Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SGD

KASUS TIC: (POST CRANIOTOMY TUMOR REMOVAL a/i SOL


SUPRATENTORIAL a/r SPHENO ORBITA e.c Susp. MENINGIOMA)
Uraian Kasus:
Ny N (36 Tahun) post craniotomy tumor removal dibawa ke NCCU pada
tanggal 27 April 2015 jam 18.00. 2 tahun yang lalu klien mengeluhkan buram
pada mata kanannya, dan mulai terasa ada benjolan di mata kanan 1 tahun
kemudian, karena keluhan ini klien berobat ke RS Cicendo. Mata kanan klien
semakin membesar dan menonjol. Pada tanggal 23 Maret 2015 klien dirujuk ke
RSHS, untuk dilakukan penatalaksanaan selanjutnya yaitu Craniotomy. Sebelum
dilakukan tindakan craniotomy, klien di rawat di bedah saraf dan mengeluhkan
mata kiri menjadi buram. Klien memiliki riwayat sering haus dan mudah lapar,
hipertensi (-).
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 28 April 2005 jam 09.00, didapatkan :
GCS E4M6V4 klien tampak gelisah, klien mengatakan nyeri pada kepalanya
(PQRST tidak dapat dikaji) karena klien tidak kooperatif. Klien dilakukan restrain
di ekstremitas kanan dan bawah karena klien berontak dan terus berteriak. Klien
terpasang O2 melalui binasal canul 3lt/menit, DC (+) dengan keluaran 30-100
cc/jam, NGT (+), klien terpasang drain di kepala (150 cc darah yang keluar).
Klien mendapatkan transfuse PRC 2 labu karena Hb klien adalah 7 mg/dL. Klien
mendapatkan Ca Glukonas 10 ml drip dalam NaCl 0,9% dan fentanyl 2 mcg/jam.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan: mata kanan menonjol, serta bengkak
pada mata kiri, mukosa bibir kering, akral hangat, CRT <2 detik, Terdapat luka
post craniotomy tertutup verban di kepala klien bagian parietal.
Tanda-tanda vital:
HR

: 75x/menit (jam 09.00) jam 12.00: 103x/menit, jam: 14.00 145x/menit

RR

: 20x/menit (jam 09.00) jam 14.00: 27x/menit

TD

: 147/70 mmHg , MAP: 137 (normal : 80-110)

Rata-rata TD selama shift pagi (167-147/99-70 mmHg)

MAP, jam 10.00 107, jam 11.00 123, jam 12.00 137, jam 13.00 103,
jam 14.00 123
Suhu : 37C (jam 14.00 38,1oC)
Klien mendapatkan terapi : Ranitidine 2x50 mg, Tramadol 2x100 mg, Ceftriaxone
1 x 1 gr, Kalnex 3x500 mg, Vit K 3x10 mg, PCT 3x1 gr, NaCl 0,9% 2000cc/24
jam, Fentanyl 2 mcg/ jam
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 28/04/2015 (Post Transfusi)
Pemeriksaan
1. Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

6,6
19
9800
2,30
6000

12,0-16,0
35 47
4.400 11.300
4,11 5,95
150.000 450.000

81,3
28,7
35,3

80-100
26 - 34
32 36

g/dL
%
/mm3
juta/uL
/ mm3
fL
pg
%

SGD Tanggal 29 April 2015


STEP 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

hanna
monika
wiwi
puji
tri nur
dini
shella
nisa

: craneotomy
: supratentorial
: fentanyl
: Ca Glukonas
: spheno orbita
: meningioma
: SOL
: MAP

STEP 2
1. shella
2. nisa

: MAP (mean arterial pressure),


: meningioma adalah tumor pada meninges, selaput yang

melapisi sistem saraf pusat


3. nining
: SOL (space occupying lession), lesi yang terletak pada
ruang intrakranial, pada kasus disebabkan karena tumor
4. tri nur
: Ca glukonas untuk pasien hipokalsemi/hiperkalemi
5. hanna
: fetanyl sebagai anti nyeri termasuk kedalam analgesik
narkotika
6. weni

: spheno orbita berkaitan dengan meningioma, tumor jinak

otak yang berasal dari lapisan meningen, namun lapisannya belum jelas

yang mana dan biasanya kena ke vili arachnoit. Terdapat tempat


penyerapan CSS di vili arachnoit, karna ada massa pada kasus ini maka
tersumbat. Daerah yang terkena di area shenoid orbital yang dapat
menyebabkan penonjolan bola mata sehingga ada gangguan lapang
pandang, kebutaan, penglihatan ganda bahkan bisa ke berkurangnya
sensibilitas di wajah.
7. puji
: supratentorial adalah area diatas lapisan tentorial,
supratentorial meliputi cerebrum
8. wiwi
: craniotomy adalah operasi untuk membuka tempurung
kepala untuk memperbaiki kerusakan otak seperti sol pada kasus ini
9. tri nur
: craniotomy adalah operasi untuk membuka tempurung
kepala pada kasus ini craniotomy tumor removal jadi tempurungnya
dibuka untuk mengangkat tumornya
10. ifan
: fentanyl merupakan jenis analgetik jenis opioid yang
paten mempunyai potensi analgesia 100-300 kali efek morfin, bersifat
lipofilik yang memungkinkan masuk ke struktur susunan syaraf pusat
dengan cepat
STEP 3
1. monika
2. puji
3. monika

: kenpa hb turun setelah di tranfusi?


: kenapa trombositnya juga turun sampai 6000?
: tindakan keperawatan buat mata klien yang

menonjol dan bengkaknya bagaimana?


4. hanna
: faktor yang menyebabkan klien mengidap penyakit ini?
5. tri nur
: kenapa hasil lab anjlok dibawah nilai normal semua?
6. puji
: faktor lain yang menyebabkan turun? Apakah terjadi
syok?
7. wiwi

: bagaimana dukungan perawat terkait psikologis pasien

dengan terpasang restrain?


8. tri nur
: tindakan keperawatan yang dapat menburukan resiko
peningkatan TTIK?
9. weni
: apa resiko peningkatan TIK diambil pasca tumor removal?
10. tri nur
: bagaimana riwayat keluarga pasien, adakah yang
menderita penyakit serupa?
11. Monika
: dengan kondisi pasien yang seperti ini, kondisi pupil sama
refleks cahanya bagaimana?
12. wiwi
: komplikasi dari post craneotomy? Jangka panjang atau
jangka pendeknya?
13. weni
: bagaimana dengan hasil CT-Scan pasien?

14. hanna
15. tri nur
16. Puji
17. weni

: nilai GSD klien berapa?


: nilai ICP klien berapa?
: nilai CPP klien berapa?
: apa rencana selanjutnya terkait discharge planning?

Perawatan di rumah sama kemo atau sinar?


18. shella
: hasil PA tumor klien?
19. hanna
: apa yang menyebabkan udem dikedua kelopak mata,
sedangkan dibagian tubuh lain tidak ada
20. ifan
: efek samping kraniotomy pada pasien

sol dan

komplikasinya
21. weni
: apa perbedaaan indikasi craniotomy atau plasty
22. wiwi
: kesadaran pasien
STEP 4

Nining

: hasil PA biasanya menunggu 1 minggu, sedangkan klien

dioperasi baru tanggal 27. Untuk penanganan klien, bisa saja dilakukan
terapi lanjutkan seperti kemotherapi jika ternyata hasil PA ditemukan

keganasan
Wiwi

: manajemen TTIK dengan posisi klien elevasi kepala 15-

30 derajat sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan tekanan


intrakranial. Manajemen suhu dengan cara mempertahankan suhu tubuh

pasien agar tidak kejang


Dini
: penanganan
mendapatkan

terapi

khusus

pada

mata

untuk

sejauh

mata.

ini

klien

Mungkin

belum

sebaiknya

dikonsultasikan lagi dengan bagian mata untuk menentukan terapi


Nining
: komplikasi post craniotomy bisa terjadi peningkatan
tekanan intrakranial, perdarahan hingga syok hipovolemik, infeksi,

kenang, herniasi otak, defisit neurologis, dsb


Pak ifan
: yang mungkin timbul setelah dilakukannya post op adalah
sakit kepala berat atau rasa tidak nyaman selama beberapa hari pertama
post op. Masalah lain yang mungkin timbul adalah edema cerebri akibat
dari penumpukan css diotak, infeksi operasi otak juga dapat menyebabkan

rusaknya jaringan yang normal.


Weni
: CPP naik dengan MAP 137, ICP 15 atau 20 dan termasuk

kedalam diatas normal sehingga terjadi hiperperfusy.


Monika
: Dx klien adalah gg.perfusi cerebral dengan data
ttv,map,kondisi pupil,hb dan gangguan penglihatan

Ifan

: etiologi dari penyakit ini adalah trauma, infeksi, dan

toksin tetapi toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya


tumor otak, radiasi merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya tumor
otak, maka lihat dari riwayat pasien apakah ada yang mendukung dari

salah satu etiologi diatas.


Hanna
: salah satu penanganan nilai MAP yang tinggi dengan cara
mengatasi tekanan darah klien dalam kasus ini rentang nilai sitole nya
adalah 160an dan terendahnya 140an, sedangkan diastole dalam rentang

70an sampe 90an


Monika
: hindari rotasi dan fleksi leher untuk manajemen TTIK
Ifan
: radiasi dilakukan biasanya dilakukan setelah operasi
gunanya untuk membunuh sel sel tumor sisa yang tidak mungkin diangkat
melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti
operasi, pengobatan radiasi tergantung pada jenis dan ukuran tumor serta
usia pasien. Jika dilihat dari kondisi pasien hampir sama dengan chemo

begitu juga dengan jenis kiankernya


Hanna
: faktor usia dapat mempengaruhi proses penyebuhan

seiring dengan menurunya tingkat metabolisme pasien


Monika
: hasil lab terbaru belum bisa terakses karena komputer

sebagai sumber datanya sedang eror


Weni
: untuk CPP tinggi bisa dibantu dengan hindari fleksi leher.

Posisikan head up ringan melawan gravitasi


Hanna
: pasien cenderung menyakiti diri sendiri sebagai data

objektif resiko injury


Monika
: pasien sering pukul-pukul bed plang dengan kondisi d

restrain
Ifan
Weni

perdarahan, syok hipovolemik, infeksi , kejang.


Tri nur
: dukungan perawat sejauh ini selalu dijelasin ke pasien

: disorientasi karena pasien sering meracau


: komplikasi craniotomyadalah peningkatan TIK adalah

tujuannya direstrain, tapi berhubung pasiennya tidak kooperatif jadi tidak

efek. Tapi terkadang pasien menyebut istigfar


Weni
: E4M6V4
Nisa
: Kesadaran delirium meskipun GCS 14
Ifan
: ada gangguan kesadaran akibat dari efek operasi dan
tumor nya itu sendiri. Karena menekan menebcefalon

Hanna

eye tidak terkaji kesadaran apatis


Tri Nur: kondisi mata klien saat dilakukan pemeriksaan reflek terhadap

: verbal ga nyambung, motorik normal kekuatan otot bagus,

cahaya masih bagus


STEP 5
LO: Soal No 1,2,5,6,10,12,13,14,15,16

Anda mungkin juga menyukai