanyak 70% jarak antara rumah (7 responden) dengan
sarana kesehatan adalah
1-2 Km.

b.

Masalah kesehatan khusus


Diagram 15. Jarak Rumah dengan
Sarana Kesehatan

Penyakit yang paling

sering di derita keluarga dalam 6 bulan


terakhir

Page 14

Dari diagram di atas, penyakit yang


paling sering di derita keluarga dalam 6
bulan terakhir 90% (9 keluarga) batukpilek.
Diagram 16. Penyakit yang Paling
Sering di Derita
Keluarga dalam 6 Bulan
Terakhir

II. Lingkungan Fisik


a. Perumahan
1. Status kepemilikan rumah
Dari diagram diatas, 80% (8
keluarga) status kepemilikan
rumah

dari

merupakan
Diagram 17. Status Kepemilikan
Rumah

milik

responden
sendiri,

sedangkan 20% (2 keluarga)

adalah menyewa.

2. Tipe rumah
Diagram 18. Tipe Rumah

Dari diagram di atas, tipe rumah responden 100% (10 keluarga) permanen.
3. Jenis lantai rumah

Diagram 19. Jenis Lantai Rumah

Page 15

Dari diagram di atas, jenis lantai yang digunakan di dalam rumah responden
80% (8 rumah) terbuat dari tegel, sedangkan 20% (2 rumah) terbuat dari semen.
4. Pencahayaan dalam rumah di siang hari
Dari diagram di atas, pencahayaan dalam
rumah di siang hari sebanyak 50% (5
rumah) terang, 30% (3 rumah) remangremang, dan 20% (2 rumah) gelap.

Diagram 20. Pencahayaan dalam


rumah di siang hari

5. Jarak rumah dengan tetangga


Dari diagram di atas, jarak antara
rumah

responden

dengan

tetangganya 100% (10 responden)


dekat.

Diagram 21. Jarak Rumah dengan


Tetangga

6. Halaman di sekitar

rumah

Page 16di Sekitar


Diagram 22. Halaman
Rumah

Dari diagram di atas, 60% (6 responden) tidak ada halaman di sekitar


rumahnya, sedangkan 40% (4 responden) terdapat halaman.
7. Lokasi halaman rumah

Dari diagram di

Diagram 23. Lokasi Halaman Rumah

atas, sebanyak 60 % (6) tidak ada halaman di sekitar rumah responden dan 40% (4)
halaman terletak di depan rumah responden.
8. Pemanfaatan halaman rumah

Diagram 24. Pemanfaatan Halaman


Rumah

Dari

diagram

di

atas, pemanfaatan halaman

rumah para responden sebanyak 20% (2) dimanfaatkan sebagai kebun, 10% (1)
sebagai kandang, 10% (1) disewakan, dan 60% (6) tidak ada.
9. Luas Rumah

Diagram 25. Luas Rumah

Page 17

Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) rata-rata luas rumah responden < 100 m2.
10. Jendela dalam rumah

Diagram 26. Jendela dalam


Rumah

Dari diagram di atas, 90%

(9) rumah responden memiliki jendela di dalam rumahnya.


11. Tinggi langit-langit dari lantai

Dari diagram di atas,


50% (5) rumah responden
memiliki tinggi langitlangit 2 m dari lantai.

Diagram 27. Tinggi Langit-langit


dari Lantai

12. Jendela di setiap kamar

Diagram 28. Jendela di


Setiap Kamar
Page 18

Dari diagram di atas, 50% (5) rumah responden memiliki jendela di setiap
kamarnya dan 50% (5) tidak memiliki jendela.
13. Jendela dibuka setiap hari

Diagram 29. Jendela di Buka


Setiap Hari

Dari diagram di atas, 50% (5) jendela di setiap kamarnya di buka setiap hari,
sedangkan 50% (5) tidak membuka jendelanya setiap hari.
14. Genteng kaca dalam rumah
Dari diagram di atas, 70% (7) rumah responden tidak memiliki genteng kaca
di dalamnya dan 30% (3)
memiliki genteng kaca.

15. Anggota keluarga yang


merokok
Diagram 30. Genteng Kaca dalam
Rumah

Dari diagram di atas, 90% (9) anggota

Diagram 31. Anggota Keluarga yang


Merokok

keluarga responden banyak yang merokok.


Biasanya anggota keluarga yang merokok adalah ayah dan kakak.
b. Kebersihan Rumah
Page 19

1. Membersihkan rumah dalam sehari

Diagram 32. Jumlah


Membersihkan Rumah dalam
Sehari

Dari diagram di atas, 70% (7) responden membersihkan rumahnya sebanyak 2


kali dalam sehari.
2. Membersihkan tempat penampungan air

Diagram 33. Jumlah Membersihkan


Tempat Penampungan Air

Dari diagram di atas, 70% (7) responden membersihkan tempat penampungan


air tidak tentu, dan 30% (3) sisanya membersihkan penampungan air sekitar seminggu
sekali.
3. Cara membersihkan tempat penampungan air

Page 20
Diagram 34. Cara Membersihkan
Tempat Penampungan Air

Dari diagram di atas, 100% (10) responden membersihkan tempat


penampungan air dengan cara dikuras dan disikat.

4. Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala


Dari diagram di atas,
60% (6) kader sering
melakukan pemeriksaan
jentik nyamuk, yakni 2
minggu sekali.

Diagram 35. Pemeriksaan Jentik


Nyamuk Secara Berkala

c.

Sumber air

1. Sumber air untuk masak dan minum


Dari diagram di atas,
sebanyak 90% (9) sumber
air untuk masak dan minum
para

responden

dari

air

PAM.

2.

Diagram 36. Sumber Air untuk


Masak dan Minum

Pengolahan air minum dari PAM

Page 21

Diagram 37. Pengolahan Air


Minum dari PAM

Dari diagram di atas, sebanyak 80% (8) para responden mengolah air minum dari
PAM dengan cara dimasak, 20% (2) tidak di masak.

3. Sumber air mandi/mencuci

Dari diagram di atas, sumber air


mandi

dan

mencuci

responden

sebanyak 80% (8) menggunakan air


PAM.

Diagram 38. Sumber Air


Mandi/Mencuci

4.

Jarak sumber air dengan septic

tank

Diagram 39. Jarak Sumber Air


dengan Septic Tank

Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) jarak sumber air dengan septic tank
adalah <10 m.
5. Tempat penampungan air sementara

Diagram 40. Tempat Penampungan


Air Sementara

Page 22

Dari diagram di atas, 70% (7) responden menggunakan gentong sebagai


tempat penampungan air sementara.
6. Kondisi tempat penampungan air

Diagram 41. Kondisi Tempat


Penampungan Air

Dari diagram di

atas, 100% (10) kondisi tempat penampung air yang dimiliki oleh responden
dalam keadaan tertutup.
7. Kondisi air dalam penampungan

Diagram 42. Kondisi Air dalam


Penampungan

Dari diagram di
atas, 90% (9) kondisi

air dalam penampungan tidak berasa dan berwarna, sedangkan 10% (1) kondisi air
berwarna.
d. Pembuangan sampah
1. Pembuangan sampah

Page 23

Diagram 43. Pembuangan


Sampah

Dari diagram di atas, 90% (9) responden membuang sampah di tempat


sampah.
2. Penampungan sampah sementara

Diagram 44. Penampungan


sampah sementara

Dari diagram di atas,


100% (10) responden

memiliki pembuangan sampah sementara di rumahnya.


3. Kondisi tempat penampungan sampah sementara

Diagram 45. Kondisi tempat


penampungan sampah
sementara

Dari diagram di atas, 80% (8) kondisi tempat penampungan sampah sementara
yang dimiliki responden dalam keadaan tertutup.
4. Jarak tempat sampah dengan rumah

Dari diagram di atas, jarak antara tempat


sampah dengan rumah responden 90%
(9) kurang dari 5 meter (dekat).

Page 24
Diagram 46. Jarak tempat
sampah dengan rumah

5. Mekanisme pembuangan sampah

Diagram 47. Mekanisme


Pembuangan Sampah

Dari

diagram

diatas, mekanisme dalam pembuangan sampah 90% (9) diangkut oleh Dinas
Kebersihan.
e. Jamban
1. Kebiasaan keluarga buang air besar

Diagram 48. Kebiasaan keluarga


buang air besar

Dari

diagram

diatas, kebiasaan keluarga buang air besar 100% (10) di jamban atau wc.
2. Jenis jamban yang digunakan
Dari
diatas,

diagram
jenis

jamban

yang digunakan oleh


responden

80%

(8)

adalah pelengsengan.
Diagram 49. Jenis Jamban yang
digunakan

Page 25

f. Sumber pencemaran
1. Sumber pencemaran dekat rumah
Dari

diagram

diatas,

dapat

diketahui bahwa di
daerah

rumah

responden 100% (10)


tidak
Diagram 50. Sumber pencemaran
dekat rumah

ada

sumber

pencemaran.

2. Keluarga memiliki kandang ternak


Dari
diatas,

diagram
90%

responden

tidak

memiliki
ternak

(9)

kandang
di

dekat

rumahnya.
Diagram 51. Keluarga memiliki
kandang ternak

g. Pembuangan limbah
1. Sistem pembuangan air limbah

Page 26

Diagram 52. Sistem


pembuangan air limbah

Dari diagram diatas, sistem pembuangan air para responden 100% (10) di
got atau selokan.

2.

Kondisi saluran pembuangan

Dari diagram diatas, kondisi saluran pembuangan para responden 80% (8)
Diagram 53. Kondisi saluran
pembuangan

dalam keadaan lancar.

3. Sistem pembuangan air kotor

Dari diagram diatas,


sistem pembuangan air
kotor para responden 90%

Diagram 54. Sistem pembuangan


air kotor

(9) dibuang di selokan.

Anak Usia Sekolah


1. Kegiatan anak di luar sekolah
Dari diagram diatas, kegiatan anak di
luar sekolah 50% (5) keagamaan
(mengaji), 30% (3) olahraga (sepak
bola).
Page 27
Diagram 55. Kegiatan anak di luar
sekolah

2. Anak menderita penyakit


Dari diagram diatas, sebanyak 90% (9)
anak tidak menderita sakit.

Diagram 56. Anak menderita


penyakit

3. Penggunaan waktu luang anak.

Diagram 57. Penggunaan waktu luang


anak.

Dari

diagram

diatas,

penggunaan waktu luang anak

40% (4) digunakan untuk bermain gadget, 40 % (4) digunakan untuk menonton televisi
atau mendengarkan musik.
4. Kebiasaan anak dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Diagram 58. Kebiasaan anak


dalam mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
Page 28

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak memiliki kebiasaan mencuci tangan
ketika sebelum dan sesudah makan.

5. Usia anak

Diagram 59. Usia anak

Dari diagram diatas, usia anak

usia sekolah sebanyak 60% (6) adalah berumur 10 th.


6. Jenis kelamin

Diagram 60. Jenis kelamin

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) responden berjenis kelamin laki-laki.
7. Kelas anak

Diagram 61. Kelas anak

Page 29

Dari diagram diatas, sebanyak 40% (4) responden duduk di 4 SD.


8. Pola makan anak

Diagram 62. Pola makan anak

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) pola makan anak teratur.
9. Kebiasaan makan salah

Diagram 63. Kebiasaan makan


salah

Dari

diagram

diatas,

sebanyak 100% (10) anak tidak memiliki kebiasaan makan yang salah.
10. Pengetahuan keluarga mengenai gizi anak

Diagram 64. Pengetahuan keluarga


mengenai gizi anak

Dari diagram diatas, sebanyak 60% keluarga mengetahui mengenai gizi atau
jenis makanan yang baik bagi anaknya.

Page 30

11. Jumlah uang jajan anak

Diagram 65. Jumlah uang jajan


anak

Dari diagram diatas, sebanyak


100% (10) orang tua memberikan uang

jajan pada anaknya >1.000 rupiah setiap harinya.


12. Anak suka jajan

Diagram 66.
. Anak
Jenis
suka
Jajanan
jajan

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak

menyukai jajanan ringan seperti snack dan es.


13. Imunisasi ulangan

Diagram 67. Imunisasi


Ulangan

Dari diagram diatas, sebanyak 90%

(9) anak mendapatkan imunisasi ulangan di sekolahnya masing-masing.


14. Sifat anak

Page 31

Diagram 68. Sifat Anak

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak mudah untuk diatur oleh orang
tuanya, sedangkan 30% (3) lainnya sulit diatur dan biasanya orang tua menjewer dan
memarahi anaknya ketika sulit diatur.
15. Cara anak belajar

Diagram 69. Cara anak belajar

Dari

diagram

diatas,

sebanyak 40% (4) anak diajari orang tuanya dalam belajar dan 40% (4) les keluar rumah.
16. Anak senang bermain

Dari diagram diatas, 100%


(10) anak senang bermain.

17.

Diagram 70. Anak senang


bermain

Teman anak ketika bermain

Page 32
Diagram 71. Teman anak ketika
bermain

Dari diagram diatas, sebanyak 100% (10) anak biasa bermain dengan teman
sebayanya.
Analisa Data
DATA
MASALAH KEPERAWATAN
90% responden, Penyakit yang paling sering di Meningkatnya Kejadian Batuk

Pilek

di

derita keluarga dalam 6 bulan terakhir ialah Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang
batuk-pilek

Berhubungan

40% responden, tidak mengetahui mengenai

dengan

kebiasaan

jajan

sembarangan.

gizi atau jenis makanan yang baik bagi


anaknya.
70% responden, memiliki anak yang menyukai
jajanan ringan seperti snack dan es.
10% responden, penyakit yang paling sering di Resiko

Meningkatnya

Kejadian

DBD

di

derita keluarga dalam 6 bulan terakhir adalah Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang
DBD

Berhubungan

100% Responden, memiliki jarak antara rumah


dengan tetangganya dekat.
70%

responden,

penampungan

air

membersihkan
tidak

tentu

dengan

Kurang

Kesadaran

Masyarakat terhadap Pentingnya Pemeriksaan


Jentik Nyamuk.

tempat

dan

30%

responden, membersihkan penampungan air


sekitar seminggu sekali.
30% Responden, tidak pernah dilakukan
pemeriksaan jentik nyamuk oleh kader
20% Responden, kondisi tempat penampungan
sampah sementaranya dalam keadaan Terbuka.
90% responden, jarak antara tempat sampah
dengan rumah responden <5 meter (dekat)
Page 33

10% responden, memiliki anak yang tidak


mendapatkan imunisasi ulangan.
20% responden, memiliki tingkat pendidikan Resiko Terjadinya Penyakit Diare Pada Anak di
SMP sederajat

Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang

90% responden, sumber air untuk masak dan


minum dari air PAM

Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih


dan

Sehat

Keluarga

serta

Rendahnya

Pengetahuan Keluarga Terkait Gizi yang Baik

20% responden, Tidak

mengolah

(Tidak Bagi Anak.

dimasak) air minum dari PAM


90% responden, jarak sumber air dengan septic
tank adalah <10 m
10%

responden,

kondisi

air

dalam

penampungannya berwarna.
30% responden, anaknya

tidak memiliki

kebiasaan mencuci tangan ketika sebelum dan


sesudah makan.
30% Responden, memiliki anak dengan pola
makan Tidak teratur.
40% responden, tidak mengetahui mengenai
gizi atau jenis makanan yang baik bagi
anaknya.
70% responden, memiliki anak yang menyukai
jajanan ringan seperti snack dan es.
10% responden, memiliki anak yang tidak
mendapatkan imunisasi ulangan.
20% responden, memiliki tingkat pendidikan Resiko Terjadinya Penyakit ISPA Pada Anak di
SMP sederajat
30% Responden, pencahayaan dalam rumah di
siang hari nya remang-remang, dan 20%

Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang


Berhubungan dengan Kurangnya Ventilasi di
Lingkungan Rumah
Page 34

responden, pencahayaan dalam rumah di siang


hari nya gelap.
10% responden, tidak memiliki jendela di
dalam rumahnya.
50% responden, tidak memiliki jendela di
setiap kamarnya.
50% responden tidak membuka jendelanya
setiap hari.
50% responden, rumahnya memiliki tinggi
langit-langit 2 m dari lantai
70% responden, tidak memiliki genteng kaca
di dalam rumahnya
90% responden, memiliki anggota keluarga
yang merokok
10% responden, memiliki anak yang tidak
mendapatkan imunisasi ulangan.
20% responden, memiliki tingkat pendidikan Resiko Tinggi Penularan Penyakit Pada Anak
SMP sederajat
90% Responden, Penyakit yang paling sering
di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir

di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang


Berhubungan

dengan

Pemukiman

Padat

Penduduk.

adalah batuk-pilek
50% responden, rumahnya memiliki tinggi
langit-langit 2 m dari lantai
100% responden, Jarak antara rumah dengan
tetangganya dekat.
30% responden, memiliki anak yang tidak
memiliki kebiasaan mencuci tangan ketika
Page 35

sebelum dan sesudah makan.


10% responden, memiliki anak yang tidak
mendapatkan imunisasi ulangan.
100% responden, memiliki anak yang senang
bermain.
100% responden, memiliki anak yang biasa
bermain dengan teman sebayanya.
20% responden, memiliki tingkat pendidikan Buruknya Sanitasi Lingkungan di Wilayah RW
SMP sederajat
Pencahayaan dalam rumah di siang hari 30%
remang-remang, dan 20% gelap.

3 Kelurahan Pacar Kembang Berhubungan


dengan Kurangnya Kesadaran Masyarakat
Terhadap Pemeliharaan Lingkungan.

10% responden, tidak memiliki jendela di


dalam rumahnya.
50% responden, tidak memiliki jendela di
setiap kamarnya.
50% responden, tidak membuka jendelanya
setiap hari.
50% responden, rumahnya memiliki tinggi
langit-langit 2 m dari lantai
70% responden, rumahnya tidak memiliki
genteng kaca di dalam rumahnya
90% responden, jarak sumber air dengan septic
tank adalah <10 m
20% Responden, kondisi tempat penampungan
sampah sementaranya dalam keadaan Terbuka.
90% responden, jarak antara tempat sampah
dengan rumah responden <5 meter (dekat)
Page 36

10%

Responden

mekanisme

dalam

pembuangan sampahnya dibakar.


20% responden, jenis jamban yang digunakan
adalah Leher angsa.
20% responden, kondisi saluran pembuangan
dalam keadaan Tersumbat.
10% responden, sistem pembuangan air kotor
nya dibuang di sungai.
80% responden, lebih memilih mengonsumsi Resiko
obat bebas sebelum ke pelayanan kesehatan.

Tinggi

Penyalahgunaan

Obat

Wilayah Rw 03 Kelurahan Pacar Kembang


Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan

20% responden, memiliki tingkat pendidikan

Masyarakat Akan Resiko Penggunaan Obat-

SMP sederajat.

Obatan Bebas.

Prioritas Masalah
Kemungkinan

Masalah

Pentingnya

perubahan

masalah untuk

positif jika

dipecahkan:

diatasi:

1 Rendah

0 Tidak ada

2 Sedang

1 Rendah

3 Tinggi

2 Sedang
3 Tinggi

Peningkatan
terhadap
kualitas hidup
bila diatasi:

Total

0 Tidak ada
1 Rendah
2 Sedang

Resiko Meningkatnya
Kejadian Batuk Pilek
pada Anak di Wilayah

di

RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Page 37

Resiko Meningkatnya
Kejadian DBD pada
Anak di Wilayah RW

3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Terjadinya
Penyakit Diare Pada
Anak di Wilayah RW
3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Terjadinya
Penyakit ISPA Pada
Anak di Wilayah RW
3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Tinggi
Penularan Penyakit
Pada Anak di Wilayah
RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Buruknya sanitasi
lingkungan di Wilayah
RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Resiko tinggi
penyalahgunaan obat
pada masyarakat di
Wilayah RW 3
Kelurahan Pacar
Kembang
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Page 38

1. Buruknya Sanitasi Lingkungan di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang


Berhubungan

dengan

Kurangnya

Kesadaran

Masyarakat

Terhadap

Pemeliharaan Lingkungan.
2. Resiko Tinggi Penyalahgunaan Obat pada masyarakat di Wilayah Rw 03
Kelurahan Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan
Masyarakat Akan Resiko Penggunaan Obat-Obatan Bebas.
3. Resiko Meningkatnya Kejadian Batuk Pilek pada Anak di Wilayah RW 3
Kelurahan

Pacar

Kembang

Berhubungan

dengan

kebiasaan

jajan

sembarangan.
4. Resiko Meningkatnya Kejadian DBD pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurang Kesadaran Masyarakat terhadap
Pentingnya Pemeriksaan Jentik Nyamuk.
5. Resiko Tinggi Penularan Penyakit Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Pemukiman Padat Penduduk.
6. Resiko Terjadinya Penyakit Diare Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keluarga serta Rendahnya Pengetahuan Keluarga Terkait Gizi yang Baik Bagi
Anak.
7. Resiko Terjadinya Penyakit ISPA Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurangnya Ventilasi di Lingkungan
Rumah
C. Rencana keperawatan Komunitas
DIAGNOSA

TUJUAN

TUJUAN

RENCANA

KEPERAWATAN

UMUM

KHUSUS

KEGIATAN

KOMUNITAS
Buruknya Sanitasi Meningkatnya

Setelah

Lingkungan

di kesadaran

dilakukan

Wilayah

3 masyarakat di tindakan

RW

Kelurahan

Pacar wilayah

1. Kognitif:

Kriteria

Beri penyuluhan Evaluasi:


tentang sanitasi Kesadaran

RW. keperawatan

lingkungan

masyarakat

Kembang

03 Kelurahan selama 1 bulan,

yang

Berhubungan

Pacar

di harapkan :

pencahayaan

Pencahayaan

rumah

dengan Kurangnya Kembang


Kesadaran

dalam

dalam

Masyarakat

memelihara

rumah

Terhadap

lingkungannya

siang

EVALUASI

baik
di
hari:

hari,

meliputi dalam
memelihara

yang lingkungannya
di

siang meningkat

manfaat Standart

adanya jendela Evaluasi:


Page 39

Pemeliharaan

dengan

remang-

kamar, manfaat 90% keluarga

Lingkungan.

harapan akan

remang 30%

membuka

mampu

menjaga

menjadi

jendela

menjelaskan

meningkatkan

10%, gelap

gambaran jarak

jenis

kesehatan

20%

lantai

pencahayaan

masyarakat

menjadi

langit-langit

rumah

10%.

rumah

siang

dan

kamar,
dengan
yang

sehat dan ideal,

Responden

kegunaan

tidak
jendela

di

setiap
kamarnya:
50%

kaca,

yang baik

mampu

jarak sumber air

menjelaskan

dengan

manfaat

septic

tank yang ideal,

adanya

kondisi

jendela kamar

ideal

tempat

menjadi

hari

70% keluarga

genting

memiliki

di

90% keluarga

penampungan

mampu

sampah

menjelaskan

sementaranya,

manfaat

tidak

dan

membuka

membuka

jarak

antara

jendela kamar

jendelanya

tempat sampah

setiap

dengan

70% keluarga

30%.
Responden

hari

gambaran

rumah

yang ideal.

50%
menjadi

menyebutkan

2. Afektif

jarak

Ajarkan

10%.
Responden
rumahnya

langit-langit

ketrampilan
mengenai
mekanisme

tinggi langit-

pembuangan

langit 2 m

sampah

dari

baik, dan sistem

50%

lantai

dengan

masyarakat

memiliki

lantai

mampu

rumah

yang

sehat

dan

ideal
yang

pembuangan air

80% keluarga
mampu
menjelaskan
kegunaan
Page 40

menjadi

kotor

30%

benar.
3. Psikomotor

Responden
rumahnya
tidak
memiliki
genteng
kaca

di

dalam
rumahnya
70%
menjadi
20%
Responden
jarak sumber
air

yang

dengan

genting kaca
80% keluarga
mampu

Demonstrasikan

menyebutkan

proses

jarak sumber

pembersihan

air

saluran

septic

pembuangan

yang ideal

dengan
tank

yang benar agar 50% keluarga


tidak tersumbat.
mampu
Demonstrasikan
menyebutkan
tempat

jarak

penampungan

tempat

sampah

sampah

sementara yang

dengan rumah

benar

yang ideal.

antara

90% keluarga

septic

tank

mampu

adalah

<10

melakukan

90%

cara/mekanis

menjadi

me

70%

pembuangan

Responden
kondisi
tempat
penampunga
n

sampah

sementarany
a

dalam

keadaan
Terbuka
20%

sampah yang
baik,

dan

sistem
pembuangan
air kotor yang
benar.
90% Mampu
mengulang
kembali
proses
pembersihan
Page 41

menjadi 0%
Responden
jarak antara
tempat
sampah
dengan

pembuangan
yang

benar

agar

tidak

tersumbat dan
tempat
penampungan

rumah
responden
<5

saluran

meter

(dekat) 90%

sampah
sementara
yang benar.

menjadi
40%
Responden
mekanisme
dalam
pembuangan
sampahnya
dibakar 10%
menjadi 0%
Responden
kondisi
saluran
pembuangan
dalam
keadaan
tersumbat
20%
menjadi 0%
Responden
sistem
pembuangan
Page 42

air kotor nya


dibuang

di

sungai 10%
menjadi 0%
Resiko

Tinggi Meningkatnya

Penyalahgunaan

kesadaran

Setelah

1. Kognitif
Kriteria
Beri penyuluhan
evaluasi :
mengenai
dampak
atau Kesadaran

dilakukan

Obat di Wilayah masyarakat di tindakan


RW 03 Kelurahan wilayah
Pacar

RW. keperawatan

Kembang 03 Kelurahan selama

Berhubungan

Pacar

minggu

dengan Kurangnya Kembang


pengetahuan
masyarakat

akan
akan dan

resiko
bahaya

resiko penggunaan dalam


obat-obatan bebas.

penggunaan
obat bebas.

diharapkan:

yang masyarakat akan


jika bahaya

resiko
terjadi

mengonsumsi

mengonsumi

bebas, obat bebas di


wilayah RW. 03
penggunaan
obat

Terjadinya
penurunan
konsumsi obat
bebas dari 80%
menjadi 40%.

obat yang tepat Kelurahan Pacar


dan
sesuai Kembang dapat
aturan.
2. Afektif
Diskusikan
dengan

meningkat.
Standart
evaluasi :

masyarakat cara
penanganan
pertama ketika
anggota
keluarga sakit.
3. Psikomotor
Motivasi
masyarakat
untuk
menghindari

60% keluarga

mampu
menjelaskan
dampak yang
dapat terjadi
jika
mengonsumsi
obat bebas.
60% keluarga

penggunaan

mampu

obat bebas yang

menjelaskan

tidak

cara

aturans.

sesuai

penggunaan
obat

yang
Page 43

tepat

dan

sesuai aturan.
60% keluarga
mampu
terhindar dari
mengonsumsi
obat

bebas

ketika sakit.

Resiko

Menurunnya

Setelah

Meningkatnya

kebiasaan

dilakukan

Kejadian

Batuk jajan

Pilek pada anak di sembarangan


Wilayah

RW

Kelurahan

1. Kognitif
Beri penyuluhan

tindakan

Pacar Wilayah RW 3 diharapkan:


Kelurahan

Berhubungan

Pacar

dengan kebiasaan Kembang


jajan
sembarangan.

Evaluasi:

tentang gizi atau Kebiasaan jajan

keperawatan

3 pada anak di selama 1 bulan

Kembang

Kriteria

jenis

makanan sembarangan

yang baik bagi pada


anak,

Penyakit

anak

di

serta Wilayah RW 3

bahaya jajanan Kelurahan Pacar

yang paling

ringan

Kembang

sering

sembarangan

Menurun

di

derita

seperti

keluarga

dan es

dalam

bulan

snack

Standar
Evaluasi:

2. Afektif

80% keluarga

terakhir

Ajarkan

orang

mampu

ialah batuk-

tua

dalam

menyebutkan

pilek

pencegahan

gizi atau jenis

sebanyak

penyakit batuk

makanan

90%

dan pilek pada

yang baik

menjadi

anak

bagi anak

60%

3. Psikomotor

Responden
yang

tidak

mengetahui

serta bahaya
jajanan ringan

Demonstrasikan

sembarangan

etika batuk dan

seperti snack

pilek

yang
Page 44

mengenai
gizi

atau

jenis
makanan
yang

baik

bagi

Keluarga
mampu
melakukan

penyakit

menjadi
20%
yang

menyukai
jajanan
ringan
seperti snack
dan es pada
70%
responden
30%

90%

pencegahan

40%

menjadi

dan es

kembali cara

anaknya

Anak

benar

batuk

dan

pilek

pada

anak
90%

Keluarga
mampu
memperagaka
n

atau

mempraktikk
an etika batuk
dan

pilek

yang benar

Page 45

D. POA
Masalah

Tujuan

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Tempat

keperawatan

Sumber

Media

Pj

dana

Buruknya

TUM:

1. Memberikan

Sanitasi

Meningkatnya

Lingkungan di kesadaran

Masyarakat

Jumat, 24

Di balai RW.

Iuran

LCD, laptop,

Rani

penyuluhan

di Wilayah

April 2015.

03

kelompok

leaflet.

Farahri

mengenai sanitasi

RW 03

Wilayah RW 3 masyarakat

di

lingkungan yang

Kelurahan

Kelurahan

03

baik melalui

Pacar
Kembang

wilayah

RW.

Pacar Kembang Kelurahan

Pacar

leaflet, meliputi

Berhubungan

Kembang

dalam

pencahayaan

dengan

memelihara

rumah di siang

Kurangnya

lingkungannya

hari, pentingnya

Kesadaran

dengan

jendela di dalam

Masyarakat

akan menjaga dan

rumah, pentingnya

Terhadap

meningkatkan

membuka jendela

Pemeliharaan

kesehatan

rumah setiap hari

Lingkungan.

masyarakat

untuk sirkulasi

harapan

udara, dll.
2. Mengadakan kerja

TUK:
Setelah

Nikita

dilakukan

tindakan
keperawatan

bakti dengan
warga di wilayah
RW 03 kelurahan
Page 46

selama 1 bulan, di

Pacar Kembang,

harapkan :

mengenai

Pencahayaan
dalam rumah di
siang

hari:

membersihan
selokan atau got
yang tersumbat.
3. Mengajarkan dan

remang-remang

melatih bagaimana

30%

mekanisme

menjadi

10%, gelap 20%

pembuangan

menjadi 10%.

sampah dan air

Responden tidak

kotor yang benar.

memiliki jendela
di

setiap

kamarnya: 50%
menjadi 30%.
Responden tidak
membuka
jendelanya setiap
hari

50%

menjadi 10%.
Responden
Page 47

rumahnya
memiliki

tinggi

langit-langit 2 m
dari lantai 50%
menjadi 30%
Responden
rumahnya

tidak

memiliki
genteng kaca di
dalam rumahnya
70%

menjadi

20%
Responden jarak
sumber

air

dengan

septic

tank adalah <10


m 90% menjadi
70%
Responden
kondisi

tempat

penampungan
Page 48

sampah
sementaranya
dalam

keadaan

Terbuka

20%

menjadi 0%
Responden jarak
antara

tempat

sampah

dengan

rumah responden
<5 meter (dekat)
90%

menjadi

40%
Responden
mekanisme
dalam
pembuangan
sampahnya
dibakar

10%

menjadi 0%
Responden
kondisi

saluran
Page 49

pembuangan
dalam

keadaan

tersumbat

20%

menjadi 0%
Responden
sistem
pembuangan air
kotor nya
dibuang di
sungai 10%
menjadi 0%

Resiko Tinggi
Penyalahgunaan
Obat di Wilayah
RW 03
Kelurahan
Pacar Kembang
Berhubungan
dengan
Kurangnya

TUM :
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat di
wilayah RW. 03
Kelurahan Pacar

4. Beri penyuluhan

Masyarakat

Sabtu, 25

Di balai RW.

Iuran

LCD, laptop,

Zul

mengenai dampak

di Wilayah

April 2015.

03

kelompok

leaflet.

Fahmi

atau resiko yang

RW 03

terjadi jika

Kelurahan

mengonsumsi obat

Pacar

bebas.
5. Beri penyuluhan

Kembang akan

mengenai

resiko dan bahaya

penggunaan obat

Kembang

dalam penggunaan
Page 50

pengetahuan

obat bebas.

yang tepat dan

masyarakat

sesuai aturan.
6. Diskusikan dengan

akan resiko
penggunaan
obat bebas.

masyarakat cara

TUK :

penanganan
Setelah dilakukan

pertama ketika

tindakan

anggota keluarga

keperawatan
selama 2 minggu

leaflet mengenai

diharapkan:

pentingnya

Terjadinya

menghindari

penurunan

konsumsi obat-

konsumsi obat
bebas dari 80%
menjadi 40%.

Resiko
Meningkatnya
Kejadian Batuk
Pilek pada anak
di Wilayah RW

TUM :

obatan bebas yang


tidak sesuai aturan.

1. Beri

penyuluhan Masyarakat

tentang gizi atau di Wilayah

Menurunnya
kebiasaan

sakit.
7. Menyebarkan

jajan

sembarangan pada

jenis
yang

Minggu, 26

Di balai RW.

Iuran

LCD, laptop,

Rani

April 2015.

03

kelompok

leaflet.

Farahri

makanan RW 03
baik

Nikita

bagi Kelurahan

anak, serta bahaya Pacar


Page 51

3 Kelurahan

anak

di

Wilayah

jajanan

Pacar Kembang

RW 3 Kelurahan

sembarangan

Berhubungan

Pacar Kembang.

seperti snack dan

dengan

es

kebiasaan jajan

mengandung

sembarangan.

TUK:

pengawet

Setelah

dilakukan

Kembang

yang
zat
atau

pemanis buatan.
2. Ajarkan orang tua

tindakan

dalam pencegahan

keperawatan

penularan

selama

bulan

diharapkan:
Penyakit

pilek pada anak.


3. Demonstrasikan
yang

paling sering di
derita

penyakit batuk dan

keluarga

etika batuk dan


pilek yang benar
melalui role play.

dalam 6 bulan
terakhir

ialah

batuk-pilek
sebanyak

90%

menjadi 60%
Responden yang
Page 52

tidak mengetahui
mengenai

gizi

atau

jenis

makanan

yang

baik

bagi

anaknya

40%

menjadi 20%
Anak
menyukai

yang
jajanan

ringan seperti snack


dan es pada 70%
responden menjadi
30%

Page 53

BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemberian pelayanan keperawatan komunitas berbeda dengan pemberian
pelayanan keperawatan klinis. Jika dalam perawatan klinis lebih berfokus pada kurasi
tapi pada perawatan komunitas lebih berfokus pada promosi dan prevensi tapi tetap tidak
mengindahkan kurasi. Keperawatan komunitas melibatkan pasien sebagai mitra,
mengoptimalkan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Kegiatan Pemberian pelayanan keperawatan komunitas pada kelompok anak usia
sekolah merupakan hal yang penting karena kegiatan pelayanan komunitas berpengaruh
terhadap kualitas hidup anak terkait tumbuh kembangnya.
Setelah dilakukan pengumpulan data, tabulasi data, penyajian data, analisa data,
prioritas masalah, hingga diagnose keperawatan diketahui bahwa pada masyarakat yang
ada di wilayah RW. 03 kelurahan pacar kembang terdapat 3 masalah yang diprioritaskan
untuk diberikan tindakan keperawatan yaitu Buruknya sanitasi lingkungan di Wilayah
RW 3 Kelurahan Pacar Kembang, Resiko tinggi penyalahgunaan obat pada masyarakat
di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang, dan Resiko Meningkatnya Kejadian Batuk
Pilek pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang. Setelah diketahui 3
masalah tersebut dilakukan pembuatan rencana keperawatan hingga planning of action
(POA).
3.2 Saran
Demikian makalah tugas keperawatan komunitas yang berjudul Asuhan
Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Anak Usia Sekolah yang Penulis buat.
Melalui makalah ini diharapakan dapat menambah wawasan

kepada para pembaca

khususnya para mahasiswa keperawatan tentang masalah yang ada pada Wilayah RW 3
Kelurahan Pacar Kembang serta perencanaan tindakan keperawatan komunitas yang
tepat terkait 3 masalah dan yang paling penting adalah bermanfaat bagi kita semua untuk
tujuan kebaikan di jalan Allah SWT.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka,
kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Page 54

Page 55

Anda mungkin juga menyukai