I.
PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA MANUAL
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Agroklimatologi merupakan ilmu yang mempelajari teknik budidaya
tanaman dan iklim untuk pertumbuhan, perkembangan dan hasil.
Klimatologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Klima dan Logos yang
masing-masing berarti kemiringan (slope) yang di arahkan ke Lintang
tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Iklim merupakan salah satu
faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh
karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Unsure cuaca yang diamati dalam agroklimatologi meliputi radiasi
matahari, suhu,kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah
hujan, angin dan awan. Sedangkan unsure organime pertanian yang diamati
tergantung pada tujuan penelitian pertanian seperti fase pertumbuhan
tanaman, produksi tanaman, serangan hama hama penyakit dan lain
sebagainya. Dalam Agroklimatologi salah satu hal yang akan kita pelajari
dan penting untuk diketahui adalah Unsur-unsur Iklim dan Faktor-faktor
Pengendali Iklim. Unsur-unsur iklim dan pengendali iklimsangat penting
untuk dipelajari karena iklim merupakan salahsatu hal yang sangat penting
dalamdunia pertanian. Iklim dapat mempengaruhi hasil produksi pertanian
baik itu dari segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah :
a. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim menggunakan alat-alat manual
b. Mengetahui macam dan alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara
penggunaannya
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca dan
alatnya ini dilakasanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2012.
Bertempat di Stasiun Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono,
Kabupaten Karanganyar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
erat
hubungannya
dengan
perkembangan-perkembangan
siang
hari
disebabkan
oleh
penambahan
uap
air
hasil
hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 =
0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana
terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (Buckman 1982).
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan
disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan
tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng
medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan
angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air
dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke
permukaan bumi (Handoko 2003).
Pesipitasi, bagaimanpun terjadinya, bisanya dinyatakan sebagai
kedalaman (jeluk) cairan yang berakumulasi di atas permukaan bumi bila
ada seandainya tidak terdapat kehilangan. Semua ir yang bergerak di
dalam bagian lahan dari daur hidrologi secara langsung maupun tidak
langsung berasal dari presipitasi (Seyhan 1990).
6. Angin
Angin adalah pergerakan/perpindahan suatu massa udara dari satu
tempat ke tempat lain secara horisontal. Massa udara yaitu udara dalam
ukuran besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban)
yang seragam dalam arah yang horisontal (Kartasapoetra 1986).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi.
Udara bergerak dari daerah yang mempunyai tekanan tinggi ke daerah
yang mempunyai tekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah
mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari
laut ke darat (Tyasyono 2004).
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada
partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.
Erosi angin dapat dikendalikan ; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat
dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar ukurannya
untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan
tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah oleh tanaman tertutup,
10
11
C. Hasil Pengamatan
1. Radiasi Surya
Lama kertas
terbakar (menit)
pias
06.00 08.00
30
4,2%
09.00
45
6,3%
10.00
20
2,8%
Persentase
12
2.
11.00
45
6,3%
12.00
45
6,3%
13.00
0%
14.00
0%
Total
3 jam 5 menit
38,5%
Ganbar 2.barometer
1. Bagian-bagian utama
1) Jarum penunjuk
2) Skala penunjuk tekanan udara
2. Prinsip kerja
1) Jarum akan menunjukkan angka yang mengindikasikan tekanan
udara di daerah tersebut.
2) Angka yang dibaca adalah angka yang berada di baris kedua dari
pinggir, yang paling dalam (berwarna merah)
3. Suhu tanah dan suhu udara
13
b) Celah Sempit
c) Pipa kapiler berisi raksa
2) Termometer Minimum
a) Reservoir
b) Indeks penunjuk suhu minimum
c) Pipa kapiler berisi alkohol
2. Prinsip kerja
1) Untuk mengetahui
tertentu
(Termometer
Minimum)
dapat
diketahui
dengan
14
Termometer (C)
Maksimum
Minimum
29
30
33
34
35
35,5
35
29
30
33
34
35,5
35
35
Bola
Bola
Basah
25,1
25,5
26
28
27
26,5
26
Kering
28,2
30
33
34
35
34,6
34
15
Gamabr 7.termohigrograf
1. Bagian-bagian utama
1) Tabung termohigrograf
2) Jarum penunjuk angka kelembaban udara
3) Skala thermohigrograf
4) Tangkai penunjuk suhu udara
5) Pena
6) Kertas
2. Prinsip kerja
1) Termohigrograf dapat digunakan untuk mengukur suhu udara
sekaligus kelembaban udara.
2) Dua jarum akan bergerak bersamaan memberi tanda pada kertas,
jarum di bagian atas akan menunjukkan suhu udara sedangkan
bagian bawah menunjukkan kelembaban.
Tabel 1.3 Pengamatan kelembaban udara
Waktu pengamatan
06.00-08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
Sumber : Data Rekapan
5. Curah hujan
RH (%)
77
66
51
59
50
51
51
16
Gambar.8 Ombrometer
1. Bagian-bagian utama
1) corong
2) tabung penampung
2. Prinsip kerja
1) Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung
penampung sehingga permukaan air hujan yang masuk ke dalam
tabung naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya
bertepatan dengan sumbu pena
2) Tangkai pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis
pada kertas berskala, bergeraknya kertas searah dengan putaran
jarum jam dan sesuai dengan waktu yang ada.
Gambar 9. Ombograf
1. Bagian-bagian Utama
1) Mulut corong penampung air hujan
2) tabung penampung
3) skala dan pena pencatat
2. Prinsip kerja
1) Hujan yang masuk ditampung dalam ombrometer dan didalamnya
terdapat pelampug yang menggerakkan pena dan memberikan garis
pada kertas bersekala
6. Angin
17
18
dimana
hasil
19
bertekanan
tinggi
ke
tempat
bertekanan
lebih
rendah.
20
21
berpengaruh
terhadap
besarnya
vegetasi
tanaman.
Suhu
udara
22
23
penakar hujan yang disebut ombrometer, besar curah hujan dapat diketahui
dengan mengukur banyaknya air hujan yang yang telah tertampung di
gelas ukur.Sedangkan pada ombrograf cukup membaca grafik pada kertas
untuk mengetahui curah hujan.
.
24
25
jika kecepatan anginya > 2 m/s. Arah angin adalah arah dari mana tiupan
angin berasal. Bila angin datang dari selatan, maka arah anginnya adalah
utara. Arah angin untuk angin di daerah permukaan biasanya dinyatakan
dengan 16 arah kompas yang dikenal dengan Wind Vine, sedangkan untuk
angin di daerah atas dinyatakan dengan derajat dimulai dari arah utara
bergerak searah jarum jam sampai arah yang bersangkutan. Panah angin
umumnya dipasang bersama dengan anemometer dengan ketinggian 10
meter. Alat pengukur kecepatan angin yang berada di Jumantono memiliki
ketinggian yang rendah. Hal ini karena arah angin yang diukur adalah
daerah vegetasi.
7. Evaporasi
Prinsip kerja dari pan evaporimeter adalah adanya suatu genangan
air yang diukur selisih tinggi air awal dengan air setelah penguapan terjadi.
Pan evaporimeter diletakkan di atas tanah. Pan diisi dengan air dan
diusahakan tinggi muka air sesudah dilakukan pembacaan sekitar 5 cm di
bawah bibir panci. Cara pembacaannya, mula-mula ujung kail dipasang
tepat pada permukaan air. Setelah waktu tertentu terjadi penguapan, kail
tidak lagi menempel pada permukaan air. Dengan perantara alat pemutar
skala, kail dikembalikan hingga tepat menyinggung muka air kembali,
kemudian dibaca besarnya penurunan dari kail yang merupakan besarnya
penguapan yang terjadi.
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan tanah. Pengamatan
evaporasi ini dilakukan dengan menggunakan evaporimeter yang berupa
bejana (panci) dengan dinding putih metalik, micrometer pancing, dan
tabung peredam. Warna putih metalik pada dinding bejana ditujukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi. Pengukuran evaporasi ini dilakukan dengan
menghitung selisih antara skala awal dengan skala akhir yang ditunjukkan
oleh evaporimeter dengan satuan mm. Faktor-faktor yang mempengaruhi
evaporasi adalah tersedianya uap air dipermukaan (evaporasi tidak dapat
terjadi pada tanah yang benar-benar kering), kandungan uap air udara di
26
27
E. Komprehensif
Alat-alat pengukur cuaca yang digunakan pada stasiun klimatologi
antara lain alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu
udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu air,
pengukur suhu tanah, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur
intensitas penyinaran, pengukur kecpatan angin, dan pengukur evaporasi.
Semua komponen cuaca dan ilkim tersebut saling mempengaruhi. Jika
radisai matahari sangat tinggi maka terkanan udara dan kelembaban udara
rendah dan suhu tinggi karena radiasi matahari berbanding lurus dengan suhu.
Tekanan udara berbanding terbalik dengan radiasi matahari karena molekul
udara pada saat panas akan aktif untuk bergerak dan mengembang jadi tekanan
menjadi rendah.dengan adanya perbedaan tekanan udara maka akan berakibat
adanya udara yang bergerka atau disebut angin, angin bergerak dari tekanan
tinggi ketekanan rendah. Radiasi matahari juga memepengaruhu penguapan
pada tanah maupun tumbuhan. Adanya angin dan radiasi matahari akan
menyebabkan adanya hujan karenan uap air karena radiasi matahari akan
dibawa angin untuk berkumpul jadi satu yang membentuk awan dan dengan
adanya awan maka akan turun hujan.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, M. 1986. Pengantar Meteorologi. Purwokerto: UMP.
Buckman, 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta
Ersin Seyhan, 1990. Dasar-Dasar Hidrologi,. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Foth D.H, 1994.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Foth D.H., 1991.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Handoko et a/. 1993. Klimotologi Dasar. Handoko,editor. Pustaka Jaya, Bogor
Hardjodinomo, Soekirno.1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta . Bandung.
Hasan, Urip Muhammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorlogi Pertanian. Jakarta: PT.
Soeroengan
Joyce Martha W dkk. 1993. Mengenal Dasar Dasar Hidrologi. Penerbit Nova.
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Kartosapoetra, Ance Gunarsi. 1986. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah
dan Tanaman. Bina Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada,Null.
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB.
Neiburger, M. 1982. Understanding our Atmospheric Environment. Freeman
Company, New York and Oxford.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke -2. Penerbit ITB. Bandung
Trewartha, Glenn.T dan Horn L.H. ( 1980). An Introduction to Climate. Fift
Edition. International Student Edition.Yogyakarta
Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,
Yogyakarta.
30
II.
PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Unsur cuaca/iklim sangat mempengaruhi kegiatan pertanian, baik
yang bersifat positif (peningkatan hasil) maupun negatif (penurunan
hasil). Masalah informasi cuaca/iklim berkaitan dengan peralatan
pengukur cuaca yang terbatas atau mulai rusak sehingga memerlukan
perbaikan, serta masalah sumberdaya manusia serta teknologi yang
berhubungan dengan pengukuran, transfer data serta manajemennya.
Perbaikan stasiun cuaca serta pemasangan peralatan pengukur
cuaca otomatis perlu segerea dilakukan melalui tahapan jangka pendek
dan jangka panjang untuk menunjang pengembangan sistem informasi
meteorologi pertanian secara nasional guna menunjang perencanaan
dan
pembangunan
pertanian.Program
jangka
pendek
meliputi
pertanian
modern
untuk
menuju
pengumpulan
data
perlu
disempurnakan
untuk
31
AWS
yang
teknologi ini (sejak 1982) dan sekarang dengan dukungan programmer32 AGRISOFT, penampilan hasil
programmer komputer di kelompok
pengukuran jauh lebih baik dan mudah dimengerti. Dengan peralatan
produksi dalam negeri ini, kalibrasi dan perawatan mudah dilakukan
tidak perlu mendatangkan tenaga ahli dari luar. Disamping itu, program
ini akan mendorong industri dalam negeri serta kemampuannya dalam
menangani teknologi informasi dan instrumentasi meteorologi.
2. Tujuan
Acara pengamatan unsur cuaca ini dilaksanakan dengan tujuan
mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat pengamat cuaca
otomatis (AWS= Automatic Weather Station).
3. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca
secara otomatis ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Oktober
2012. Bertempat di Stasiun Klimatologi di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret, Desa Sukosari, Kecamatan
Jumantono, Karanganyar sedangkan server ada di Laboratorium Pedologi
Fakultas Pertanian Universtas Sebelas Maret Surakarta.
32
B. Tinjauan pustaka
Stasiun cuaca otomatis atau yang biasa disebut AWS (Automatic
Weather Station
harus
memiliki
keunggulan
dalam
hal
kemudahan
meliputi
sensor
temperatur, arah
dan
kecepatan
angin,
33
Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca pada kondisi saat
itu (present weather ) dengan mudah (Rayana 2009).
AWS yang telah diprogram untuk mempermudah pengamat
mendapatkan data. AWS data hanya perlu diamati setiap hari karena data
setiap harinya telah terkumpul pada sistem komputer. Namun, kekurangannya
bila salah satu alatatau komponen ada yang rusak bisa mengganggu kinerja
alat yang lain. Hal ini disebabkan kinerja beberapa alat meteorologi diatur
oleh suatu sistem komputer yang bisa tak berfungsi bila salah satu alat
mengalami kerusakan (Setiawan 2003)
34
C. Hasil pengamatan
3)
Sensor harus diletakkan pada ketinggian yang sama (dan ditempatkan) sesuai
dengan peralatan konvensional
4)
35
D. Pembahasan
AWS terdiri dari data logger, sensor-sensor, dan telemetri data. Data
Logger berfungsi sebagai akuisisi data dari sensor, menyimpan data, dan
pengaturan data. Berikut adalah sensor-sensor yang dimiliki AWS:
1. Sensor arah angin digunakan untuk mengukur arah datangnya angin.
2. Sensor kecepatan angin digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
36
angin.
37
udara.
2. Saran
a. Alat-alat yang sudah ada di stasiun klimatologi sebaiknya dirawat
dengan baik dan selalu diperiksa agar tidak rusak terutama yang AWS
karena sangat berguna sekali untuk pengamatn unsur cuaca dan iklim
b. Memaksimalkan segala fungsi yang dimilikinya dengan baik agar
manfaatnya dapat dirasakan oleh penduduk sekitar pada umumnya dan petani
pada khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Suroso. 2006. Analisis Curah Hujan untuk Membuat Kurva IDF di
KawasanRawan Banjir Kabupaten Banyumas Vol. 3 No.1.Jurnal Teknik
Sipil.Purwokerto: Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman.
Budianto. 2003. Pengaruh Penggunaan AWS terhadap Efisiensi Pertanian.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 9, No. 1.
Uswaidi. 2009. Analisis Data Dari Media Automatic Weather Station (AWS)
Sebagai Instrumen untuk mendukung Kegiatan Penerapan Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC), BPPT. http://uswadi.blogspot.com . Diakses
pada tanggal 28 November 2012.
Rayana. 2009. Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
38
39
III.
PENGUKURAN SUHU TANAH
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Tanah terdiri kumpulan benda alam di permukaan bumi
mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu
menopang pertumbuhan tanaman diluar rumah. Sifat-sifat tanah
bergantung pada besar kecilnya partikel-partikel yang merupakan
komponen-komponen tanah tersebut. Tanah mengandung partikelpartikel mineral, sisa-sisa tanaman dan binatang, air, berbagai gas dan
komposisi lainnya yang menjadikan tanah tersebut menjadi subur, yang
menjamin berlangsungnya kehidupan berbagai makhluk di bumi.
Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi.
Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang
menentukan besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan
dan tinggidari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan
suhu tanah antara lainintensitas warna tanah, komposisi, panasienis
tanah, kemampuan dan kaar legas tanah. Salah satu fungsi tanah yang
terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman.Akar tanaman dalam tanah
menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nitrisi dan oksigen.
Udara adalah kumpulan atau campuran gas, yang terbanyak adalah
nitrogen dan oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung
kehidupan mahluk hidup dan memungkinkan terjadinya pembakaran
bahan
baker.
Nitrogen
merupakan
penyubur
tanaman.
Bakteri
40
Panas dalam tanah adalah keadaan yang timbul akibat dari adanya
radiasi sinar matahari, panas bumi, reaksi kimia dalam tanah,maupun
aktifitas biologi dalam tanah. Adanya panas didalam tanah diukur dengan
menggunakan istilah suhu tanah. Suhu tanah merupakan hasil dari
keseluruhan
radiasi
yang
merupakan
kombinasi
emisi
panjang
gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut
intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat
Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.
2. Tujuan
Acara pengukuran suhu tanah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui variasi suhu tanah pada beberapa perlakuan. Diantaranya
yaitu kontrol, mulsa plastik hitam, mulsa plastik bening, mulsa organik,
dan cover crop (rumput)
3. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum agroklimatologi acara pengukuran suhu tanah ini
dilaksanakan pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2012 .bertempat di
area Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
B. Tinjauan pustaka
Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah. Klas atau rezim suhu tanah didefinisikan menurut
41
suhu tanah tahunan rata-rata pada mintakat akar yang akan ditentukan pada 5
sampai 100 sentimeter. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan
berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan
terhadap suhu yang khas (Foth 1991).
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada perhitungan
harian maupun musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di permukaan tanah dan
akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suhu tanah sebagai
sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah.
Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting
dengan suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang memiliki
ciri khusus (Anonima 2007).
Pembuangan kelebihan air dari tanah akan memungkinkan terjadinya
perubahan suhu tanah. Dengan menyediakan drainase, orang mungkin
mempunyai pengaruh terhadap hubungan suhu tanah yang bersituasi
demikian sehingga hubungan-hubungan ini menahan jumlah air yang
berlebihan. Dengan penggunaan jerami setengah busuk dan berbagai alat
peneduh, jumlah radiasi matahari yang terserap tanah, kehilangan energi
panas dari tanah melalui radiasi, penyusupan air, dan kehilangan air karena
penguapan dapat diubah (Ansar 2006).
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah. Suhu tanah
ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor. Semua panas tanah berasal dari
dua sumber yaitu radiasi matahari, awan dan konduksi dari dalam bumi.
Faktor eksternal atau yang berasal dari lingkungan dan internal yang berasal
dari dalam tanah itu sendiri menyumbang perubahan-perubahan pada suhu
tanah (Nasrudin 2009).
Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu,
makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Thermometer tanah yang
bias di gunakan antara lain adalah sebagai berikut : (1)Thermometer Tanah
Berselubung Kayu, thermometer ini menggunakan thermometer Hg. Yang
panjangnya di sesuaikan dengan kebutuhan dan di beri selubung kayu. Tipe
ini mempunyai kelemahan yaitu pembacaan agak sulit di lakukan karena
42
letaknya yang terlalu rendah dan selubung kayu mudah rusak; (2)
thermometer tanah bengkok, jenis thermometer ini merupakan modifikasi
bentuk thermometer air raksa. Kelemahan jenis thermometer ini adalah
mudahnya terjadi adhesi air raksa dengan dinding kaca karena radiasi intensif
dari sinar matahari, sehingga radiasi skala perlu dlindungi kain putih atau
selubung putih yang mengkilat (Anonimb 2009).
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan
kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah.Suhu tanah
juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajad Celcius,
derajad Fahrenheit, derajad Kelvin, dan lain-lain.Semua panas tanah berasal
dari dua sumber yaitu radiasi matahari juga awan dan konduksi dari
bumi.Factor eksternal (lingkungan) dan internal (tanah) menyumbang
perubahan-perubahan suhu tanah (Cahya 2009).
43
44
D. Hasil pengamatan
Tabel 3.1. Data Pengamatan Suhu Tanah
Hari
Kelompo
k
Waktu
19
19
19
19
-
07.30
07.45
08.00
08.15
08.30
18
08.45
24
29
18
09.00
24
17
09.15
17
Mulsa
Plastik
Bening
30,5
30,8
30,8
31
-
Mulsa
Cover
Organik Crop
29
29
29
29
-
29
29
29,5
30
-
31
30
31
31
33
30
31
24
33,5
36
31
32
09.30
25
35
37,5
33
32
16
09.45
25
36
40
33
33
16
10.00
25
37
41
34
33
Co Ass
15
10.15
10.30
25
26
38
39
42
43
34
34
33
33
45
15
10.45
26
40
44
35
33
15
11.00
26
40
45
35,5
33
14
11.15
27
41
45
37
33
14
11.30
27
41
45
37
33
13
11.45
28
43
46
38
33
13
12.00
28
42
48
39
33
12
12.15
Sumber : Data Rekapan
29
43
48
39
37
46
E. Pembahasan
Suhu tanah merupakan keadaan yang timbul akibat dari adanya radiasi
sinar matahari, panas bumi, reaksi kimia dalam tanah,maupun aktifitas
biologi dalam tanah. Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni
faktor lingkungan dan faktor tanah. Suhu tanah merupakan sifat penting
dalam tanah karena mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan
mempengaruhi kelembaban, aerasi, struktur, aktifitas mikroba dan enzim,
dekomposisi residu tanaman serta ketersediaan unsur hara tanaman.
Pengukuransuhu tanah dilakukan pada tanah yang tertutup oleh
rumput maupun tanah yangterbuka.Pengukuran biasanya dilakukan dalam
areal stasiun pengamatan.Arealtidak boleh ternaungi dan tergenang air, hal ini
harus dihindari.Termometerdilindungi dengan pagar kawat dan dijaga agar
tanah disekitarnya tidak terganggu.
Termometer tanah ini diletakkan dengan menancapkan pada kelima
perlakuan yaitu kontrol, mulsa organik, mulsa hitam, mulsa bening, dan cover
crop. Dari hasil pengamatan dapat di peroleh hasil rata-rata suhu tanah pada
perlakuan kontrol sebesar 25.52oC.Pada perlakuan mulsa plastik hitam
diperoleh hasil rata-rata suhu tanah sebesar 35.9oC. Rata-rata suhu tanah pada
perlakuan mulsa plastik bening adalah 39,34oC. Pada perlakuan mulsa
organik suhu tanah rata-rata sebesar 33,44oC. Sedangkan pada perlakuan
terakhir cover crop diperoleh suhu tanah rata-rata sebesar 32,13oC.
Dari hasil penelitian pada tanah yang diberi mulsa plastik plastik
bening, cahaya matahari mudah diserap dan dipantulkan.Sehingga fluktuasi
suhu tinggi, cahaya yang diteruskan banyak.Hal ini menyebabkan mulsa
plastik bening memiliki efek menaikkan suhu tanah.Mulsa plastik bening
sangat cocok diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin
dibudidayakan di dataran tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan, suhu tanah
pada perlakuan mulsa plastik bening menunjukkan suhu paling tinggi
dibandingkan perlakuan yang lain yaitu 39,34oC.
47
menyerap
panas)
sehingga
mampu
manjaga
suhu
tanah
48
b.
c.
d.
pada tanah.
Perlakuan yang paling buruk adalah pada perlakuan mulsa plastik
bening karena cahaya matahari mudah diserap dan dipantulkan,
e.
f.
mengurangi
evaporasi
pada
tanah,
meningkatkan
tanah, dll.
Faktor eksternal yang mempengaruhi suhu tanah diantaranya
adalah radiasi surya, keawanan, curah hujan, suhu udara, angin dan
h.
kelembapan udara.
Faktor internal yang mempengaruhi suhu tanah diantaranya adalah
tekstur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna
tanah dan struktur tanah.
2. Saran
Sebaiknya ada penjelasan lebih detail saat praktikum berlangsung
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2007. Suhu Tanah. http://www.e-smartschool.com.Diakses tanggal 30
November 2012
Anonimb.2009.SuhuUdaraTanah.http://rocky16amelungi.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 30 November 2012
Ansar.
2006.
Temperatur
dan
Kelembaban
Udara
Pada
Permukaan
2009.
Pengukuran
Suhu
Tanah.
50
IV.
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang
sangat
dinamik
dan
sulit
dikendalikan
salah
satunya
adalah
51
gabungan
dua
istilah
yang
Di
lingkungan
terestrial,
evapotranspirasi
merupakan
dan
dalam
mempelajari
hubungan
antara
perubahan
52
B. Tinjauan pustaka
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas. Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi yaitu penguapan air
secara langsung dari lautan, danau, sungai dan transpirasi merupakan
penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainya.Gabungan antara
evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto 2000).
Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap, yang merupakan suatu
proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam pada
siang hari dan sering juga selama malam hari.Uap ini kemudian bergerak dari
permukaan tanah atau permukaan air ke udara. Evapotranspirasi merupakan
ukuran total kehilangan air untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari
permukaan tanaman. Secara potensial evapotranspirasi ditentukan hanya oleh
unsur unsur iklim, sedangkan secara aktual evapotranspirasi juga ditentukan
oleh kondisi tanah dan sifat tanaman (Karmini 2008).
Evapotranspirasi merupakan salah satu mata rantai dalam siklus
hidrologi dan komponen penting dalam perhitungan kebutuhan dan
ketersediaan air. Metode untuk mengestimasi evapotranspirasi biasanya
dilakukan pertitik dengan tutupan lahan dianggap homogen sehingga estimasi
evapotranspirasi untuk wilayah yang luas bisa menyebabkan ketidakakuratan,
untuk mengatasi masalah ini diaplikasikan penginderaan jauh dengan estimasi
evapotranspirasi per piksel (Bituk 2009).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnyakepada
setiap bidang seluas 1 cm yang mendatar dari permukaan bumi. Halini dapat
dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapattekanan udara
dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawahkeadaan tegang.
Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yangdiatasnya bertahan
dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjangkolom air raksa
yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu.Tekanan udara
umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiapbertambahnnya ketinggian
tempat sebesar 100 meter. Tekanan udaradipengaruhi oleh suhu, suhu udara
didaerah tropis menunjukkan fluktasimusiman yang sangat kecil. Oleh sebab
53
54
55
D. Hasil pengamatan
1. Di lokasi naungan
Tabel 4.1 Peran Suhu, Udara, RH, dan Cahaya Terhadap Laju
17
07.3
Fc
30
53
390
167
1193 87
g/
h
---
g/
h
---
g/
h
---
g/
h
---
Angin
ET
ETh
Trans
Evp
ulangan
Int. Chy
RH
Suhu
jam
Kelompok
Evapotranspirasi di Naungan
m/s
56
16
19
18
13
12
15
14
0
08.0
0
08.3
0
09.0
0
09.3
0
10.0
0
10.3
0
0
400
30 51
0
163
30 51
0
790
31 46
0
302
32 40
0
295
33 36
0
230
33 34
0
222
11.00 33 32
0
310
11.30 34 28
0
12.0
340
35 30
0
0
Sumber : Data Rekapan
6
167
5
167
2
167
2
166
9
166
5
166
2
165
8
165
4
166
3
1162
1158
1153
1148
1140
1134
1128
1121
1123
5
86
8
86
3
85
2
84
8
84
0
83
6
82
9
82
3
82
1
62
14
64
10
14
10
22
10
10
16
0,6
4
16
16
24
12
18
12
14
20
14
12
22
18
22
2. Di rumah kaca
Tabel 4.2 Peran Suhu, Udara, RH, dan Cahaya Terhadap Laju
16
19
Fc
31
58
1120
32
52
34
51
36
41
36
39
36
38
210
0
202
0
531
0
674
0
713
0
168
8
168
6
168
3
168
2
167
8
167
2
105
3
103
9
102
7
102
0
100
8
97
1
96
6
95
6
94
9
93
9
92
7
999
Angin
ET
g/
h
g/
h
g/
h
g/
h
---
---
---
---
28
10
32
24
20
31
14
14
16
24
20
32
12
18
24
30
0,4
1
ETh
ulangan
Int. Chy
RH
Suhu
Trans
17
07.3
0
08.0
0
08.3
0
09.0
0
09.3
0
10.0
0
Evp
18
jam
Kelompok
m/s
57
14
13
12
15
10.3
0
742
0
610
11.00 38 30
0
430
11.30 38 30
0
12.0
655
40 28
0
0
Sumber : Data Rekapan
37
35
166
5
166
1
165
6
164
8
991
984
978
976
91
6
90
5
89
6
88
8
14
16
22
30
14
22
22
10
12
18
22
18
20
12
58
3. Di lokasi terbuka
Tabel 4.2 Peran Suhu, Udara, RH, dan Cahaya Terhadap Laju
16
16
19
18
17
12
15
14
13
Fc
07.3
30
61 3082
0
08.0
31
56 4530
0
08.3
31
58 1640
0
09.0
31
62 9040
0
09.3 31,
63 9410
0
5
10.0
32
52 9860
0
10.3
1004
33
46
0
0
11.0
1064
35
45
0
0
11.3
1047
35
45
0
0
12.0
1055
37
44
0
0
Sumber : Data Rekapan
176
9
176
7
176
6
176
1
175
7
175
1
174
0
173
5
172
6
172
4
99
4
99
1
98
9
99
0
98
4
97
8
97
4
96
7
96
2
95
5
89
3
88
7
88
4
88
2
86
3
85
4
84
0
82
9
81
7
81
1
E
T
Angin
ETh
Trans
Evp
ulangan
Int. Chy
RH
Suhu
jam
Kelompok
g/
h
g/
h
g/
h
g/
h
---
---
---
---
12
10
10
12
12
38
20
3,9
16
12
18
28
0,6
22
28
30
10
14
22
24
18
10
24
28
14
12
18
m/s
0,8
6
0,4
3
1,3
4
0,4
4
0,8
3
0,4
3
0,3
4
59
E. Pembahasan
Suhu udara pada dalam ruangan rumah kaca selalu lebih tinggi
daripada suhu dilingkungannya, hal ini disebabkan panas yang telah masuk ke
rumah kaca tidak dapat dilepaskan kembali sehingga terperangkap dalam
rumah kaca. Maka mengakibatkan suhu udara di dalam rumah kaca lebih
tinggi. Pada kondisi yang terjadi di dunia saat ini, efek gas rumah kaca dapat
dirasakan. Yakni suhu udara global naik. Adapun yang berperan sebagai kaca
dalam Green House Effect ini adalah gas CO2. Gas tersebut mampu
menangkap panas yang telah diterima, akan tetapi sulit sekali untuk
melepaskan panas tersebut. Kelembaban udara relatif (RH) rumah kaca selalu
lebih tinggi daripada kelembaban udara relatif (RH) pada tempat terbuka
dikarenakan pada rumah kaca terdapat lebih banyak tanaman yang mampu
bertranspirasi sehingga secara total evapotranspirasi rumah kaca besar. Hal
demikian bermakna kandungan uap air pada dalam rumah kaca besar maka
kelembaban udara relatifnya (RH) juga besar.
Faktor-faktor yang mempegaruhi dari suhu udara, RH udara, dan
Intensitas cahaya pada setiap perlakuan baik itu pada rumah kaca, di bawah
naungan ataupun diruang terbuka adalah lingkungan atau tempat tanaman
tumbuh. Misalnya pada rumah kaca yang memiliki suhu yang lebih tinggi
dari pada naungan tetapi tidak lebih tinggi dari tempat terbuka. Hal itu
dikarenakan Intensitas cahaya matahari yang masuk tidak dapat keluar,
sehingga suhunya tinggi, serta intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi
tetapi masih terkontrol dikarenakan cahaya masih ada yang terpantul tanpa
masuk
kedalam
rumah
kaca.
Kelembaban
tinggi
menyebabkan
60
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Bituk. 2009. Evapotranspirasi. http://bituk.blogspot.com.Diakses pada tanggal 30
November 2012 .
Irham. 2010. Pengaruh Suhu Sebagai Faktor Luar Pada Produktifitas Tanaman.
http://www.scribd.com. Diakses pada tanggal 30 November 2012.
Karmini. 2008. Validasi Model Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi
Sistem Database Iklim Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim.No.27, 2008.
Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.
Ubaid. 2011. Makalah Tekanan Udara..http://www.ubaid.web.id. Diakses padatanggal 30
November 2012.
63
V.
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari,
kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh
terhadap proses pertumbuhan tanaman. Yang dimaksud dengan
ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi).
Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi
suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau
udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi
suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian
suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah.
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan
intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari
semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan
digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran
tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga
sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang
ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan
yang ditanam pada dataran tinggi
Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses phisiologi
dalam tanaman. Semua proses phisiologi akan dipengaruhi boleh suhu
dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya. Suhu optimum
diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
tanaman. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan
tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman,
demikian pula sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya
merupakan sumber tenaga bagi tanaman. Suhu berpengaruh terhadap
64
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
perubahan
meliputi
Tawangmangu.
Solo,
Karanganyar,
63
Karangpandan,
dan
65
B. Tinjauan pustaka
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena
beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan
bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah
mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang
dibawah dalam keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat
udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer
ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada
waktu itu (Lakitan 2002).
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan
waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal
yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi
gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang, sifat udara yang dapat
dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah, adanya variasi
suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi tempat
suhu akan semakin naik. Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi
tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu udaranya
tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah
tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi:
lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, serta pergeseran posisi
matahari tahunan (Anonima, 2007).
Udara terbentuk dari campuran gas yang diperlukan oleh semua
tanaman dan hewan untukhidup. Ketika bergerak,udara menekan segala
sesuatu yang dilaluinya,misalnya daun berdesir danlayangan terangkat tinggi.
Gerakan udara yang disebabkan oleh tekanan disebut angin. Udara yang tak
bergerak juga menekan. Bumi dikelilingi oleh lapisan udara setebal 640 km.
Meskipun ringan, lapisan udara ini begitu tebal sehingga menekan semua
benda kepermukaan tanah dengan kekuatan yang sama dengan tekanan
setebal 10,4 m. Kita tidak merasakan tekanan udara ke tubuh kita karena
tekanannya sama besar pada seluruh tubuh, dan cairan dalam tubuh juga
menekan ke luar. Tekanan atmosfer lebih rendah di tempat tinggi. Tekanan
66
67
68
D. Hasil pengamatan
Tabel 5.1 Hubungan Antara Altitute dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan
RH
Tabel 5.2 Hubungan Antara Altitute dengan Tekanan Udara, Suhu Udara dan
RH
Tabel 5.3 Hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan
RH
69
E. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan tabel 5.1 RH mengalami
perbedaan
di
Karanganyar
(44%),
Karangpandan
(56%),
dan
di
70
berkurang sekitar 0,6 C. Hal ini berlaku hingga ketinggian 10.000 meter di
atas permukaan laut. Di atas ketinggian ini terdapat stratosfer, di mana suhu
di sana tidak akan bertambah dingin lagi.
Hubungan tekanan dengan ketinggian tempat, semakin tinggi suatu
tempat maka akan semakin rendah tekanannya, karena
laju penurunan
menurun. Itulah salah satu hal yang menyebabkan di pegunungan suhu udara
lebih dingin dari suhu di dekat laut. Sebenarnya bahwa daerah di pegunungan
menerima radiasi matahari yang lebih banyak tetapi radiasi yang diterima
lebih banyak digunakan untuk transfer energi. Faktor yang mempengaruhi
besarnya RH suatu lokasi diantaranya suhu, ketinggian tempat, tekanan udara,
intensitas cahaya, dll.Hubungan antara ketinggian tempat dengan tekanan dan
intensitas cahaya adalah semakin tinggi suatu tempat intensitas cahayanya
semakin rendah sehingga tekananya turun dan RHnya semakin tinggi.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2007. Tekanan Udara. http:// leonheart94.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 6 Desember 2012.
b
Anonim . 2009. Tekanan Udara dan Angin. http:// www.scribd.com .Diakses pada
tanggal 6 Desemebr 2012.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar Klimatologi, Raja Grafindo Persada,Null
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
73
VI.
THERMOHYGROGRAPH
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Thermohygrograph merupakanalat pengukur suhu dan kelembaban
udara. Suhu dan kelembaban salingberhubungan. Semakin tinggi suhu
udara maka kelembaban akan semakintinggi. Sedangkan suhu sendiri
berbeda-beda disetiap wilayah atau daerah.Perbedaan suhu udara ini
dapat dipengaruhi oleh ketinggian suatu wilayah (Altitude).
Semakin tinggi ketinggian suatu tempat dari permukaan laut maka suhu
udara akan semakin rendah. Lautan yang berada dis uatu tempat juga akan berpengaruh
dalam menekan perubahan suhu udara yang mungkin terjadi. Untuk wilayah
tropis sendiri fluktuasi suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada
selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan). Sedangkan di
daerah sub tropis hingga kutub fluktuasi suhu musim panas dan musim dingin
lebih besar dari pada suhu harian.
74
75
B. Tinjauan pustaka
Sebuah Thermohygrograph adalah perekam grafik yang mengukur dan
catatan baik suhu dan kelembaban (atau titik embun). Perangkat serupa yang
mencatat hanya satu parameter adalah termograf untuk suhu dan hygrograph untuk
kelembaban. Termohigrograf biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat
suhu pada silinder bergulir. pena ini pada akhir sebuah tuas yang dikendalikan
oleh bi-metal strip logam temperatur-sensitif yang benfungsi sebagai penghitung
perubahan suhu (Wikipedia 2010).
Suhu dan kelembaban udara ini sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Suhu dengan
kelembaban berhubungan terbalik. Jika suhu tinggi maka kelembaban rendah,
begitu sebaliknya. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban
tinggi, memungkinkan tumbuh jamur pada kertas, atau kertas menjadi
bergelombang karena naik turunnya suhu udara (Anonima 2008).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat
dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer,
pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf,
barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya
dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias
harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan
pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan
pena (Tjasyono 2004).
76
maka kapasitas untuk menampung uap air meningkat. Oleh ebab itu pada
kapasitas menampung uap air yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu
udara meningkat dan sebaliknya (Handoko 1994).
77
78
D. Hasil pengamatan
1. Data Pengamatan Ruang Terbuka
Tabel 6.1 Pengamatan Ruang Terbuka
Hari
Tgl.
22
23
24
25
26
27
28
Suh
u
max
Senin 26
Selasa 27
Rabu 26
Kamis 26
Jumat 26
Sabtu 26
Ming
26
gu
Suhu
min
Selisih
suhu
RH
max
RH
min
Selisih
RH
25
24
24
25
25
25
1
3
2
1
1
1
65
70
75
64
62
57
54
46
47
52
47
55
11
24
28
12
15
5
25
60
52
64,7
50,4
14,7
Rata26,1 24,7
1,4
rata
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Data Pengamatan Rumah Kaca
Tabel 6.2 Pengamatan Rumah Kaca
Tgl.
5
6
7
8
9
10
11
Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Mingg
u
Suhu
max
36
43
38
41
39
39
Suhu
min
22
29
26
21
21
20
Selisih
suhu
14
14
12
20
18
19
RH
max
84
81
80
83
77
83
RH
min
34
27
42
34
37
31
Selisih
RH
50
43
38
49
40
52
40
22
18
80
33
47
23
16,4
81,1
34
45,5
Rata39,4
rata
Sumber: Hasil Pengamatan
79
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Mingg
u
26
26
25
24
25
27
Suh
u
min
25
24
21
20
24
24
26
24
74
54
20
23,1
2,4
73,7
51,1
22,5
Suhu
max
Rata25,5
rata
Sumber : Hasil Pengamatan
Selisi RH
h suhu max
RH
min
Selisi
h RH
1
2
4
4
1
3
70
75
75
70
77
75
44
51
52
51
50
56
26
24
23
19
27
19
80
E. Pembahasan
Berdasarkan
hasil
pengamatan
pada
tabel
6.1
pengamatan
pada
tabel
6.3
Pengamatan
keluar
dari
kondensor
udara
menjadi
panas.
Uap
81
82
pergerakan sinar matahari. Sedangkan di daerah sub tropis, atap rumah kaca berbentuk
setengah lingkaran karena untuk memaksimalkan cahaya yang masuk. Di daerah tropis
sinar matahari yang masuk ke rumah kaca tidak sebanyak di daerah tropis. Berbentuk
lingkaran agar bisa mendapatkan sianr matahari terus menerus sesuai dengan pergerakan
matahari.
83
praktikum
thermohygrograf
maka
dapatdisimpulkan bahwa :
a. Selisih suhu pada perlakuan rumah kaca dan di laboratorium
kultur jaringan tinggi
b. Selisih suhu pada perlakuan tempat terbuka dan di rumah kaca
sedikit
c. Selisih RH maksimum dan RH minimum pada perlakuan
tempatterbuka dan laboratorium kultur jaringan selisihnya cukup
tinggi
d. Pada perlakuan rumah kaca cenderung stabil karena rumah
kacamerupakan modifikasi iklim mikro.
e. Pada perlakuan laboratorium terdapat
AC
yang
mampu
kali
ini
melibatkan
semua
praktikan
dalam
praktikan
danpengecekan
mempunyai
pengalaman
Termohygrograph
serta
tentang
dapat
84
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2008. Hubungan Suhu dengan Tanaman. http://www.faperta. ugm.ac.id/.
Diambil pada tanggal 6 Desember 2012.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada.
Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Bogor
Tjasyono, Bayong.2004.Klimatologi
Bandung.
umum.
Bandung:
Institut
Teknologi
85
VII.
KLASIFIKASI IKLIM
A. Latar Belakang
1. Pendahuluan
Iklim suatu aerah tersusun dari sejumlah unsur-unsur yang
berlainan diantaranya suhu dan presipitasi merupakan dua unsur yang
terpenting. Sehingga tidak mungkin terdapat dua tempat yang
mempunyai iklim yang betul-betul sama.
Berhubung dengan banyaknya macam-macam iklim, sangatlah
perlu adanya penggolongan (klasifikasi) sehingga didapatkan gamabran
yang sederhana. Tujuan utama dari klasifikasi iklim ialah untuk
mendapatkan
suatu
petunjuk yang
mudah
dimengerti
sehingga
85
86
B. Tinjauan Pustaka
Kondisi cuaca ataupun iklim ini dicirikan oleh unsur-unsur atau
komponen atau parameter cuaca atau iklim antara lain suhu, angin,
kelembaban, penguapan, curah hujan serta lama dan intensitas penyinaran
matahari. Kondisi dari unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain tinggi tempat, lintang tempat dan posisi matahari. Sebagai contoh
makin tinggi tempat maka suhu udara makin rendah, kemudian di daerah
sekitar khatulistiwa lapisan troposfer kira-kira setebal 12 km dan daerahnya
tergolong tropis dengan 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau
yang juga dipengaruhi oleh posisi matahari, sementara itu di daerah sub tropis
terdapat 4 musim dan kearah kutub lapisan troposfernya hanya sekitar 9 km
(Anonima 2009).
Iklim adalah integrasi secara umum dari kondisi cuaca yang
mencakupperiode
waktu
tertentu
pada
suatu
wilayah
sedangkan
87
88
menurut
klasifikasi
Schmidt-Ferguson
lebih
banyak
iklim
Schmidt-Ferguson
dilakukan
dengan
Rataratabulankering
X 100
Ratarata bulan basah
(Sangat basah)
(Basah)
(Agak basah)
(Sedang)
(Agak Kering)
(Kering)
(Sangat kering)
(Luar biasa kering)
Kriteria
0 < Q < 0,143
0,143 < Q < 0,333
0,333 < Q < 0,600
0,600 < Q < 1,000
1,000 < Q < 1,670
1,670 < Q < 3,000
3,000 < Q < 7,000
7,000 < Q
89
berdasarkan jumlah bulan basah yang berlangsung secara berturutturut. Menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah (BB)
apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm
dan dikatakan bulan kering (BK) apabila curah hujan lebih kecil dari
100 mm.
Tabel 7.2 Klasifikasi Iklim menurut Oldeman
Zona
A
B
C
D
E
Kriteria
BB lebih dari 9 kali berturut-turut
BB 7 sampai 9 kali berturut-turut
BB 5 sampai 6 kali berturut-turut
BB 3 sampai 4 kali
BB kurang dari 3 kali
90
D. Hasil pengamatan
Tabel 7.3 Data Curah Hujan 10 Tahun Kecamatan Jenawi
BULAN 2000
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
479
549
773
848
193
71
2
36
3
373
789
180
500
482
547
459
100
0
10
12
7
62
307
429
482
622
491
110
11
33
0
11
60
142
316
399
592
714
405
235
345
56
244
0
28
62
578
587
700
471
419
351
80
235
124
24
126
132
315
615
488
514
211
394
639
27
2
0
0
3
66
748
314
1018
476
766
96
238
22
9
0
75
395
1138
586
441
754
224
265
34
0
14
10
317
505
220
702
632
406
327
315
138
36
2
68
208
301
346
Rata-rata
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
541,3
577,7
493,2
431,4
211,2
98,8
54,3
12,7
42,3
194,8
399,5
505
a. Menurut Schmidt-Ferguson :
Bulan Kering
: curah hujan bulanan < 60 mm
Bulan Lembab
: curah hujan bulanan antara 60-100 mm
Bulan Basah
: curah hujan bulanan > 100 mm
Perhitungan
:
Rata-rata BK
: 0,28
91
Rata-rata BB
Q =
Q=
: 0,65
Rataratabulankering
X 100
Ratarata bulan basah
0,28
X 100
0,65
68
=4,53
(termasuk dalam Zona C)
15
92
E. Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukkan pada tahun 1999 bulan basah ada 7
dan bulan kering ada 4. Pada tahun 2000 bulan basah ada 6 dan bulan kering
ada 4. Pada tahun 2001 bulan basah ada 7 dan bulan kering ada 2. Tahun 2002
bulan basah ada 8 dan bulan kering ada 4. Tahun 2003 bulan basah ada 6 dan
bulan kering ada 5. Tahun 2004 bulan basah ada 5 dan bulan kering ada 6.
Tahun 2005 bulan basah ada 9 dan bulan kering ada 2. Tahun 2006 bulan
basah ada 7 dan bulan kering ada 4. Tahun 2007 bulan basah ada 7 dan bulan
kering ada 5. Tahun 2008 bulan basah ada 7 dan bulan kering ada 5. Tahun
2009 bulan basah ada 9 dan bulan kering ada 3. Tahun 2010 bulan basah ada
12 dan bulan kering ada 0. Tahun 2011 bulan basah ada 9 dan bulan kering
ada 3.
Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman
didasarkan pada
93
94
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Klasifikasi Iklim. http://mbojo.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 6 Desember 2012.
b
Anonim . 2011. Klasifikasi Iklim. http://earthymoony.blogspot.com. Diakses pada
tangga 6 Desember 2012.
Lakitan.2002. Jenis-Jenis Hujan. PT RajaGravindo Persada: Jakarta.
Tjasyono . 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.
95
VIII.
REFLEKTOR
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Matahari adalah pabrik tenaga nuklir yang dengan memakai proses
fusi mengubah sejumlah empat ton massa hidrogen yang banyak terdapat
di jagad raya menjadi helium tiap detiknya dan menghasilkan energi
dengan laju 1020 kW-Jam/detik. Berbeda dengan proses fusi nuklir yang
berbahaya, proses yang terjadi merupakan yang paling bersih dan gratis,
selain itu energi ini tidak memerlukan sarana angkutan atau transmisi
jarak jauh, tidak berisik serta memiliki potensi yang besar di berbagai
lokasi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Energi surya memegang peranan paling penting dari berbagai
sumber energi lain yang dimanfaatkan oleh manusia. Energi surya
merupakan sumber berbagai sumber energi. Energi surya mengawali
terbentuknya sumber energi yang lain dan sumber energi lain akan
tercipta selama ada matahari. Sebagian besar radiasi surya yang masuk
ke atmosfer akan diserap oleh mahluk hidup yang memiliki klorofil
kemudian menggunakannya untuk membentuk biomassa yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi baik secara langsung maupun
melalui pembentukan bahan bakar fosil. Selain itu, radiasi surya yang
jatuh pada permukaan air akan memanaskan dan menguapkan air tersebut
sehingga daur hidrologi terbentuk. Pada topografi permukaan bumi yang
berbeda, daur hidrologi yang ada dipermukaan ini dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi. Ketidakseragaman radiasi surya di permukaan
bumi juga membantu dalam pembentukan pusat-pusat tekanan udara
tinggi dan rendah yang mengakibatkan terjadinya angin sebagai sumber
energi. Mengingat kembali hukum Termodinamika I, sumber-sumber
energi ini pun dapat diubah menjadi bentuk yang lain seperti listrik,
kimia, elektromagnetik, panas, dan lain-lain.
Salah satu energi alternatif yang mempunyai peluang untuk
dikembangkan adalah energi surya. Sebuah analisis pada situasi terkini
dibidang pertanian dalam hal pemanfaatan energi surya memperlihatkan
96
kemungkinan
penggunaan
energi
matahari
dalam
hal
97
acara
reflektor
bertujuan
untuk
meningkatkan
B. Tinjauan pustaka
98
99
D. Hasil pengamatan
Tabel 8.1. Pengamatan Intensitas Cahaya
100
Tr8
7820
8420
8830
7980
8120
8630
7990
7370
5030
9520
9370
9330
9120
7650
5310
9410
8320
9120
9050
7430
6910
7420
7010
8740
7670
8470
7390
9030
101
Minggu ke-3
44,5
55,6
49
50,3
51,2
40,6
38,7
41
Keterangan :
R1
R2
R3
R4
TR5
TR6
TR7
TR8
Minggu ke-4
46
56,2
50,1
52
51,9
41,5
39,6
42,1
102
E. Pembahasan
Tanaman yang dipasangi reflektor pertumbuhannya lebih cepat
daripada tanaman yang tidak dipasangi reflektor. Reflektor berfungsi untuk
meningkatkan pemanfaatan cahaya matahari sehingga bisa memaksimalkan
pertumbuhan tanaman.
Reflektor memiliki keunggulan dan kekurangan, keunggulannya saat
unsur hara, air dan zat-zat yang dibutuhkan tanaman cukup didalam tanah dan
dapat diserap oleh akar maka tanaman yang menggunakan reflektor akan
lebih cepat pertumbuhannya karena proses fotosintesis berjalan sangat
optimal dan bahan yang digunakan fotosintesis pun cukup. Jika proses
fotosintesis cukup maka hasil atau energi yang didapatkan tanaman untuk
tumbuh akan lebih banyak sehingga proses pertumbuhannya cepat. Namun,
jika bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis terbatas keberadaan dari
reflektor justru akan mengakibatkan kekeringan pada tanaman karena
tanaman berfotosintesis banyak tapi bahannya sedikit seingga memicu
respirasi yang berlebihan.
Tidak selamanya intensitas cahaya pada tanaman yang diberi reflektor
tinggi karena sinar matahari juga dipengaruhi oleh kondisi awan dan naungan
disekitar tanaman yang akan menghalangi sinar matahari jatuh ke permukaan
reflektor. Pada tanaman tahunan perbedaan yang terlihat mungkin tidak cukup
signifikan karena tanaman tahunan melakukan proses pertumbuhan secara
perlahan lahan, berbeda dengan tanaman semusim tentu perbedaannya akan
terlihat sangat nyata. Proses fotosintesis pada tanaman juga tidak sepenuhnya
hanya bergantung pada intensitas cahaya tetapi juga pada lebar daun,
permukaan daun dan keadaan angin serta faktor lain yang mempengaruhi.
103
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Reflektor Agroklimatologi. http://farensapetanisukses1.
blogspot.com. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012.
Anonimb. 2012. Agroklimatologi - Reflektor Tanaman.
http://expletusamare.
blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Desember 2012.
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Pohon Kaitannya
dengan Tanah, Air, dan Iklim. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara