PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar
belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi
dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu
daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap
kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah.Salah satu upaya
yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus anak sekolah.
Usia sekolah merupakan usia yang sagat retan terhadap paparan penyakit karena
pola makan anak usia sekolah yang kurang di perhatikan seperti pola jajan yang
sembarangan.Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia
dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam
Qonita, 2010). Hampir semua anak usia sekolah suka jajan (91,1%), selain nilai gizi
makanan jajanan yang relatif rendah, keamanan pangan makanan jajanan juga menjadi
masalah. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyimpulkan
bahwa persentase makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) yang dicampur dengan
berbagai zat berbahaya masih sangat tinggi. Sebagai salah satu alternatif makanan bagi
anak sekolah, nilai gizi dan nilai keamanan maka makanan jajanan masih perlu mendapat
perhatian (Muhilal dkk, 2006 dalam Qonita, 2010).
Anak sekolah belum mengerti cara memilih jajanan yang sehat sehingga
berakibat buruk pada kesehatannya sendiri (Suci, 2009). Anak membeli jajan menurut
kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan bahan-bahan yang terkandung didalamnya
(Judarwanto, 2008). Anak sekolah biasanya mempunyai lebih banyak perhatian, aktivitas
di luar rumah, dan sering melupakan waktu makan sehingga mereka membeli jajanan di
sekolah untuk sekedar mengganjal perut (Rakhmawati, 2009). Kebiasaan jajan ini
dipengaruhi oleh faktor terkait makanan, karakteristik personal (pengetahuan tentang
jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan faktor lingkungan (Ariandani, 2011).
Permasalahan kebiasaan jajan yang tidak sehat pada siswa harus ditangani agar dapat
Page 1
terhindar dari berbagai macam resiko penyakit (Evy, 2008). Anak usia sekolah pada umur
7-11 tahun berada pada tahap perkembangan konkret operasional yang ditandai pikiran
yang logis dan terarah serta mampu berfikir dari sudut pandang orang lain membuat anak
usia sekolah sangat peka menerima perubahan dan pembaharuan (Wong, 2003).
Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan seseorang sebagai
hasil pengalaman belajar (Herijulianti, 2002). Upaya pro aktif sekolah pun perlu
dilakukan seperti pemilihan jajanan sehat seperti sekolah menyediakan kanti sekolah
yang sehat dan menempelkan poster tentang jajanan sehat. Pendidikan kesehatan yang
perlu diberikan salah satunya melalui media permainan yang edukatif dan menarik. Serta
peran UKS pun sangat berperan aktif didalam perkembangan kesehtaan anak usia
sekolah dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan carab
erkerjasama dengan tenaga kesehatan. Selain memberikan pemeriksaan peran tenaga
kesehatan pun sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak usia
sekolah tentang makanan yang sehat dan makanan yang perlu atau tidak perlu untuk di
makan.
Selain pendidikan Kesehatan, ada hal lain yang juga tidak kalah penting yaitu
pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah. Karena
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah akan menunjukkan
masalah-masalah apa yang muncul serta intervensi apa saja yang harus diberikan pada
Kelompok Anak Usia Sekolah. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun
makalah ini
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori pada anak usia sekolah?
2. Apa saja masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah?
3. Bagaimana program peningkatan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah?
4. Bagaimana proses pemberian asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok anak
usia sekolah?
5. Adakah Jurnal yang sesuai dengan topic-topik tersebut diatas?
1.3 Tujuan
Page 2
BAB 2
KONSEP TEORI
Page 3
laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung
gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya
daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu
ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan
mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat
atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang
dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan
psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu
melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki
keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan
tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi
terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga
peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang
peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak
sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata
daripada belajar tentang God. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka
sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk
neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran
di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami
Page 5
Pada anak usia sekolah tentu merupakan sebuah masa dimana dia ingin mencoba dan
melakukan banyak hal tanpa dia tahu apa akibatnya, termasuk diantaranya adala
pemilihan jajanan. Karena usia yang masih dini dan kurangnya pengetahuan, anak
cenderung membeli jajan disembarang tempat asalkan jajanan itu ia sukai. Jajan
sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan
(BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu
penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak. Jika makanan yang dikonsumsi oleh
Page 6
anak mengandung BTM yang berbahaya maka anak berpotensi besar mengalami
gangguan kesehatan.
Sanitasi Makanan
Pangan/jajanan adalah makanan/minuman yang dipersiapkan dengan teknologi yang
sangat sederhana, dimana seringkali faktor hiegine atau kebersihan kurang
diperhatikan, baik kebersihan bahan yang digunakan, peralatan yang dipakai maupun
kebersihan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam pemberian makanan pada anak usia
sekolah harus memperhatikan sanitasi dari makanan itu sendiri. Jika sanitasi makanan
tidak diperhatikan maka akan ada banyak kuman maupun bakteri pada makanan yang
dikonsumsi oleh anak usia sekolah tersebut. Sehingga bisa menyebabkan gangguan
kesehatan atau timbulnya penyakit pada anak.
Gigi Dan Mulut
Seorang anak apalagi anak di usia sekolah cenderung menyukai makanan-makanan
yang manis. Sebenarnya tidak ada salahnya mengkonsumsi makanan manis, asalkan
bahan dari makanan manis tersebut terjamin kebersihannya dan tentu saja jumlah dan
frekuensi dari mengkonsumsi makanan manis tetap harus diperhatikan. Tetapi tentu
saja anak pada usia sekolah tidak mengetahui hal tersebut apalagi jika orang tua tidak
menginformasikannya sebelumnya, tentu anak akan senang mengkonsumsi makanan
manis sampai semakin lama terbiasa karena sangat suka. Konsumsi makanan manis
yang berlebihan dapat menimbukan maslah kesehatan salah satunya yaitu masalah
atau gangguan pada kesehatan gigi dan mulut anak. Bisa terjadi gigi berlubang, caries
gigi
PHBS Di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh
setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana
saja, salah satunya yaitu di sekolah. Sebuah sekolah harusnya mengajarkan kepada
anak didiknya tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan diajarkannya PHBS di
sekolah, diharpkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
Page 7
kemampuan anak agar hidup bersih dan sehat. Ada beberapa perilaku hidup bersih dan
sehat yang hendaknya diajarkan pada anak usia sekolah antara lain yaitu mencuci
tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan tidak di
sembarang tempat, menggunakan sampah pada tempatnya, olah raga yang teratur dan
terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menggunakan jamban, dan lainlain.
2.3 Pendidikan Kesehatan
Program peningkatan kesehatan kelompok anak usia sekolah:
1. Nutrisi.
2. Penggunaaan bahan terlarang
3. Kekerasan pada anak.
4. Kesehatan mental.
5. Pengaruh sosial.
6. Keamanan lingkungan.
7. Kesehatan seksualitas.
8. Keamanan dalam bermain (rekreasi.
9. Pengajian dan Screening siswa di sekolah secara periodik.
10. Penemuan kasus
11. Pelayanan konseling pada siswa sekolah.
12. Pelayanaan rehabilitasi.
Page 8
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
Pengumpulan Data
Dalam pengkajian komunitas ini yang menjadi target sasaran adalah wilayah
kedung tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, sebelah utara dibatasi oleh jalan
raya dan sungai, sebelah selatan, timur, dan barat berdekatan dengan perkampungan
penduduk yang padat. Jumlah keluarga/responden dalam pengkajian komunitas ini,
Page 9
yakni sebanyak 10 responden yang kami ambil dari beberapa RT. di wilayah Kedung
Tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari.
Tabulasi Data (terlampir)
Penyajian Data
1) Agama
Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa
dari
(10 orang)
2) Usia
Diagram 1. Agama
Diagram 2. Usia
3) Pendidikan
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7
orang)
responden
memiliki
tingkat
dan
10%
(1
orang)
perguruan tinggi.
Diagram 3. Pendidikan
4) Pekerjaan
Page 10
Diagram 4. Pekerjaan
keluarga
dengan
8) Penghasilan keluarga
Dari
diagram
diatas,
9) Keluarga Menabung
Dari diagram diatas, sebanyak 60% (6
keluarga)
menabung
dan
40%
(4
I.
terdekat
yang
Page 12
Diagram 10. Sarana Kesehatan
Terdekat
responden adalah 60% Puskesmas, 20% posyandu, 10% rumah sakit, dan 10% dokter
praktik.
diagram
di
atas,
pergi
ke
diagram
sebanyak
di
80%
atas,
(8)
ke
pelayanan
kesehatan.
diagram
di
atas,
Page 13
sumber pendanaan kesehatan adalah BPJS, dan 30% (3 keluarga) berasal dari
ASTEK/ASKES.
Dari diagram di
atas, sebanyak 70% (7
responden)
b.
Page 14
dari
merupakan
Diagram 17. Status Kepemilikan
Rumah
milik
responden
sendiri,
adalah menyewa.
2. Tipe rumah
Diagram 18. Tipe Rumah
Dari diagram di atas, tipe rumah responden 100% (10 keluarga) permanen.
3. Jenis lantai rumah
Page 15
Dari diagram di atas, jenis lantai yang digunakan di dalam rumah responden
80% (8 rumah) terbuat dari tegel, sedangkan 20% (2 rumah) terbuat dari semen.
4. Pencahayaan dalam rumah di siang hari
Dari diagram di atas, pencahayaan dalam
rumah di siang hari sebanyak 50% (5
rumah) terang, 30% (3 rumah) remangremang, dan 20% (2 rumah) gelap.
responden
dengan
6. Halaman di sekitar
rumah
Dari diagram di
atas, sebanyak 60 % (6) tidak ada halaman di sekitar rumah responden dan 40% (4)
halaman terletak di depan rumah responden.
8. Pemanfaatan halaman rumah
Dari
diagram
di
rumah para responden sebanyak 20% (2) dimanfaatkan sebagai kebun, 10% (1)
sebagai kandang, 10% (1) disewakan, dan 60% (6) tidak ada.
9. Luas Rumah
Page 17
Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) rata-rata luas rumah responden < 100 m2.
10. Jendela dalam rumah
Dari diagram di atas, 50% (5) rumah responden memiliki jendela di setiap
kamarnya dan 50% (5) tidak memiliki jendela.
13. Jendela dibuka setiap hari
Dari diagram di atas, 50% (5) jendela di setiap kamarnya di buka setiap hari,
sedangkan 50% (5) tidak membuka jendelanya setiap hari.
14. Genteng kaca dalam rumah
Dari diagram di atas, 70% (7) rumah responden tidak memiliki genteng kaca
di dalamnya dan 30% (3)
memiliki genteng kaca.
Page 20
Diagram 34. Cara Membersihkan
Tempat Penampungan Air
c.
Sumber air
responden
dari
air
PAM.
2.
Page 21
Dari diagram di atas, sebanyak 80% (8) para responden mengolah air minum dari
PAM dengan cara dimasak, 20% (2) tidak di masak.
dan
mencuci
responden
4.
tank
Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) jarak sumber air dengan septic tank
adalah <10 m.
5. Tempat penampungan air sementara
Page 22
Dari diagram di
atas, 100% (10) kondisi tempat penampung air yang dimiliki oleh responden
dalam keadaan tertutup.
7. Kondisi air dalam penampungan
Dari diagram di
atas, 90% (9) kondisi
air dalam penampungan tidak berasa dan berwarna, sedangkan 10% (1) kondisi air
berwarna.
d. Pembuangan sampah
1. Pembuangan sampah
Page 23
Dari diagram di atas, 80% (8) kondisi tempat penampungan sampah sementara
yang dimiliki responden dalam keadaan tertutup.
4. Jarak tempat sampah dengan rumah
Page 24
Diagram 46. Jarak tempat
sampah dengan rumah
Dari
diagram
diatas, mekanisme dalam pembuangan sampah 90% (9) diangkut oleh Dinas
Kebersihan.
e. Jamban
1. Kebiasaan keluarga buang air besar
Dari
diagram
diatas, kebiasaan keluarga buang air besar 100% (10) di jamban atau wc.
2. Jenis jamban yang digunakan
Dari
diatas,
diagram
jenis
jamban
80%
(8)
adalah pelengsengan.
Diagram 49. Jenis Jamban yang
digunakan
Page 25
f. Sumber pencemaran
1. Sumber pencemaran dekat rumah
Dari
diagram
diatas,
dapat
diketahui bahwa di
daerah
rumah
ada
sumber
pencemaran.
diagram
90%
responden
tidak
memiliki
ternak
(9)
kandang
di
dekat
rumahnya.
Diagram 51. Keluarga memiliki
kandang ternak
g. Pembuangan limbah
1. Sistem pembuangan air limbah
Page 26
Dari diagram diatas, sistem pembuangan air para responden 100% (10) di
got atau selokan.
2.
Dari diagram diatas, kondisi saluran pembuangan para responden 80% (8)
Diagram 53. Kondisi saluran
pembuangan
Dari
diagram
diatas,
40% (4) digunakan untuk bermain gadget, 40 % (4) digunakan untuk menonton televisi
atau mendengarkan musik.
4. Kebiasaan anak dalam mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak memiliki kebiasaan mencuci tangan
ketika sebelum dan sesudah makan.
5. Usia anak
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) responden berjenis kelamin laki-laki.
7. Kelas anak
Page 29
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) pola makan anak teratur.
9. Kebiasaan makan salah
Dari
diagram
diatas,
sebanyak 100% (10) anak tidak memiliki kebiasaan makan yang salah.
10. Pengetahuan keluarga mengenai gizi anak
Dari diagram diatas, sebanyak 60% keluarga mengetahui mengenai gizi atau
jenis makanan yang baik bagi anaknya.
Page 30
Diagram 66.
. Anak
Jenis
suka
Jajanan
jajan
Page 31
Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak mudah untuk diatur oleh orang
tuanya, sedangkan 30% (3) lainnya sulit diatur dan biasanya orang tua menjewer dan
memarahi anaknya ketika sulit diatur.
15. Cara anak belajar
Dari
diagram
diatas,
sebanyak 40% (4) anak diajari orang tuanya dalam belajar dan 40% (4) les keluar rumah.
16. Anak senang bermain
17.
Page 32
Diagram 71. Teman anak ketika
bermain
Dari diagram diatas, sebanyak 100% (10) anak biasa bermain dengan teman
sebayanya.
Analisa Data
DATA
MASALAH KEPERAWATAN
90% responden, Penyakit yang paling sering di Meningkatnya Kejadian Batuk
Pilek
di
derita keluarga dalam 6 bulan terakhir ialah Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang
batuk-pilek
Berhubungan
dengan
kebiasaan
jajan
sembarangan.
Meningkatnya
Kejadian
DBD
di
derita keluarga dalam 6 bulan terakhir adalah Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang
DBD
Berhubungan
responden,
penampungan
air
membersihkan
tidak
tentu
dengan
Kurang
Kesadaran
tempat
dan
30%
Sehat
Keluarga
serta
Rendahnya
mengolah
responden,
kondisi
air
dalam
penampungannya berwarna.
30% responden, anaknya
tidak memiliki
dengan
Pemukiman
Padat
Penduduk.
adalah batuk-pilek
50% responden, rumahnya memiliki tinggi
langit-langit 2 m dari lantai
100% responden, Jarak antara rumah dengan
tetangganya dekat.
30% responden, memiliki anak yang tidak
memiliki kebiasaan mencuci tangan ketika
Page 35
10%
Responden
mekanisme
dalam
Tinggi
Penyalahgunaan
Obat
SMP sederajat.
Obatan Bebas.
Prioritas Masalah
Kemungkinan
Masalah
Pentingnya
perubahan
masalah untuk
positif jika
dipecahkan:
diatasi:
1 Rendah
0 Tidak ada
2 Sedang
1 Rendah
3 Tinggi
2 Sedang
3 Tinggi
Peningkatan
terhadap
kualitas hidup
bila diatasi:
Total
0 Tidak ada
1 Rendah
2 Sedang
Resiko Meningkatnya
Kejadian Batuk Pilek
pada Anak di Wilayah
di
RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Page 37
Resiko Meningkatnya
Kejadian DBD pada
Anak di Wilayah RW
3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Terjadinya
Penyakit Diare Pada
Anak di Wilayah RW
3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Terjadinya
Penyakit ISPA Pada
Anak di Wilayah RW
3 Kelurahan Pacar
Kembang
Resiko Tinggi
Penularan Penyakit
Pada Anak di Wilayah
RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Buruknya sanitasi
lingkungan di Wilayah
RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang
Resiko tinggi
penyalahgunaan obat
pada masyarakat di
Wilayah RW 3
Kelurahan Pacar
Kembang
B. Diagnosa Keperawatan Komunitas
Page 38
dengan
Kurangnya
Kesadaran
Masyarakat
Terhadap
Pemeliharaan Lingkungan.
2. Resiko Tinggi Penyalahgunaan Obat pada masyarakat di Wilayah Rw 03
Kelurahan Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan
Masyarakat Akan Resiko Penggunaan Obat-Obatan Bebas.
3. Resiko Meningkatnya Kejadian Batuk Pilek pada Anak di Wilayah RW 3
Kelurahan
Pacar
Kembang
Berhubungan
dengan
kebiasaan
jajan
sembarangan.
4. Resiko Meningkatnya Kejadian DBD pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurang Kesadaran Masyarakat terhadap
Pentingnya Pemeriksaan Jentik Nyamuk.
5. Resiko Tinggi Penularan Penyakit Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Pemukiman Padat Penduduk.
6. Resiko Terjadinya Penyakit Diare Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Keluarga serta Rendahnya Pengetahuan Keluarga Terkait Gizi yang Baik Bagi
Anak.
7. Resiko Terjadinya Penyakit ISPA Pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan
Pacar Kembang Berhubungan dengan Kurangnya Ventilasi di Lingkungan
Rumah
C. Rencana keperawatan Komunitas
DIAGNOSA
TUJUAN
TUJUAN
RENCANA
KEPERAWATAN
UMUM
KHUSUS
KEGIATAN
KOMUNITAS
Buruknya Sanitasi Meningkatnya
Setelah
Lingkungan
di kesadaran
dilakukan
Wilayah
3 masyarakat di tindakan
RW
Kelurahan
Pacar wilayah
1. Kognitif:
Kriteria
RW. keperawatan
lingkungan
masyarakat
Kembang
yang
Berhubungan
Pacar
di harapkan :
pencahayaan
Pencahayaan
rumah
dalam
dalam
Masyarakat
memelihara
rumah
Terhadap
lingkungannya
siang
EVALUASI
baik
di
hari:
hari,
meliputi dalam
memelihara
yang lingkungannya
di
siang meningkat
manfaat Standart
Pemeliharaan
dengan
remang-
Lingkungan.
harapan akan
remang 30%
membuka
mampu
menjaga
menjadi
jendela
menjelaskan
meningkatkan
10%, gelap
gambaran jarak
jenis
kesehatan
20%
lantai
pencahayaan
masyarakat
menjadi
langit-langit
rumah
10%.
rumah
siang
dan
kamar,
dengan
yang
Responden
kegunaan
tidak
jendela
di
setiap
kamarnya:
50%
kaca,
yang baik
mampu
menjelaskan
dengan
manfaat
septic
adanya
kondisi
jendela kamar
ideal
tempat
menjadi
hari
70% keluarga
genting
memiliki
di
90% keluarga
penampungan
mampu
sampah
menjelaskan
sementaranya,
manfaat
tidak
dan
membuka
membuka
jarak
antara
jendela kamar
jendelanya
tempat sampah
setiap
dengan
70% keluarga
30%.
Responden
hari
gambaran
rumah
yang ideal.
50%
menjadi
menyebutkan
2. Afektif
jarak
Ajarkan
10%.
Responden
rumahnya
langit-langit
ketrampilan
mengenai
mekanisme
tinggi langit-
pembuangan
langit 2 m
sampah
dari
50%
lantai
dengan
masyarakat
memiliki
lantai
mampu
rumah
yang
sehat
dan
ideal
yang
pembuangan air
80% keluarga
mampu
menjelaskan
kegunaan
Page 40
menjadi
kotor
30%
benar.
3. Psikomotor
Responden
rumahnya
tidak
memiliki
genteng
kaca
di
dalam
rumahnya
70%
menjadi
20%
Responden
jarak sumber
air
yang
dengan
genting kaca
80% keluarga
mampu
Demonstrasikan
menyebutkan
proses
jarak sumber
pembersihan
air
saluran
septic
pembuangan
yang ideal
dengan
tank
jarak
penampungan
tempat
sampah
sampah
sementara yang
dengan rumah
benar
yang ideal.
antara
90% keluarga
septic
tank
mampu
adalah
<10
melakukan
90%
cara/mekanis
menjadi
me
70%
pembuangan
Responden
kondisi
tempat
penampunga
n
sampah
sementarany
a
dalam
keadaan
Terbuka
20%
sampah yang
baik,
dan
sistem
pembuangan
air kotor yang
benar.
90% Mampu
mengulang
kembali
proses
pembersihan
Page 41
menjadi 0%
Responden
jarak antara
tempat
sampah
dengan
pembuangan
yang
benar
agar
tidak
tersumbat dan
tempat
penampungan
rumah
responden
<5
saluran
meter
(dekat) 90%
sampah
sementara
yang benar.
menjadi
40%
Responden
mekanisme
dalam
pembuangan
sampahnya
dibakar 10%
menjadi 0%
Responden
kondisi
saluran
pembuangan
dalam
keadaan
tersumbat
20%
menjadi 0%
Responden
sistem
pembuangan
Page 42
di
sungai 10%
menjadi 0%
Resiko
Tinggi Meningkatnya
Penyalahgunaan
kesadaran
Setelah
1. Kognitif
Kriteria
Beri penyuluhan
evaluasi :
mengenai
dampak
atau Kesadaran
dilakukan
RW. keperawatan
Berhubungan
Pacar
minggu
akan
akan dan
resiko
bahaya
penggunaan
obat bebas.
diharapkan:
resiko
terjadi
mengonsumsi
mengonsumi
Terjadinya
penurunan
konsumsi obat
bebas dari 80%
menjadi 40%.
meningkat.
Standart
evaluasi :
masyarakat cara
penanganan
pertama ketika
anggota
keluarga sakit.
3. Psikomotor
Motivasi
masyarakat
untuk
menghindari
60% keluarga
mampu
menjelaskan
dampak yang
dapat terjadi
jika
mengonsumsi
obat bebas.
60% keluarga
penggunaan
mampu
menjelaskan
tidak
cara
aturans.
sesuai
penggunaan
obat
yang
Page 43
tepat
dan
sesuai aturan.
60% keluarga
mampu
terhindar dari
mengonsumsi
obat
bebas
ketika sakit.
Resiko
Menurunnya
Setelah
Meningkatnya
kebiasaan
dilakukan
Kejadian
Batuk jajan
RW
Kelurahan
1. Kognitif
Beri penyuluhan
tindakan
Berhubungan
Pacar
Evaluasi:
keperawatan
Kembang
Kriteria
jenis
makanan sembarangan
Penyakit
anak
di
serta Wilayah RW 3
yang paling
ringan
Kembang
sering
sembarangan
Menurun
di
derita
seperti
keluarga
dan es
dalam
bulan
snack
Standar
Evaluasi:
2. Afektif
80% keluarga
terakhir
Ajarkan
orang
mampu
ialah batuk-
tua
dalam
menyebutkan
pilek
pencegahan
sebanyak
penyakit batuk
makanan
90%
yang baik
menjadi
anak
bagi anak
60%
3. Psikomotor
Responden
yang
tidak
mengetahui
serta bahaya
jajanan ringan
Demonstrasikan
sembarangan
seperti snack
pilek
yang
Page 44
mengenai
gizi
atau
jenis
makanan
yang
baik
bagi
Keluarga
mampu
melakukan
penyakit
menjadi
20%
yang
menyukai
jajanan
ringan
seperti snack
dan es pada
70%
responden
30%
90%
pencegahan
40%
menjadi
dan es
kembali cara
anaknya
Anak
benar
batuk
dan
pilek
pada
anak
90%
Keluarga
mampu
memperagaka
n
atau
mempraktikk
an etika batuk
dan
pilek
yang benar
Page 45
D. POA
Masalah
Tujuan
Kegiatan
Sasaran
Waktu
Tempat
keperawatan
Sumber
Media
Pj
dana
Buruknya
TUM:
1. Memberikan
Sanitasi
Meningkatnya
Lingkungan di kesadaran
Masyarakat
Jumat, 24
Di balai RW.
Iuran
LCD, laptop,
Rani
penyuluhan
di Wilayah
April 2015.
03
kelompok
leaflet.
Farahri
mengenai sanitasi
RW 03
Wilayah RW 3 masyarakat
di
lingkungan yang
Kelurahan
Kelurahan
03
baik melalui
Pacar
Kembang
wilayah
RW.
Pacar
leaflet, meliputi
Berhubungan
Kembang
dalam
pencahayaan
dengan
memelihara
rumah di siang
Kurangnya
lingkungannya
hari, pentingnya
Kesadaran
dengan
jendela di dalam
Masyarakat
rumah, pentingnya
Terhadap
meningkatkan
membuka jendela
Pemeliharaan
kesehatan
Lingkungan.
masyarakat
untuk sirkulasi
harapan
udara, dll.
2. Mengadakan kerja
TUK:
Setelah
Nikita
dilakukan
tindakan
keperawatan
bakti dengan
warga di wilayah
RW 03 kelurahan
Page 46
selama 1 bulan, di
Pacar Kembang,
harapkan :
mengenai
Pencahayaan
dalam rumah di
siang
hari:
membersihan
selokan atau got
yang tersumbat.
3. Mengajarkan dan
remang-remang
melatih bagaimana
30%
mekanisme
menjadi
pembuangan
menjadi 10%.
Responden tidak
memiliki jendela
di
setiap
kamarnya: 50%
menjadi 30%.
Responden tidak
membuka
jendelanya setiap
hari
50%
menjadi 10%.
Responden
Page 47
rumahnya
memiliki
tinggi
langit-langit 2 m
dari lantai 50%
menjadi 30%
Responden
rumahnya
tidak
memiliki
genteng kaca di
dalam rumahnya
70%
menjadi
20%
Responden jarak
sumber
air
dengan
septic
tempat
penampungan
Page 48
sampah
sementaranya
dalam
keadaan
Terbuka
20%
menjadi 0%
Responden jarak
antara
tempat
sampah
dengan
rumah responden
<5 meter (dekat)
90%
menjadi
40%
Responden
mekanisme
dalam
pembuangan
sampahnya
dibakar
10%
menjadi 0%
Responden
kondisi
saluran
Page 49
pembuangan
dalam
keadaan
tersumbat
20%
menjadi 0%
Responden
sistem
pembuangan air
kotor nya
dibuang di
sungai 10%
menjadi 0%
Resiko Tinggi
Penyalahgunaan
Obat di Wilayah
RW 03
Kelurahan
Pacar Kembang
Berhubungan
dengan
Kurangnya
TUM :
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat di
wilayah RW. 03
Kelurahan Pacar
4. Beri penyuluhan
Masyarakat
Sabtu, 25
Di balai RW.
Iuran
LCD, laptop,
Zul
mengenai dampak
di Wilayah
April 2015.
03
kelompok
leaflet.
Fahmi
RW 03
terjadi jika
Kelurahan
mengonsumsi obat
Pacar
bebas.
5. Beri penyuluhan
Kembang akan
mengenai
penggunaan obat
Kembang
dalam penggunaan
Page 50
pengetahuan
obat bebas.
masyarakat
sesuai aturan.
6. Diskusikan dengan
akan resiko
penggunaan
obat bebas.
masyarakat cara
TUK :
penanganan
Setelah dilakukan
pertama ketika
tindakan
anggota keluarga
keperawatan
selama 2 minggu
leaflet mengenai
diharapkan:
pentingnya
Terjadinya
menghindari
penurunan
konsumsi obat-
konsumsi obat
bebas dari 80%
menjadi 40%.
Resiko
Meningkatnya
Kejadian Batuk
Pilek pada anak
di Wilayah RW
TUM :
1. Beri
penyuluhan Masyarakat
Menurunnya
kebiasaan
sakit.
7. Menyebarkan
jajan
sembarangan pada
jenis
yang
Minggu, 26
Di balai RW.
Iuran
LCD, laptop,
Rani
April 2015.
03
kelompok
leaflet.
Farahri
makanan RW 03
baik
Nikita
bagi Kelurahan
3 Kelurahan
anak
di
Wilayah
jajanan
Pacar Kembang
RW 3 Kelurahan
sembarangan
Berhubungan
Pacar Kembang.
dengan
es
kebiasaan jajan
mengandung
sembarangan.
TUK:
pengawet
Setelah
dilakukan
Kembang
yang
zat
atau
pemanis buatan.
2. Ajarkan orang tua
tindakan
dalam pencegahan
keperawatan
penularan
selama
bulan
diharapkan:
Penyakit
paling sering di
derita
keluarga
dalam 6 bulan
terakhir
ialah
batuk-pilek
sebanyak
90%
menjadi 60%
Responden yang
Page 52
tidak mengetahui
mengenai
gizi
atau
jenis
makanan
yang
baik
bagi
anaknya
40%
menjadi 20%
Anak
menyukai
yang
jajanan
Page 53
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemberian pelayanan keperawatan komunitas berbeda dengan pemberian
pelayanan keperawatan klinis. Jika dalam perawatan klinis lebih berfokus pada kurasi
tapi pada perawatan komunitas lebih berfokus pada promosi dan prevensi tapi tetap tidak
mengindahkan kurasi. Keperawatan komunitas melibatkan pasien sebagai mitra,
mengoptimalkan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Kegiatan Pemberian pelayanan keperawatan komunitas pada kelompok anak usia
sekolah merupakan hal yang penting karena kegiatan pelayanan komunitas berpengaruh
terhadap kualitas hidup anak terkait tumbuh kembangnya.
Setelah dilakukan pengumpulan data, tabulasi data, penyajian data, analisa data,
prioritas masalah, hingga diagnose keperawatan diketahui bahwa pada masyarakat yang
ada di wilayah RW. 03 kelurahan pacar kembang terdapat 3 masalah yang diprioritaskan
untuk diberikan tindakan keperawatan yaitu Buruknya sanitasi lingkungan di Wilayah
RW 3 Kelurahan Pacar Kembang, Resiko tinggi penyalahgunaan obat pada masyarakat
di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang, dan Resiko Meningkatnya Kejadian Batuk
Pilek pada Anak di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang. Setelah diketahui 3
masalah tersebut dilakukan pembuatan rencana keperawatan hingga planning of action
(POA).
3.2 Saran
Demikian makalah tugas keperawatan komunitas yang berjudul Asuhan
Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Anak Usia Sekolah yang Penulis buat.
Melalui makalah ini diharapakan dapat menambah wawasan
khususnya para mahasiswa keperawatan tentang masalah yang ada pada Wilayah RW 3
Kelurahan Pacar Kembang serta perencanaan tindakan keperawatan komunitas yang
tepat terkait 3 masalah dan yang paling penting adalah bermanfaat bagi kita semua untuk
tujuan kebaikan di jalan Allah SWT.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka,
kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Page 54
Page 55