Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ANALISA TAHAPAN BUDIDAYA

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


KOMODITAS PADI (Oryza sativa)

Disusun oleh:
Achmad Jauhar Arifin

135040207111057
Kelas: AF

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Persiapan Benih
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup
untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut.
Kemudian benih telah diuji direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan
diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam
wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih
padi sudah siap ditanam. Hal tersebut sudah sesuai dengan literatur juga telah dilakukan di
praktikum.
Pengolahan Lahan
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula
keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi
humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga
dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan
pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap
baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah
perawatan tanaman. Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pembersihan
Pematang sawah dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat agak tinggi.
Fungsi utama Pematangdisaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak
mengalir keluar petakan. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air
selama ada tanaman padi.
Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan. Kegiatan tersebut
bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa
masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum
tanah diolah. Jerami tersebut dapat diangkut ke tempat lain untuk pakan ternak, kompos, atau
bahan bakar. Pembersihan sisasisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan dan cangkul.
b. Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan Pematangdan saluran, tahap berikutnya adalah
pencangkulan. Sudutsudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau
traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.
c.

Pembajakan

Pembajakan dan penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua kegiatan


tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanami padi. Pengolahan tanah
dilakukan dengan dengan menggunakan mesin traktor. Sebelum dibajak, tanah sawah
digenangi air agar gembur. Lama penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan
persiapan tanam. Pembajakan biasanya dilakukan dua kali. Dengan pembajakan ini
diharapkan gumpalangumpalan tanah terpecah menjadi kecilkecil. Gumpalan tanah
tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata.
Keuntungan tanah yang telah diolah tersebut yaitu air irigasi dapat merata. Pada petakan
sawah yang lebar, perlu dibuatkan bedenganbedengan. Antara bedengan satu dengan
bedenglainnya berupa saluran kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi
galengan yang berguna untuk memperlancar air irigasi.
Proses pengolahan lahan yang dilakukan tidak ada bedanya dengan pengolahan lahan
untuk padi konvensional. Langkah-langkah tersebut sudah sesuai dengan literatur dari
Distributor Pupuk Organik POWDER 135 bahwa, Pengolahan tanah untuk Tanam padi
metode SRI tidak berbeda dengan cara pengolahantanah untuk tanam padi cara konvensional
atau cara lama pada umumnya yaitu dilakukan untuk tujuan mendapatkan struktur tanah yang
lebih baik bagi tanaman. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan
menggunakan cangkul tangan atau cangkul kerbau atau traktor tangan sampai terbentuk
struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan
mengendalikan air. Namun pada praktikum di lapang, praktikan hanya diajak untuk membuat
garis tanam karena lahan sudah diolah sebelumnya.
Penanaman
Pada saat penanaman yang pertama dilakukan adalah membuat petakan dengan
ukuran 10 m x 2,5 m. Lalu beri jarak antara tepi petakan dengan tanaman pertama yakni 12,5
cm yang bertujuan agar tanaman tidak terlalu berdempetan dengan pematang sawah. Ambil
bibit yang telah disiapkan sebelumnya dari tempat persemaian benih. Penanaman padi SRI
menggunakan jarak 30 cm x 30 cm dengan 1 bibit pada tiap tiap lubang.
Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan di praktikum dan literatur dari Indo Veco
bahwa, Jarak tanam yang digunakan dalam metode SRI adalah jarak tanam lebar, misalnya 25
cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm.

Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman terdiri dari beberapa tahapan yang juga dilakukan pada praktikum. Antara
lain:
a. Pemupukan
Pada fase pemupukan, yang pertama dilakukan adalah menimbang pupuk sesuai
kebutuhan dari tanaman, kemudian diaplikasikan dengan cara disebar. Menurut Indo Veco,
pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari hijauan (seperti jerami, batang
pisang, dan pangkasandaun tanaman legum) atau kotoran ternak (seperti sapi, kerbau, dan
ayam). Bahan-bahan ini harus dikomposkan terlebih dulu sebelum dipakai sebagai pupuk.
Untuk menambah kandungan nutrisi, pupuk organik tersebut ditambah dengan pupuk organik
cair yang mengandung mikroorganisme lokal (MOL). Namun pada praktikum menggunakan
pupuk anorganik.
b. Penyiraman
Pada komoditas Padi SRI ini tidak dilakukan penyiraman pada praktikum dikarenakan
pengairan awal di sawah telah dilakukan oleh petani yang berada di sawah tersebut. Namun
dari literatur yang kami dapat dari Indo Veco, irigasi dari padi metode SRI adalah sebagai
berikut :
1. Ketika padi mencapai umur 18 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalah
macak-macak.
2. Sesudah padi mencapai umur 910 HST air kembali digenangkan dengan ketinggian 2
3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama.
3. Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST.
4. Pada umur 1920 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap
kedua.
5. Selanjutnya setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 12 cm dan kondisi ini
dipertahankan sampai padi masak susu ( 1520 hari sebelum panen).
6. Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.
c. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma pada praktikum di lakukan satu kali seminggu. Di mana penyiangan
gulma masih menggunakan cara mekanik yaitu dengan mencabut gulma yang ada di sekitar
tanaman padi SRI dengan menggunakan tangan.
Menurut Jenal Mutakin, Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi. Untuk
perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang
penyiangan tanaman digenang. Hal ini tidak dilakukan pada praktikum.
Daftar Pustaka

Distributor Pupuk Organik Powder 135. 2002. TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN
METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK
ORGANIK POWDER 135.
Mutakkin, Jenal. BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI
(System of Rice Intensification). Garut; Yayasan Universitas Garut.
Veco Indonesia, 2007. Menembus Batas Kebuntuan Produksi Padi (Metode SRI dalam
budidaya padi)

Anda mungkin juga menyukai