Anda di halaman 1dari 19

Penentuan Kapasitas Pembangkitan PLTP (Geothermal Power Plant)

11/19/2008 HaGe 4 komentar

Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama sepertiPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan
pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi
panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik, untuk penjelasaannya silahkan lihat artikel "Prinsip Dasar Thermodinamika". Apabila fluida panas-bumi
keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke
dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya:
1. Direct Dry Steam
2. Separated Steam
3. Single Flash Steam
4. Double Flash Steam
5. Multi Flash Steam
6. Brine/Freon Binary Cycle
Brine/Isobutane Binary Cycle
7. Combined Cycle
8. Hybrid/fossilgeothermal conversion system
Artikel ini membahas beberapa metoda yang digunakan untuk menentukan besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh turbin uap. Metoda yang sama digunakan untuk menentukan konsumsi uap
apabila kapasitas PLTP-nya telah diketahui/ ditentukan.
1. SIKLUS UAP KERING (DIRECT DRY STEAM CYCLE)
Sistem konversi fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling sederhana dan paling murah. Uap kering langsung dialirkan menuju turbin kemudian setelah dimanfaatkan, uap dapat dibuang ke
atmosfir (turbin atmospheric exhaust turbine atau dialirkan ke kondensor (condensing turbine).

Gambar 15.1 Skema Diagram Siklus Uap Kering

Gambar 15.2 Diagram T - S Untuk Sistem Konversi Uap Kering


Pada sistem konversi uap kering, kerja yang dihasilkan turbin ditentukan dengan menggunakan persamaan (15.8) .
Pada Gambar 15.1 dan Gambar 15.2, titik 1 fasa fluida panas bumi berupa uap sedangkan pada titik 2 fluida berupa dua fasa. Proses yang dijalani fluida dari titik 1 ke titik 2 dianggap proses isentropik
sehingga entropi pada titik 1 sama dengan entropi pada titik 2, sehingga:
...(15.9)

...(15.10)
Untuk harga tekanan atau temperatur yang ditentukan, harga-harga entropi danentalpi bisa didapat dari tabel uap. Sehingga dari persamaan (15.10) didapat harga x (fraksi uap) untuk kondisi tekanan
atau temperatur pada outlet turbin. Dengan memanfaatkan harga fraksi uap tersebut, didapat entalpi pada outlet turbin :

...(15.11)
Daya turbin kemudian bisa dihitung dengan menggunakan persamaan
...(15.12)
dimana n adalah efisiensi turbin.
2. SIKLUS UAP HASIL PEMISAHAN (SEPARATED STEAM CYCLE)
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan
melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dipakai pada perhitungan daya turbin. Oleh
karena itu, sistem konversi energi ini dinamakan Siklus Uap Hasil Pemisahan (Gambar 15.1 dan Gambar 15.2). Siklus ini banyak digunakan pada reservoir panas bumi dominasi air.

Gambar 15.3a Skema Diagram Siklus Uap Hasil Pemisahan

Gambar 15.3b Diagram T - S Untuk Sistem Konversi Uap Hasil Pemisahan


Pada titik 1 fluida panas bumi berupa campuran dua fasa. Sebelum memasuki turbinfluida menjalani proses isentalpik dari titik 1 ke titik 2. Pada kepala sumur diketahui laju alir massa fraksi uap fluida
(kualitas uap pada kepala sumur). Pada titik 2 fluida masuk ke separator, sehingga:

...(15.13)

...(15.14)
Dari persamaan (15.14) didapat fraksi uap yang masuk ke separator, sedangkan fraksi airnya dibuang. Pada tekanan dan temperatur inlet turbin ini diketahui entalpi dan entropi fluida dari tabel uap.
Entropi pada titik 4 dan titik 5 (inlet dan outlet turbin) dianggap sama (proses yang terjadi di dalam turbin isentropik), sehingga :

...(15.15)
maka fraksi uap yang keluar dari turbin dapat diketahui. Harga fraksi uap ini digunakan untuk menghitung entalpi outlet turbin.

...(15.16)
Daya turbin bisa dihitung dengan menggunakan persamaan

Perhitungan daya turbin pada sistem ini hampir sama dengan perhitungan pada Siklus Penguapan Tunggal, perbedaannya hanya terletak pada penentuan kondisi awal dari fluida. Pada titik 1 fluida
berupa campuran dua fasa (fasa cair dan fasa uap), sehingga entalpi fluida sama dengan jumlah entalpi kedua fasa tersebut. Selanjutnya, prosedur penentuan daya turbin sama dengan prosedur
perhitungan pada Siklus Penguapan Tunggal.
3. Siklus Penguapan Tunggal (Single Flash Cycle)

Fluida reservoir dalam perjalanannya menuju ke permukaan mengalami penurunan temperatur sejalan dengan terbentuknya uap dari fasa liquid yang ada. Asumsi yang dipakai pada kondisi tersebut ialah
bahwa proses yang dialami fluida saat mengalir ke permukaan adalah isenthalpik dengan kesetimbangan termodinamika yang tetap terjaga. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi kehilangan panas dari sistem
ke lingkungan dan penurunan temperatur yang terjadi adalah akibat dipakainya sebagian panas laten yang ada untuk merubah fasa air menjadi fasa uap.
Salah satu hal yang memungkinkan terjadinya proses penguapan tersebut adalah dengan dipasangnya slotted liner pada zona produksi reservoir tersebut. Slotted liner mempunyai lubang-lubang yang
memungkinkan throttling process, dimana selama proses tersebut terjadi enthalpi dari sistem dianggap konstan.
Siklus Penguapan Tunggal (Gambar 15.4 dan Gambar 15.5) kemudian digunakan untuk memanfaatkan energi panas dari fluida ini karena fluida muncul di permukaan sebagai cairan terkompresi atau
fluida jenuh (saturated fluid). Energi yang terkandung dalam fluida tersebut dimanfaatkan dengan mengalirkannya ke dalam suatu alat penguap (flasher) yang beroperasi pada tekanan yang lebih rendah
daripada tekanan uap kering yang masuk ke turbin. Secara ideal, energi yang maksimum dapat dihasilkan dari air panas tersebut bila temperatur alat penguap berada di antara temperatur air panas dan
temperatur kondenser yang dipakai. Temperatur optimum didapat dari temperatur rata-rata antara temperatur saturasi pada kondisi kepala sumur dan temperatur saturasi pada kondisi outlet turbin
(kondenser).
Pada Gambar 15.4 dan Gambar 15.5 terlihat proses yang dialami fluida reservoir sampai diinjeksikan kembali ke reservoir. Dari reservoir (1) fluida-dalam hal ini saturated liquid-yang diproduksi ke
permukaan mengalami penurunan temperatur yang menyebabkan sebagian kecil fasa cair mengalami perubahan fasa menjadi uap. Sebelum memasuki turbin fluida menjalani proses dari titik 1 ke titik 2
yang merupakan proses isentalpik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada titik 2 fluida masuk ke bejana flasher, sehingga :

...(15.17)
Dari persamaan (15.17) didapat fraksi uap yang masuk ke bejana flasher, sedangkan fraksi airnya dibuang.
Uap yang dihasilkan oleh penguapan pada bejana flasher kemudian dialirkan menuju turbin (4), sedangkan fraksi cair yang tersisa diinjeksikan kembali ke dalam sumur injeksi (3) atau mengalami proses
flash kembali untuk menghasilkan uap bertekanan rendah untuk dialirkan pada turbin tekanan rendah pada sistem double flash. Hal ini tidak dibicarakan lebih lanjut.
Fraksi uap yang keluar dari bejana flasher inilah yang kemudian menghasilkan listrik dari perubahan entalpi yang terjadi di dalam turbin (antara titik 4 -5). Bila turbin ideal, maka ekspansi uap akan terjadi
secara isentropis. Bila temperatur optimum proses flash dapat diketahui maka tekanan flash yang bersesuaian dapat ditentukan.

Gambar 15.4 Skema Diagram Siklus Penguapan Tunggal

Gambar 15.5 Diagram T - S Untuk Siklus Penguapan Tunggal


Pada tekanan dan temperatur inlet turbin diketahui entalpi dan entropi fluida dari tabel uap. Entropi pada titik 4 dan titik 5 (inlet dan outlet turbin) dianggap sama (proses yang terjadi di dalam turbin
isentropik), sehingga :

...(15.18)
maka fraksi uap yang keluar dari turbin dapat diketahui. Harga fraksi uap ini digunakan untuk menghitung entalpi outlet turbin.

...(15.19)
Daya turbin bisa dihitung dengan menggunakan persamaan

...(15.20)
X2 merupakan fraksi uap yang dihasilkan oleh flasher yang dialirkan ke turbin, sedangkan sisanya (1 - X2) dibuang. h4 adalah entalpi pada inlet turbin yang sama dengan tekanan penguapan (tekanan

flasher) karena diasumsikan fluida tidak mengalami kehilangan tekanan selama perjalanannya menuju turbin, sedangkan h5 adalah entalpi pada tekanan kondenser.
4. Double Flash Steam
Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher dan digunakan komposisi 2 turbin, HP-turbine dan LP-turbine yang disusun tandem (ganda), lihat Gambar 15.6. Contoh
lapangan yang menggunakan sistem konversi seperti ini adalah Hatchobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).

Gambar 15.6 Sistem Konversi Energi Siklus Double Flash

Gambar 15.7 Proses Digambarkan Dalam Diagram T-S


Perhitungan daya listrik untuk sistem double flash dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1) Buat diagram T-S (temperatur vs. enthalpy) seperti diperlihatkan pada Gambar 15.7.
2) Pada titik 1 ke titik 2, adalah proses dari wellhead ke separator. Kondisi fluida dua fasa, proses yang terjadi adalah isentalpic, yaitu hwell head = hseparator.
hwell head = hfg = enthalpy pada tekanan di kepala sumur (h1). Karena enthalpy separator (h2) sama dengan enthalpy kepala sumur (h1), sedangkan sedangkan enthalpy fluida separator = hf2, dan
enthalpy dua fasa separator = hfg2, maka jumlah fraksi uap (x2) dari separator yang masuk ke HP-tubine besarnya adalah :

...(15.21)
sehingga jumlah massa uap (mv1) yang masuk ke dalam HP-turbin sebesar :

...(15.22)
dan jumlah air yang masuk ke flasher (mw2) adalah :

...(15.23)
3) Proses dari titik 2 ke titik 4 adalah dari separator ke inlet turbin. Prosesnya adalah isentalpic, yaitu entalphy uap di separator (h2) sama dengan enthalpy uap di turbin (h4). Sedangkan harga entropy
pada titik 4 adalah entropy uap di condensor (S4), besarnya sama dengan entropy separator (S2),

...(15.24)
sedangkan :

...(15.25)
4) Maka Daya listrik pada HP-turbine adalah sebesar :

...(15.26)
5) Dari titik 2 ke titik 3a (dari separator ke inlet flasher), harga enthalpy pada inlet flasher adalah sama dengan harga enthalpy air dari separator, maka h3a = hf separator. Prosesnya adalah isenthalpic
maka enthalpy h3 (enthalpy di dalam flasher) = h3a. Dengan demikian fraksi uap dari flasher dapat dihitung sebagai berikut

...(15.27)
6) Jumlah uap yang menuju LP-turbine dapat dihitung sebagai berikut :

...(15.28)

...(15.29)
7) Harga temperatur flasher dapat dihitung dengan persamaan :

...(15.30)
atau

...(15.31)
8) Besarnya enthalpy uap yang masuk inlet LP-turbin adalah sama dengan enthalpy uap flasher:

maka fraksi uap yang masuk ke condensor (X8) adalah :

...(15.32)
sedangkan enthalpy pada condensor :

...(15.33)
9) Maka Daya II, yaitu daya listrik yang dihasilkan dari LP-turbine yaitu sebesar :

...(15.34)
10) Jadi total daya listrik dari HP-turbine dan LP-turbine adalah :

...(15.35)

Archive for the Soal Jawab Category


Kumpulan Jurnal tentang Exergy Analisys
Posted in Soal Jawab on 3 September 2012 | Leave a Comment

1. Effect of reference state on

the performance of energy and exergy

2. COMBINING PINCH AND EXERGY ANALYSIS FOR

3. Energy and exergy analyses of a raw mill in a cement production

4.Energy and exergy analyses of energy consumptions

5. Energy and exergy analysis of a ground-coupled heat pump system with Energy and exergy analysis of geothermal district heating systems

6. Energy and exergy use in the utility sector of Saudi Arabia

7. Energy and exergy utilization in transportation sector

8. ENERGY, EXERGY AND EMERGY ANALYSIS OF USING

9. Evaluating a low exergy heating system from the power plant through

10. Exergy analysis and efficiency in an industrial AC electric

Read Full Post

Penyelesaian Soal Power Plant Engineering


Posted in Soal Jawab on 17 Juni 2012 | Leave a Comment

Exam_sol_2.15

Exam_sol_2.21

Exam_sol_3.7

Read Full Post

Form tugas SPD (STEAM 41 Babcock& Wilcox)


Posted in Soal Jawab on 18 April 2012 | 1 Comment

tabel 3, table 2, table 1 dan perhitungan

Read Full Post

Geothermal Single-flash Problem 5.3


Posted in Soal Jawab on 4 Maret 2012 | Leave a Comment

Geothermal 5.3

Read Full Post

Rangkuman hal 94-97


Posted in Soal Jawab on 3 Maret 2012 | Leave a Comment

Rangkuman Geotermal (harman_ hal 95-97)

Read Full Post

Jawaban Soal Geothermal Bab 5. (Ronald DiPippo)


Posted in Soal Jawab on 2 Maret 2012 | Leave a Comment

Ini ada dua nomer yaitu Soal yg diberikan Prof. Yusuf dan 5.3.Jawaban Soal Geothermal Bab 5

Read Full Post

Penyelesaian soal-soal Thermodinamika (lanjutan 1)


Posted in Soal Jawab on 24 Februari 2012 | 3 Comments

Soal 6.11

Pada siklus rankine dengan kombinasi rehrat dan regenerasi,uap air masuk turbin tekanan tinggi 4 MPa dan 500 derajat celcius. seluruh uap kemudian dikeluarkan pada tekanan

1 MPa untuk dipanaskan ulang sampai 500 derajat celcius. sejumlah uap hasil pemanasn ulang diekstraksi pada tekanan ini untuk keperluanpemanasan air pengisi ketel dan

sisanya dimasukkan kembali ke turbin tekanan rendah. uap diekstraksi untuk kedua kalinya pada 0,4 MPa untuk pemanasan air pengisi ketel. bila tekanan kondensor 10 kPa

tentukan efisiensi thermal siklus..

Read Full Post


Newer Posts - Older Posts

Penyelesaian Soal-soal Termodinamika Teknik


21 Februari 2012 oleh Harman L. Tosaleng

Soal 6.1 (Buku Termodinamika Teknik oleh Effendy Arif edisi Pertama)

Ingin diketahui pengaruh tekanan kondensor terhadap prestasi siklus Rankine. Uap keluar ketel dan masuk turbin pada 4 MPa dan 400 derajat Celcius. Tentukan kualitas uap

keluar turbin dan efisiensi termal untuk tekanan kondensor 5 kPa, 10 kPa, 50 kPa dan 100 kPa. Buat juga grafik kualitas uap keluar turbin dan efisiensi termal versus tekanan

kondensor..

(Dijawab Oleh: Harman)

Dari hasil perhitungan diatas, dituangkan kedalam grafik seperti dibawah ini;

Analisa Grafik:

Dari grafik diatas terlihat bahwa kenaikan tekanan kondensor menyebabkan kualitas uap yang keluar turbin mengalami kenaikan pula. sedangkan efisiensi thermal dari siklus

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena..

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Ditulis dalam Soal Jawab | 2 Komentar

Anda mungkin juga menyukai