Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL 1

Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu


Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari
penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan
pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, Pertanian organik meningkatkan
kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan
masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam
tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem
pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan
pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun
agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.
ARTIKEL 2
Kompos Organik Sampah Halaman
Cara Pembuatan Kompos
Langkah Pertama :
Sampah daun atau rumput langilang yang masih hiju minimal, satu karung +
sampah kering dari daun-daun dan rumput kering yang berguguran sampah
Langkah kedua :
Kedua Sampah tersebut disatukan sampe merata setelah itu baru disemprot
dengan air sampe basah.
Langkah ketiga :
Untuk proses pengkomposan sediakan Obat R1m, (obat tersebut didapat pada
toko pertanian), tetes tebu, ragi tape, dan segelas gula merah yang telah larut
dalam air minimal satugelas.
Langkah berikutnya satu sendok obat R1m di tampah air satu gelas di tuangkan
pada dua sampah tersebut dan baru dikasih ragi tape dan segelas gula merah
bersaman di tuangkan kepada kedua sampah tersebut.
Langkah ke emapt baru dimasukan pada tempat yang telah disediakan seperti
tempat penampung sampah
ARTIKEL 3
Kompos Dari Tanah Kembali Ke Tanah
Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun,
atau masyarakat awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih
mudah dipahami oleh petani. Semoga bermanfaat.
Apa itu kompos?
Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami

pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos
memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil.
Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi
tanaman.
Apa manfaat kompos?
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat
fisik dan kimia tanah. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah
keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah
masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih
subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.
Apa saja yang bisa dibuat kompos?
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan
organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting,
dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran
manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan
istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi
kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah,
dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah
dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain:
kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain
adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.
Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah,
apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap
haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak
dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang setengah matang juga tidak
baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai matang agar
bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara
dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke
tanah lagi.
Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?
Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami
pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu
tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses pengomposan dapat
berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum
atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja
mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos. Bahan organik yang
lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan tanpa harus dilakukan
pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras, sebaiknya dicacah
terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke seluruh bahan
organik agar proses pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.

Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini
sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos.
Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang
terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya
harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air,
udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu ditutup.
Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan,
cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.
Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama waktu
yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari bahan yang
dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang
singkat, 2 3 minggu. Bahan-bahan yang keras membutuhkan waktu antara 4
6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya sudah berubah
menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan
mudah dihancurkan/remah.
Bagaimana cara penggunaan kompos?
Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak
ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara
umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika
kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam
pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian
kompos : tiga bagian tanah.
Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih
dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya
dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga
bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat
dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian,
holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan.
Misalnya untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang,
kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta,
mangga, akasia, dan lain-lain.
link: http://isroi.wordpress.com/2008/11/15/kompos-dari-tanah-kembali-ketanah/#more-1140
Kompos Jerami
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah menemukan bahwa
kandungan bahan organik di sebagian besar sawah di P Jawa menurun hingga
1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang ideal adalah sekitar 5%.
Kondisi miskin bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain:
efisiensi pupuk yang rendah, aktivitas mikroba tanah yang rendah, dan struktur
tanah yang kurang baik. Akibatnya produksi padi cenderung turun dan kebutuhan
pupuk terus meningkat. Solusi mengatasi permasalah ini adalah dengan

menambahkan bahan organik/kompos ke lahan-lahan sawah. Kompos harus


ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik
kembali ideal seperti semula.
ARTIKEL 4
Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia
Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia,
pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali
disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda
sama sekali. selanjutnya di link: http://isroi.wordpress.com/2008/02/26/pupukorganik-pupuk-hayati-dan-pupuk-kimia/
Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi
menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM
dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).
Bahan-bahan :
* Susu sapi atau susu kambing murni.
* Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
* Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg
Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.
Alat-alat yang diperlukan :
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
* Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak
agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
* Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
* Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
* Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
* Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri
sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau

hasil proses bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/caramembuat-effective-microorganism-em/


Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi
Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik
untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri
EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus
dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak
betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari
kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian
disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri
tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos,
pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan
diuraikan dibawah ini.
Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan
menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan
gula saja.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/cara-pembiakan-bakteri/
Cara Membuat Pupuk Cair Organik

Bahan dan Alat:


1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun
dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan
yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup
rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat
dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk
disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2
liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah
8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan.
Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi
kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan
langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan
bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti
tembakau.
Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/cara-membuat-pupuk-cairorganik/
Cara Membuat Pupuk Hijau Organik
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah
yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.

10 kg dedak halus.
kg gula pasir/gula merah.
liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula
merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul.
Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm
dan ditutup rapat.
Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
ARTIKEL 5
Pertanian Organik Dan Revitalisasi Pertanian
Oleh : Menteri Pertanian, Dr. Ir. Anton Apriantono
(Pidato Pada Workshop dan Kongres II Maporina dengan tema yang cukup
menantang yaitu: Menghantarkan Indonesia Menjadi Produsen Organik
Terkemuka)
Pertemuan ini menurut saya sangat penting dan strategis dalam rangka
menjawab tantangan globalisasi dan trend permintaan konsumen maupun pasar
dunia yang berkembang saat ini yang mulai sangat peduli terhadap produkproduk yang bebas residu kimia, ramah lingkungan dan menyehatkan seperti
produk pertanian organik. Tentu saja hal ini juga penting dalam rangka
pengembangan pertanian organik di Indonesia di masa mendatang sehingga
Indonesia mampu menjadi produsen organik terkemuka di dunia. Hal ini dapat
dimengerti mengingat potensi Indonesia yang sangat kaya akan plasma nutfah
dan sebagian besar lahan pertaniannya, khususnya yang di luar jawa, masih
bersifat virgin sehingga otomatis produk yang dihasilkannya secara given telah
merupakan pangan organik. Topik yang dibahas dalam workshop ini juga sangat
sejalan dengan Visi Pembangunan Pertanian Tahun 2005 -2009, yaitu
terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan,
peningkatan nilai tambah, dan daya saing produk pertanian serta peningkatan
kesejahteraan petani.Secara pribadi maupun kelembagaan, saya sangat
mendukung terus dikembangkannya pertanian organik di Indonesia dan berbagai
upaya yang telah dan akan diprogramkan oleh Masyarakat Pertanian Organik;
yang walaupun dalam usia nya yang relatif masih muda telah mampu mencoba
bertindak nyata dalam upaya mempopulerkan dan mengangkat citra produk
pertanian organik Indonesia dalam rangka mendukung terwujudnya ketahanan
pangan yang tangguh . Workshop dan kongres ini juga merupakan upaya nyata

menghimpun berbagai sumberdaya dan kekuatan untuk merevitalisasi pertanian


sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional dalam bentuk yang riil dan
tidak sebatas konsep nyata.Pada beberapa kesempatan, saya sudah
menjelaskan bahwa pembangunan pertanian dihadapkan pada sejumlah kendala
dan masalah yang harus segera dipecahkan, yaitu antara lain:1) keterbatasan
dan penurunan kapasitas sumberdaya pertanian, 2) lemahnya sistem alih
teknologi dan kurang tepatnya sasaran, 3) terbatasnya akses terhadap layanan
usaha terutama permodalan, 4) panjangnya rantai tataniaga dan belum adilnya
sistem pemasaran, 5) rendahnya kualitas, mentalitas, dan keterampilan
sumberdaya petani, 6) lemahnya kelembagaan dan posisi tawar petani, 7)
lemahnya koordinasi antar lembaga terkait dan birokrasi, dan 8) belum
berpihaknya kebijakan ekonomi makro kepada petani. Namun, terlepas dari
kendala dan masalah di atas, sektor pertanian tetap menjadi tumpuan harapan
tidak hanya dalam upaya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga dalam
penyediaan kesempatan kerja, sumber pendapatan, penyumbang devisa dan
pertumbuhan ekonomi nasional. Devisa dari sektor pertanian dan usaha lain
berbasis pertanian diharapkan meningkat dari sekitar 7,8 milyar US$ saat ini
menjadi 12 milyar US$ tahun 2009. Untuk menjawab tantangan tersebut, Kabinet
Indonesia Bersatu telah menetapkan bahwa Revitalisasi Pertanian merupakan
salah satu prioritas pembangunan ekonomi nasional. Berkaitan dengan hal
tersebut di atas, maka upaya yang diprakarsai oleh Maporina menjadi sangatlah
penting dalam rangka mempercepat pencapaian target di atas.Sejalan dengan
ruh dan visi pembangunan pertanian sebagaimana dikemukakan di atas,
diantara beberapa misi Departemen Pertanian adalah mendorong terwujudnya
pertanian yang tangguh, berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, dan mendorong peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap
perekonomian nasional, melalui peningkatan PDB, ekspor, penciptaan lapangan
kerja, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
serta memperjuangkan kepentingan dan perlindungan terhadap petani dan
pertanian Indonesia dalam sistem perdagangan Internasional. Misi yang ingin
dicapai tersebut sesungguhnya sangat sesuai dengan misi dari pertanian organik
seperti yang ditekankan oleh International Federation of Organik Agriculture
Movement (IFOAM) maupun Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Codex menegaskan bahwa pertanian organik merupakan sistem manajemen
produksi yang holistik yang mendukung dan meningkatkan kesehatan ekosistem,
termasuk siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sedangkan IFOAM
menjelaskan bahwa pertanian organik merupakan suatu pendekatan sistem yang
utuh berdasarkan satu perangkat proses yang menghasilkan ekosistem yang
berkelanjutan (sustainable), pangan yang aman, gizi yang baik, kesejahteraan
hewan dan keadilan sosial. Dengan demikian, pertanian organik lebih dari
sekedar sistem produksi yang memasukkan atau mengeluarkan input tertentu,
namun juga merupakan satu filosofi dengan tujuan.mengoptimalkan kesehatan
dan produktivitas dari komunitas yang saling berketergantungan dari kehidupan
tanah, tanaman, hewan dan orang.

Fokus kegiatan dari Departemen Pertanian adalah bagaimana meningkatkan


pendapatan petani sehingga perlu didorong pengembangan komodiats bernilai
tinggi (hortikultura, perkebunan, peternakan) dan peningkatan nilai tambah
melalui pengolahan hasil. Untuk mencapai hal tersebut tentunya tidak bisa
diserahkan sepenuhnya kepada Departemen Pertanian saja atau kepada
pemerintah saja. Keterlibatan dan kerjasama dari semua stakeholders yang
terlibat dalam pembangunan pertanian, yaitu masyarakat, sektor swasta, LSM,
akademisi, legislatif, media massa, organisasi profesi seperti MAPORINA, serta
sektor yang terkait dengan pembangunan pertanian sangatlah penting dan perlu
terus digalang. Karenanya pengembangan pangan organik merupakan salah
satu langkah konkrit untuk menggapai visi dan misi kita yang pada ujungnya kita
harapkan dapat membuat petani kita lebih makmur, sejahtera dan sekaligus
menjadikan pertanian sebagai sektor usaha yang menarik khususnya untuk para
generasi muda kita yang saat ini cenderung semakin menurun minatnya untuk
terjun di bidang pertanian.Agar sektor pertanian mampu menjadi tulang
punggung perekonomian bangsa sebagaimana dimaksudkan dalam Revitalisasi
Pertanian, maka produk pertanian kita harus mampu bersaing dan memberikan
nilai positif yang dapat dirasakan oleh konsumen. Produk pertanian kita tidak
mungkin mampu bersaing bila sistem pertanian kita tidak mampu menghasilkan
produk pertanian yang berkualitas dan aman sesuai dengan tuntutan konsumen
saat ini. Pada era pasar bebas ini produk kita semakin dituntut untuk mampu
bersaing bukan hanya di pasar internasional namun juga di pasar domestik. Hal
ini terkait dengan semakin membanjirnya produk-produk pertanian dari negara
lain ke negara kita, sementara produk kita semakin susah masuk ke negara lain
terkait semakin ketatnya persyaratan yang ditetapkan negara tempat tujuan
ekspor. Hal ini merupakan implikasi yang wajar dari diratifikasinya perjanjian
WTO mengenai SPS dan TBT. Tantangan bagi produk pertanian untuk mampu
bersaing di era global semakin berat karena berbagai kendala yang telah
disebutkan di atas. Karena itu perlu ada terobosan-terobosan untuk mampu
mengatasi hal tersebut sekaligus menjadikan kedua perjanjian WTO tersebut
menjadi peluang bagi majunya sektor pertanian kita. Pertanian organik
merupakan salah satu alternatif yang kita harapkan akan terus dan terus
bertambah kontribusinya terhadap PDB kita. Kita tahu di negara lain, khususnya
di negara-negara Eropa, Amerika Latin, dan Ameriak Serikat pertanian organik
merupakan sektor pangan yang paling cepat pertumbuhannya. Laju
pertumbuhan penjualan pangan organik berkisar dari 20-25% pertahun selama
dekade terakhir ini.Sama-sama disadari bahwa untuk untuk mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan petani dan meningkatkan daya saing produk
pertanian kita ada beberapa hal yang harus digali dan diupayakan seperti: 1)
Dukungan sarana modal dan transportasi yang memadai; 2) Bantuan teknis dan
pemasaran, 3) Peningkatan SDM Pertanian dan Pembinaan yang terus menerus
kepada petani dan 4) Adanya sistem pengawasan mutu dan keamanan pangan
produk pertanian sehingga mampu menghambat masuknya produk luar yang
tidak bermutu dan sekaligus mendorong peningkatan ekspor produk pertanian
kita. Dalam rencana kerja departemen pertanian tahun 2005, peningkatan mutu

dan keamanan pangan merupakan salah satu kegiatan pokok dari program
peningkatan ketahanan pangan.Pemerintah pmenyadari bahwa pertanian
organik merupakan satu pilihan dalam produksi pertanian yang memungkinkan
usaha kecil Indonesia menjaga ketahanan pangan rumah tangga dan
penghasilan yang cukup sambil meregenerasi tanah, memperoleh kembali
keanekaragaman hayati, dan menyediakan pangan bermutu bagi masyarakat
loka.. Kentungan-keuntungan dari pangan organik tersebut telah ditunjukkan
oleh sistem pertanian organik yang beragam dan terntegrasi yang secara
ekonomi layak., ramah lingkungan, dan meningkatkan budaya masyarakat.
Skenario ini tampaknya hampir tidak realistis bagi orang yang tidak mempunyai
pemahaman yang cukup tentang tujuan tujuan lingkungan, ekonomi dan sosial
dari pertanian organik. . Tujuan-tujuan tersebut sangat relevant dengan
masayarakt pedesaan Indonesia, dimana kemiskinan merupakan menyebab
utama dari ketidaktahanan pangan yang kronis dan stress lingkungan yang tidak
berkurang seperti degradasi tanah, susut tanah, kehilangan keanekaragaman
hayati, dan polusi tanah/air.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan keamanan pangan,
isu perlindungan lingkungan, isu pemberdayaan petani, pemerintah bersama
stakeholder lainnya termasuk MAPORINA harus melakukan berbagai upaya
untuk mempromosikan dan mengembangkan pertanian organik. Petani dan dan
produsen makanan ke depan perlu didorong untuk sedikiti demi sedikit
menerapakn sistem pertanian ini. Hal ini penting mengingat Indoensia
menguasai lebihd ari 20% lahan pertanian tropis dengan plasma nutfahnya
yangs angat beragam. Ke depan, kebijakan pemerintah mungkin perlu ditinjau
kembali agar perhatian terhadap pertanian organik lebih dapat ditingkatkan.
Terlebih lebih dengan terjadinya krisis pasokan gas bagi beberapa industri
pupuk, perlu ada alternatif pengganti agar petani tidak kekurangan input produksi
yang sangat vital ini. Dengan penerapkan pertanian organik tentu saja
ketergantungan petani kita akan pupuk kimia dapat dikurangi. Sehubungan
dengan banyaknya manfaat dan dampak yangd apat dirasakan dari penerapan
sistem pertanian organik tersebut, Departemen Pertanian sejak tahun 2000 telah
memberikan perhatian yang serius terhadap pengembangan pertanian organik di
Indonesia. Bahkan pada saat itu dicanangkan untuk mencapai Go Organik 2010.
Selanjutnya untuk mencapai Go Organik 2010 tersebut berbagai program dan
kegiatan telah dilaksanakan. Diantaranya adalah dengan dibentuknya Otoritas
Kompeten Pertanian Organik melalui SK Menteri Pertanian Nomor:
432/Kpts/OT.130/9/2003 dan Pembentukan Task Force Organik. Berbagai
pelatihan fasilitator dan inspektor organik, seminar dan workshop untuk
mensosialisasikan pertanian organik kepada masyarakat dan stakeholder telah
dilakukan bekerjasama dengan berbagai lembaga yang telah bergerak di bidang
pertanian organik saat itu. Bahkan kita telah berhasil mengajukan SNI Pertanian
Organik yang alhamdulillah telah dikonsensuskan dan disahkan oleh BSN yaitu
SNI 01-6729-2002. Memang, diakui dengan adanya restrukturisasi di
Departemen Pertanian, sepertinya ada kebingungan dan kekhawatiran mengenai

bagaimana arah kebijakan pemerintah (Departemen Pertanian) mengenai


pengembangan dan pembinaan pertanian organik ke depan. InsyaAllah, sesuai
dengan semangat revitalisasi pertanian, sesuai dengan misi dan visi departemen
pertanian, pertanian organik akan terus kita dukung dan mudah-mudahan ke
depan bisa dipikirkan adanya kebijakan khusus untuk pertanian organik ini
misalnya adanya subsidi untuk pupuk organik dan pestisida hayati sehingga
ketersediaan input yang memenuhi persyaratan pertanian organik bisa tercukupi.
Dukungan pemerintah terhadap pertanian organik juga sejalan dengan upaya
lainnya yang telah dan sedang dijalankan oleh Depatan yaitu program
peningkatan mutu dan keamanan produk pertanian Indonesia sehingga
mempunyai daya saing yang tinggi yang dikenal dengan SiSakti atau Sistem
Sertifikasi Pertanian Indonesia yang pencanangannya telah saya laksanakan
dalam bentuk Gerakan Kampanye Sadar Pangan Bermutu pada tanggal 30
November 2004. Tentu saja dengan adanya MAPORINA dengan struktur
kepengurusannya yang sangat kuat, program pertanian organik di Indonesia
menjadi lebih kuat dan bisa lebih cepat mengejar ketertinggalan dari negara lain
yang telah lebih dulu maju dalam sistem pertanian ini. Agar Go Organik 2010
bisa benar-benar terealisir dan Indonesia bisa menjadi produsen organik
terkemuka , banyak hal yag harus kita siapkan dan mantapkan yang saya harap
dalam workshop dan kongres ini bisa diformulasikan. Saya juga mungkin akan
mengusulkan agar PP 28/2004 bisa direvisi agar Sistem Pertanian Organik bisa
masuk dan diatur dalam PP tersebutMelalui workshop ini, pula saya
menyarankan agar Maporina tidak terjebak pada pengertian pertanian organik
yang sempit semisal hanya berkutat pada pupuk organik, buah dan sayuran
organik. Namun juga perlu dikaji kemungkinan pengembangan pertanian organik
untuk jenis usaha tani lainnya semisal produk perkebunan organik (kelapa,
vanilla, virgin oil, sawit), ternak organik, unggas dan puyuh organik, susu organik,
madu organik, sutera organik, kecambah organik termasuk produk olahan
organik yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan produk organik.Untuk
meningkatkan kepercayaan pasar, program sertifikasi dan pembinaannya perlu
terus ditingkatkan sehingga program sertifikasi organik Indonesia diakui dunia
dan para petani kita tidak perlu membayar mahal biaya sertifikasi. Pelatihan
Internal Control System (ICS) perlu diperluas sehingga lebih banyak lagi
kelompok tani yang tersentuh oleh program ini. Departemen pertanian melalui
dirjen teknis yang ada siap membantu memfasilitasi pelatihan-pelatihan ICS
kepada para petani kita. InsyaAllah dengan adanya revitalisai penyuluhan
pertanian, nantinya para penyuluh juga akan dibekali dengan materi dan
keterampilan sistem pertanian organik sehingga bila petani ingin beralih usaha
ke pertanian organik mereka tidak perlu kesulitan. Peran LSM yang selama ini
banyak membantu petani tentu harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Kami
dari pihak pemerintah memberikan penghargaan atas peran sertanya
membangun dan mensejahterakan petani kita. Kita sadari bahwa keberhasilan
program pertanian menjadi sia-sia kalau kesejahteraan petani tidak ada
peningkatan.
ARTIKEL 6

Fertilizer Bokashi Versus Compost


before mengenalnya chemistry fertilizer use by farmer, compost in advance
popular. along with compost technology development even also pulled over. agro
product result request quantity demands farmer cultivates quicker tune. farmer
doesn't want again use compost as the plants fertilizer. besides long application
result appearance in also because more the difficulter get organic ingredient.
compost is organic fertilizer that has many keunggula membanding chemistry
fertilizer. after menemukannya technology em also berbahan organic so perfect
organic fertilizer pregnancy bokashi. although same use organic ingredient upon
which base organic fertilizer maker. but bokashi superiorer membangdingkan
with compost. because bokashi cultivated by using technology em while compost
not.
when do we see comparison between bokashi and compost, pregnancy hara in
bokashi higher, process period in quicker plants, influence towards perfect soil,
that energy and population mikroorganisme in soil perfecter membanding
compost. superiority caused because besides use organic ingredient, also there
mixture molasse (demerara sugarcane)/solution drop and pregnancy
mikroorganisme in em4 complete.
in maker bokashi, can be done according to aerob also anaerob. ingredient that
used same, that is molasse(tetes sugarcane), em4 and organic ingredient (straw,
rice husk and soft bran). different in course of the fermentation. bokashi anaerob
after batter (organic ingredient is poured solution em+molasse+air until water
pregnancy 40%) is mixed flat then putted into to into plastic drum or sack or
plastic pocket. hush during 7 days and at day ke-8 batter ready menebarkan.
bokashi ready worn when kissed aroma tape. bokashi this is ideal is used up to 6
when does stored in a condition good.
bokashi aerob after batter is mixed flat then spreaded on dry tile and closed with
tarpaulin or gunny sack. can also be putted into to hush during 4-7 day but every
day stirred so that temperature doesn't exceed 40c. bokashi ready worn if
kissed smell aroma tape. bokashi this can be made with diverse the organic
ingredient composition. like bokashi stable fertilizer, bokashi straw, bokashi husk
charcoal, bokashi super and bokashi express. principal basic commodity uses
em4, molasse, stable fertilizer, rice husk and bran.
ARTIKEL 8
Membuat Kompos Skala Rumah Tangga
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola
sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.

Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic organic.


Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat luas dan tidak
memerlukan banyak peralatan dan biaya. Hanya memerlukan persiapan
pendahuluan, sesudah itu kalau sudah rutin, tidak merepotkan bahkan selain
mengurangi masalah pembuangan sampah, kompos yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang
diperlukan tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan
membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan
menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh
lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh.
Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Bagaimana Kompos Terjadi
Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis
mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini
memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok
kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 6 minggu sudah jadi.
Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi
kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba.
Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi
kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 4565C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Peralatan
Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan
2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah nonorganic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di
bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air.
Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau
anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block,
sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak
boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Pengomposan
- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan
dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja
mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi )
dapat pula dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari
ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.

- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau


sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan
membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan
ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar
bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan
suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan
yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic),
kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat
pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective
microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Penutup
Apabila setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampahnya: yang organic
dijadikan kompos, yang non-organik disedekahkan kepada pemulung, maka
pemerintah tinggal mengelola sisanya yang 10% saja,yang tidak dapat didaur
ulang. Alangkah senangnya pemulung, kalau penghuni rumah sudah memilah
sampahnya, sehingga mereka tinggal mengambil kertas, plastic dsb. yang tidak
dikotori sisa makanan, tanpa mengobrak-abrik bak sampah (maaf) berebutan
dengan anjing dan kucing. Jam kerjanya akan lebih pendek, uang yang diperoleh
akan lebih banyak.
Pembuatan kompos ini dapat pula dilakukan secara kolektif, apabila keadaan
tidak memungkinkan. Misalnya perumahan padat penduduk, atau apartemen.
Pengelolaannya dapat diserahkan kepada RW atau pihak swasta. Namun
masing-masing rumah tangga tetap harus melakukan pemilahan sampahnya.
Sehingga tidak perlu lagi ada TPA yang memerlukan tanah luas dan
menimbulkan masalah pencemaran, bahaya longsor, pendangkalan sungai,
penyakit dsb.
ARTIKEL 8
Em Mobile Stronger
product em that go around at market majority shaped em original. can not direct
be applied in media. because pregnancy mikroorganisme in em original will sleep
so that will not give real influence. all the same with strew bew chicken dirt out to
plants. all want process so that get result maximal.
em original necessary melted to be em mobile. because em mobile higher the
activity than em original. really, from power aspect saves em original longer from
in em mobile, that is can to survive up to five year. but a month after maker em
mobile, drastic the activity decreaseds. use recommendation em mobile only one

month and activity mikroorganisme highest on ke-10 until day ke-17 pasca
melted.
mobile solution maker with mixes em original with molasse (sugarcane drop) and
water. water that suited for make em mobile well water, water frees from
chemistry residue, water frees from pncemaran and clean water. molasse that
used must be cleaned from dirt, and chosen from sugar mill have a certain
quality. more newer molasses, em mobile that produced more gooder, one year
since taked from factory. when does difficult get molasse, also can be used
demerara or sand sugar that melted.
em original mixed with molasse and water then putted into into container and
closed meeting, let 5-10 day in a state of airtight. container must be closed
meeting and prevented from direct sunshine. enclosing container is opened on to
five to take outside gas so that doesn't explode.
after 5-10 day then em mobile can be used when be kissed sweet sour smell. ph
em mobile so 3,7 or less, ideally 3,5. container good to keep em mobile plastic
tank or tank stainless stell, clean tank and tank that can defend condition
anaerob. don't use former oil place or chemicals place, dirty or rusty metal tank.
em mobile that produced may not be multiplied.
ARTIKEL 9
Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung
pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan
tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya
pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan
fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daundaunnya.
Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan
unsur hara terlihat sebagai berikut:
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi
kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi
kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak
sebelum waktunya

d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan


menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari
bagian bawah terus ke bagian atas
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap,
sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati.
Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat
laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdilkerdil, nampak jelek dan lekas matang
3. Kekurangan unsur hara Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena
gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan
menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi
tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna
seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak
bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak
tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat
arangnya demikian rendah
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan
banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu
pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan
tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau
coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daundaun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala
kekurangan air
b. Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus.
Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah
rebah
c. Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan
pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar
cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala
pembusukan akar.

d. Bulir dan Malai


Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase
kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap
helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur
bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir
yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
a. Daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung
dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar di
antara tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati
b. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati
c. Pertumbuhan sistem perakarannya terhambat, kurang sempurna malah sering
salah bentuk
d. Pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di
antara tulang-tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna
hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi
kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan
b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak
mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat
tua/kehitaman dan mengkerut
c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia
tetap tumbuh maka ia akan nampak lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
a. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan
warna umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputihputihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada
bagian daun selengkapnya
b. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga
tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal
dengan sebutanTea Yellow atauYellow Disease
c. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang
tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil
d. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
e. Jumlah anakan terbatas.
7. Kekurangan unsur hara Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi. Terjadinya gejalagejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian dinyatakan sebagai
kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang tersedianya zat
Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan yang bersifat
alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang
tanahnya banyak mengandung kapur.
a. Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempatsetempat berwarna hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan, sedangkan tulang

daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati


b. Selanjutnya pada tulang daun terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau
berubah menjadi kuning dan ada pula yang menjadi putih
c. Gejala selanjutnya yang lebih hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun
muda banyak yang menjadi kering dan berjatuhan
d. Pertumbuhan tanaman seolah terhenti akibatnya daun berguguran dan
akhirnya mati mulai dari pucuk.

8. Kekurangan unsur hara Mangan (Mn)


Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan
Besi (Fe) pada tanaman, yaitu:
a. Pada daun-daun muda di antara tulang-tulang dan secara setempatsetempat terjadi klorosis dari warna hijau menjadi warna kuning yang
selanjutnya menjadi putih
b. Tulang-tulang daunnya tetap berwarna hijau, ada yang sampai
kebagian sisi-sisi dari tulang
c. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang klorosis mati sehingga praktis
bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada kalanya yang terus
mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi
d. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, terutama pada tanaman sayuran
tomat, seledri, kentang dan lain-lain, begitu juga pada tanaman jeruk,
tembakau dan kedelai
e. Pada tanaman gandum, bagian tengah helai daun berwarna coklat,
kemudian patah
f. Pembentukan biji-bijian kurang baik (jelek).
9. Kekurangan unsur hara Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanahtanah organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu
dan kemudian mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna
pula menjadi coklat dan mati pula
b. Ujung daun secara tidak merata sering ditemukan layu, malah kadangkadang klorosis, sekalipun jaringan-jaringannya tidak ada yang mati
c. Pada tanaman jeruk kekurangan unsur hara tembaga ini menyebabkan
daun berwarna hijau gelap dan berukuran besar, ranting berwarna coklat
dan mati, buah kecil dan berwarna coklat
d. Pada bagian buah, buah-buahan tanaman pada umumnya kecil-kecil
warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan sejenis perekat (gum).10.
Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
a. Terjadi penyimpangan pertumbuhan pada bagian daun-daun yang tua,
yaitu:
* Bentuknya lebih kecil dan sempit daripada bentuk umumnya
* Klorosis terjadi di antara tulang-tulang daun
* Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daundaun yang ada di bagian bawah menuju ke puncak

b. Pada padi sawah gejala terlihat 2 - 4 minggu setelah tanam, yaitu


adanya pemutihan di bagian tengah daun. Kekurangan yang parah
menyebabkan daun tidak mau terbuka
c. Pada tanaman jagung gejala terlihat 1 - 2 minggu setelah bibit muncul
di permukaan tanah, daun-daun muda menunjukkan garis-garis kuning
dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang tepi daun tetap hijau
d. Pada kacang tanah gejala terlihat setelah tanaman berumur 1 bulan,
mula-mula jaringan di antara urat-urat dan nampak menguning dan
akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau. Tanaman kerdil
dan polong sedikit.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a. Secara umum daun-daun mengalami perubahan, kadang-kadang
mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum mengering dan mati.
Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang kekurangan
unsur hara Mo
b. Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada tanaman sayuran.
Daun keriput dan mengering.
12. Kekurangan unsur hara Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi
pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman
gejalanya cukup serius.
a. Daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara setempatsetempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya menjalar
kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati
b. Daun yang baru muncul tumbuh kerdil, kuncup-kuncup mati dan
berwarna kehitaman atau coklat
c. Dapat menimbulkan penyakir fisiologis, khususnya pada tanaman
sayuran, tembakau dan apel. Malah pada jagung bisa menimbulkan
tongkol tanpa biji sama sekali
d. Pada umbi-umbian pertumbuhannya kerdil, terdapat bercak-bercak
atau lubang berwarna hitam pada umbi
e. Pada tanaman bayam dan selada pucuk tanaman tumbuh tidak
sempurna dan berwarna hitam
d. Tangkai daun seledri membentuk celah-celah dan garis-garis tak teratur
berwarna coklat. Anak-anak daun seledri berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
a. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal
terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga
b. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas
menunjukkan gejala seperti di atas

Anda mungkin juga menyukai