Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan komunitas yang
merupakan salah satu persyaratan akademik dalam pelaksanaan belajar mengajar dalam
pendidikan
Dalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun
kemampuan kami sangat terbatas, sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan
kami menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas makalah ini dan
kesempatan penulis selanjutnya.
Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tugas ini. Semoga bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Kata pengatar.............................................................................................................
ii
Daftar isi.....................................................................................................................
iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang............................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
2.2 Definisi.......................................................................................................
13
2.3 Tujuan.........................................................................................................
17
2.4 Sasaran........................................................................................................
17
2.5 Kegiatan......................................................................................................
18
19
20
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
22
3.2 Saran...........................................................................................................
22
Daftar Pustaka
....................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kita perlu mengakaji manajemen dari perspektif historis.
Pemikiran manajemen mengungkapkan fenomena-fenomena manajerial dari setiap
kerjasama organisasional untuk pencapaian tujuan organisasi, kemudian diformulasikan
dalam asas-asas, fungsi-fungsi, dan teknik-teknik manajemen. Dengan mempelajari dan
mengaplikasikan
pemikiran
manajemen
pada
manajemen
Puskesmas,
akan
memudahkan pengelolaan sumber daya lain secara efisien dan dapat mengelola tugas
agar tujuan Puskesmas dapat dicapai secara efektif.
Selama beberapa dekade para teoritisi dan praktisi menajemen dengan
berbagai latar belakang dan sudut pandang yang berbeda telah meneliti, mengkaji, dan
menganalisis
berbagai
aktivitas
manajerial.
Berbagai
pemikiran
manajemen
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
Apa Sasaran?
Apa Kegiatan?
Bagaimana analisis klasifikasi metode perumusan masalah kebijakan kesehatan?
Apa teknik brainstrorming?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mengetahui konsep analisis SWOT Puskesmas
1.3.2 Mahasiswa mengetahui definisi
1.3.3 Mahasiswa mengetahui tujuan
1.3.4 Mahasiswa mengetahui sasaran
1.3.5 Mahasiswa mengetahui kegiatan
1.3.6 Mahasiswa mengetahui analisis klasifikasi metode perumusan masalah kebijakan
kesehatan
1.3.7 Mahasiswa mengetahui teknik brainstrorming
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Analisis SWOT Puskesmas
SWOT merupakan akronim dari Strength
Kelemahan
Internal yang
Kritikal
Kuadran 3 : Strategi
Orientasi Putar
Haluan
Kuadran 1 : Strategi
Agresif
Kuadran 4 : Strategi
Defensif
Kuadran 2 : Strategi
Diversivikasi
Kekuatan
Internal
Substansial
Sumber : Siagian, manajemen Strategik, 2004 dalam Sulaeman, Endang Sutisna, 2011
Bagan 3.5 menunjukkan bahwa situasi yang paling didambakan ialah
kuadran 1 karena organisasi menghadapi berbagai peluang lingkungan dan memiliki
berbagai kekuatan internal yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut.
Dengan kondisi demikian, strategi yang tepat ialah strategi pertumbuhan (agresif).
Sebaliknya, bagan 3.5 juga menunjukkan bahwa organisasi yang berada pada kuadran
4 menghadapi kondisi yang paling buruk karena harus menghadapi tantangan besar
yang bersumber pada lingkungan dan pada waktu yang bersamaan dilanda berbagai
kelemahan internal yang kritikal. Strategi yang tepat dalam kondisi demikian ialah
strategi defensive yaitu mengurangi atau mengubah bentuk keterlibatan organisasi
dalam produk atau jasa. Pada kuadran 2 tergambar bahwa organisasi memiliki berbagai
kekuatan internal menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan, strategi
yang paling tepat adalah strategi diversifikasi yaitu strategi memanfaatkan kekuatan
yang dimiliki sekarang untuk membuka peluang jangka panjang dalam produk/jasa
atau pasar yang lain atau baru. Kuadran 3 pada Bagan 3.5 menunjukkan posisi suatau
organisasi yang menghadapi peluang eksternal yang besar di satu pihak akan tetapi
memiliki keterbatasan kemampuan karena berbagai kelemahan organisasi. Dalam
kondisi demikian, strategi yang tepat bagi organisasi untuk putar haluan yaitu
mengambil bebagai langkah untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi secara internal
agar peluang pasar dapat dimanfaatkan.
Ketiga, analisis SWOT tidak terletak hanya pada penempatan organisasi
pada kuadran tertentu akan tetapi memungkinkan para penentu strategi organisasi
untuk melihat posisi organisasi yang sedang dianalisis tersebut secara menyeluruh dari
aspek produk dan/atau jasa yang dihasilkan dan pasar yang dilayani.
Contoh Analisis SWOT Puskesmas Tahun 2010
1. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas
a. Strength (Kekuatan)
1) Puskesmas telah didirikan di hamper seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu serta Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh
(Polindes), Pos
kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja tidak sesuai dengan era
desentralisasi.
Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah
dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Setiap Puskesmas di
manapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.
6) Waktu kerja efektif pegawai Puskesmas di beberapa Puskesmas
berlangsung antara pukul 08.00 samapai dengan 11.00. Selama waktu
tersebut, kegiatan mereka hanya melayani masyarakat yang berkunjung ke
Puskesmas. Waktu antara pukul 11.00 sampai dengan pukul 14.00 belum
dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan peran mereka sebagi
petugas kesehatan masyarakat.
7) Ketidakefisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang rawat
inap di beberapa Puskesmas dengan tempat untuk perawatan. Kurang
tegasnya pemisahan antara tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien
rawat inap dengan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah satu
kendala pengembangan upaya kesehatan promotif dan preventif di
Puskesmas dengan tempat perawatan.
8) Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu,
penampilan fisik Puskesmas kurang bersih dan nyaman, disiplin,
profesionalisme, dan keramahan petugas dalam pelayanan kesehatan yang
masih lemah.
9) Belum tersedianya sumberdaya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas san
penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum
memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki
kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga
kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program
namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan;
kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja petugas
Puskesmas.
10) Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat
kesehatan juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat
akuntabilitas,
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance), dan lainlain dalam segala bidang yang merupakan tuntutan rakyat membuka
peluang yang besar bagi perbaikan system dan tata nilai perbagai bidang,
termasuk bidang kesehatan.
3) Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukannya Undang-Undang RI
No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang
RI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang yang
besar bagi Puskesmas untuk memperbaiki system, rencana strategic, dan
rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas
secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
4) Kesepakatan para bupati/walikota tanggal 28 Juli 2000 untuk menyediakan
alokasi dana kesehatan minimal 15% dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) atau 5% dari Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB)
merupakan
peluang
yang
besar
bagi
Puskesmas
untuk
2.2 Definisi
2.2.1 Definisi PUSKESMAS
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan
fungsional
yang
merupakan
pusat
pengembangan
kesehatan
Suatu
unit
pelaksana
fungsional
yang
berfungsi
sebagai
pusat
serta
pusat
menyelenggarakan
pelayanan
kegiatannya
kesehatan
secara
tingkat
pertama
yang
menyeluruh,
terpadu
dan
kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak
diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang
sudah ada.
3. Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan
kesempatan
bagi
organisasi
atau
program
kita
untuk
strategis (strategic
planner) suatu
perusahaan
harus
penelitian
dilakukan
identifikasi
variable-variabel
yang
merupakan kekuatan dan peluang yang kemudian digunakan skala likert atas
lima tingkat yang terdiri dari: Sangat baik (5), Baik (4), Cukup baik (3), Kurang
baik (2), dan Tidak baik (1), berupa Skala Likert Keunggulan dan Peluang.
Kemudian penelitian dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel
yang merupakan kelemahan dan ancaman dari luar yang kemudian digunakan
13
skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari: Sangat berat (=5), Berat (=4),
Cukup berat (=3), Kurang berat (=2), dan Tidak berat (=1), berupa Skala
Likert Tantangan dan Ancaman. Analisis SWOT ini adalah membandingkan
antara
faktor
eksternal,
berupa
Peluang (opportunities)dan
Ancaman (threats) dengan faktor internal, yang berupa Kekuatan (strengths) dan
Kelemahan (weaknesses). Selanjutnya, nilai rata-rata masing-masing faktor
positif dibandingkan dengan faktor negatif baik di lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal. Dan Hasil dari perhitungan tersebut, dituangkan dalam
digram Cartesius.
Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT,
sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:
-
Matriks Eksternal-Internal
Matrik SWOT (Internal-Eksternal / IE) adalah alat untuk menyusun faktor-faktor
strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Berikut langkah-langkah dalam
menyusun matriks Internal-Eksternal :
1. Melakukan Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation / IFE)
IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau
rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths)
dan kelemahan (Weaknesses).
Bobot
14
Rating
Bobot X Rating
Intepretasi
faktor-faktor
strategis
eksternal
dalam
kerangka
Bobot
Rating
Bobot X Rating
Intepretasi
Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni;
15
2.6.2
sebagai berikut:
1. Menyususn usulan kegiatan
2. Mengajuakan usulan kegiatan
3. Menyususun rencana pelaksanaan kegiatan
Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
17
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat ternyata
masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh
masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan prasarana yang kurang memadai,
tetapi juga dari segi tenaga medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu,
diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat serta komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang
dinilai buruk oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar
19
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta Binarupa
Aksara
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Effendy, Nasrul. 1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat .Jakarta: EGC
Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi Selatan : Pustaka As
Salam
Rohman, M Fathur. 2012. Teknik Analisis Manajemen SWOT : Untuk Menyususun KKP
DIKLATPIM & RENSTRA. Malang: AFJ Mobicons
Suleman, Endang Sutisna. 2011. Manjaemen Kesehatan : Teori dan Praktik di Puskesmas
Revisi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
20